Share

Bab 2

Penulis: Hana Naiya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-27 11:36:33
Nenek duduk di sana dengan tenang. Setelah menunggu ibu selesai mencari, Nenek baru membuka suara.

"Stella benar-benar sudah meninggal. Jasadnya telah disumbangkan."

"Dia bilang dia ingin menghilang dari hadapanmu dan nggak ingin bertemu denganmu selamanya."

Ekspresi ibu menjadi sangat mengenaskan. Dia menatap nenek dengan tatapan kejam.

"Bu, kamu itu ibu kandungku."

"Apakah kamu masih ingat bagaimana ayahku meninggal? Kalau bukan karena si pembawa sial ini, ayahku pasti akan baik-baik saja. Mata Jason juga akan baik-baik saja."

"Sekarang aku hanya minta satu kornea si pembunuh itu saja. Aku nggak menginginkan nyawanya."

"Aku sangat menyesal mengadopsi dia."

Nenek memandang ibu dengan tatapan kecewa. "Dia juga menyesal diadopsi olehmu."

Ibu langsung menendang kursi di sebelahnya.

"Kalau dia nggak muncul, kamu akan aku usir."

"Nama yang tertulis sertifikat kepemilikan rumah ini adalah namaku. Kalau aku nggak kasih kamu tinggal, jangan harap kamu bisa tinggal di sini."

Ibu membanting pintu dan keluar dari sana. Nenek terkulai lemas ke lantai dan mengeluarkan fotoku satu-satunya dari sakunya.

Air matanya mengalir deras.

"Stella, kalau kamu nggak bertemu dengan keluarga kami, apakah kamu bisa hidup dengan baik?"

"Kamu nyesal nggak sudah nolongin Jason?"

Entahlah, aku juga tidak tahu.

Lima tahun lalu, tanpa persetujuan orang tua, Jason bersikeras ingin ikut trip perpisahan sekolah.

Aku takut sesuatu akan terjadi pada Jason, makanya aku terpaksa pergi bersamanya.

Pada akhirnya, Jason kembali ke rumah sendirian sambil menutupi mata kanannya yang buta.

Jason memberi tahu ibu bahwa aku melarikan diri setelah bertemu dengan orang jahat. Sedangkan, matanya ditusuk sampai buta. Setelah berjuang keras, dia baru bisa kabur.

Ketika mendengar aku hilang, kakek terkena serangan jantung dan meninggal di tempat.

Ibu membawa Jason ke rumah sakit untuk berobat dan terus memarahiku.

Dia berharap aku mati saja di luar.

Namun, ibu tidak tahu bahwa hidupku jauh lebih menderita daripada mati.

Trip perpisahan yang Jason maksud itu katanya ada seorang gadis yang bisa diajak bermain sepuasnya.

Sebenarnya, orang-orang itu tertarik dengan ginjal Jason. Namun, situasi menjadi berbeda saat aku, yang seorang gadis, turut hadir.

Kami ditangkap ke dalam pegunungan.

Dalam perjalanan, aku menemukan kesempatan untuk melarikan diri. Aku berusaha menahan para pria itu dan membiarkan Jason melarikan diri.

"Cepat lari dan lapor polisi!"

"Dari aksen mereka, aku tahu dari mana asal mereka. Kamu harus minta polisi datang untuk menyelamatkanku."

Jason mengiyakannya.

Namun, dia tidak kembali lagi.

Aku diseret ke dalam pegunungan oleh orang-orang itu seperti anjing mati.

Mereka mengurungku di sebuah gubuk. Gubuk rendah itu tidak semuanya tertutup rapat dan hanya beratapkan jerami.

Saat hujan, seluruh gubuk itu dipenuhi air.

Aku hanya bisa terbaring di lumpur dan dianiaya oleh orang-orang itu.

Orang yang mengunjungiku tidak pernah habis. Mereka mengenakan biaya per orang.

Terakhir kali biayanya sebesar dua puluh ribu atau sepotong daging sapi asap.

Aku sudah tidak dapat menghitung lagi sudah berapa banyak laki-laki yang datang. Ada yang sudah tua, ada yang masih kuat, ada yang cacat.

Bahkan, ada pula yang mengalami gangguan otak.

Asalkan ada uang, siapa pun bisa melakukannya.

