Home / Romansa / It's Okay That's Love (INDONESIA) / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of It's Okay That's Love (INDONESIA): Chapter 41 - Chapter 50

57 Chapters

41. Ancaman

Nova mengingat kembali pertanyaan Liana mengenai apakah dirinya memiliki pengalaman yang membuatnya trauma.Saat Nova kecil dia pernah menangis di lapangan dimana lapangan tersebut banyak orang berlalu lalang. Dia juga ingat dirinya juga pernah kambuh di supermarket dan mall.Nova pun menelepon Liana. Liana pun kaget mendengar teleponnya berdering bahwa ada panggilan dari bosnya. Oke Vita, angkat telefonmu sebelum lebih lima detik.Saat panggilan terhubung, Nova bertanya. “Sekretaris Li, apakah kamu sudah sampai rumah?"Liana menggigit bibir bawah. Sungguh dia bingung harus berkata apa selain membohongi bossnya. “Yaa ... aku sudah di rumah. Ketika Direktur mengantarkan pulang.”“Kamu seharusnya mengabariku, ini membuatku khawatir. Paling tidak kamu mengirim pesan kepadaku.”Liana membisu mendengar kata khawatir. Direktur khawatir dengannya? Ah, rasanya mustahi
Read more

42. Epiphany

Evan pun berbicara dengan Nova. Nova gedeg setengah mati sampai bangkit dari ranjang, berjalan ke sana kemari dengan perasaan cemas.Dengan santainya Evan menjelaskan panjang lebar. “Bukankah saya pernah mengatakan kepadamu sebelumnya. Karena kamu menggangu acara makan saya bersama Liana, sata akan dua kali lagi makan bersama Liana.”“Apaa??!” Nova ternganga lebar.“Dengarkan baik-baik. Hari ini adalah kedua kalinya saya makan bersama Liana. Apa kamu mengganggu lagi?? Gak papa, silahkan ... Lain kali saya akan makan 4 kali bersamanya dan kami tidak akan mengatakannya padamu. Kamu mengerti?”“Oke ...Oke ... Makan ... Makanlah!!Tetapi, ini adalah yang terakhir kalinya!” Final Nova mengalah. Dia berusaha tenang dengan mendudukan pantat di tepi ranjang.Evan tersenyum puas haha. “Ini tergantung dari kamu.”****Pagi kembali menyapa. Lelaki terbangun dari tidur sambil me
Read more

43. Merencanakan Sesuatu

Aneh. Itu yang dipikirkan Liana. Nova tidak seperti hari-hari biasa, malah aneh dengan sikap tadi. “Mungkin Direktur sedang tidak mood,” batin Liana berpikir positif.Karena penasaran dengan sikap Nova itu, akhirnya Presdir bertanya ke Liana yang berdiri di sampingnya. “Ada apa dengannya hari ini?” tanya Presdir. Bagaimana pun juga orang tua pasti ingin tahu ada apa dengan sang anak bukan?Dengan wajah memelas Liana menjawab pelan, “Cobalah mengerti Pak presdir, Dia berlagak seperti itu karena semalam dia tidak tidur dengan baik. Jadi hari ini mungkin tidak mood.”Presedir mendecak, “Ckckck ... berapa umur anak itu? Bukankah perilakunya seperti seorang anak kecil??" Presdir Dhika geleng-geleng kepala. “Benar itu.” Menurut Liana sikap kekanan Nova itu menggemaskan dan imut.Mendengar jawaban Liana, Presdir tidak setuju kemudian Liana ditegur Presdir seharusnya dia mengatakan hal yang bertentang
Read more

