Home / Romansa / Sweet Passion / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Sweet Passion: Chapter 51 - Chapter 60

65 Chapters

Hadirnya Orang Di Masa Lalu

Pulang sekolah, Mutiara memarkirkan motornya di abang-abang yang jualan siomay di pinggir jalan. Ia tak ingin langsung pulang, sebab ia tahu jika nanti Mamanya akan memarahinya. Di samping itu, ia juga ingin sekali ngadem pikiran dibawah rindangnya pohon di pinggir jalan itu.  "Sebaiknya aku isi amunisi dulu. Supaya aku kuat menghadapi badai, ketika negara Api menyerang," gumamnya.  "Bang, siomay dan batagornya masing-masing satu porsi ya. Makan di sini!"  "Siap. Duduk dulu, Neng." ucap Abang-abang siomay memberikan bangku kepada Mutiara.  Menunggu sesaat sampai makanan yang ia pesan jadi. Dengan lahapnya, Mutiara memakan siomay dengan cepat. Terlintas si pikirannya tentang murid baru di sekolah yang bernama Rico itu. 
last updateLast Updated : 2021-05-28
Read more

Antara Tuan Nathan dan Mutiara

"Jadi, Mutiara itu anaknya, Tuan Ale? Pantas saja, mirip sekali wajah dan perilakunya," gumam Aldi dalam hati.  "Lalu, Vella …?" tanya Aldi kepada Gea.  Tuan Nathan pamit. Beliau hendak masuk ke ruangan Ivan dan memberi waktu untuk istrinya berbicara berdua dengan Aldi. Tuan Nathan sadar diri, jika hubungan mereka sudah terbentuk sebelum hadirnya dirinya. Jadi, ia memilih untuk pergi.  Setelah Tuan Nathan pergi, Gea bercerita pada kenyataan yang ada. Dimana ia menjelaskan tentang siapa Mutiara sebenarnya, dan juga keberadaan akan Bella. Aldi terkejut, ia merasa tidak percaya jika dirinya memiliki seorang putri dengan mantan kekasihnya terdahulu.  "Tunggu, aku … memiliki seorang putri? Bagaimana bisa, Ge? Waktu itu, Nenek mengatakan bahwa anakku meninggal karena sakit,"
last updateLast Updated : 2021-06-02
Read more

Rasa Cinta Yang Masih Terpendam

"Jujur, aku sayang banget sama Papa," celetuk Mutiara. "Papa ini, Papa idaman bagi semua putri di dunia ini. Aku "Dulu, saat Papa pertama kali melihatmu menangis … Papa gedong kamu seperti ini, dengan tubuh yang masih licin seperti belut," ucap Tuan Nathan memperagakan ketika dirinya me menggendong Mutiara. "Papa peluk kamu, cium kamu. Oh iya, waktu kamu masih kecil, pernah sakit parah, 'kan? Dan itu hanya Papa yang bisa membuat kamu sembuh, ingat nggak?" sambung Tuan Nathan mengusap kepala putrinya.  "Ingat banget, Pa. Pokoknya, Papa ini … Papa paling best sedunia, I Love You, Papaku." ucap Mutiara memeluk Tuan Nathan.  Bagaimana tidak bahagia? Mutiara tergolong beruntung memiliki Ayah sambung seperti Tuan Nathan. Mungkin, Tuan Nathan bukanlah Papa Kandungnya, tapi
last updateLast Updated : 2021-06-03
Read more

Kabur

"Sialan, mau kemana gue malam-malam gini. Mana gue laper pula!" gumam Mutiara dalam hati. "Huft, tau gini gue nggak pergi dari rumah. Emang yang namanya penyesalan itu datang belakangan. Iya lah, kalau datang awal namanya pendaftaran dong." keluhnya.  Kemudian, ia memberhentikan motornya di pinggir jalan, mengamati sekitar tempat tersebut dan berharap segera mendapatkan kosan di tempat itu.  "Mana ada kosan di daerah seperti ini. Apa mungkin, gue numpang tidur di rumah orang aja kali, ya?" gumamnya kebingungan.  Masih kebingungan, Mutiara pun duduk di pinggir jalan sambil memegangi perutnya. Rupanya, ia kelaparan karena makanan yang dibungkus tidak sempat ia bawa. Dari kejauhan, Mutiara melihat ada seorang dua wanita yang hendak menjadi korban penjambretan, dugaannya. Sebab, Ibunya dari salah satu wanita itu terus saja berteriak meminta tolong, namun tidak ada yang
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

Kabur 2

Sesampainya di rumah, Ibu itu membalut luka Mutiata menggunakan kain basah dan alkohol supaya darahnya tidak terus mengalir. Sementara sang putri, ia sedang menyiapkan makan malam untuk Mutiara yang kelaparan.  "Setelah ini kita makan malam bersama, ya. Aku sudah menyiapkan semuanya," ujar putrinya.  "Iya tante, terima kasih. Sudah di kasih tempat tinggal malam ini saja aku sudah sangat berterima kasih, kok, tante," jawab Mutiara dengan sopan.  Meski selalu membuat masalah dan terkesan dingin, Mutiara juga bisa bersikap baik kepada orang lain.  "Tante? Berapa usiamu saat ini?" tanya sang putri. "19, tante," jawab Mutiara mengarang. "Kalau begitu panggil aku kakak. Usiaku masih 23ntahun. Memang sih penampilanku seperti ini," ucap putri dari Ibu itu. "Namaku Zea, tapi Mama dan adikku selalu manggil aku dengan sebutan Zi, kamu panggil aku ...
last updateLast Updated : 2021-06-05
Read more