Aku menghitung hari di luar sana selama tiga tahun.

Entah sudah berapa kali aku hamil, tetapi setiap satu atau dua bulan usia kehamilan, aku akan dibuat keguguran.

Karena aku tidak dapat menghasilkan uang jika hamil.

Dari obrolan terputus-putus orang-orang itu, aku mendapat beberapa informasi.

Setelah Jason berhasil kabur ke kabupaten tahun itu, dia bisa saja melaporkan ke polisi.

Namun, dia tidak melakukannya.

Dia tidak berhenti karena takut dikejar oleh mereka.

Sebenarnya, hanya perlu lima menit bagi polisi untuk bisa menemukanku.

Tetapi, Jason bahkan tidak memberiku kesempatan ini.

Aku hanya bisa berubah menjadi lebih patuh hari per hari dan membuat mereka perlahan-lahan mengurangi kewaspadaan.

Akhirnya ....

Pada tahun itu, turun hujan yang sangat lebat. Tanah longsor di pegunungan menerjang gubuk tersebut.

Aku berhasil melarikan diri.

Namun, aku membutuhkan waktu dua tahun untuk berjalan kaki dari pegunungan ke rumah nenekku.

Setelah melihat nenek, dia tidak dapat mempercayai matanya. Dia berulang kali memastikan apakah aku itu nyata.

Aku menangis dan melemparkan diriku ke dalam pelukannya.

Sambil menahan kesedihan yang luar biasa, nenek menelepon ibu dan memintanya datang.

Namun, ibu sibuk mengurus Jason.

Ibu terus mengatakan bahwa nenek berbohong, "Mana mungkin anak nggak tahu diri itu kembali. Kalaupun dia kembali, aku pasti akan mematahkan kakinya!"

Nenek menghabiskan seluruh tabungannya untuk mengobatiku, tetapi tubuhku sudah hancur.

Oleh karena itu, setelah menandatangani perjanjian untuk donasi tubuh, aku meninggal di ranjang rumah sakit.

Nenek menghubungi ibu setelah aku meninggal, tetapi dia menganggap nenek sudah linglung karena sudah tua.

Karena ibu percaya pada Jason, yang mengatakan bahwa aku berhasil dirayu oleh seorang preman.

Ibuku makin benci padaku.

Dia tidak pernah percaya padaku. Dia hanya percaya pada Jason.

Dulu begitu, sekarang pun begitu.

Bab terkait

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 3

    Setengah bulan kemudian.Ibuku datang lagi bersama Jason.Dia benar-benar mengusir neneknya saking tidak warasnya."Jangan salahkan aku, Stella bukannya yang paling berbakti padamu? Kalau terjadi sesuatu padamu, dia pasti akan muncul."Jason pura-pura menarik lengan ibuku."Bu, Nenek sudah tua, sudahlah nggak perlu seperti ini.""Kakak pasti masih marah karena aku telah mencuri kasih sayangmu, makanya dia sengaja nggak keluar."Jason menutup satu matanya, "Aku masih punya satu mata yang bisa melihat kok, nggak apa-apa."Ibuku segera memeluk Jason, "Nggak apa-apa, Jason. Ibu pasti akan menemukan wanita sialan itu.""Dia yang telah mencelakaimu seperti ini. Jangan harap dia bisa hidup tenang."Ibu menatap nenek dengan ekspresi wajah dingin, "Kalau kamu nggak ingin mati kelaparan di luar, cepat temukan dia.""Aku sudah menghubungi rumah sakit. Begitu dia muncul, operasi bisa segera dilakukan."Nenek biasanya suka membaca buku dan koran. Mendengar hal itu, Nenek mengejek ibu."Perdagangan

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 4

    Ibuku tentu saja tidak memercayainya. Reaksi pertamanya saat melihat akta kematian adalah merobeknya."Bu, hebat juga kamu berani membuat akta kematian palsu seperti itu. Memangnya kamu nggak takut ditangkap polisi?""Apakah si anak nggak tahu diri itu yang menyuruhmu melakukan ini? Aku kan sudah bilang, memungutnya waktu itu adalah tindakan yang salah. Kalau dia baik-baik saja, mana mungkin dia dibuang ke jalan?""Pasti ada master yang sudah meramalkan kalau dia anak bermasalah, makanya dia dibuang .... "Ibu terus melontarkan hinaan kasar. Ini membuat nenekku tidak tahan lagi.Sejak aku masih kecil, hanya dia dan kakekku yang bersikap paling baik padaku.Karena mereka tidak pilih kasih dan memperlakukan aku dan Jason secara adil.Ibuku malah beranggapan hanya putranya yang mampu menafkahinya di hari tua.Membesarkan anak perempuan, apalagi anak pungut sepertiku, hanya membuang-buang uang.Belakangan, seiring bertambah besarnya aku dan Jason, sikap pilih kasih ibuku menjadi semakin je

