"Cepat bangun!""Sudah jam sebelas. Cepatlah bangun!""Miss Sarla, aku tidak menduga kau pemalas."Sejak mendengar seruan pertama, Sarla sudah ingin membuka kelopak matanya. Namun, ia tidak dapat karena terasa terlalu berat. Meski demikian, tak pantang. Terus saja berupaya dilakukannya.Suara berat milik pria yang tak asing, sebab pernah didengar. Ya, kemarin di rumah orangtuanya. Dan, masih diingat jelas bagaimana paras tampan dari pria itu yang membuat debaran jantung meningkat."Bangunlah, Miss Sarla. Setidaknya sebelum aku berbuat suatu hal agar kau mau menuruti se--"Tepat setelah membuka mata, pria yang sedang menjadi pusat pandangannya pun berhenti berucap. Mereka saling memandang. Kegugupan melanda Sarla kembali karena tatapan intens pria itu yang diarahkan tepat pada matanya dengan jarak tidak terlalu jauh. Bahkan, kurang dari satu meter.Bukan hanya pancar
Read more