Baru saja Ratih mendorong pintu dan ingin segera masuk.“Ndoro Ratih, ndoro Iis dan ndoro Fitri sudah datang.”Pelayan datang dan membuatnya terkejut untuk ke dua kalinya, “Aku akan ke luar. Siapkan saja kamar mbak Iis dan mbak Fitri.” Perintah Ratih yang diangguki pelayan itu. Langsung ke depan, tersenyum saat bertemu dengan dua wanita yang lebih hebat darinya, “Mbak Iis, Mbak Fitri, sangat rindu rasanya.” Ratih memeluk keduanya, Fitri tetap hangat, sedangkan Iis lebih ramah dari yang dulu.“Mana mbak Sumi?” tanya Iis.“Mbak Sumi sedang sakit.” Ratih mengajak ke duanya ke kamar Sumi, “Ngapunten, tapi jangan berisik, aku akan menjelaskannya setelah kita ke luar dari kamar mbak Sumi.”Iis dan Fitri saling lempar pandang. Keduanya ingin bertanya, tapi Ratih yang keburu masuk, hanya menyisakan diam. “Mbak Sumi?” Iis lebih terkejut, Sumi perutnya terbuka dengan luka dibubuhi daun berwarna hitam pekat.Sumi tersenyum, dia baru saja menghabiskan bubur yang tak enak itu, “Iis, Fitri, kalian
Last Updated : 2022-12-15 Read more