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 5

    Nenek tiba-tiba tidak tahan lagi.Pertahanan yang nenek bangun selama bertahun-tahun hancur karena perkataan ibuku ini.Nenek mengepalkan jari-jarinya dengan erat. Pembuluh darahnya pun menegang."Dia bilang dia melarikan diri dari pegunungan selama dua tahun."Nenek mengatupkan giginya erat-erat. Karena terlalu erat, kata-katanya menjadi tidak begitu jelas."Dia dikurung di gubuk kecil dan dianiaya oleh pria yang berbeda setiap hari. Setiap kali ada yang datang, mau dia lagi makan atau tidur, dia akan langsung ditarik dan ditindih di lantai.""Air lumpur yang kotor mengotori tubuhnya, sehingga orang-orang itu melemparkannya ke dalam air dingin untuk membersihkan badannya."Nenek berkata terbata-bata sambil menahan tangis.Saat nenek berbicara, mata ibuku perlahan dipenuhi air mata.Air mata ibu mengalir tak terkendali."Bu, kamu bohong, 'kan?"Ibu masih berpegang pada harapan terakhirnya. Dia masih berkhayal bahwa aku berbohong padanya hanya untuk mendapatkan kasih sayangnya.Namun, n

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 6

    Orang-orang itu juga ingin membawa Jason pergi, tetapi dia cukup waspada. Dia mengatakan bahwa dia telah memasang alarm otomatis untuk melapor polisi.Jika dia tidak mematikan alarm itu setengah jam kemudian, polisi akan segera beraksi.Meski orang-orang ini berandalan, tetapi mereka juga takut pada polisi.Oleh karena itu, mereka menyeretku pergi seperti boneka kain rongsokan dan tidak memedulikan Jason lagi.Mereka merasa asal mereka tidak mengakuinya, tidak ada yang bisa menangkap mereka.Lagi pula, begitu banyak orang seperti aku di sana, selama bertahun-tahun toh juga tidak terjadi apa-apa pada mereka.Mereka lalu membawaku kembali dengan hati yang tenang.Pelarian kali itu membuatku harus membayarnya dengan darah.Lututku diremukkan oleh mereka dan tanganku dipaku ke dinding.Ketika sedang memasang paku, kepala desa menyeringai dengan gigi kuningnya, "Ini untuk membuatmu patuh. Kalau kamu kabur lagi, aku akan memaku seluruh tubuhmu.""Aku akan menggali lubang di pegunungan yang b

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 7

    "Aku ditemukan oleh orang-orang itu saat aku sedang membeli barang. Aku ingin melepaskan diri dari mereka, tapi mereka punya pisau. Aku takut, Bu. Aku sangat takut.""Bu, aku mohon, jangan biarkan polisi menangkapku, oke? Aku masih muda. Aku masih bisa sukses nantinya."Saking paniknya, bicaranya makin tidak karuan."Aku nggak boleh ditangkap. Aku sudah lulus ujian guru. Kalau aku ditangkap, bagaimana dengan murid-muridku?"Ibu mencengkeram lengannya erat-erat. Kukunya menusuk dagingnya."Tetapi, kakakmu meninggal karenamu. Polisi nggak akan melepaskanmu begitu saja."Jason berlutut dan memohon kepada ibu, "Bu, kakak kan sudah nggak ada. Kalau aku juga ditangkap, siapa yang akan menafkahimu di hari tua?"Jason menangkap kelemahan ibu. Ibu sangat percaya bahwa membesarkan anak-anak bisa memenuhi kebutuhan hari tua.Tatapan mata ibu mulai bimbang, "Kamu pergi serahkan dirimu saja, Jason. Kalau kamu menyerahkan diri dulu, polisi nggak akan menjatuhkan hukuman berat."Tangan Jason yang mem

