Jika ini adalah permainan peran, nasib hidupku akan ditentukan pada titik ini.Saat aku tertegun, Debby menghampiri dan menciumku. "Kak, aku sangat menyukaimu. Kalau kamu menerimaku, aku pasti bisa melayanimu dengan baik."Perhatianku teralihkan beberapa saat, tetapi aku tidak lupa bahwa Geani akan datang.Jika sampai kepergok di sini, Geani pasti akan bertengkar denganku seumur hidup.Aku memintanya pergi dengan wajah dingin, "Jangan datang ke sini lagi. Istriku sangat mencintaiku dan aku nggak ingin membuatnya sedih."Debby tidak menyerah dan terus menciumku hingga ke bawah.Aku menghentikannya, sedikit kesal, "Kamu masih muda, kenapa nggak bisa menghargai diri sendiri?""Kak, kamu keberatan karena aku masih muda?"Debby menangis dan menatapku dengan sedih, matanya penuh kasih sayang.Melihatnya begini aku merasa sedikit sedih. Dia hanyalah seorang gadis kecil, bukankah sedikit keterlaluan kalau aku memperlakukannya seperti ini?Aku ingin mencairkan suasana, tetapi tiba-tiba terdenga
Aku melakukannya dengan Debby beberapa kali semalam. Dia menjerit kesakitan dan akhirnya tertidur di pelukanku.Namun, aku sangat energik dan bersemangat. Aku merokok, mulai merencanakan agar Geani pergi dari rumah tanpa membawa harta apa pun.Masalah terbesar saat ini adalah menemukan bukti perselingkuhan Geani.Aku melihat lagi video yang Debby tunjukkan padaku. Dia terlalu berhati-hati, memakai topeng setiap saat dan tidak meninggalkan celah apa pun.Satu-satunya cara yang bisa aku lakukan sekarang adalah menunggu sampai dia keluar lagi dan mendapatkan bukti.Di tengah kepulan asap tebal, tiba-tiba aku teringat pada teman masa kecilku yang belum pernah ditemui Geani sebelumnya.Sepertiku, keluarganya membesarkannya dengan baik sejak dia masih kecil, jadi bagian miliknya sangat menantang. Begitu Geani melihatnya, dia pasti akan terpancing.Memikirkan hal ini, aku bangun dan pergi ke kamar mandi untuk menghubungi teman masa kecilku, Sony Dirgantara. Namun, aku tidak menjelaskan apa pu
Suara-suara dalam video itu perlahan-lahan makin terdengar menyakitkan buatku.Setelah lima belas tahun menjalin hubungan, wanita jalang itu, Geani, bahkan tidak merasa bersalah kepadaku.Geani sudah tidak bisa menahan tipuan Sony lagi. Saat dia dalam keadaan linglung, dia bahkan tidak peduli saat topengnya dilepas.Aku melihat ekspresi jijiknya dan menggenggam ponsel erat-erat."Kak, jangan marah." Debby memelukku. "Kamu masih punya aku."Kali ini pakaiannya sangat berani. Dia terus bergerak dalam pelukanku, membuatku tidak tahan lagi.Setelah membuang ponsel di tangan, aku menekannya dan melakukannya dengannya sekali.Setelah itu, aku keluar dari mobil dengan perasaan segar dan pulang ke rumah untuk mempersiapkan perjanjian cerai.Saat Geani pulang pagi harinya, kebetulan aku baru menghabiskan dua bungkus rokok.Ruangan sangat berasap, dia pun jadi kesal, "Julian, apa yang kamu lakukan? Kamu tahu aku nggak suka bau rokok, tapi kamu merokok sebanyak ini?""Apa kamu nggak mau hidup lag
Saat menjalani pengangkatan kulit area khusus, aku tidak sengaja memamerkan bagian vitalku. Sejak itu, makin banyak perawat yang melirik ke arahku secara diam-diam.Karena masalah ini, istriku jadi sering marah-marah kepadaku."Ini yang ketujuh belas kalinya, Julian. Sampai kapan kamu mau buat masalah terus?" Istriku, Geani Ayuswara menamparku dengan keras, dia benar-benar marah.Dia biasanya memang cukup mendominasi, tetapi setelah hidup bersama dengannya selama lima belas tahun, aku tahu betul bagaimana menanganinya."Sayang, aku terpesona sama caramu memukulku."Mengabaikan perlawanannya, aku menariknya, meremas serta menciumnya.Aku sangat terampil, dia pun luluh dalam pelukanku, bahkan berinisiatif untuk menciumku."Julian." Istriku memanggil namaku dengan lembut, matanya dipenuhi air.Aku tahu dia sudah lama tidak melakukannya, jadi aku berkata dengan nada meminta maaf, "Sayang, tunggu sampai besok, aku akan keluar dari rumah sakit."Geani pun bereaksi, wajahnya tidak terlihat se
Aku tidak bergerak, sedikit penasaran apakah perempuan ini benar-benar berani."Kak, tolong bantu aku. Aku ... aku nggak bisa membukanya." Tangan Debby gemetar karena terlalu gugup.Dia seperti gadis kecil yang tidak berpengalaman.Laki-laki sepertiku, yang hampir berumur empat puluh tahun, telah melihat segala macam suka dan duka. Namun, kini perhatianku begitu teralihkan oleh rayuannya, membuatku lupa bahwa aku sudah memiliki seorang istri.Aku dengan takut-takut memegang tangannya.Halus dan halus, ini adalah yang terbaik di dunia."Kak, aku ingin menciummu," kata Debby malu-malu.Aku ingin mengabulkan keinginannya, tetapi begitu membungkuk, ponselku tiba-tiba berdering.Jantungku berdebar kencang karena terkejut.Saat aku melihat bahwa Geani lah yang menelepon, aku mendorong Debby menjauh."Sayang, apa kamu merindukanku?"Suaraku lembut dan Geani pun memberikan respons yang cukup baik, "Aku cuma mau tahu apakah kamu melakukan sesuatu yang kiranya mengkhianatiku atau nggak."Debby m