Home / Romansa / Marriage With Dosen / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Marriage With Dosen: Chapter 21 - Chapter 30

32 Chapters

Bab 19

Stella mengerjapkan matanya yang terasa sangat berat dan kepalanya terasa sakit. "Eugh! Kepalaku," gumamnya mencoba membuka matanya diiringi kernyitan di dahi karena rasa sakit.Stella membuka matanya dan tatapannya langsung tertuju pada seseorang yang berdiri di depannya."Dosen TMII?" Gumamnya menatap Adrian masih dengan kernyitannya."Jangan terus melipat dahimu, nanti muncul keriput," gurau Adrian seraya mengusap pelan dahi Stella."Kenapa kamu di kamarku?"tanya Stella saat tangan Adrian telah terlepas dari dahinya."Melihat keadaanmu," jawab Adrian yang kembali berdiri tegak di depannya."Keadaanku? Memangnya aku kenapa?" tanya Stella dengan sangat polos."Tak apa-apa, baiklah kau terlihat baik-baik saja sekarang. Aku harus ke rumah sakit." Adrian mengusap kepala Stella dan berlalu pergi."Dia kenapa? Dasar dosen TMII yang aneh," gumamnya memegang kepalanya sendiri.∞"Ya Tuhan!"Stella jingkrak jingkrak di atas
last updateLast Updated : 2021-05-01
Read more

Bab 20

          Hari ini para little Brotherhood pergi mendaki gunung Semeru di Jawa Timur. Sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat[1]. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru."Haruskah kita mendaki sebelum kegiatan baksos?" tanya Stella saat mereka semua ke 9 pasangan little brotherhood sampai di tempat."Kenapa? Kau belum pernah mendaki?" Tanya Adrian."Belum pernah, apa menyenangkannya? Cape yang ada," kel
last updateLast Updated : 2021-05-02
Read more

Bab 21

          "Hai Kak," sapa Adrian masuk ke dalam ruangan Leonna. Leonna tampak sedang menbaca berkas laporan medis pasien."Kau datang?" Tanya Leonna memicingkan matanya."Aku bawakan makan siang, ayo makan bersama." Adrian duduk di sofa yang ada di ruang kerja Leonna seraya membuka bungkus cup makanan yg dia pesan."Kenapa tidak makan siang dengan istrimu?" Tanya Leonna yg kini berjalan mendekati Adrian."Dia jaga malam," jawab Adrian menyuapkan makanan ke mulutnya."Aku tau pasti ada masalah, tidak biasanya kau datang ke rumah sakit ini," ucap Leonna yg kini duduk di hadapan Adrian dan membuka makanannya. Ia mengambil sumpit dan mulai memakan makanan yang di bawa Adrian."Aku bingung," gumam Adrian menyimpan sumpitnya di samping bungkus makanannya."Aku tau semuanya tak baik-baik saja," ucap Leonna seraya menyuapkan makanan ke mulutnya."Dia mengajukan lagi perjanjian," ucap Adrian menghela
last updateLast Updated : 2021-05-03
Read more

Bab 22

          Hari ini mereka semua mulai bekerja di klinik, dan sejak pagi juga Stella tak melihat keberadaan Adrian. Stella terus saja di perintah oleh salah seorang perawat untuk mendata obat-obatan yang di suplier ke Klinik di sana. Stella sibuk dengan mencatat setiap obat yang berada di dalam kardus ke etalase kaca yang tersedia di sana. Tak jauh darinya terdapat seorang apoteker yang juga sibuk membaca daftar obat yang akan di butuhkan di sana.          Tak lama masuklah Datan dan menyerahkan sebuah berkas ke apoteker perempuan itu dan ia tersenyum jahil saat melihat keberadaan Stella. Ia berjalan mendekati Stella yang sibuk menata obat obatan ke dalam etalase.          “Kau di sini ternyata,” seru Datan membuat Stella menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Datan.          “Do
last updateLast Updated : 2021-05-04
Read more

Bab 23

“Gak tidur?” tanya Datan saat melihat Adrian hanya duduk termangu di atas ranjang dengan bersandar ke kepala ranjang.          “Belum mengantuk,” jawab Adrian dengan malas.          “Masalah Stella lagi?” tanya Datan yang kini duduk di samping Adrian.          “Dia terlihat semakin dekat dengan Ivan, dan itu membuat gue sangat kesal.” Adrian tampak tersulut emosi karena itu.          “Kenapa tidak lu coba untuk mengatakan kejujuran perasaan lu padanya, Rian.”          “Entahlah, gue hanya takut dia akan menghindar dan malah mejauhi gue. Dan yang paling gue takutkan dia memilih mempercepat perceraian kami karena perasaan ini, sudah jelas dalam perjanjian yang dia buat, dia ingin bebas dari gue.”    &nb
last updateLast Updated : 2021-05-05
Read more

