Home / Thriller / A Fake Protagonist / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of A Fake Protagonist: Chapter 31 - Chapter 40

73 Chapters

31. The Protagonist

Rencana menangkap Victor telah berhasil. Sayangnya, mereka tak menemukan jejak apa pun tentang Mikhaela. Namun, mereka berhasil menemukan fakta baru tentang geng topeng hitam itu, bahwa mereka akan meneror mahasiswa untuk melakukan perintah dan mereka akan membayarnya, begitu pun sebaliknya, jika mahasiswa yang mendapat perintah mereka tak menuruti perintah, maka mereka akan mendapatkan masalah besar. Aland menduga kakaknya adalah salah satu korban dari geng openg hitam itu, mereka menuruhnya melakukan sesuatu tetapi Mikhaela tak menuruti mereka, mungkin itu adalah alasan mereka membuat Mikhaela hilang.“Kasus Victor sama persis dengan kasus yang dihadapi oleh Tor—mahasiswa yang pernah mencoba bunuh diri dan juga mencoba membunuh Aland karena depresi mendapakan teror dari geng topeng hitam itu,” ucap Romeo saat mereka berkumpul di meja panjang basecamp. Hari ini adalah akhir pekan, masing-masing dari mereka mengenakan pakaian santai. Hanya ada empat
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more

32. Bergabung Dengan Club Biologi

Bergabung Dengan Club Biologi. “Setiap mahasiswa yang bergabung di sini tidak hanya memiliki minat belajar biologi saja, tetapi mereka juga harus punya bekal potensi di bidang ini,” jelas seorang perempuan berkcamata yang tengah duduk di balik meja ruang biologi, ketika Aland mengatakan ia dan teman-temannya ingin bergabung dan belajar dengan club biologi. Kebetulan ketika mereka menuju ruang biologi, kelas club itu telah selesai. Semua anggota telah pulang, kecuali pemimpin mereka yang mengaku bernama Lili. “Kami memiliki potensi.” Joo dan Kate saling melirik satu sama lain ketika Aland mengatakan bahwa mereka memiliki potensi di bidang biologi. Sepertinya teman-teman mereka salah menunjuk mereka berdua di sini, baik Joo dan Kate bahkan ragu apakah mereka bisa bergabung dengan mudah. “Kami tidak bisa menerima sembarang orang.” Aland hampir mendengus mendengar kalimat perempuan bernama Lili itu, entah kenapa ia merasa peremp
last updateLast Updated : 2021-07-26
Read more

33. Cairan Kimia Lili

Cairan Kimia LiliRomeo telah menyambungkan panggilan pada earphone milik Joo. Laki-laki itu sengaja membaca pertanyaan dengan suara keras agar Romeo bisa mengerjakan soalnya. Kemudian, Romeo membacakan jawaban yang kemudian ditulis oleh Joo. Lili sempat melirik kea rah Joo karena laki-laki itu begitu nyaring membaca soalnya. Namun, dia hanya meliriknya tanpa menegurnya.Kate berkali-kali mengode Joo untuk memberinya contekan jawaban, tetapi laki-laki itu sangat serius menulis sehingga tak memedulikan Kate yang belum sama sekali mengisi lembar jawabannya.“Cepat …,” Kate berbisik kesal. Beberapa saat kemudian, ia berbinar karena Joo menyerahkan jawabannya kepadanya. Cepat-cepat Kate menyalin jawaban dari kertas milik Joo, sementara Joo mengganti kertasnya dengan kertas kosong yang ia siapkan dan berpura-pura menulis di sana. Beberapa kali mereka melirik ke arah Lili, yang ternyata sedang menulis sesuatu di catatannya.
last updateLast Updated : 2021-07-26
Read more

