Home / Romansa / Boss Mafia, I Love You / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Boss Mafia, I Love You: Chapter 101 - Chapter 110

131 Chapters

Calon Istri

"Kau sudah menikah anakku?"  Allen menggeleng. "Aku baru akan menikah, Mom. Calon istriku ada di luar sekarang."  "Benarkah?" Allen mengangguk. "Apa mommy bisa bertemu dengannya?"  "Mommy, mau?"  "Tentu saja, mommy ingin melihat wanita yang telah berhasil membuat anak laki-laki mommy bahagia meski tanpa ada mommy disisimu."  Allen mengusap punggung tangan Amberd lembut. "Jangan bicara begitu, Mom. Bagiku mommy adalah cinta pertamaku, dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun."  Amberd tersenyum. "Mommy tahu, tapi kelak jika kau menikah. Jadikan wanitamu satu-satunya wanita yang kau cinta. Jangan pernah samakan dia dengan mommy, apalagi membandingkan. Istrimu, adalah istrimu. Kami tidak akan pernah sama."  "Aku tahu, Mom. Terima kasih…."  Allen m
last updateLast Updated : 2021-10-03
Read more

Pulang

"Ikutlah pulang bersamaku, Mom."  "Kemana?"  "Ke mansionku, kita akan tinggal bersama di sana mulai sekarang."  Amberd mengernyit. "Memang ini di mana? Ini bukan rumahmu?"  "Bukan, Mom. Ini markasku. Banyak penjaga yang berjaga disini, aku sengaja membawa Mommy kesini agar lebih aman," sahut Allen. "Pantas saja tadi aku menanyakanmu, dokter itu menjawab kau tidak ada disini." "Iya, Mom. Aku sedang di mansion bersama Rose."  "Kalian sudah tinggal bersama?" tanya Amberd ingin tahu. "Tidak, Mom." sahut Rose lebih dulu.  "Aku hanya kebetulan sedang ada di sana saja." sambungnya tidak ingin Amberd berpikiran macam-macam. Wanita paruh baya berambut panjang itu tersenyum. "Sekalipun kalian sudah tinggal bersama, mommy sama sekali tidak keberatan Rose. Ba
last updateLast Updated : 2021-10-04
Read more

Meminta Restu

"Selamat siang Tuan Alex." Pria paruh baya itu berbalik, mendapati Allen tengah tersenyum menatapnya. "Nak, Allen? Ada apa?" tanya Alex bingung melihat pria berjambang itu ada di toko bunganya. "Tidak ada apa-apa, Tuan. Aku hanya ingin mengunjungimu saja hari ini," sahut Allen beralasan. "Benarkah? Aku pikir kau kesini karena ingin mencari Rose. Ayo, duduk dulu."  Allen mengangguk, ikut duduk di kursi tunggu dalam toko Alex.  "Aku sebenarnya kemari karena ingin berbicara empat mata dengan Tuan," jujur Bos Mafia itu to the point. "Bicara denganku?"  "Iya Tuan."  "Mengenai apa?" tanya Alex penasaran. "Mengenai hubunganku dengan Rose, Tuan."  Alex terdiam menatap dalam pria di depannya. Dia sudah curiga kalau kedatangan Allen kesini,
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more

Latar Belakang Keluarga Rose

"Dimana Allen, Rose?" tanya Alex tidak mendapati pria itu lagi di dapur. "Sudah aku usir!" jawab Rose ketus. "Kenapa kau mengusirnya?"  "Kenapa memangnya? Daddy tidak terima aku mengusir pria pemaksa itu? Sebenarnya siapa anakmu disini, Dad?!" kesal Rose bersedekap dada. "Astaga … apa perlu kau cemburu dengan pria yang kau cintai itu Rose?" sahut Alex mengusap dahinya. "Apa? Pria yang aku cinta? Jangan bercanda, Dad…." "Kenapa? Kau ingin mengelak dari daddy, seperti yang kau lakukan pada Allen, hm?"  "A-apa maksud Daddy?" sahut Rose gelagapan. Alex tersenyum, menarik anak perempuannya duduk di dekat dia. "Kau mencintai Allen, bukan?" tanyanya menyelidik. "No, Dad. Aku sama sekali tidak mencintai pria pemaksa dan tukang perintah itu! Jangan bicara yang t
last updateLast Updated : 2021-10-06
Read more

Informasi Baru

Sebelum berangkat siang nanti, Allen sengaja memesan bunga dari toko wanitanya, dengan berpura-pura menjadi pelanggan. Dia meminta agar Rose sendirilah yang datang mengantarkan bunga pesanannya ke sebuah kamar hotel miliknya. Wanita itu sama sekali tidak curiga dan mengiyakan perintah Alex untuk membawa bunga pesanan pelanggan mereka ke sana. "Aku pergi dulu, Dad." pamit Rose mencium pipi Alex. "Hati-hati, Nak."  Rose pergi membawa mobil pribadi mereka dan tiba di sana lima menit lebih cepat dari waktu pemesanan.  "Permisi, saya ingin membawakan bunga pesanan dari kamar 2089 atas nama Pak Wills," ujar Rose di depan meja resepsionis. "Silahkan, Bu. Anda sudah di tunggu di sana," jawab resepsionis wanita itu sopan. Rose naik ke lantai dua puluh dimana kamar tersebut berada. Dia sama sekali tidak curiga dan men
last updateLast Updated : 2021-10-07
Read more

