“Kau lihat itu? Terima kasih atas perhatianmu, Mr. Whitman. Kau membiarkanku hidup bahagia, setiap hari, selama lebih dari seribu hari di penjara.”Madeline tersenyum pahit, air matanya yang hangat jatuh di tangan belakang Jeremy. Jari-jari ramping pria itu bergetar pelan. Dia tidak pernah tahu kalau air mata bisa begitu hangat.Hujan semakin deras, dan Madeline mendengar suara karet penyeka menggesek kaca mobil depan.Udara di sekitar tubuhnya tiba-tiba seperti berhenti. Madeline menyeka air matanya, tatapan matanya tiba-tiba menjadi lebih tenang.“Jeremy, kalau aku bisa mengulang kembali, aku lebih memilih untuk tidak bertemu denganmu.”Setelah mendengar kata-kata Madeline, Jeremy sepertinya sudah kembali ke alam sadarnya. Dia menatap gadis itu dengan matanya yang seolah tak berdasar.“Madeline, kau tidak punya pilihan. Kau sudah menjadi istriku, dan kau tidak akan bisa mengubah fakta ini sepanjang hidupmu.”Madeline melemparkan cemoohan sarkastik, “Oh? Benarkah? Mr. Whitman, kau bil
Baca selengkapnya