"DIAM!" bentak Pak Raza. Seketika Gwen langsung diam, ia hanya menatap wajah Pak Rasa dengan tatapan yang tak seperti biasanya. Air matanya mulai berlinang, perlahan menetes membasahi pipinya. "Em, maaf a-aku … aku ti-- tidak ber--" Belum juga Pak Raza mengucapkan maaf dengan benar, Gwen melepas tangan Pak Raza. Kemudian berlari ke kamarnya, seraya membanting pintu. Bam! Suaranya terdengar sangat keras, sampai Yusuf pun mendengarnya. Padahal, Yusuf baru saja ingin bicara dengan putrinya yang nakal itu. "Halo, Mas Raza! Kamu masih di situ?" "Njeh, kulo tasih wonten mriki. Pripun, Pak?" sahut Pak Raza dengan sopan. (Iya, saya masih d
Last Updated : 2021-07-28 Read more