Beranda / Romansa / Victim of Revenge / Bab 141 - Bab 150

Semua Bab Victim of Revenge: Bab 141 - Bab 150

165 Bab

Meaning together

"Aku menerima kau bukan sebagai pajangan semata. Tak muluk-muluk, aku hanya ingin dihargai. Apa kau sanggup?"***"Bibi Emily.""Kenapa Darren menangis? Bukankah jagoan tidak boleh menangis?" Emily berucap sembari menghapus air mata yang mulai mengalir di pipi anak itu."Ibu sakit parah, bagaimana bisa aku tidak menangis?"Hati perempuan itu ikut teriris. Dia mengenal Darren sejak kecil dan anak itu sangat baik, tapi kenapa harus mengalami kejadian seperti ini."Siapa bilang? Siapa yang bilang kalau Ibu sakit parah? Kan, Ibu Darren sedang tidur, dia hanya lelah.""Dokter bilang begitu—""Kalau Dokter mengatakan mama sakit parah, bukankah Dokter pasti akan menyembuhkannya? Kan tugas Dokter adalah menyembuhkan orang sakit, kan?" gantian Daniel yang sumbang suara. Pria itu juga rupanya ikut merasakan kesedihan yang dirasakan si bocah."Jadi jangan berse
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-22
Baca selengkapnya

It doesn't end for a moment

"Apa kau yakin ingin menetap di Malang?" Yuna mengendus napas sebal dan seketika pergerakannya yang sedang memasukkan pakaian ke dalam koper terhenti, lalu gadis itu menatap jengah ke arah Ansel yang sedang duduk di jendela dengan secangkir kopi di tangannya. "Tentu saja, apa kau tidak melihat apa yang sedang aku lakukan? Dan lagi, bukankah kau sendiri yang sudah mencarikan aku rumah di sana. Kau ini sungguh bodoh atau bagaimana, hah?"Ansel terkekeh di tempatnya dan itu semakin membuat tanduk di kepala Yuna muncul semakin bercabang. "Tenanglah, aku hanya bertanya saja.""Aku lebih menyukai jika kau tutup mulut daripada terus bertanya seperti itu. Membuat kepalaku pecah saja." Yuna kembali bersungut-sungut. "Aku hanya tidak menyangka saja kau benar-benar kalah dalam permainan ini, bahkan hanya melihat ibunya kau sudah seperti orang gila, sampai ingin pindah s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-22
Baca selengkapnya

Reassuring circumstances

"Semua sudah berlalu, kau sudah tidak bisa mengulang apa yang sudah kau perbuat dulu. Padi yang kau tanam sudah membuahkan hasil, yakni beras yang akan meracuni dirimu sendiri."***Setelah siap dengan segala keperluan Dokter yang akan ia butuhkan nanti. Yuna dan Ansel segera berlalu dari ruangan mereka menuju ruangan Sheila dengan segera. Dokter jaga bilang, Chloe terus mengalami kejang-kejang sejak dua puluh menit yang lalu dan sampai sekarang tidak ada perubahan yang signifikan. Emily dan Darren kembali di buat terkejut ketika mendengar derap langkah kaki yang berjalan mendekat ke arah mereka. Sontak saja, mereka menoleh dan langsung mendapati dua Dokter berlarian menuju ruangan Chloe. "Bibi Emily." lirih Darren yang nampak begitu ketakutan sekaligus panik. "Tenang saja, berdo'a saja agar Ibu di dalam sana segera sembuh. Oke, sayang?" Darren mau tak mau mengangguk lemah. Kini,
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-22
Baca selengkapnya

Disappointments that continued

"Aku ingin memaafkanmu. Mengulang kembali semua hal yang pernah kita lakukan saat masih bersama. Aku ingin kembali di mana hati ini belum terluka karena kecewa. Namun, sepertinya hal itu tidak mungkin. Walaupun aku kembali dan berusaha menghindar dari rasa kecewa, hatiku akan tetap merasakannya karena cinta yang kugenggam dengan ketulusan hati, berharap kau mengerti."***"Apa ini?" "Anda bisa membukanya." Dengan perasaan yang tidak enak, jari jemari wanita itu mulai membuka isi amplop yang diberikan Jeremy. Membaca isi kertas itu dan langsung terkejut. Entah sejak kapan, anaknya itu berbakat menjadi agen persembunyian yang ulung."Apa? Dave—"Jeremy mengangguk. "Ya, Dave mengidap painic disorder serta gangguan pasca trauma. Itulah alasan mengapa dia bertindak seperti itu pada Chloe. Ia merasa di tolak, ditolak oleh istrinya atau keluarganya. Atau juga kemarahan besar keluarganya. Itu menimbu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-22
Baca selengkapnya

Replica of the story

"Selang infus Chloe macet di tengah hingga tubuhnya tidak terpenuhi oleh cairan. Mungkin, karena terlalu lama tidak mendapat cairan itu membuat tubuh Chloe melemah dan kembali drop.""Apa? Mengapa tiba-tiba bisa macet seperti itu?" Kini, giliran Emily yang bertanya dan itu langsung mengundang keingintahuan Garvin."Hm, aku tidak tahu. Namun, sepertinya—""Ada seseorang yang sengaja menekannya." Garvin menyela ucapan Ansel dan kilat kemarahan langsung muncul di dua matanya. Ansel bergidik ngeri ketika melihat urat di tangan Garvin yang terkepal mulai menonjol. Pria itu sedang tidak main-main dengan emosinya saat ini. "Dave. Kau akan habis di tanganku." cicit Garvin yang terdengar begitu mengintimidasi. Yuna dan Ansel saling bertatapan dengan pandangan yang sulit di artikan.***Aku adalah seorang ibu, anakku adalah anakmu. Tapi cintamu untuk anakku tak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-24
Baca selengkapnya

