Beranda / Romansa / Driving Me Crazy / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Driving Me Crazy: Bab 21 - Bab 30

51 Bab

Part 20 : With You 3

"Kau benar-benar tidak berubah ya, tetap ceroboh seperti dulu." bisik Darren merapatkan tubuhnya pada Mikaela.Mikaela mundur selangkah dan mencoba melepaskan tangan Darren dari pinggangnya. Darren menurut.Ia melepaskan Mikaela, dan membuang pandangannya ke arah lain."Apa yang kau lakukan?" tanyanya sekali lagi."Tirainya tersangkut, aku hanya mencoba untuk memperbaikinya." jawab Mikaela masih dengan suasana gugup. Ia mencoba menurun-nurunkan celana pendeknya sebisa mungkin agar Darren tidak terus memandanginya.Pria itu melihat apa yang Mikaela lakukan tanpa berkomentar, Mikaela yakin wajahnya terlihat sangat bodoh sekarang karena melakukan hal yang bodoh yang justru menarik perha
Baca selengkapnya

Part 21 : With You 4

"Terimakasih karena sudah mau bekerjasama denganku Darren. Sekarang urusan kita disini sudah selesai, aku akan datang ke Singapura untuk menjalankan proyek baru kita. Sekarang kau boleh bersenang-senang, aku mengundangmu dan sekretarismu berlibur ke villa pribadiku, tinggal lah disana sesuka hati kalian, itu hadiah dariku."Itu kata-kata yang Matt ucapkan semalam ketika ia memanggil Darren untuk pergi ke ruangannya. Setelah itu Mikaela tidak melihat Matt lagi. Darren mengatakan ia pergi bersenang-senang bersama kekasihnya. Dan sekarang disinilah mereka, di mobil yang dikendarai Darren menuju villa mewah Matt.Kenapa Mikaela mengatakan mewah, karena ia sudah melihatnya di internet. Villa itu sangat luar biasa, sayang sekali jaraknya cukup jauh dari perkotaan, jadi mereka harus menempuh waktu selama empat jam lebih perjalanan untuk sampai
Baca selengkapnya

Part 22 : Evidently...

Kebosanan melanda Mikaela.Tadi pagi gadis itu terbangun dan mendapat pesan dari salah satu pelayan jika Darren pergi ke kota karena ada urusan yang mendadak bersama Matt, dan tidak tahu kapan akan kembali.Tinggalah Mikaela sendiri di villa bersama dengan para penghuni villa.Mikaela menguap setelah menyelesaikan makannya, hari ini ia terus saja makan dan tidur, tidak banyak aktivitas yang dapat ia lakukan.Sudah tiga hari lamanya Mikaela dan Darren berada di Villa cantik itu. Rencananya mereka akan menginap sampai dua hari kedepan, dan akan langsung kembali ke Singapura.Mikaela tidak dapat menghubungi bi Salma, Rendy ataupun Tiwi karena Darren belum Menganti ponselnya yang terjatu
Baca selengkapnya

Part 23 : Just Can't

"Ada apa pak Darren? Kenapa anda terburu-buru sekali, anda baru saja sampai dan butuh beristirahat."Terlihat detektif sewaan Darren berjalan mengekorinya dengan cepat karena Darren terlihat sangat buru-buru menuju lift untuk pergi ke ruangannya di kantor."Setelah apa yang terjadi, kau pikir aku bisa bersantai sekarang?" Darren tidak menghentikan langkahnya, masih terus berjalan dengan makin cepat."Saya sudah menghubungi pengacara anda dan juga ayah anda, pak Brata. tentang perusahaan pak Sandjaya, anda tidak perlu khawatir lagi. Sahamnya masih stabil."Darren melirik sekilas orang kepercayaannya itu.Pria itu menunduk. Memang sejak kembali dari Maldives Darren terlihat memiliki mo
Baca selengkapnya

Part 24 : Just Can't 2

Ting tong ting tong.Mikaela menekan bel apertemennya berulang-ulang, ia memainkan koper besar yang sedari tadi ia pegang, mengukir-ukir lantai dengan sepatu ketsnya, menunggu Salma membukakan pintu.Tak lama pintu terbuka, wanita yang sudah mempunyai banyak kerutan di wajah itu tersenyum, mengikis sedikit kesedihan Mikaela melihat wajah teduh Salma, satu-satunya keluarga yang ia miliki.Kemudian Mikaela memeluknya erat. Begitu pula Salma."Bi, aku rindu." ungkapnya lelah."Aku juga merindukanmu, kau tidak memberi kabar padaku. Aku pikir kau sudah melupakanku." canda Salma mengelus kepala Mikaela sayang."Mana mungkin bi, kau adalah
Baca selengkapnya

