Home / Romansa / SEDUCING HOT DUDA / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of SEDUCING HOT DUDA: Chapter 31 - Chapter 40

84 Chapters

30. Perasaan Rumit

David hanya menatap dengan kosong tembok di depannya. Banyak hal yang menganggu dirinya sekarang, tapi keberadaan Verena lagi-lagi mengusiknya.Laki-laki itu bangkit dari tempat tidur, sambil menyugar rambutnya. Yang dia inginkan adalah Verena mendapatkan pasangan yang bisa mengayomi, merangkulnya Ketika dia terjatuh, ya seperti keinginan seorang ayah pada anak gadisnya.David menarik handuk dan menguyur dirinya di bawah pancuran shower. Dia ingin Verena Bahagia, kendengarannya sangat naif, tapi saat gadis kecil itu terus mengusik hidupnya dia merasa Verena menjadi orang penting di hidupnya sekarang, David berperang dengan perasaannya sekarang. Tidak! Dia tidak jatuh cinta pada Verena, otaknya masih waras untuk jatuh cinta putri mantan sahabatnya. Walau mungkin Gerald masih menganggap dirinya musuh, bagi David apa yang sudah berlalu biarkan berlalu.Seperti keinginan para orang tua untuk anak-anak mereka, David ingin Verena Bahagia, gadis itu menemukan belahan j
Read more

31 - Gejolak Gairah

Setelah dipikir-pikir, kehadiran Verena memang mengalihkan dunia David. Lihatlah bagaimana David hanya memperhatikan gadis berisik itu yang sedang tertidur dengan nyaman, bersandar di bahunya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju New Zealand.David memperhatikan wajah Verena yang begitu tenang seperti bayi, tanpa sadar dia tersenyum. Gadis kecil menyebalkan, bikin kepala otak mau pecah, tapi ternyata dia juga membuat hari-hari berwarna. David yakin, hidupnya akan kesepian jika Verena tak lagi berkeliaran di sekelilingnya.Wajah Verena putih bersih, punya dua tahi lalat kecil di pipinya, punya mata jernih, dan juga rambut keriting khasnya yang membuat dia berbeda dari saudaranya yang lain.David menggeleng, bahkan dia merasa sudah mengenal gadis kecil ini seumur hidupnya. Laki-laki itu Kembali tersenyum saat jari telunjuknya menusuk-nusuk pipi Verena. “Gadis kecil menyebalkan. Gerald pasti tak baca doa saat cetak kamu.
Read more

32 - Cupid Salah Sasaran

David tidak tidur. Dia memilih untuk menyibukkan diri menunggu esok tiba. Verena sudah dibawa pergi ke alam mimpi sedari tadi. Laki-laki itu sudah selesai mandi, otaknya sudah mulai berpikir waras, walau dia tak bisa mengalihkan padangannya ke arah Verena yang pulas seperti bayi koala. David hanya menatap kosong laptop di depannya. Sebenarnya dia ingin menyelesaikan beberapa kerjaan yang belum beres, tapi otaknya susah sekali diajak berkonsentrasi. Huh, berkali-kali David menarik napas Panjang. Dia berbalik, memutar tubuhnya ke arah gadis pemilik rambut keriting yang paling berisik yang pernah dia temui. Gadis itu tidur dengan gaya tidak anggun sama sekali, giginya terus gemelutuk, dia juga terus menggaruk rambutnya. "Anak ini, kalau tenang mungkin meninggal kali, ya," guman David. Tapi, senyuman tak lepas dari wajahnya. Gadis cacing berisik yang menggemaskan. Tunggu! Apa tadi? David buru-buru menggeleng, anggap saja dia tidak memikirkan hal it
Read more

33 - Kabut Gairah

Pantai sangat identik dengan dress Panjang berwarna putih, Verena tak punya, tapi dia memaksa David menuruti saat dia merajuk, dan Pak Tua itu harus membayar semuanya, dan berakhir David membelanjakan untuk membeli. Bisa kalian bayangkan saat berhasil Verena begitu heboh sekaligus norak, dia terus memuja David, dan mengharapkan agar hubungan tanpa status ini di-upgrade segera.Sekarang, mereka akan mengunjungi tempat teman David yang tiggal di pesisir pantai. Verena ingin merasakan angin pantai malam, jika David mau mereka bisa tidur di pasir, mencari pengelaman yang baru.Verena masih merajuk, tapi dia tak bisa melewatkan begitu saja hal yang menyenangkan ini, karena dia tidak pernah bermalaman di pinggir pantai merasakan angin pantai. Verena membayagkan hal yang romantis Bersama David.Terkadang dia merasa jika mereka sebenarnya adalah mereka
Read more

34 - The Moment of Truth

David berdiri sambil mengatur napasnya, kalimat undangan Verena membuat gejolak gairah dan juga kewarasannya berperang sekarang. Pria itu tahu jika gadis cacing ini sedang merayunya, tapi David masih ingin berpikir waras jika apa yang dia rasakan sekarang adalah salah. Ini hanya perasaan sesaat.Bagian tubuh terlarang bereaksi lebih cepat hanya karena anak kecil. Apa-apain ini? Tolong, pukul kepalanya agar dia bisa berpikir waras sekarang.“Please,” ujar David dengan serak, menahan kabut gairah dan juga kewarasan jika Verena adalah anak kecil, gadis cacing yang hanya bisa jadi benalu, dia juga ingin menjaga perasaan orang tua Verena.Gila!Otak, hati, dan tubuh bawah berontak dalam waktu bersamaan. Berkali-kali David menelan ludah, sambil menggepalkan tangannya. Tolong sadarkan dia.David menggerang melihat tubuh kecil, walau tubuh Verena sudah terbentuk dewasa. Dan sekarang milliknya bereaksi begitu cepat, berkali-kali David mengusap w
Read more

