Home / Romansa / EAT ME, SIR. (Indonesia) / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of EAT ME, SIR. (Indonesia): Chapter 21 - Chapter 30

32 Chapters

Merajuk jalan ninjaku.

'Pergi sana, pergi. Jangan kesini, Tika sedang ingin sendiri'Sayangnya usirannya itu hanya ucapan dalam hati yang menghardik kesal, Tika mendengus dalam hati dan tersenyum kearah Lelaki itu malah berdiri dan menghampiri mejanya, Tika yang sedang memegang buku menu pun harus menaruhnya.Demi sopan santun menghadapi orang yang mengajak ngobrol, Tika kesampingkan perut laparnya setelah memutari mall."Kebetulan banget kita ketemu di sini ya,""Hehe, iya."Nggak adanya kebetulan."Kamu di sini sama siapa?"'Pake acara nanya, tau Tika sendirian'"Sendirian, terus kamu sama siapa?"Sebanarnya malas nanya balik, uh, Tika lapar teman-teman. Tapi laki-laki ini lebih tidak peka di banding abang, beda jauh. Abang kalau masalah makan pasti dahulukan perut Tika kenyang baru ngobrol, tapi ini orang malah basa basi.Sakit perut yang ada!."Aku sama temen, kami lagi reunian kecil-kecilan sih."Tunjuknya pada gerombolan orang di meja sebelah.Setelah itu dengan keadaan tidak mengenakkan, Tika mengikuti
Read more

Siaga satu!

"Ini nih kebegoannya lu, suka nggak peka. Wajar aja si Tika marah anjing, anjing!! Kebun binatang jadi keluar dari mulut gue pan, harusnya lo sadar. Si Anis kan mantan lo yang masih berharap sampe sekarang, terus dengan begonya lo ladenin dia bahas masa lalu di hadapan Tika yang sama sekali belum lu kasih tau kalau masa lalu lo..."Bara ambil napas dulu"Yang sampe sekarang masih lo ingat ketakutannya, apalagi kalau sampai tau mantan lo inilah yang paling tau! Halah."Bara di buat kesal oleh tingkah abang, bagaimana dengan Tika ya. Bara jadi berpikir kesana, selama ini Tika bertahan sama sikap abang yang begini pasti sudah ribuan kali menyebut nama tuhan dia."Entar kalau situ begini terus, mending buat gue ajalah si Tika. Kasean gue liatnya, masih muda kok mau sama yang udah tuir gak berpengalaman kek lu ini--Eh taekk sakit."Teriakan terakhir Bara ketika abang memukul kepalanya dan bangkit berdiri berjalan menuju mobilnya.Bara buru-buru mengikuti tidak mau sendirian meratapi patah ha
Read more

Harusnya udah Waspada!

Masa bodo dengan Bara yang bacotnya mangap terus, abang tinggalkan di dekat elevator dan berjalan ke restoran yang mejanya di luar itu. Apalah, abang malas jelaskan.Emosinya abang sekarang ini.Intinya restoran itu meja makannya membuat dua jalur di kanan kirinya untuk pejalan kaki, yang di pagari. Cobalah, jelaskan sana pada abang bagaimana sebenarnya bentukannya. Karena langkah besar abang hampir terintrupsi ketika suara sang mantan yang tidak asing terdengar mendendang telinga."FARHAN!! mau kemana, makan sini di meja gue?"Abang lewati saja meja si mantan, calon istrinya lebih penting sekarang ini.Gara-gara dia juga, Tika jadi ambekan dan abang kena imbasnya.Kalau sampai Tika beneran batalin lamaran abang, dia akan mintai tanggung jawab Anis yang sekarang abang sadar sepertinya sengaja bernostalgia di hadapan Tika ketika di dalam mobil. untuk berikan alarm jika Farhan masih dia harapkan, gara Tika mundur teraturlah ungkapannya secara tidak langsung.Kalau abang masih inget masa
Read more

Waspadalah!

