All Chapters of Bayi Mungil di Depan Pintu : Mama, Tolong Diterima: Chapter 1561 - Chapter 1570

Di kediaman Jahn…Sally sedang menonton kartun bersama kedua anaknya saat ponselnya yang berada di atas meja kopi tiba-tiba bergetar.Dia mengambil ponselnya dan hanya meliriknya dengan santai.Saat melihat isi pesan itu, tanpa sadar dia tersenyum. Dia menoleh dan berkata pada kedua anaknya, “Xander, Tina, Ibu tidak bisa menemani kalian lagi.”Kedua anaknya menoleh pada saat yang bersamaan.“Kenapa?” tanya Tina.Sally mengulurkan tangannya dan membelai kepala mungil Tina, dan menjelaskan dengan lembut, “Ada yang harus Ibu lakukan malam ini.”“Apa itu?” tanya Tina lagi.“Ayah memintaku keluar untuk makan malam.”“Aku juga mau ikut.”Tina baru saja selesai bicara saat Xander tiba-tiba berkata dengan nada serius, “Tina, Ayah dan Ibu akan berkencan, jadi kita tidak bisa ikut.”“Tapi aku juga mau makan dengan Ayah,” rengek Tina.Akhir-akhir ini Farrel sibuk dengan masalah perusahaan. Dia meninggalkan rumah lebih awal dan pulang terlambat setiap hari, dan tidak punya waktu untuk

Saat mengamati ekspresinya dengan hati-hati, polisi bertanya, “Obat-obatan ini tidak sesuai dengan standar peraturan obat nasional dan berbahaya bagi manusia. Kami menemukan dua kotak obat ini di gudang perusahaanmu. Dari mana mereka berasal?”Bronson tercengang. “Tidak memenuhi standar peraturan? Mustahil! Tidak ada masalah saat kami mengimpornya.”“Bronson!” Suara polisi itu menjadi tegas. “Sebaiknya kau menjawab dengan jujur. Kalau tidak, kami akan menemukan bukti cepat atau lambat. Setelah itu, hukumanmu akan bertambah!”Bronson mengernyit saat mendengarnya. “Bagaimana kau bisa menyuruhku untuk menjelaskan saat aku benar-benar tidak tahu?”“Jika kau tidak tahu, bagaimana bisa obat-obatan itu ada di gudangmu?”“Bagaimana aku bisa tahu? Siapa tahu produsen hilir yang menyertakan kotak itu dalam pengiriman kami?”“Apa kau tidak memeriksanya?” tanya polisi itu.“Kami sudah berurusan dengan produsen itu berulang kali, dan kami saling percaya. Kami hanya memeriksa sampelnya saja,”

Sally merasa bersalah karena Farrel bekerja sangat keras tapi dia tidak bisa melakukan apa pun untuk membantunya.Meskipun begitu, jika dia tidak membantu dengan pekerjaan, ada hal lain yang bisa dia lakukan.Keesokan harinya, dia bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan.Saat Farrel bangun, dia melihat kalau Sally sudah tidak ada di sana, dan dia sedikit mengernyitkan dahinya.Kenapa Sally bangun pagi-pagi sekali?Dia turun ke ruang makan di lantai bawah dan melihat sosok yang sedang sibuk di dapur secara sekilas. Alisnya langsung mengendur, dan sudut mulutnya terangkat menjadi lengkungan yang dangkal.Seolah-olah menyadari tatapan pria itu, Sally menoleh dan menatapnya sambil tersenyum cerah.“Kau sudah bangun. Tunggu sebentar. Sarapannya hampir siap.”Farrel melirik ke arah makanan pendamping di meja makan, dan terkekeh. “Ini seharusnya sudah cukup. Banyak sekali.”“Masih kurang telur dadar yang kau sukai.” Sally keluar sambil membawa sepiring telur dadar, meletakkannya d

Sally mendorong pintu kantor dan segera melihat pria itu duduk di belakang meja. Kepalanya menunduk saat dia membaca dokumennya dengan saksama.Farrel mengira George yang masuk, jadi dia tidak menyambut hangat mereka.Dia hanya menunggu George memberikan laporannya."Ayah!"Tanpa diduga, suara lembut dan serak berbicara.Dia mendongak dan senyum menyebar di wajahnya yang dingin. Dia menatap ibu dan anak itu dengan lembut, "Kenapa kalian di sini?""Kami datang untuk menemuimu." Sally datang dan meletakkan tas makan siang di atas meja. "Kami juga membawakanmu makan malam."Ketika Sally mendekat, dia melihat kantong mata di bawah matanya menghitam dan dia tidak bisa menahan perasaan tertekan. "Kau belum beristirahat dengan baik selama dua hari terakhir ini. Apa kau lelah?""Tidak."Dia sedikit lelah, tetapi ketika dia melihat ibu dan anak itu, dia merasa semua kelelahan hilang darinya.Dia hanya merasa santai.Sally pura-pura menatapnya dengan kesal. "Pembohong, ada lingkar

George mendekat dan bertanya dengan hati-hati, "Tuan, apa mereka benar-benar mau bekerja sama?""Hmm." Mata Farrel menyipit. "Bagi kita, itu tidak ada bedanya."Mendengar ini, George tidak bisa menahan tawa. "Memang benar tidak ada bedanya. Tidak peduli dengan siapa mereka bertiga bekerja sama, mereka bertiga adalah musuh kita, tidak lebih, tidak kurang."Terlebih lagi, sekarang Tuan Muda-nya telah memulihkan ingatannya, mudah baginya untuk berurusan dengan mereka bertiga pada saat yang bersamaan!Seperti yang diharapkan Farrel, Crimmings mengambil inisiatif untuk menghubungi Bauer."Tuan Bauer, seperti yang kau lihat, kita sekarang dalam hubungan kerja sama. Bisakah kau memperkenalkan bos di perusahaanmu padaku?"Bahkan melalui telepon genggam, kesenangan dalam suaranya terlihat jelas."Tuan Chris, aku tidak bisa bertanggung jawab atas masalah ini. Aku perlu bertanya kepada atasan.""Tidak apa-apa, aku bisa menunggu. Namun, tolong bantu aku.""Akan kucoba.""Terima kasih b