Saat selesai memesan cincin idamannya, dengan senyum yang lebar, wanita itu duduk di samping Jacob. Dia langsung bergelayut manja sambil mengaitkan tangannya. "Keputusanku sepertinya tepat, Lydia sudah lupa dengan kemarahannya," pikir Jacob dalam hati. "Senang?" Senyum simpul muncul tanpa sengaja di wajah Jacob. Lydia menatapnya dengan bingung, kata-kata serius yang tadi dia ucapkan masuk ke dalam hatinya. "Menikah bukan mainan, pernikahan hanya sekali," pikirnya lagi mengulang kata-kata Jacob. "Seumur hidupku, aku tahu aku pasti akan dijodohkan, entah sama siapa, kami anak-anak yang lahir dengan sendok perak di mulut, tidak akan bisa memilih dengan siapa bisa menikah," ujarnya menatap Jacob, senyum tipis itu menghilang. "Dia akan menolakku, sudah pasti dia akan menolakku, lagipula, siapakah aku sampai dia mau menikahi diriku?" ucap Jacob memarahi dirinya sendiri dalam hati karena dengan bodohn
Terakhir Diperbarui : 2021-06-20 Baca selengkapnya