Mendengar ledakan yang tak biasa, Naya secara refleks berlari sekuat tenaga, diikuti Bima yang tak akan mampu menandingi kecepatannya. Gerbang rumah ia dorong dengan tergesa-gesa, menemukan sebagian adik-adik panti memojok di dinding seberang rumah, gemetar ketakutan. Kepingan-kepingan bangunan berserakan di halaman, sedang atap rumah bagian kamar Naya terlihat berlubang cukup besar. Asap masih mengepul menyentuh angkasa. Jelas ini bukan sekedar hantaman, melainkan sumbernya juga mengeluarkan api. Entah itu roket, rudal, bom, atau apapun itu. Tidak menunggu aba-aba lagi, Naya melesat mengecek isi dalam rumah yang masih penuh asap. Sedikit berbatuk, dia menelusuri satu tempat ke tempat lain, hingga akhirnya menemukan Mbak Tini di lantai 2. Ia sedang menggendong salah satu adik panti yang pingsan sementara dahinya terluka dan berdarah. Di belakangnya ada Sunam yang membopong adik panti lain yang masih sadar meski tubuhnya lemas sembari batuk-batuk, tidak ada luka-luka berarti selain be
Read more