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 8

    Ketika ibu menunggu Jason pulang tadi, dia pergi ke kamar yang aku tinggali saat masih kecil.Sebuah kamar kecil tanpa jendela, yaitu kamar pengasuh.Saat melihat ibu mendorong pintu kamar yang berdebu dan berantakan itu, mataku menjadi pedih.Namun, arwah tidak bisa menangis.Ibuku sudah bertahun-tahun tidak masuk ke kamar ini. Melihat kamar yang asing itu, pintu ingatannya tiba-tiba seperti terbuka kembali.Ibu perlahan berjalan ke samping tempat tidur dan duduk di sana. Tiba-tiba, tangannya menyentuh sesuatu.Itu adalah buku diaryku."Kata nenek, kalau ibuku nggak membesarkanku, aku sudah mati, makanya aku harus berbakti pada ibuku ke depannya dan jangan pernah membuatnya marah.""Aku sudah berumur lima tahun hari ini. Ibu melahirkan seorang adik laki-laki untukku. Dia sangat lucu dan lembut. Aku akan bersikap baik padanya kelak.""Adikku sudah masuk SD, tapi dia bermain bersama anak-anak nakal itu setiap hari. Dia ditindas setiap hari, aku harus menolongnya.""Adikku sepertinya ngg

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 9

    "Beraninya wanita sialan itu memukulku dengan sesuatu saat aku ingin menyentuhnya. Dia itu hanya sebuah benda yang dipungut kalian untuk aku mainkan. Apa hak dia menolakku?"Mendengar kata-kata Jason, aku teringat lagi pada kejadian musim kemarau yang kacau dan gelap itu.Ketika aku keluar dari kamar mandi setelah mandi hari itu, aku melihat Jason berada di kamarku.Saat melihat gaun tidurku, Jason seolah-olah berubah menjadi orang yang berbeda.Dia langsung menahanku ke tempat tidur dan mulai merobek pakaianku ....Begitu tanganku menyentuh lampu di tempat tidur, aku langsung memukulkannya ke kepalanya.Ayah pun muncul saat itu. Tetapi, dia bukannya menyalahkan Jason, malah menamparku dengan keras."Kamu ini hanyalah mainan Jason. Kalau dia bersedia menyentuhmu, itu merupakan sebuah kehormatan bagimu."Aku terdiam saat mendengarnya.Sebulan kemudian, Jason ingin pergi liburan, sedangkan aku diminta untuk ikut pergi bersamanya.Sebuah langkah menuju ke dalam kegelapan.Kebenaran yang s

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 1

    Ibuku, yang mengenakan setelan rapi, memblokir pintu rumah nenekku.Dia berteriak dengan suara kencang, "Mana dia? Cepat tanda tangani perjanjiannya.""Kan aku hanya memintanya menandatangani perjanjian satu kornea mata saja, bukan dua kornea mata loh. Pelit banget dia."Nenek memandang ibu dengan wajah tanpa ekspresi, "Stella sudah meninggal lima tahun yang lalu."Mendengar ini, ibu langsung mencibir, "Kamu itu adalah ibuku, dan yang sakit itu adalah cucumu sendiri. Kamu masih ingin membantu orang luar?""Kalau bukan karena Stella, mana mungkin mata Jason bisa rusak?""Aku sudah sangat baik hati ya, nggak mencungkil kedua matanya."Plak!Nenek menampar ibu dengan keras, "Kamu nggak pantas menjadi ibu Stella!"Nenek menampar ibu dengan keras hingga terjatuh ke lantai.Nenek ....Air mataku langsung bercucuran, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa melihatnya.Tangan Nenek gemetaran setelah menampar ibu.Aku ingin memeluk nenekku, tetapi tanganku melewati tubuhnya.Saat masih muda, ibu

