Home / Romansa / Cinta yang Terenggut / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Cinta yang Terenggut: Chapter 61 - Chapter 70

98 Chapters

Musibah Lagi

Mila mengangguk mengiyakan ucapan Theresia. Lalu dia menjawab keibuan, “Tante ikut saja kemana kamu mau tinggal, There. Kecuali kalau kamu merasa terganggu dengan kehadiran Tante. Hehehe….”           Anak sambungnya merangkulnya dengan penuh kasih sayang. “Sekarang tinggal kita berdua di dunia ini, Tante. Sesuai pesan Papa sebelum menghembuskan napas terakhir, kita harus saling mendukung satu sama lain. Terima kasih atas support Tante selama ini. Kalau tidak ada Tante, barangkali There tidak akan bisa bertahan sampai sekarang….”           Mila tersenyum. Dia bahagia akhirnya anak tirinya ini dapat merasakan kasih sayangnya. Lindungilah kami berdua, Tuhan, doanya dalam hati. Agar mampu saling mengisi kekosongan dalam hati akibat kepergian Mas Simon…. *** &nb
last updateLast Updated : 2021-07-22
Read more

Hamil

“Kalau begitu istirahat saja di rumah, Rin,” saran Rosa penuh perhatian. “Atau kamu mau Tante temani pergi ke dokter?”           “Nggak usah, Tante. Sakit ringan kok ini. Karin olesi seluruh badan dengan minyak kayu putih  aja biar kepanasan supaya cepat keringatan. Hehehe…, biar lekas sembuh.”           Rosa tergelak. Karin meniru metodenya kalau sedang tidak enak badan. Setelah berkeringat, tubuh memang terasa jauh lebih segar dan siap beraktivitas kembali.           “Baiklah. Kalau begitu, Tante akan segera berangkat dengan Om Bernard. Jaga dirimu baik-baik, ya Karin.”           “Terima kasih, Tante.”   &nbs
last updateLast Updated : 2021-07-22
Read more

Periksa ke Dokter

Sang suami mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Dia senang wanita yang tak lama lagi akan menjadi mantan istrinya itu menunjukkan perhatiannya pada Karin. Berarti There memang sudah sepenuhnya merestui hubungan kami, batin laki-laki itu lega. Mudah-mudahan setelah urusan pemakaman Tante Mila selesai, aku dan There bisa segera melanjutkan sidang perceraian.           Ketika Jonathan bercerita tentang besarnya perhatian istrinya pada Karin, gadis itu menatapnya dengan perasaan ragu. Benarkah apa yang diutarakan Bu Theresia sesuai dengan isi hatinya? Masa ada seorang istri yang begitu saja merelakan suaminya berhubungan dengan perempuan lain setelah menjalani biduk rumah tangga selama sepuluh tahun! Apalagi sewaktu di pernikahan Tante Rosa dia begitu tampak cemburu pada Mbak Mina yang disangkanya menaruh perasaan pada Mas Jon. Tak dinyana justru akulah yang merebut hati suaminya. Bukan wanita yang selama ini dic
last updateLast Updated : 2021-07-24
Read more

Memberitahu Theresia

“Jadi kamu masih bekerja pada Pak Jonathan, Rin? Bukankah beliau sudah membuka bisnis sendiri? Kantor pemasaran properti, ya? Aku pernah bertemu Pak Jon di acara product knowledge di sebuah kantor developer. Sepertinya bisnis barunya itu cepat berkembang, ya?” cerocos Eric pada gadis di sampingnya. Ia tidak menyadari Karin sedang berpikir keras bagaimana cara meninggalkan tempat itu.           “Oh, iya. Syukurlah. Semua berkat anugerah Tuhan, Ric,” jawab gadis itu apa adanya. Tiba-tiba dia mempunyai ide. “Ehm, sori. Aku mau pergi ke toilet dulu. Permisi, Ric,” pamitnya sopan seraya berdiri dan beranjak meninggalkan sang pemuda.           “Hati-hati, Rin,” sahut Eric penuh perhatian. Dia dapat merasakan mantan kekasihnya itu merasa kurang nyaman berbicara lama-lama dengannya. Padahal aku
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more

Rencana Theresia

Tiba-tiba petuah bijak Simon terngiang-ngiang di telinganya, "Kalau menginginkan sesuatu, raihlah dengan cara yang elegan. Jangan sekadar emosi belaka. Pakai logika."   Pakai logika, pakai logika! batin Theresia berusaha mencamkan kata-kata ayah tercinta dalam benaknya. Dia lalu menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan. Hal itu dilakukannya beberapa kali sehingga Jonathan yang melihatnya merasa agak bersalah.   "Maafkan aku, There," sesalnya sepenuh hati. "Percayalah, tak sedikit pun pernah tersirat dalam pikiran maupun hatiku untuk menyakitimu. Semua ini terjadi di luar kuasaku. Bagaimanapun juga aku tetaplah seorang manusia yang mempunyai kelemahan...."
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more