Ternyata, lelaki di hadapakan Tika itu nggak ada kata mundur sepertinya walau Tika sudah tolak secara tidak langsung juga kehadiran abang dan mas Bara di sini.Tapi ada abang, jadi abang yang menjawab segala wawancara dari laki-laki entah siapa, anggap saja Tika sudah tidak kenal, jadi Tika bisa makan dengan lahap.Sayang, mantan yang memang sedari tadi Tika tau duduk di restoran yang sama itu juga datang mendekat.Menepuk bahu abang, berbicara riang sok kecentilan. Tika enek, jadi cepat-cepat menyelesaikan makan."Bang, katanya mau ke petshop melodi. Buruan yuk ah, kasian Miu sama Rion tau."Katany sok teruru-buru bangkit membenahi pakaiannya.Mengeluarkan dompet segera di tahan abang yang melihat,"Biar abang aja. Sono kamu tunggu sama si Bara tuh.""Gak deh, aku tunggu sama abang aja. Sama mas Baras nanti di gigit."Jawabnya asal menggaet lengan abang, ikut seperti itik pada induknya.Bara yang melihat itu ngakak seketika, dia menertawakan tinggi badan Tika dengan Farhan yang jomplang.
Read more

Makhluk gemoy Versi abang.

"UhhHhhhh... Ini anak ciapa cih, anak ciapa???""Eh iya, kamukan anaknya mami Tika yang imut dan baik hati. Kamu itu lebih berharga dari perabotan ini, gapapa kamu bantingin. Nanti bang Tara yang gantiin kok."Katanya lagi mendusel kucing kseayangannya yang berwarna corak abu-abu muda.Dia kecupi dan si kucing makhluk yang Tika beri predikat gemoy itu, sedang Rion si kucing hanya pasrah. Sudah biasa dengan tingkah tidak dapat di pahami oleh logika itu, berlaga aneh.Abang yang lait mencebik, dia tidak lebih berharga dari benda buntal berbulu itu yang kini melihat kearahnya seakan meledek.'Hehehe, kamu gak akan bisa menandingi saya sebagai makhluk paling di sayang Tika.'Kemudian Tika memeluk tubuh kucing gembul itu, menduselkan moncongnya ke leher Tika yang mana abang menggeram marah. Kucing buntal berkelamin jantan itu memanfaakan kepolosan Tika, sialan dia akan jual saja ke orang kalau Tika tidak ada.Abang masih pandangi tingkah Tika yang lebih gemoy dari kucing buntalan kentut itu
Read more

Mampusin jangan?!

Bang Tara menyuruh Tika masuk ke kamar, tampangnya sudah kusut macam benang layangan yang terlalu panjang di ulur. Sedang paras abang, hanya tersisa lebam dan darah di hidung juga sudut bibirnya.Lihatkan, bang Tara tidak main-main masalah begini. Enak saja adiknya belum juga di beri label halal sudah main embat. Memang Tika perempuan macam apa, bang Tara begini karena tau yang mendahului itu abang."Gue gak bakal salahin adik gue sendiri! Karena gue yakin, Tika gak mungkin mendahului kalau gak lo rayu ya anjing!! Lo paham sendiri gimana bentuk perasaan Tika yang labil, tai!!."Kata abang sarkas penuh makian.Abang hanya diam. membiarkan Tara meluapkan segala emosi yang tertimbun."Pas pulang, gue liat mobil lo. Hapal banget dah gue, plat nomor sama bodynya. Apalagi hampir tiap hari ya lo datang ke rumah cuma buat kekepin si Tika. Tapi gak begini caranya bos, lu anggap apa adek gue sampai lo sentuh lebih dari seharusnya!!"Ucap Tara terus memojokkan abang.Dari sini abang menyesali sika
Read more

Cobaan orang ngebet kawin!

Sudah berapa kali abang di abaikan?Sudah berapa kali abang menunggu dan bertandang?Sudah berapa lama?Entah, abang sendiri lupa.Abang tengah berusaha untuk mendapatkan tiket restu dari sahabatnya sebagai kakak ipar. Sampai gerbang rumah, mobil abang tidak di ijinkan masuk. Hanya menunggu bersama satpam komplek rumah Tika, paling-paling kalau ada kesempatan abang ketemu Tika yang jalan kaki habis dari super market.Nanti Tika buru-buru usir abang, takut-takut bang Tara liat abang babak belur lagi. Padahal abang sudah siap, sedia, ikhlas kalau sampai babak belur tapi dapat membuat Tara memaafkan kebodohannya.Waktu itu Tara benar-benar marah sampai mengungkit pembahasan mereka sebagai seorang teman."Lo taukan kita ini laki-laki, gimana perasaan serakah menginginkan seorang wanita sampai sebelum di akadpun merayu wanitanya cuma biar melakukan hal yang kita inginkan karena tau perasaan mereka fleksibel dan lemah pada perasaan.""Tapi jangan manfaatin adek gue buat merasakan afeksi yang
Read more

Mencoba tegar tapi tidak menyerah.