Tiga Permintaan

Sambil mempersiapkan diri dengan baik, Allen datang menemui Edward begitu mereka mendarat di Bandar Udara Internasional Benito Juarez, atau Aeropuerto Internacional de la Ciudad de México Benito Juárez. Allen tidak mau membuang-buang waktu lebih lama lagi, dia harus secepatnya mempertemukan keluarga yang sudah lama terpisah itu. Bertempat di pusat kota México, Allen masuk ke sebuah bar di mana Edward diketahui sedang berada di sana.  Pria dengan tato naga di punggungnya itu ada di dalam kamar private club, bersama wanita-wanita penghibur yang dia sewa. Allen memaksa masuk meski sudah ditahan oleh anak buah Edward yang berjaga di depan pintu.  Sedikit mengancam dengan pistol bersama Ace dan anggotanya yang lain, mereka tidak bisa lagi berkutik dan membiarkan Allen pergi ke dalam. "Keluarlah Edward!" ujarnya menatap dingin pria yang sedang asik memaju
last updateLast Updated : 2021-10-08
Read more

Sebuah Alamat

"Kau yakin dengan kesepakatan yang kau buat bersama Edward, Bos?" tanya Ace duduk di kursi kemudi. "Tentu saja, aku juga penasaran bagaimana pria itu akan melawanku lusa!" sahut Allen enteng. "Lusa?" Allen mengangguk. "Kenapa cepat sekali? Kau tidak ingin mempersiapkan dirimu dengan baik dulu Bos?"  "Tidak perlu, badanku selalu bugar Ace. Selama ini aku sering berolahraga di gym mansion, kau tidak perlu khawatir!" sahut Allen percaya diri. Ace tidak bisa membantah lagi mendengar penuturan atasannya. Allen pria yang keras kepala, jika dia sudah berkata begitu. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan untuk menahan keinginan Bos Mafia itu. "Kita akan kemana lagi sekarang Bos?"  "Kau antarkan aku ke markas, dan setelahnya kau harus pergi ke alamat ini." Allen menarik secarik kertas dari saku celana, memberikannya pada Ace. Dengan satu
last updateLast Updated : 2021-10-08
Read more

Istri?

"Bagaimana keadaanya Dokter?"  Seorang dokter pria paruh baya keluar dari ruang UGD setelah selesai memeriksa keadaan Sonya. "Sejauh ini keadaanya baik-baik saja, tapi nanti akan ada dokter kandungan yang memeriksa keadaan istri anda lebih lanjut." "I-istri?" sahut Ace kaget. "Iya, istri anda, Pak."  Ace tersenyum berterima kasih pada dokter praktek yang sedang bertugas sore itu di UGD.  Dia masuk ke dalam setelah meminta izin pada dokter, sembari menunggu dokter kandungan akan datang memeriksa Sonya dan anak mereka. Anak? Ace tidak menyangka kalau dia kini akan menjadi seorang ayah. Sekarang dia punya alasan yang kuat untuk menahan Sonya disisi dia, pikirnya. "Apa yang kau rasakan, So?" tanya Ace duduk di kursi samping ranjang rumah sakit. Wanita itu sudah sadar saat dokter memerik
last updateLast Updated : 2021-10-09
Read more

Lupa Diri

"Kau sedang apa Rose?" tanya Allen dari ujung panggilan video mereka. "Makan," sahut Rose singkat. Wanita itu memang mengangkat panggilan telepon Allen, namun tidak ingin menunjukkan wajahnya di depan layar pipih tersebut. "Mana? Aku ingin melihat kau makan Rose."  "Untuk apa, yang ada nanti kau akan tersiksa sendiri melihat aku makan di depanmu!" sahut Rose beralasan. "Tidak apa-apa, aku hanya ingin melihat wajahmu saat sedang makan saja. Aku merindukanmu Baby…." Rose berdecak memutar kamera ponsel menghadap padanya. Meski ogah-ogahan, tapi Rose juga sebenarnya merindukan pria berjambang itu. Baru ditinggal dua hari saja rasanya sudah seperti seabad untuk dua orang yang saling mencintai itu. "Apa yang kau makan Rose?"  "Salad."  "Kau yang membuatnya?" Ro
last updateLast Updated : 2021-10-10
Read more

Jangan Meragukan Aku

"Kau mau ke mana Ace?" Sonya terbangun saat pria bertato itu tengah bersiap-siap di jam lima pagi. "Aku harus menemani Allen. Hari ini dia ada pertandingan," sahut Ace memakai dasi. "Kemarilah…," panggil Sonya menepuk sisi ranjang. Ace dengan patuh berjalan mendekati wanitanya yang masih berbaring dengan selimut tebal. Setelah pergulatan panas keduanya semalam, Sonya akhirnya mau menerima dia. Wanita hamil itu bahkan meminta jatah beberapa kali hingga mereka sama-sama lemas, tertidur tanpa busana di atas ranjang. Mungkin benar karena pengaruh hormon hamil, Sonya terlihat sangat bersemangat hingga membuat Ace menyerah tadi malam. "Apa kau hanya punya satu dasi Ace?"  "Kenapa memangnya?"  "Warnanya tidak cocok dengan kulitmu, aku rasa warna coklat tanah akan terlihat lebih baik untukmu." Sonya berbicara
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status