Tanda Merah Rico

"Bu, Kak Zi. Sebenarnya, Mama dan Papaku selalu mencariku di sekolah, tapi aku yang males bertemu dengan mereka," ungkap Mutiara.    "Lah, kenapa, Mutia?" tanya Ibu Rico.    "Aku belum siap melihat Mamaku. Aku sudah memaafkannya, tapi--"   Zea meminta Mutiara istirahat dan merenungkan semuanya sendiri. Bagi Zea, kebahagian Mutiara adalah kebahagiaan dirinya juga. Mereka sudah menganggap Mutiara seperti anak dana adiknya sendiri.    Jika Mutiara memang masih betah tinggal, hal itu sangat membahagiakan bagi Ibu dan Zea. Tapi, Ibu dan Zea hanya ingin masalah Mutiara dengan orang tuanya juga selesai.    Ketika Mutiara berjalan menuju kamarnya, ia melihat kamar Rico yang terbuka dan penasaran dengan isi kamar itu. Sebab, sejak kedatangannya ke ru
last updateLast Updated : 2021-06-07
Read more

Andai Waktu ....

"Sial! Apa yang sudah aku lakukan?" umpat Rico menyalahkan dirinya sendir. "Sekarang, apa yang akan Mutia pikirkan tentangku? Kenapa aku sangat gegabah?" Rico terus menyalahkan dirinya sendiri. Sementara itu, Mutiara tengah kesulitan mengatur debaran jantung yang tak seperti biasanya. Jantungnya berdebar hebat, apalagi ketika Rico menyentuh kulit dada miliknya. "Kenapa jantungku berdegup cepat begini?" gumamnya. "Sebenarnya … rasa apa yang kurasakan saat ini. Lalu, kenapa ketika Rico menciumku, aku hanya bisa diam dan tidak menolak?" ujarnya menyentuh tanda merah yang diukir oleh Rico.  "Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Apa aku jatuh cinta kepadanya? Tapi apa yang membuatku jatuh cinta dengannya?" Pertanyaan-pertanyaan kecil selalu muncul dalam pikirannya. Mutiara tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini, yang ia rasakan hanyalah debaran jantung yang cepat dan juga rasa kegelisah
last updateLast Updated : 2021-06-08
Read more

Hancurnya Kedengkian Bella

Sebelum Mutiara masuk ke mobil, ia menghampiri Rico dan meminta maaf jika dirinya selalu mengacuhkannya. Kejadian malam itu, membuat Mutiara sadar, jika dirinya memang jatuh cinta kepada pria yang beberapa minggu terakhir dekat dengan dirinya itu.  "Selamat tinggal, Rico. Jika aku ada salah, aku mohon maafkan kesalahanku, baik di sengaja atau tidak," ucap Mutiara tanpa menatap menatap mata Rico.  "Jangan pernah mengucapkan kata selamat tinggal jika di hati kita masih berharap pertemuan. Maafkan aku karena waktu itu aku sudah mengecewakanmu, Mutia. Aku benar-benar menyesal. Maafkan aku." Rico memberikan sesuatu di tangan Mutiara.  Kali ini, tatapan Mutiara penuh dengan arti untuk Rico. Ia hanya berharap, jika rasa sukanya hanya sekadar angin lalu saja. Tapi masa-masa SMA tidak akan datang untuk yang kedua kalinya, masa-masa indah y
last updateLast Updated : 2021-06-09
Read more

Menemukan Fakta

Pertemuan antara anak dan ayah ini juga sangat mengharukan. Dalam sekejap, Bella berubah menjadi gadis yang baik. Perihal racun itu, Tuan Nathan dan juga Gea sudah memaafkannya, Gea memberikan kesempatan Bella supaya bisa berubah. "Kenapa kalian tidak marah kepadaku?" tanya Bella dengan wajah bersalah. Gea tersenyum, kemudian membelai rambutnya dengan lembut. Ia berkata, "Sudahlah, kamu membenci kami juga karena kamu berpikir kami akan memisahkanmu dari Papa Ale-mu, bukan?" "Tenang saja, kakakku, dan kedua orang tuaku tidak mungkin menghancurkan kebahagiaanmu, Kak Bella," imbuh Ivan memberikan makanan baru yang ia bawa bersama dengan pelayan.  Bella benar-benar merasa malu dengan Gea. Ia membenci Gea tanpa alasan yang belum tentu terjadi. Malam itu, Bella tak perlu ke hotel untuk istirahat. Aldi de
last updateLast Updated : 2021-06-10
Read more

Lembaran Baru Kisah Mutiara

"Selamat pagi Tante," sapa Jesica pagi itu. "Eh, Jesi, ya? Pagi, sayang. Kuliah di sini juga?" tanya Gea dengan ramah.  "Iya, dong. Kan aku sama Muti udah klop banget, susah mau jauh, Tante!" seru Jesica memulai celoteh tak berfaedahnya.  Jesica adalah sahabat satu-satunya Mutiara sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. Di kampus, mereka juga akan menjadi teman seperjuangan lagi dalam menganyam pendidikan.  "Kamu datang sendirian?" lanjut Gea.  "Sama Mama tadi. Cuma, langsung ke butik," jawab Jesica. "Anaknya di tinggal saja, Tante. Akan aman bersamaku, percayalah!" imbuhnya dengan senyum konyolnya.  Gea menatap putrinya. Ia tidak menyangka jika putrinya sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik
last updateLast Updated : 2021-06-12
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status