Chapter 32A Woman“Kau tampan seperti ayahmu, Brian.” Rebecca membelai rambut seorang anak laki-laki berusia tiga tahun. “Kuharap kau tidak sungguh-sungguh membawa Brian ke London,” ucap Benji, suami Rebecca. Rebecca tersenyum tipis. “Aku lebih baik kehilangan pekerjaan dari pada harus berpisah dari Brian walaupun hanya satu hari, Benji. Kau tahu itu.” “Yeah... kau tidak memikirkan perasaanku.” Benji mengedikkan kedua bahunya seraya menatap Brian dengan tatapan lembut.“Demi Tuhan, Benji. Kami hanya satu bulan di London.” Rebecca memutar bola matanya dengan enggan dan terlihat jengah kepada Benji.Benji menekuk kakinya, menyejajarkan dirinya dengan Brian yang memainkan rubik di tangannya sambil bersandar di sofa dengan gaya sangat santai. “Bagaimana jika kau tinggal di sini saja dan biarkan mommy-mu bekerja di London?” Brian menghentikan gerakannya menyusun rubik dan mengalihkan fokusnya kepada Benji. “No, Daddy. Aku harus bersama Mommy. Aku tidak bisa tidur tanpa Mommy." Benji m
Read more