Kendra merengut. “Kenapa kamu selalu tidak sabaran, sih? Harusnya, kamu kan menunggu sampai aku memberi jawaban. Cuma membuat kesal saja.” Gadis itu menghela napas panjang. “Tapi memang kalau sudah berkaitan dengan kamu, tidak ada yang normal. Semuanya pasti berbeda dengan kebiasaan manusia lain pada umumnya.”“Yah, malah mengomel,” keluh Maxim. “Aku kan cuma pengin tahu jawabanmu. Wajar kalau aku tidak sabaran karena sudah menderita selama sekian minggu ini. Dan aku tidak mau ditolak untuk kedua kalinya,” Maxim mengingatkan. “Siapa tahu, mendadak kamu menarik kata-kata cinta yang sudah kamu ucapkan tadi.”Usai menuntaskan kalimatnya, Maxim tampak memucat. Seolah lelaki itu kaget karena kata-katanya sendiri. “Ralat! Aku tidak akan menunggu jawabanmu lagi. Pokoknya, tadi kamu sudah mengaku kalau mencintaku, kan? Itu sudah lebih dari cukup. Artinya, mulai sekarang kita akan menjadi pasangan. Pacaran, tepat
Baca selengkapnya