Semua Bab So Hard in Loving You: Bab 1 - Bab 7

7 Bab

1. Terjadinya Gerhana

Malam itu begitu cerah. Bulan sabit melengkung indah. Bintang kecil berlomba menampilkan kerlipan terbaiknya. Seperti para model yang akan berlomba memamerkan pakaian-pakaian terbaik dari perancang busana agar bisa menarik para konsumen dan investor untuk bekerja sama dengan desainer mereka. Jika sang desainer memiliki banyak konsumen dan investor bukankah hal itu juga akan menambah nominal di rekening mereka?Grand ballroom salah satu hotel mewah bintang lima di ibukota itu telah dipadati hampir seribu tamu. Mulai dari penikmat busana, reporter, investor, hingga perancang busana yang telah memiliki cabang butik di beberapa negara pun ikut hadir memeriahkan acara malam itu. Ratusan blitz kamera silih berganti berkelap-kelip seperti hendak menandingi kerlipan bintang di langit. Suara petikan kamera tidak kalah heboh menandingi obrolan orang-orang tentang acara yang sebentar lagi akan dimulai.Bagaimana tidak heboh? Sangat banyak yang menikmati pakaian-
Baca selengkapnya

2. Ledakan Bintang

Seolah langit belum cukup puas melihat keterkejutan Elline, setelah acara selesai Reno Anggara, perwakilan investor pun mengajak mereka makan malam bersama.“Lucy, Elline, untuk merayakan kesuksesan acara malam ini sekaligus bentuk kerja sama dengan perusahaan kami, Presdir mengundang kalian untuk makan malam bersama. Beliau telah memesan tempat di restoran hotel ini. Mungkin kalian juga bisa menganggapnya sebagai ucapan selamat datang atas kepindahan resmi kalian dari kami,” ujar Reno ketika mengunjungi ruang rias Elline. Di sana terlihat Lucy sedang menata kembali make up sahabatnya. “Bagaimana ya, Ren. Kami berencana mengadakan makan malam berdua. Kau tahu? Semacam party single lady. Jadi....” Lucy menatap Reno yang telah berdiri di belakangnya. Mencoba menolak ajakan itu secara halus. Namun, tarikan Elline pada gaunnya membuat Lucy menoleh dan melihat gadis itu menggelengkan kepala pelan.Elline pun berdiri dan menghadap Reno se
Baca selengkapnya

3. Kilasan Masa Lalu

Dari jendela besar resto yang berada di lantai tertatas bangunan hotel itu terlihat puluhan kembang api yang meledak dan mekar dengan indah di langit. Sepertinya selain acara peragaan busana BCF ada acara lain juga yang diselenggarakan di hotel sini. Semacam perayaan mungkin. Seolah mereka juga ikut merayakan pertemuan dua orang yang dulunya pernah berbagi hati.“Hai, El. Lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?”Seketika Elline ingin menjadi kembang api yang meledak dan melebur di langit itu ketika Axel menggenggam tangannya sembari tersenyum hangat. Senyuman yang pernah ia lihat beberapa tahun lalu. Senyuman yang ia rindukan selama bertahun-tahun belakangan. Senyuman yang selalu saja membuat hatinya berdebar tak karuan. Sepuluh tahun lalu, mereka masih berada di tingkat akhir junior high school. Tidak seperti kebanyakan siswa yang jika ada waktu luang akan mengobrol dengan teman di kelas, ke kantin, atau bahkan bermain di lapangan. Axel dan Ell
Baca selengkapnya

4. Makan Malam

Pada umumnya manusia selalu menyimpan kenangan ketika merasa sangat bahagia dan sangat terluka. Selebihnya kenangan lain bisa datang kapan saja jika ada pemicunya karena merupakan kenangan biasa. Bagaimana jadinya jika kenangan bahagia yang telah tersimpan rapi selama beberapa tahun berubah menjadi kenangan penuh luka dalam semalam? Ingin melupakan tetapi tidak mampu karena begitu menyakitkan. Perasaan yang selama ini dijaga dibalas dengan rasa kecewa karena harapan tidak sesuai dengan realita. Adakah cara untuk melupakannya? Jika ada, tolong beritahukan gadis itu untuk berusaha  tegar agar terlihat baik-baik saja, karena semuanya akan kembali baik ketika ia telah lupa atau mulai terbiasa dengan rasa sakitnya.“Sepertinya kau benar-benar melupakanku, El. Bagaimana bisa kau tidak bertanya apa pun tentangku setelah sekian lama kita tidak bertemu?” Lelaki itu kembali tersenyum dengan senyuman yang Elline rindukan. Membuat pertahanan Elline runtuh perlahan. Gadis itu segera m
Baca selengkapnya