Bab 24

          “Ngelamun aja, kenapa sih lu?” tanya Lenna berdiri di samping Stella yang sama sama sedang jaga malam di UGD.          “Menurut lu gimana sih Dokter Dara itu?” tanya Stella.          “Dokter Dara? Dia baik kok, memang kenapa?” tanya Lenna.          “Dia juga cantik banget kan?” seru Stella.          “Iya, dia memang cantik,” seru Lenna.          “Tuh kan jelas banget gak ada apa-apaya di bandingkan gue, dan lagian lu kenapa gak ada gitu bikin hati gue seneng. Komentarnya jangan jujur banget kek,” ucap Stella dengan wajah cemberut.          “Maksud lu apa sih?” tanya Lenna yang benar-benartidak paham.  &nbs
last updateLast Updated : 2021-05-06
Read more

Bab 25

          Stella yang keras kepala memaksakan diri untuk bangun dari blangkar dan menenteng infusannya. Baru saja ia membuka pintu, tatapannya beradu dengan Adrian yang juga berdiri di sana dengan pakaian pasien dan sama-sama menenteng infusan. Keduanya saling bertatapan penuh arti.          “Hai,” sapa Adrian          “Eh, hai,” jawab Stella tersipu.          “Boleh aku masuk,” ucap Adrian yang di angguki Stella.          “Hai Lenna,” sapa Adrian saat sudah masuk ke dalam ruangan.          “Hai pak Adrian,” jawab Lenna dengan sedikit canggung. Suasana di sana kini begitu hening dan canggung, membuat ketiganya kikuk.          “Ah St
last updateLast Updated : 2021-05-07
Read more

Bab 26

          Stella perlahan membuka pintu kamar mandinya dan menjulurkan kepalanya ke arah ranjang. Adrian tampak asyik bermain game di atas ranjang. Ia kembali masuk ke kamar mandi dengan menghela nafasnya dan menatap ke bawahnya yang hanya menggunakan jubah handuk. Ia sungguh tidak mungkin tidur dengan pakaian yang sejak pagi ia gunakan beraktivitas,          Stella mendengus dan merasa bodo amat, ia akhirnya keluar dari kamar mandi dan berpura-pura santai walau sebenarnya ia berdebar-debar dan merasa salting. Adrian melirik ke arah Stella yang terus membenarkan jubah handuk yang hanya sebatas paha itu. Ia hanya tersenyum kecil dan kembali fokus bermain game.          Stella berjalan mendekati ranjang tetapi karena ia begitu canggung sampai ia tidak melihat kakinya menyandung karpet lantai dan ia tersungkur ke arah tubuh Adrian.&
last updateLast Updated : 2021-05-08
Read more

Bab 27

          Semua Dokter bersama suster dan perawat kembali pulang ke Jakarta dan akan mulai bekerja di AMI Hospital. Setelah kembali ke Jakarta, anggota Khoas semakin sibuk bekerja di AMI Hospital tanpa libur seperti para Dokter yang juga bersama mereka. Walau Adrian libur, ia tetap ke rumah sakit untuk menemani Stella, mengantar jemputnya juga.          “Hai,” sapa Adrian saat menjemput Stella dari rumah sakit. Stella duduk di kursi penumpang setelah di bukakan pintu mobilnya oleh Adrian.          “Astaga lelah sekali rasanya,” keluh Stella menyandarkan kepalanya ke sandaran jok.          “Sabar, sebentar lagi kamu akan melewati masa terberat ini,” ucap Adrian mengusap kepala Stella diiringi senyumannya.          “Kapan sih UGD di sin
last updateLast Updated : 2021-05-09
Read more

Bab 28

          “Stella!” seru Lenna dengan kernyitan di dahinya. Stella datang dengan isakan tangis dan badan yang menggigil karena basah kuyup. “Astaga Stell, lu kenapa?”          Lenna segera menggiring Stella untuk masuk ke dalam dan mengambil handuk menyelimuti tubuh Stella. “Sebaiknya lu langsung bersih-bersih di kamar mandi, gue akan siapkan baju buat lu.”          Stella bergegas masuk ke dalam kamar mandi di kostan Lenna. Lenna menyiapkan baju bersih untuk Stella. Setelah menyerahkannya ke Stella, ia membuatkan teh hangat.          5 menit berlalu, Stella keluar dengan wajah yang pucat dan begitu sembab. “Sini gue udah buatkan teh hangat buat lu,” ucap Lenna.          Stella menurut dan duduk di kursi meja makan. Ia menggenggam mug
last updateLast Updated : 2021-05-10
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status