Tika masih ingat bagaimana wajah bang Tara yang tidak mau menatap Tika barang sedetikpun, marah dengan sikap lemah Tika kepada abang yang agresif bukan main. Sejak mendeklarasikan jika abang mau lamar Tika dan membelikan cincin pengikat.Tidak ada lagi sekat yang dulu abang buat, hilang tersamarkan oleh rasa sengatan-sengatan menyenangkan yang di buat abang ke Tika yang lemah.Bang Tara tau kok, ini juga kesalahan Tika karena malah berdekatan dengan Farhan ketika sedang berduaan. Sudah pasti Tika sebagai umpan dan Farhan si pemancing akan tergoda untuk menyicip.Dan salahnya juga terlalu percaya dan membiarkan kedua makhluk berbeda jenis dari cucu adam ini saling berdekatan. Dia patut di salahkan sebagai seorang kakak, dia lalai untuk menjaga adik perempuannya dari godaan setan sundal berbentuk Farhan."Bang Tara..."Panggil Tika pada Tara yang tidak juga mau menatap adiknya.Tara biarkan saja, dia lebih memilih melewati adiknya yang berdiri di depan pintu kamar. Dia bawa gelas kopinya
Read more

Terancam Batal Melamar

Pada akhirnya abang memilih pulang, Tara mengusir Farhan secara tidak langsung dengan meninggalkannya di ruang tamu. Membiarkan Farhan mau melakukan apapun asal tidak mendekati adiknya.Sebab dia masih kecewa.Farhan jadi paham dan memasrahkan diri, tapi tidak. Dia belum menyerah seperti kebanyakan orang.'Sebelum janur kuning melengkung, masih ada peluang menikung' Terdengar jahat tapi kini abang benarkan kata-kata itu.Sekarang dengan kepala pening, sebab memikirkan masalah bisnisnya dan Tika juga Tara sangat menguras energinya.Dia pulang dengan kepala yang benar-benar hampir pecah rasanya, duduk di jok mobil pun serasa sedang mengambang. Kalian pasti paham bagi yang sudah merasakannya, pantat abang serasa tidak duduk di atas jok mobil.Sampai di rumah abang turun dengan kepala menunduk lelah, sudah tidak kuat apalagi mengingat tadi Tika sampai menangis. Itu pertama kalinya di hadapan abang setelah sekian lama Tika tidak menangis karena di putusin mantan.Sudah berapa tahun setelah
Read more

Salahin Farel Abang Gagal Nikahin Tika

[Mbak Tika, abang sakit nih pulang dari rumah mbak. Kena asam lambung parah, terus sekarang lagi demam. Salam ke mas Tara ya!! Jangan galak-galak banget kasih hukuman ke abang aku, kasian tau sekarang ngigau kaya orang gila manggil mbak.]Isi pesan itu masuk, dari Hana Astuti Winata. Adik bontot Farhan yang memang dekat dengannya, sering memberikan informasi abang tanpa perlu di tanya.[Mbak nanti jengukkan?]Tika jalankan jarinya di atas layar ponsel untuk menjawab.[Terus abang gimana sekarang, udah mendingan belum?][Iya, nanti mbak datang ke sana.]Tika menunggu dengan gelisah balasan dari Hana, di sini Tara juga tidak sama beda. Hanya saja jika Farhan jatuh sakit maka Tara jatuh ke dalam emosi, dia terus-terusan bermuka muram.Dia juga tidak tau saja, kalau Hana mengirim pesan di lebih-lebihkan, karena nyatanya Fahan sedang duduk di meja dapur sambil makan tanpa terlihat selemas sebelumnya.Belum ada pembicaraan lebih lanjut, abang seakan menahan diri karena terakhir kali mereka
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status