5. Jika Saja....

Reno menghentikan kegiatannya ketika mendengar penuturan Lucy. Ia menatap gadis itu dengan pandangan terkejut. Tanpa diketahui siapa pun ada satu orang lagi yang terdiam mendengar apa yang diutarakan gadis tersebut.“W-wah. Apa secara tidak langsung kau baru saja mengatakan bahwa aku ditolak? Bahkan sebelum mencoba mendekat? Memangnya siapa orang yang selalu ada untuk Elline saat ini? Aku akan melemparkan tulang iga ini ke piringmu jika kau bilang orang itu adalah dirimu, Lu.” Reno mengangkat tulang iga yang baru saja ia habiskan dagingnya.Lucy mengabaikan Reno sebentar. Ia menoleh pada Axel. Semula Lucy hanya penasaran bagaimana reaksi lelaki tersebut. Ia tidak menduga lelaki itu akan menatapnya lekat. Seolah menanti jawaban yang akan ia berikan. Membuatnya merasa terintimidasi oleh tatapan dingin dan tajam milik Axel. Di sisi lain, Lucy berharap lelaki itu terusik sedikit karena hal yang akan ia katakan.“Kau tahu, Ren? Ada seorang dokter mu
Baca selengkapnya

6. Siapa Yang Bisa Disalahkan?

Acara makan malam itu berlangsung sangat lama bagi Elline. Ia harus mempertahankan ekspresi dan emosinya selama beberapa waktu. Banyak hal yang ia pikirkan ; pertemuan pertama dengan orang di masa lalunya yang sangat jauh dari yang pernah ia bayangkan. Lebih banyak hal lagi yang ia pertimbangkan ; pekerjaan, perasaan, perempuan yang tersenyum dengan ramah itu, lelaki jangkung di hadapannya, lebih dari itu semua ada kenangan yang harus ia simpan agar dapat bertahan dalam kewarasan. Ia harus profesional karena acara makan malam ini termasuk dalam acara pekerjaan, bukan? “Terima kasih telah datang pada acara tadi, Tuan dan Nyonya Devgan.” Elline kembali bersikap formal di akhir pertemuan mereka. Tidak lupa ia menjabat tangan Axel dan Zayra bergantian. Menunjukkan bentuk kesopanan yang dari kecil keluarganya ajarkan. “Terlebih lagi terima kasih untuk jamuan makan malamnya. Kami sangat menikmati hidangan yang istri Anda pilihkan.” Ia tersenyum formal pada Axel. Terkesan dipaksaka
Baca selengkapnya

7. Sehelai Maple dalam Kenangan

Langit semakin gelap dan malam semakin larut. Angin dingin musim gugur pun semakin bertiup. Namun, Elline tidak sedikit pun berniat menutup jendela kamar yang masih terbuka lebar sejak beberapa waktu lalu. Setelah ia selesai membersihkan dirinya tadi, gadis itu hanya berdiri di depan rak buku yang ada di samping jendela. Untuk beberapa saat ia hanya menatap salah satu buku di sana. Buku gambar yang beberapa tahun lalu selalu ia bawa, sekarang telah tersimpan rapi dibagian paling atas rak bukunya. Buku itu terlihat begitu usang dengan kertas yang mulai menguning karena telah tersimpan begitu lama. Untuk kesekian kalinya gadis itu mengambil buku tersebut. Membawa buku itu ke dekat jendela yang terbuka lebar. Kemudian bersandar pada dinding sembari menghadap keluar. Membiarkan bulan dan bintang mengintip apa yang ia lakukan. Elline mengusap debu-debu halus yang menempel pada sampul buku. Kemudian membuka lembaran demi lembaran yang telah menguning termakan waktu. Hingga
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status