35 - Saat Kau Menyentuhku

Verena selalu memimpikan agar David menyentuhnya, tapi saat mimpi itu meenjadi kenyataan dia seolah dihempaskan dari langit tinggi ke dasar jurang paling tinggi. Hal yang paling menyakitkan adalah ditolak mentah-mentah.Gadis itu masih terduduk di bawah guyuran shower selama hampir dua jam sambil menangis memeluk tubuh telanjangnya. Dia tidak menyangka patah hati akan membawa dampak sebesar ini.Dia sudah terbiasa saat David menolaknya, tapi menolak mentah-mentah saat mereka sudah sampai di libido yang meningkat, sangat merendahkan harga dirinya, dia memang selalu bertingkah seperti manusia tak punya otak dan hati, tapi sekarang Verena benar-benar patah hati.Rasanya ingin mengadu ke Gerald, tapi Gerald pasti lebih murka dan tulangya yang akan patah. Verena masih menunduk, memikirkan cara agar dia tidak terlihat murahan di mata David, dia ingin
Read more

36 - Godaan Di Atas Ranjang

Verena merasakan wajahnya memerah sepanjang waktu, gadis itu bahkan mencubit dirinya berkali-kali memastikan jika dia sedang tidak bermimpi sekarang. Dia tak kuasa untuk menahan senyumannya, ah, semunya terasa sangat mulus sekarang seperti yang dia inginkan.Verena bahkan tak berani untuk bertatapan langsung dengan David. Dia terlalu malu, tapi orang yang dimaksud sedang tertidur dengan nyaman di sampingnya. Gadis itu mengangkat kepalanya, tidak menyangka jika dia bisa tidur dengan pamannya sendiri, Verena menggigit bibirnya yang masih terasa kebas, dia sekarang memikirkan bagaimana reaksi orang tuanya saat tahu semua ini, bagaimana murkanya Kelsea. Huh! Verena tak peduli, jika David berada di sampingnya, mereka bisa menghadapi semuanya bersamaan.Gadis itu mengendus-endus masih tercium bau-bau sisa percintaan mereka, dan juga Verena merasakan miliknya di bawah perih.Dia menarik napas Panjang berkali-kali, Kembali menatap David yang tertidur begitu nyaman. Vere
Read more

37 - Buahi Aku

Verena menggerang pelan, tangannya dia lingkarkan di leher David, matanya tertutup sangat siap menikmati kenikmatan yang lain, masalah atau apa pun bisa dipikirkan nanti.Perlahan David melumat bibirnya, Verena mengerang. Walau dia merasa tak nyaman, karena dia hanya berbaring di atas batu tajam yang menusuknya, dan bisa saja membuatnya terluka.“Sakit?” tanya David, Verena menggeleng, jika nafsu sudah berada di puncak apalagi yang ditunggu? Verena bisa memastikan jika dia tidak akan bosan untuk mencium David, bercinta yang nikmat di mana saja.“Tapi, ini di atas batu kamu akan sakit,” ujar David khawatir.“Persetan!” jawab Verena sambil membungkan mulut David, keduanya Kembali berciuman. Harus David akui jika bibir gadis berisik ini memabukan, ciumannya turun ke leher Verena yang begitu menggoda layaknya daging segar yang siap disantap, David menyesap dan juga menghisap leher itu, meninggalkan jejak seolah dia vampire
Read more

38 - Masa Depan dan Masa Lalu

Verena memainkan jari-jari tangannya sambil berpikir. Dia dan David punya hubungan satu Langkah, bukan sepuluh Langkah lebih maju dari sebelumnya. Dia Bahagia jika ditanya, tapi dia tidak bisa menjawab jika ditanya bagaimana dirinya akan menghadapi keluarganya. Verena sekarang ketakutan sendiri. Gadis itu makin menerawang kosong, dia hanya menatap langit-langit kamar, tempat penginapan mereka. Verena dan David sudah pulang dari teman David, suami-istri itu sangat baik, mereka berpesan agar Verena dan David ke sini lagi suatu hari nanti. Verena merasakan napasnya yang terasa berat, David sedang memeluk pinggangnya sambil tertidur. Mereka baru saja menyelesaikan percintaan yang panas. Seperti pasangan baru yang sedang panas-panasnya, di mana ada kesempatan mereka akan bercinta di mana saja, bahkan beberapa kali melewatkan sarapan karena tak ingat pada dunia. Verena sedang Bahagia sekarang, tapi dia tahu semua ini hanya sementara, dia akan menghadapi banyak masalah ke d
Read more

39 - Cinta Tak Pernah Salah

Ketika meninggalkan tempat penginapan, meninggalkan New Zealand Verena tahu akan banyak hal yang akan dia hadapi, siap tak siap dia akan menghadapi.Gadis itu menoleh ke belakang, melihat David menyeret koper mereka. Semua hal itu tak luput dari pandangan Verena dan juga mengabadikan dalam ponselnya. Sebenarnya, sudah lama dia mematikan sambungan internet karena di tempat penginapan mereka tidak ada internet, Verena benar-benar menghabiskan banyak waktu Bersama David untuk quality time Bersama.Gadis itu mendekati Pak Tua tampan yang sangat menggoda iman, mengandeng lengan David sambil memeluknya walau David sedang kewalahan membawa koper-koper mereka.“Pak Tua, apakah aku harus meminta izin pada Onty jika sekarang aku menggantikan dirinya?” tanya Verena manja, masih bersandar di lengan David sambil berjalan. David memikirkan ucapan Verena, benar juga bahkan dia seolah melupakan sang istri sejenak karena gadis kecil berisik ini. David tak bisa membay
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status