Part 25 : Resign

Mikaela sedang melamun di kamarnya ketika ponsel baru miliknya berdering hebat. Tiwi dan Siska baru saja pulang dari apertemennya, malam ini Siska akan menginap di tempat Tiwi. Gadis itu segera menyambar ponsel dan melihat siapa si penelpon, berharap itu dari Rendy, yang sudah hampir lima hari ini menghilang ntah kemana. Walaupun tidak mungkin karena Rendy tidak mengetahui nomer barunya, Mikaela tetap berharap itu adalah sesuatu tentang Rendy.Ternyata Daffa yang menelpon, segera saja Mikaela mengangkat panggilan itu, mungkin Daffa sudah mengetahui keberadaan Rendy."Hallo kak." sapa Mikaela cepat."Kau sudah ingin tidur?" suara diseberang bertanya tak kalah tanpa menjawab sapaan Mikaela."Ya, mungkin sebentar lagi. Ada apa k
Baca selengkapnya

Part 26 : Sadness

"Kemana kakak pergi selama beberapa hari ini?" tanya Mikaela begitu dirinya dan Rendy duduk disalah satu kursi publik pinggir jalan depan minimarket yang disediakan untuk para pejalan kaki.Malam sudah sangat larut, tetapi masih banyak orang-orang yang terlihat mondar mandir disekitar situ, jalanan pun tidak pernah sepi dengan kendaraan roda empat.Setelah membantu Mikaela dan Salma mencari kontrakan baru dan membantu mereka memindahkan barang-barang, Rendy mengajak Mikaela mencari makan karena ia merasa lapar. Mikaela merasa lega Rendy masih mau makan, walaupun niat Rendy sebenarnya adalah ingin mengajak Mikaela keluar barang sebentar saja.Setelah selesai makan, disanalah mereka. Duduk di dalam keramaian dan merenungi nasib masing-masing.
Baca selengkapnya

Part 27 : Crazy

Rendy terpaku menatap pemandangan didepannya yang penuh dengan kerlap kerlip lampu yang menyala secara acak hampir diseluruh mata memandang, begitupun lampu dari gedung-gedung yang berseberangan dari tempat ia berdiri, sebagian besar masih menyala terang di kota yang tidak pernah tidur itu.Merasa hal itu sangat biasa, ia kemudian menatap kaca jendela apertemen yang memantulkan bayangan tubuh tinggi tegapnya, yang tidak terurus belakangan ini.Daffa datang menepuk pundak Rendy dengan membawa satu botol sampanye yang ia temukan di lemari pendingin milik Rendy."Kau tak ingin pulang?""..... Tidak." jawab Rendy singkat, tak mengalihkan sedikitpun matanya pada pantulan kaca."Kau tidak
Baca selengkapnya

Part 28 : Lucky day. Maybe?

Sudah dua hari Darren mengintai tempat yang diinformasikan detektifnya. Setiap sore sepulang bekerja mobilnya akan selalu terparkir manis berseberangan dengan minimarket dimana Mikaela terlihat terakhir kali. Kemudian, Darren akan mengamati satu persatu orang yang berlalu lalang, datang dan pergi dari dalam mobilnya.Sungguh, seperti tidak ada kerjaan lain saja.Ponselnya berdering. Kekasihnya menelpon. Ia segera mengangkat panggilan itu."Sayang." sapa Caroline diseberang."Hmm, ya, ada apa?" balas Darren masih tetap sibuk memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang."Aku hanya ingin memberitahumu bahwa ak--"Tu
Baca selengkapnya

Part 29 : Deal

"Sudah sampai, cepat turun." ucap Mikaela begitu taksi berhenti tepat di depan lobi apertemen mewah Darren. Benar-benar berbeda dengan apertemen milik Mikaela sebelumnya. Darren tinggal di kawasan super elite yang Mikaela yakin seluruh isi apertemen disana harganya berkali-kali lipat dibanding apertemen kecilnya.Darren hanya menggeliat, memasang wajah lemasnya. "Kepalaku sangat sakit, kau mau aku pingsan di jalan?" tukasnya galak.Mikaela mengerjapkan mata tak percaya. Seharusnya ia tinggalkan saja Darren tadi di jalan. "Tuan, banyak sekali penjaga disana, kalaupun kau pingsan mereka akan menolongmu." tunjuk Mikaela pada beberapa orang pengaman yang terlihat berjaga dengan matanya.Darren mengerang memegang kepalanya yang terlihat sangat kesakitan, ia belum beranjak keluar dari taksi.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status