Fane mengerutkan alis dan menatap Marth dengan dingin. Saat ini, wajah Marth memerah, bahkan ekspresinya pun terlihat terpuntir. Seolah-olah kata-kata Lourain menyulut api yang berkobar di dalam dirinya, mengutuknya hingga kehilangan kendali atas emosinya.Lourain pun membentak setelah mendengar kata-kata Marth. Dia langsung berteriak membela diri, “Fane, kuberi tahu ya, aku tidak pernah takut padamu! Aku akui kau lebih kuat dariku, tapi jangan berpikir kau bisa membunuhku hanya karena itu. Aku kenal orang yang lebih kuat darimu, dan mereka akan melindungiku saat dibutuhkan.”“Kau tidak berani membunuhku di sini dan kau tidak bisa membunuhku ketika kita keluar nanti berkat aturan dunia ini. Kau hanya memakai topeng karena kau takut identitasmu akan terungkap. Jika kau tidak membiarkanku pergi, aku akan menyebarkan berita. Bahkan jika aku mati, aku akan memastikan dirimu tidak bisa bersenang-senang di sini!” Mata Lourain telah sepenuhnya memerah. Pada saat ini, dia juga kehilangan kend
Baca selengkapnya