Di dalam lift, Ruby juga mengenali Howard dan Philip.Tanpa sedikit pun rasa penyesalan, respons pertamanya adalah mengerutkan keningnya dengan jijik dan melotot pada keduanya.Kemudian, tepat di depan mata Howard, dia mencium pipi dan leher pria paruh baya itu.Dia bahkan bertindak lebih jauh untuk menghibur pria itu dengan bergelantungan padanya.Waktu pun terasa membeku.Lalu pintu lift tertutup.Philip menghela nafas putus asa dan berjalan ke depan untuk menepuk bahu Howard yang terkejut.“Aku sudah mencoba memberitahumu. Rubi itu…”Howard langsung menyela sebelum Philip selesai berbicara. Dengan senyum terpaksa dan air mata yang nyaris akan tumpah dari matanya, dia berkata,“Ayo, ayo kita pergi. Waktunya makan. Ruby baru saja pergi membeli sesuatu. Dia akan kembali sebentar lagi.”Philip tercengang.“Howard, kamu benar-benar tidak berencana untuk mengakuinya, ya?” Setelah mengatakan itu, Howard lalu berbalik untuk pergi.Ekspresi Philip mengeras saat melihat sosok Howard yang menja
Baca selengkapnya