Mark duduk dan menuang segelas untuk dirinya sendiri. “Baiklah, ceritakan. Apa yang terjadi antara kau dan Tiffany sehingga dia mengizinkanmu datang ke tempat seperti ini sendirian?”Jackson kembali duduk di sofa dan menghela nafas. "Persetan. Pada akhirnya, aku benar tentang keuntuntungan untuk tetap tidak menikah! Sekarang, sekarang, sebelum kau menyebutku bajikan untuk berpikir seperti itu, dengarkan aku. Aku sudah tidak tahan dengan anak baru di rumah itu! Serius, anak itu tidak pernah! Berhenti! Menangis! Sepanjang hari sepanjang malam. Tidak masalah, dia menangis sampai tidak ada yang bisa tidur. Aku bersumpah, aku akan mati karena begitu lelah jika terus begini," katanya, "kau tahu apa yang lebih buruk? Tiffany sangat sabar dengan bajingan kecil itu. Namun, semua suasana hatinya yang buruk dilampiaskan padaku! Dia kehabisan kesabaran dengan anak itu dan tidak ada lagi yang tersisa untukku! Seolah-olah aku penyebabnya! Serius, Mark, pernahkah kau begitu frustasi saat pertama kal
Baca selengkapnya