Rosa Disudutkan

"Nggak apa-apa kok, There. Sebenarnya nggak terlalu sibuk. Cuma Om Bernard saja yang nggak terlalu suka ninggalin kerjaan lama-lama. Lagipula usaha garmennya kan cuma bisnis kecil-kecilan. Nggak terlalu butuh melobi bos-bos besar di restoran mewah seperti ini. Biasanya tim marketing yang memasarkan jasa garmen kami di kantor-kantor maupun sekolah-sekolah. Om Bernard nggak terlalu turun tangan, kecuali kalau proyek besar," jelas Rosa agak mendetil. Ditatapnya Theresia dengan perasaan sayang. Bagaimanapun juga wanita itu mengenal anak mantan bosnya ini sejak dia masih berumur tujuh tahun. Tak terasa, gadis kecil manis dan lucu itu kini telah tumbuh dewasa menjadi seorang wanita yang sangat cantik dan elegan. Mirip sekali dengan ibu kandungnya, puji Rosa dalam hati.&nb
last updateLast Updated : 2021-07-26
Read more

Ingin Bertemu Karin

Disentuhnya bahu wanita itu. Theresia tersentak. Ia bagaikan tersengat arus listrik. Perlahan dia mengambil sikap menjauh. Rosa yang jauh lebih banyak makan asam garam kehidupan berusaha  memahami sikap putri orang yang dahulu sangat dihormatinya itu. "Kalau di hatimu masih tersimpan rasa tidak puas, katakan saja semuanya sekarang, There. Mumpung Tante masih berada di sini. Jadi semuanya bisa kita diskusikan bersama hingga mencapai titik temu," ucap wanita setengah baya itu bijak.  Theresia menggeleng. "Kata-kata saya tadi sudah cukup mewakili isi hati saya, Tante. Sekarang silakan Tante yang bicara. Kepala saya pening sekali tadi. Pertanda bahwa saya harus mengendalikan emosi," jawab wanita itu
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more

Mimpi yang Indah

Rosa yang merasa tak ada ruginya mempertemukan keponakannya dengan Theresia mengangguk setuju. "Kapan dan dimana kamu mau menemui Karin, There? Tante akan meneleponnya untuk membuat janji temu," katanya lugas.  Sambil tersenyum puas, lawan bicaranya menjawab, "Lebih cepat lebih baik, Tante. Sekarang juga tidak apa-apa." "Baiklah. Tante hubungi dia sekarang," jawab Rosa menurut. Dia lalu mengambil ponselnya dari dalam tas dan menelepon keponakannya. Wanita itu tak menyadari betapa Theresia dalam hati bersorak-sorai kegirangan rencananya sudah separuh berhasil. Tuhan, kumohon pertemukan a
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more

Tawaran Theresia

Rosa kemudian berinisiatif membuka pembicaraan. "Silakan minum dulu, There," ujarnya sembari menaruh dua buah air mineral gelas tepat di depan tamunya. "Maaf, rumah ini jarang kedatangan tamu dan Karin tinggal sendirian di sini. Jadi cuma tersedia air mineral."   Tamunya menyeletuk sinis, "Berarti suami saya jarang datang kemari, dong? Atau jangan-jangan Karin yang sering datang bertamu di apartemennya?"   Gadis yang namanya  disebut itu terkesiap. Wajahnya pucat pasi. Rosa menatapnya iba. Wanita itu merasa keponakannya sedang menghadapi persidangan dengan dirinya sendiri sebagai terdakwa.  
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more

Ancaman yang Mengerikan

Karin menatap nanar wanita di depannya. Tak pernah diduganya tawaran seperti itu akan diajukan Theresia kepadanya. Bagaimana mungkin dirinya menyerahkan buah hatinya begitu saja pada wanita yang sangat membencinya? Lagipula dia tak sanggup membayangkan berpisah dengan Jonathan, pria yang sangat dicintainya.  "Bagaimana, Karin?" tanya Theresia setelah melihat rivalnya itu tidak bereaksi. "Apakah kau menerima penawaranku? Tenang saja. Aku pasti akan memberikan kompensasi yang tidak sedikit  sebagai barter atas janin yang kau kandung. Tinggal sebutkan saja, berapa nominal yang kau minta?" Kini giliran gadis itu yang menatap sinis pada tamunya. Theresia sampai terkejut melihatnya. Tak disangkanya Kar
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status