[ Aira POV ] Ketika senja kembali menampakkan dirinya, di saat sinar matahari mulai surut, meredup di makan sang waktu, detik demi detik berjalan semakin cepat, hingga semburat warna jingga menyilaukan pandangan mataku, warna jingga nya memantulkan cahaya yang begitu menawan, di ujung sejauh mata memandang, senja mulai kehilangan kesadarannya, kehadirannya terlalu singkat untuk berbincang panjang lebar, tentang hidupku yang begitu kelabu, tak apa jika tak seindah pelangi, setidaknya semesta tak membuat raga dan jiwaku hancur berserakan, membiarkan aku tertatih seorang diri tana tujuan pasti. Kemana aku harus pergi? Aku benci temaram, aku juga benci rembulan. Karena hanya di waktu itu aku merasa jijik sekali dengan ragaku, bukan hanya satu pria yang membuat tubuhku remuk redam, menorehkan luka pada sekujur tubuhku, sakitnya tak dapat menandingi betapa sakitnya hati ku saat itu. Saat di mana tubuhku di gagahi oleh kedua pria dengan senjata yang c
Last Updated : 2021-06-23 Read more