44. Ada apa?

Kehidupan Liana semakin sibuk setiap hari. Sejak menjadi sekretaris di perusahaan Andromeda, waktu luang dan kebebasan untuk bersantai semakin berkurang. Apalagi menjadi sekretaris bos yang malas. Ha ha. Liana rasanya ingin mati saja. Tapi tidak apa-apa, ini demi pekerjaan.Pagi ini, langit biru cerah dengan awan putih. Semoga harinya sangat menyenangkan. Raffa sedang dalam mood yang buruk dan tidak bisa tidur nyenyak tadi malam, sehingga kedua area mata matanya menjadi hitam.Mengapa Nova tidak bisa tidur tadi malam? Itu karena Nova memikirkan Liana. Ya, saat Nova pulang dari kos Liana, dan Liana membohonginya. Ternyata Liana sedang bersama Evan.Cemburu? Ah! Sungguh.Di ruang kerja Nova menghembuskan nafas berkali-kali, sama sekali tidak berkonsentrasi pada laptop di depannya. Dia melamun lalu mengacak-acak rambutnya karena frustasi lalu melamun lagi dan seterusnya seperti itu."Shit! Kenapa aku terus memiki
Read more

45. Teh Hangat

"Saya membuat teh untuk Direktur, teh ini bisa menenangkan pikiran Anda." Liana membawakan teh untuk Nova dan menceritakan jadwal kegiatan Nova. "Jadwal hari ini adalah belajar bahasa Inggris, Jepang dan Korea." Liana mendengar bahwa bos lain telah belajar bahasa Inggris, Jepang, dan Korea.Ngomong-ngomong, Liana sangat peka membawakan teh untuk Nova saat pikiran Nova sedang kacau dan gelisah."Terima kasih." Nova sedang minum secangkir teh."Apakah Direktur tidak ingin belajar bahasa Inggris?"Nova melepas setelan hitamnya dan meletakkannya ke sembarang tempat. Matanya menatap Liana setelah mendengar pertanyaan Liana. "Apa? Belajar bahasa Inggris?" ejek Nova. "Saya pernah belajar bahasa Inggris sebelumnya," kata Nova dengan nada mengejek lagi.Liana tercengang. Dia baru tahu bahwa Nova bisa berbahasa Inggris. "Saya kira Anda tidak bisa bahasa Inggris," kata Liana sedikit malu.Nov
Read more

46. Jago Bahasa Inggris

Nova tertawa meremehkan."Dan untuk apa? Tahu banyak hal dan tidak digunakan sama sekali." Liana menyindir Nova. Pendidikan Nova tinggi tetapi tidak digunakan sama sekali. Ya, karena Nova malas.Nova merasa bersalah. Kata-kata Liana menyentuh hatinya. Bersalah terhadap Presidir Dika. Huh. Nova seharusnya tidak menyia-nyiakan ilmunya."Direktur, mulai besok akan mulai latihan lagi. Jadi bersiaplah." Liana mengatakan mulai akhir pekan ini. Sekretaris yang bodoh dan kuat akan mulai menyembuhkan fobia Nova."Apa ??? Bisakah kita menunda kegiatan untuk fobia saya?""Tidak, Direktur." Liana pergi tapi balik lagi ke meja Direktur Nova. "Jangan lupa gaji lembur." Liana meminta permintaan Nova untuk tidak lupa membayar uang lembur agar bisa menggunakan uang hidupnya. Ha ha. Liana meminta bonus gaji. "Oh iya. Jangan lupa nanti ada rapat ya. Direktur! Semangat!" Liana memberikan semangat kepada Nova. Liana mengedipkan ma
Read more

47. Wanita Spesial

Rapat dimulai pada siang hari. Untungnya, setiap ruangan kantor dilengkapi AC, sehingga karyawan tidak kepanasan. Nova dan Evan bertemu dalam perjalanan ke ruang rapat. Awalnya Nova tidak ingin melihat Evan, tapi dia tetap berbicara dengan Evan. Lucunya, Evan selalu tenang, sedangkan Nova terus berbicara. Nova mengingatkan, kemarin adalah kali terakhir Evan bertemu Liana."Aku tidak akan membiarkanmu bertemu lagi dengan Liana dan terakhir kemarin kamu bertemu dengannya!" kata Nova."Mungkin," kata Evan singkat. Tidak peduli sama sekali. Dia yakin dia bisa mengajak Liana berkencan lagi. Tingkat kepercayaan diri yang tinggi."Kalau kamu berencana sesuatu, jangan kepada Liana, menjadikan dia mata-mata. Mengerti?""Mengapa?"Nova menjawab jika Evan merencanakan sesuatu dan harus menanyakannya secara langsung, jangan ke Liana karena Liana sekretarisnya bukan sekretaris Evan.Pikiran keka
Read more