34. Bukti Kejahatan di Club Biologi

34. Bukti Kejahatan di Club BiologiKen dan Jane yang baru datang ke rumah sakit menghampiri Aland dan Romeo yang duduk di kursi tunggu, usai beberapa saat mencari keberadaan mereka.“Maaf, kami baru bisa datang karena latihan baru saja selesai. Bagaimana keadaan mereka?” Tanpa basa-basi, Ken langsung bertanya begitu mereka sudah ada di hadapan Romeo dan Aland. Kedua laki-laki itu lalu berdiri saat melihat teman-temannya datang.“Keadaan mereka sudah lebih baik sekarang, hanya saja mereka masih harus beristirahat karena mereka cukup lemah. Kata dokter, mereka mengonsumsi obat-obatan dalam dosis yang cukup membuat kaget untuk pemula. Sementara mereka tidak pernah mengonsumsi obat-obatan sebelumnya.”Jane dan Ken sama terkejutnya dengan penjelasan Romeo. “Maksudmu … obat-obatan terlarang?” tanya Jane. Romeo mengangguk.“Mereka harus dirawat agar tak terjadi ketergantungan,” jawab Aland.&l
last updateLast Updated : 2021-07-26
Read more

35. Bukti yang direnggut di Bilik Toilet

Bukti yang direnggut di Bilik Toilet“Tidak apa-apa. Kita masih punya formula itu.” Romeo mengingatkan. Sedetik kemudian, matanya melebar begitu mengingat alat perekam Joo ang mati dan ia menduga karena Lili memakai jammer. “Formula itu, di mana formula itu?”“Jane yang menimpannya,” jawab Aland. Melihat Romeo yang bergegas pergi, Aland tampak bingung. “Kau mau ke mana?”“Mencari Jane.” Romeo telah berlari, lalu diikuti oleh Aland, Kate dan Joo yang sebelumnya saling menatap heran karena kegelisahan Romeo.“Rome, tunggu!” Joo berteriak memanggil Romeo yang berlari di koridor yang sepi. Joo berusaha menggapai laki-laki itu meski ia cepat sekali, akhirnya Joo berhasil menarik kemeja Romeo membuatnya berhenti.“Ada apa? Mengapa kau terlihat khawatir?” tanya Joo yang telah berhasil mencapai Romeo. Aland dan Kate yang tertinggal di belaka
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more

36. Percakapan di Depan Ruang Kesehatan

Percakapan di Depan Ruang Kesehatan“Apa yang kalian lakukan pada temanku?!” Kate berlari k earah Ken, bertepatan dengan orang-orang bertopeng itu berhasil merenggut botol formula dari Ken. Mereka kemudian berlari membawa satu-satunya bukti yang mereka miliki.Kate hendak mengajar para orang itu, tetapi saat dia ingin menghadang mereka, Kate justru jatuh tersungkur di lantai karena mereka mendorongnya dengan kuat. Kate terkejut untuk beberapa saat, ia tak bisa melihat wajah orang itu saat pergi.Kate menoleh pada Ken segera bangun untuk menolong laki-laki itu. Kate khawatir melihat Ken yang telah menangis ketakutan. “Ken.” Begitu Kate membantunya untuk membangunkannya, Ken langsung memeluk gadis itu dan menangis di pundak Kate. Kate sempat terkejut karena Ken memeluknya. Gadis itu bisa merasakan Ken benar-benar ketakuan karena kejadian yang barusan menimpanya.“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Me
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more

37. Kemarahan Kate

Kemarahan KateBegitu kelas selesai, Aland, Joo, Romeo beserta Jane langsung menuju ke ruang kesehatan begitu membaca pesan grup yang dikirimkan oleh Kate, yang berisi kejadian yang menimpa Ken siang tadi.“Kate!” Kate yang tengah duduk di ruang tunggu dengan bersandar di dinding langsung menegakkan tubuhnya begitu teman-temannya datang dengan wajah khawatir mereka.“Di mana Ken? Bagaimana keadaannya sekarang?” tanya Aland tanpa basa-basi.“Dia di dalam, sedang tidur,” jawab Kate lemah. Hari ini ia mengeluarkan cukup banyak air mata karena melihat keadaan Ken.“Aku ingin melihatnya.” Jane yang hendak masuk ke dalam dihentikan oleh Kate.“Jangan dulu. Biarkan dia isirahat. Ken baru saja tidur setelah diberi obat oleh dokter. Karena sejak kejadian itu dia menjadi sangat pendiam dan tatapannya kosong,” ucap Kate melarang Jane masuk ke dalam. Jane mencoba mengert
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more