Regret

Pagi sudah menyapa ketika Dave membuka matanya. Erangan keluar dari bibir tipisnya. Sedikit terusik dengan udara lumayan dingin yang menyapa kulitnya. Menyapu pandangan kepenjuru ruangan, ini kamarnya. Pusing dikepalanya masih menyerang ketika pemuda Taylor itu bangkit lalu duduk bersandar pada dashboard ranjang.Ketika akan menyibak selimut -berniat ke kamar mandi, Dave baru tersadar jika tubuhnya telanjang dibalik selimut putih itu. Sontak rasa terkejut mendominasi. Sedikit takut dengan segala pikiran negatif yang mulai bersliweran di otaknya. Buru-buru menyibak selimut disisi sampingnya. Betapa bertambah terkejutnya ketika melihat bercak warna merah disana.Dave yakin jika bercak merah itu adalah bercak darah. Jika prasangkanya benar, maka semalam pasti terjadi sesuatu antara ia dan Celine. Dabe mengacak frustasi rambut coklatnya. Merasa kesal dan marah pada dirinya. Bagaimana bisa dia melakukan hal itu dengan Celine dalam keadaan mabuk.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-25
Baca selengkapnya

Live riddles

"Ga-Garvin?""Kenapa? Aku tidak boleh berada di sini?" "Ah, tidak. Bukan begitu, hanya saja—""Kau sebenarnya tidak pantas bahagia, Celine. Kau bahagia di atas penderitaan adikku. Aku tahu, semua bermula karena kita, tapi aku tak menduga bahwa kau akan selicik itu, bahkan di saat kau tahu Dave sudah memiliki seorang istri, itu sama sekali tidak merubah perspektifmu tentang arti pernikahan. Kalau kau kesal padaku, lampiaskan padaku, adikku tidak bersalah. Selamat menderita."***Pemuda tampan dengan setelan jas berwarna hitam dengan balutan kemeja putih di dalamnya, tengah berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Kedua matanya terpusat pada ponsel yang berada di dalam genggamannya. Aaron tengah mengirim kabar pada Garvin bahwa ia sudah tidak di rumah sakit. Pagi-pagi sekali tadi, Garvin menghubunginya dan meminta pertolongannya untuk menjaga Chloe di rumah sakit, dikarena
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Baca selengkapnya

Feelings of pain

"Kau sebenarnya tidak pantas bahagia, Celine. Kau bahagia di atas penderitaan adikku. Aku tahu, semua bermula karena kita, tapi aku tak menduga bahwa kau akan selicik itu, bahkan di saat kau tahu Dave sudah memiliki seorang istri, itu sama sekali tidak merubah perspektifmu tentang arti pernikahan. Kalau kau kesal padaku, lampiaskan padaku, adikku tidak bersalah. Selamat menderita."Celine memijat pelipisnya yang berdenyut sakit. Astaga, ucapan Garvin benar-benar racun bagi pikirannya. Bahkan, otaknya sedari tadi tidak pernah absen memikirkan ucapan pria itu yang ia rasa ada benarnya. Celine menatap nanar dua gelas botol soju yang ia pesan. Namun percuma, alih-alih menghilangkan rasa sakit di kepalanya yang ada kepalanya malah semakin berdenyut sakit. Namun, ketika ia hendak bangkit dari duduknya, netra hitamnya tidak sengaja melihat ke arah sudut ruangan. Di meja pojok sana, ia seperti melihat ibu mertuanya sedang berbin
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Baca selengkapnya

The slightest attention

"Kau yang seharusnya berhenti bicara omong kosong. Buktikan saja dan aku akan menjadi penonton." "Sekarang, kau bisa pergi. Aku ini suaminya. Jadi, kau sudah tidak berhak berada di sini.""Aku di sini untuk menjaga adik temanku, aku sudah mengiyakan dan itu tandanya aku juga berhak berada di sini.""Kau benar-benar—""Dave." Suara lirih itu membuat Dave menegang, ia tertegun karena panggilan itu. Chlor baru saja memanggilnya, tapi matanya terpejam. Apa ia baru saja berhalusinasi?"Dave." Tapi, kemudian Dave kembali mendengar dan ia juga melihat bibir Chloe bergerak."Eoh, Chloe. Aku di sini. Ini aku.""Dave."***Garvin menepikan mobilnya di pinggir jalan, keluar mobil dan langsung menatap sebuah kafe yang berada di hadapannya. Langkah Garvin menuju ke sana dengan mantap dan tak perlu repot-repot mencar
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Baca selengkapnya

Hard decision

"Aaron? Kau ada di sini?"Aaron mengangguk. "Ya, Garvin meminta bantuanku untuk menjagamu."Chloe mengangguk paham. Lalu, kembali beralih pada Dave. "Di mana Darren?"Dave mengerjap. Ah, astaga! Ia sangat panik sampai ia tidak memikirkan anaknya yang satu itu. "Ah, Darren-""Anakmu bersama dengan Emily. Garvin akan menjemputnya saat urusannya telah selesai dan mungkin sebentar lagi ia akan ke sini." Aaron yang menjawab membuat Dave kembali menatap marah. Ia merasa kalah dari pemuda itu. "Kau ingin makan sesuatu, Chloe?" Dave mengalihkan. Chloe menggeleng. "Baiklah, kalau begitu kau istirahat saja. Biar aku yang panggilkan Dokter untuk mengecek keadaanmu."Chloe seperti mimpi kala tanpa ia duga Dave mencium keningnya dengan lembut dan juga mengelus rambutnya. Chloe sangat senang.***Celine menegak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status