48. Tertidur di Rapat

Nova menyatakan bahwa Liana spesial sehingga tidak ada yang akan merebut darinya."Apa Liana juga berpikir begitu?" tanya Evan sambil memandang Nova dengan ringan dan tersenyum miring."Ya, suatu saat nanti," kata Nova dengan percaya diri. "Karena mulai sekarang aku akan keren dan pandai dalam bekerja dan menjadi pria idaman.""Tidak mungkin," kata Nova dengan nada meremehkan lagi. Baginya, kata-kata Nova adalah halusinasi. Nova dan Evan yang dulu selalu berkelahi, dahulu mereka berkelahi secara fisik dengan tinju, kini mereka perang kata-kata.****Rapat telah dimulai. Karena tadi malam Nova tidak tidur, kini Nova tertidur saat rapat. Bahkan Presedir Dika sengaja meninggikan suaranya agar Nova tidak terlelap, namun tidak pernah berhasil. Dia terus berbicara di depan umum.Tak tahan lagi, Presedir Dika membentak Nova. "Hei! Anak nakal tidak punya sopan santun! Bangun!" pekik Dika ke
Read more

49. Jadi Karyawan Tetap!

Rapatnya sudah selesai.Liana menyapa Nova, dan Evan menanyakan bagaimana pertemuannya. "Bagaimana? Apakah pertemuannya menyenangkan dan berjalan dengan baik?" Tanya Liana bersemangat."Jangan tanya ke Nova, mungkin Nova tidak tahu, karena dia tidur," jawab Evan.Nova baru saja menguap."Direktur, kenapa Anda tidur saat rapat?" Liana bertanya bagaimana Nova bisa tidur dalam pertemuan sepenting itu."Semua karena kamu," kata Nova kesal. "Kamu membuatku tidak bisa tidur sepanjang malam!" Nova menjawab dengan jujur.Presdir Dika keluar dan ikut memarahi Liana. "Itu benar? Kamu membuat Nova tidak tidur tadi malam? Kamu sebagai sekretaris harus tegas dengan Nova! Kalau kamu bisa memukul bocah nakal itu."Liana tidak menjawab. Dia kesal karena dia disalahkan. Ada apa dengan dia? Dia membuat Nova tidak bisa tidur? Ah ... Presdir bercanda dengan Liana? Liana tidak tahu apa
Read more

50. Hubungan Istimewa

Sekretaris senior membahas hubungan Liana dan Nova yang seperti ada hubungan khusus. Mereka beranggapan Nova tidak akan dekar dengan wanita miskin seperti Liana dan Nova sang pewaris. Itu membuat Liana sedih. Karena hubungan mereka tidak mungkin terjadi. Lalu bagaimana jika mereka saling jatuh cinta?"Haha, tidak mungkin Direktur Nova jatuh cinta pada Sekretaris Vita yang lebih seperti perempuan jalang?""Tentu saja tidak cocok. Sekretaris Vita tidak punya harga diri.""Ngomong-ngomong rumor tentang pertengkaran Direktur Nova dengan Direktur Evan karena masalah wanita.""Hah? Kudengar, memperebutkan posisi pekerjaan?""Tidak. Jangan mau ditipu. Siapa lagi selain pelaku dari masalah Sekretaris wanita jalang itu." Tanpa rasa takut, sekretaris menunjuk Liana yang sedang duduk di kursi kerja Liana.Mendengarkan kata-kata mereka Liana langsung menggebrak meja karena tak tahan lagi dihina
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status