Home / Fantasi / Iblis Itu Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Iblis Itu Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

47 Chapters

CHAPTER 21 : PERAN YANG BARU

“Hiks⸺” Isak tangis terdengar di sepanjang lorong sebuah gedung. Tidak terlalu jelas karena wanita pemilik suara sendu itu membekap mulutnya rapat berusaha agar isaknya tidak terdengar oleh siapa pun.  Maggie menghentakan hak sepatu tahu miliknya keras. Wanita itu berjalan secepat yang ia bisa untuk mencapai toilet yang memang terletak jauh dari ruangannya. Karena Robert masih belum meninggalkan ruangan membuatnya mau tidak mau memilih toilet umum. Tepat sebelum memasuki bilik ia berusaha menyeka air mata yang masih saja mengguyur deras pipinya. Beberapa kali wanita itu juga berdehem untuk menghilangkan suara serak akibat tangis. “Morning ..,” sapa Maggie kepada para karyawati yang sedang sibuk di depan kaca⸺membenahi riasannya yang mulai memudar karena hari mul
last updateLast Updated : 2021-10-01
Read more

CHAPTER 22 : KERIKIL YANG BARU

“Kau membuatku berlumut, Rael.” “Alicia, sorry … kau tahu sekarang aku sedang sangat … sibuk.” Dengan nafas terengah aku yang baru saja memasuki sebuah kafe di daerah dekat rumah sakit Sebastian langsung mengambil tempat di salah satu bangku kayu. Di saat hari sedang cukup bersalju aku harus berlari sekitar beberapa blok demi wanita berlipstik merah merona ini. Itulah yang menjadi alasan mengapa peluh membasahi dahiku. “Kau baru saja habis dikejar rentenir atau apa? Bagaimana bisa kau berkeringat di saat jalanan London membeku,” kata Alicia begitu ia memperhatikan sosokku dengan jelas, setelah sempat berkutat pada ponsel di tangannya membuatku berdecak kesal.  ‘Astaga, Tuhan lihatlah! Pelaku yang menjadi alasan
last updateLast Updated : 2021-10-04
Read more

CHAPTER 23 : TEMPAT MENGADU

BrukkAku melempar tubuhku ke atas ranjang dan bergoyang beberapa kali. Dengan masih mengenakan mantel hitam lengkap sepasang sepatu aku langsung saja berbaring, tidak peduli apakah sisa-sisa salju di bots akan mengotori lantai kamar. Hari ini tenagaku benar-benar terkuras habis. Bukan karena berlari dari rumah sakit milik Sebastian, tetapi saat menerima sebuah kabar yang membuat jantungku terjun bebas selama beberapa detik. ‘Kepala Brown pagi ini menghubungiku karena kita menerima banyak sekali komentar buruk di website tentangmu, ternyata asal muasalnya dari beberapa artikel omong kosong ini.’Ucapan Alicia kembali terngiang di benakku. Berkat kabar buruk yang dibawanya seluruh tubuhku melemas, bahkan aku merasa seperti tidak memiliki tulang saat berjalan.
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more

CHAPTER 24 : DUGAAN FELIX

Suasana sunyi melingkupi kamar bernuansa monokrom itu, hanya ada suara deru nafas berirama seorang gadis bersurai mahoni yang tengah memejamkan matanya yang tampak sembab. Jejak-jejak sisa air mata masih tertinggal di pipinya, sehingga pria pirang yang sedari tadi hanya diam mengusap pipi pucat gadis yang tak lain adalah istrinya. Sebastian tidak bergerak dari posisi awalnya. Pria itu takut membangunkan Rael yang tengah terlelap dalam dekapannya setelah menangis tersedu-sedu di hadapannya hampir selama satu setengah jam lamanya. “Kenapa gadis manusia yang lemah sepertimu harus memilih jalan pembalasan memutar seperti ini?”“Padahal akan lebih mudah, jika kau langsung mencabut nyawa mereka.”Sebastian berdialog sendiri. Tangannya telah
last updateLast Updated : 2021-10-30
Read more

CHAPTER 25 : SI GADIS BRUNETTE DAN MALAIKAT

“Sudah saya bilang semuanya berjalan sesuai rencana kita, Nyonya. Anda tidak perlu khawatir saya telah melakukan dengan baik dan tertata rapi.”… “Benar, selama dia tidak dapat membuktikan apakah tuduhan itu salah rencana kita tidak akan berantakan.” … “Setelah gagal lama-kelamaan dia akan ditinggalkan … ya, seperti itulah biasanya yang terjadi. Baik, serahkan saja pada saya, Nyonya.”Tut …Sambungan baru saja terputus. Seorang wanita berambut brunette menyibakan sebagian poni panjangnya yang sedari tadi memang telah menghalangi pandangan. Ponsel yang sempat tergantung di telinga telah ia letakan kembali di atas meja.&nbs
last updateLast Updated : 2021-11-01
Read more

