"Nana?" panggil Juna."Iya?""Sekarang apa yang coba kau rencanakan, heh?"Nana mengernyit. Ia sama sekali tak mengerti arah pembicaraan kekasihnya, Juna, itu."Maksudnya?""Apa mencuri kini jadi hobi favoritmu, eum?" ucap Juna, sambil terus menulis hukumannya.Nana terdiam. Amarahnya membuncah. Ia bisa terima jika itu tuduhan dari orang lain, tapi jika tuduhan itu dari kekasihnya sendiri, ini sungguh sangat menyakitkan. Ia berkali-kali menghela napas untuk mengontrol emosi."Apa mencuri hatiku saja belum cukup bagimu?""Heeehhh?" Nana memekik, geram. Ia melempar penanya dan berhasil mendarat ke kening Juna. "Tidak lucu!" sungut Nana."Aakh!! Betapa kejamnya kau pada pria tampan sepertiku, hm?"Nana mengerucutkan bibirnya, mengabaikan keluhan dan ocehan Juna."Ahahaha tersenyumlah!" Juna menarik kedua sudut bibir Nana, membentuk sebuah senyuman. "Nah, begini kan bagus! Kau harus tersenyum jika ingin terlihat cantik, Nana
Last Updated : 2021-03-17 Read more