38. Kau menyukainya?

Kau menyukainya?Ketika akan pulang, Joo melihat Kate duduk di atas kursi panjang yang ada di taman kampus. Laki-laki itu menghela napas pelan, memutar arahnya tak jadi pulang—menghampiri Kate yang tengah duduk termenung sendirian.“Belum pulang?” tanya Joo. Kate yang semula termenung, tersentak saat Joo duduk di sampingnya. Gadis berambut pendek itu menoleh padanya sesaat, lantas menjatuhkan pandangannya pada banyak hal di depannya kembali.“Belum,” jawab Kate singkat. Helaan napas terdengar dari bibir Joo mendengar Kate begitu malas-malasan menjawab pertanyaannya.“Kau juga marah padaku?” Pertanyaan Joo tak dihiraukan Kate, gadis itu diam. Sunyi menghinggapi mereka selama beberapa saat. Joo tak bisa jika mereka berdua saling diam seperti ini. Ia dan Kate terbiasa saling bercanda dan mengejek satu sama lain.Joo berdecak, laki-laki itu kemudian menatap wajah Kate dengan serius. &ldq
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more

39. Usaha Untuk Menyakinkan Rektor

Usaha Untuk Menyakinkan RektorAndro keluar dari ruangan rektor seraya berkata pada Aland yang sejak tadi menunggu di depan ruangan. “Sebelum bertemu dengan rektor, rapikan pakaianmu terlebih dahulu,” ucap Andro kepada Aland, usai ia menjadi perantara sebelum para mahasiswa bisa bertemu dengan rektor.Aland segera merapikan tatanan kemeja serta rambutnya. Holland university memang memberi peraturan agar di hari senin dan selasa, para mahasiswanya wajib memakai kemeja putih serta bawahan hitam. Celana hitam untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan rok berwarna hitam. Tas yang semula hanya dirangkulnya di sebelah pundaknya, kini Aland merangkul tasnya di kedua pundaknya.“Silakan.” Andro membukakan pintu, mempersilakan Aland untuk masuk ke dalam.“Baik, terima kasih banyak,” ucap Aland pada Andro yang telah membantunya untuk mendapatkan izin pertemuan dengan rektor.“Sama-sama.&rdquo
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more

40. Ken Tidak Hadir di Kelas

Ken Tidak Hadir di KelasJane mengaduk minumannya yang sebenarnya tak perlu diaduk lagi. “Aku merasa bersalah pada Ken,” ucapnya tiba-tiba. Romeo serta Joo yang tengah sibuk dengan makanan mereka, mendongak pada gadis itu sesaat.“Ken terpukul sampai dia tidak masuk kuliah hari ini dan kita masih makan di sini, apa itu tidak jahat?”Mie yang masuk ke dalam mulut Joo terlalu banyak sehingga saat Jane mengaakan itu, ia merespons dengan mulut penuh. “Mengapa? Makan itu kan bukan sebuah kejahatan.”  “Tapi … tetap saja, aku merasa bersalah pada Ken. Jika saat itu aku tidak menitipkan formula itu karena aku harus menghadiri kelas, mungkin kejadian itu tidak akan terjadi padanya.”“Lalu bagaimana jika kejadian itu justru terjadi padamu?” tanya Romeo membalikkan pertanyaan Jane.Jane sukses terdiam sesaat. “Bukan begitu. Maksudku jika kejadian
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status