CHAPTER 26 : KEBETULAN YANG BERUNTUN

Pagi yang cerah sekaligus dingin. Suhu kota London mencapai di bawah 0° C, itulah mengapa mereka yang hendak beraktifitas harus mengenakan mantel tebal dan sebuah syal. Tidak lupa sepasang sarung tangan dan boots agar tidak tergelincir saat berjalan di atas tumpukan permadani putih yang licin. Meski udara dingin menusuk sampai ke dalam tulang ternyata tidak menghentikan seorang gadis berambut brunette yang saat ini mengemudikan sebuah sedan tua dengan riangnya. Bibir tebal dan penuhnya tidak berhenti menyunggingkan seulas senyuman manis. Ia seakan tidak merasa lelah sekalipun harus berkendara selama hampir tiga jam lamanya. “Itu dia tujuan kita …rumah sakit Eden!” seru Lizzy bersemangat.“Astaga, ak
last updateLast Updated : 2021-11-11
Read more

CHAPTER 27 : MARI BERMAIN

Ada beberapa hal yang selalu membuat Felix selalu merasa merinding atau ketakutan. Seakan melupakan fakta bahwa ia adalah salah satu makhluk yang sering ditakuti. Siapapun pasti akan berlari tunggang-langgang bukan ketika bertemu dengan seorang iblis? Jika manusia takut dengan iblis dan hantu, maka hal seperti apa yang membuat Felix yang notabennya adalah seorang iblis jadi bergidik⸺ketakutan.Jawabannya sosok pria bersurai pirang yang saat ini sedang terbahak di sudut ruangan. Sebastian Dayton merupakan alasan mengapa Felix berusaha menahan gemetar. Tangannya bahkan mencoba agar tidak menjatuhkan cangkir keramik berisi cairan kental hitam yang baru saja diseduhnya. “Elizabeth Brigitte … si tikus yang berani menghancurkan karir istriku,” ujar Sebastian disela-sela tawanya. Ia terus saja mengulang ucapannya menyebutkan sosok gadis muda y
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

CHAPTER 28 : MEMANAS

Aku menghirup nafas dalam-dalam. Tanganku sama sekali tidak berhenti gemetar. Berulang kali setir hitam di hadapanku menjadi korban. Aku mencengkramnya erat berusaha agar rasa cemas yang bergelayut menghilang satu-persatu, sayangnya nihil. “Sial! Aku berharap tidak menolak tawaran Sebastian untuk menemani,” teriakku sembari memukul kemudi.  Mengapa hal ini terjadi?  Aku rasa tidak membuat kesalahan barangkali sedikitpun karena memang selama ini dalam melakukan pekerjaanku tidak pernah menggunakan cara kotor.  Meski aku bersekutu dengan iblis bukan berarti aku selalu bertindak demikian bukan? Disaat benakku masih sibuk menerawang jauh entah kemana, tubuhku terlonjak kaget ketika dering ponsel memecah keheni
last updateLast Updated : 2021-11-16
Read more

CHAPTER 29 : SOSOK YANG PALSU

“Penulis Anda tentu saja, Agatha Gray adalah Istri saya.”  Suara lantang dan tegas dari sosok pirang yang masih berdiri di depan pintu mengejutkan Brown yang tampaknya masih berusaha mencerna ucapan tamu tidak diundang. Aku sendiri sama terkejutnya dengan pria gempal paruh baya. Tidak pernah sedetik pun ia akan datang kesini, sekalipun mungkin aku memang memanggil namanya dalam hati. “Sebastian …,” panggilku lirih. Suamiku itu mengulum senyum manis seolah sedang menenangkanku. Aku mulai dapat merasakan buliran bening menumpuk di pelupuk mata. Tapi mana mungkin aku terlihat begitu lemah di hadapan Brown. Jika aku sampai menangis pria itu akan mengira aku hanya sedang mencari simpati darinya.  “Jangan membual, Nona Agatha … maksud saya Nona Raeliana Oswald masih lajang,” balas Brown dengan melipat kedua t
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

CHAPTER 30 : PENGAKUAN

“Aku tidak percaya, bagaimana bisa dia tega melakukan hal ini padaku?! Menghancurkan satu-satunya mimpi yang sudah kupupuk sedari kecil.” “Rael, bernafas … kau baru saja minum obat, jangan sampai ada serangan berikutnya,” ucap Sebastian mencoba mengingatkanku yang baru saja mendudukan diri pada jok penumpang. Iris hazel ku memandang sosok pria bersurai pirang yang kini tengah duduk di belakang kemudi.  “Kau tidak pernah memikirkan itu semua adalah ulah Emilia?” Bukankah tadi yang memintaku menenangkan diri itu dirinya? Lalu mengapa ia kembali mengingatkanku tentang kejadian mengesalkan beberapa waktu yang lalu? Meski begitu aku masih menjawab pertanyaan Sebastian dengan wajah masam. “Tidak sama sekali, mungkin karena aku terlalu panik dan gugup. Bayangkan saja a
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status