Bab terbaru

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 9

    "Beraninya wanita sialan itu memukulku dengan sesuatu saat aku ingin menyentuhnya. Dia itu hanya sebuah benda yang dipungut kalian untuk aku mainkan. Apa hak dia menolakku?"Mendengar kata-kata Jason, aku teringat lagi pada kejadian musim kemarau yang kacau dan gelap itu.Ketika aku keluar dari kamar mandi setelah mandi hari itu, aku melihat Jason berada di kamarku.Saat melihat gaun tidurku, Jason seolah-olah berubah menjadi orang yang berbeda.Dia langsung menahanku ke tempat tidur dan mulai merobek pakaianku ....Begitu tanganku menyentuh lampu di tempat tidur, aku langsung memukulkannya ke kepalanya.Ayah pun muncul saat itu. Tetapi, dia bukannya menyalahkan Jason, malah menamparku dengan keras."Kamu ini hanyalah mainan Jason. Kalau dia bersedia menyentuhmu, itu merupakan sebuah kehormatan bagimu."Aku terdiam saat mendengarnya.Sebulan kemudian, Jason ingin pergi liburan, sedangkan aku diminta untuk ikut pergi bersamanya.Sebuah langkah menuju ke dalam kegelapan.Kebenaran yang s

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 8

    Ketika ibu menunggu Jason pulang tadi, dia pergi ke kamar yang aku tinggali saat masih kecil.Sebuah kamar kecil tanpa jendela, yaitu kamar pengasuh.Saat melihat ibu mendorong pintu kamar yang berdebu dan berantakan itu, mataku menjadi pedih.Namun, arwah tidak bisa menangis.Ibuku sudah bertahun-tahun tidak masuk ke kamar ini. Melihat kamar yang asing itu, pintu ingatannya tiba-tiba seperti terbuka kembali.Ibu perlahan berjalan ke samping tempat tidur dan duduk di sana. Tiba-tiba, tangannya menyentuh sesuatu.Itu adalah buku diaryku."Kata nenek, kalau ibuku nggak membesarkanku, aku sudah mati, makanya aku harus berbakti pada ibuku ke depannya dan jangan pernah membuatnya marah.""Aku sudah berumur lima tahun hari ini. Ibu melahirkan seorang adik laki-laki untukku. Dia sangat lucu dan lembut. Aku akan bersikap baik padanya kelak.""Adikku sudah masuk SD, tapi dia bermain bersama anak-anak nakal itu setiap hari. Dia ditindas setiap hari, aku harus menolongnya.""Adikku sepertinya ngg

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 7

    "Aku ditemukan oleh orang-orang itu saat aku sedang membeli barang. Aku ingin melepaskan diri dari mereka, tapi mereka punya pisau. Aku takut, Bu. Aku sangat takut.""Bu, aku mohon, jangan biarkan polisi menangkapku, oke? Aku masih muda. Aku masih bisa sukses nantinya."Saking paniknya, bicaranya makin tidak karuan."Aku nggak boleh ditangkap. Aku sudah lulus ujian guru. Kalau aku ditangkap, bagaimana dengan murid-muridku?"Ibu mencengkeram lengannya erat-erat. Kukunya menusuk dagingnya."Tetapi, kakakmu meninggal karenamu. Polisi nggak akan melepaskanmu begitu saja."Jason berlutut dan memohon kepada ibu, "Bu, kakak kan sudah nggak ada. Kalau aku juga ditangkap, siapa yang akan menafkahimu di hari tua?"Jason menangkap kelemahan ibu. Ibu sangat percaya bahwa membesarkan anak-anak bisa memenuhi kebutuhan hari tua.Tatapan mata ibu mulai bimbang, "Kamu pergi serahkan dirimu saja, Jason. Kalau kamu menyerahkan diri dulu, polisi nggak akan menjatuhkan hukuman berat."Tangan Jason yang mem

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 6

    Orang-orang itu juga ingin membawa Jason pergi, tetapi dia cukup waspada. Dia mengatakan bahwa dia telah memasang alarm otomatis untuk melapor polisi.Jika dia tidak mematikan alarm itu setengah jam kemudian, polisi akan segera beraksi.Meski orang-orang ini berandalan, tetapi mereka juga takut pada polisi.Oleh karena itu, mereka menyeretku pergi seperti boneka kain rongsokan dan tidak memedulikan Jason lagi.Mereka merasa asal mereka tidak mengakuinya, tidak ada yang bisa menangkap mereka.Lagi pula, begitu banyak orang seperti aku di sana, selama bertahun-tahun toh juga tidak terjadi apa-apa pada mereka.Mereka lalu membawaku kembali dengan hati yang tenang.Pelarian kali itu membuatku harus membayarnya dengan darah.Lututku diremukkan oleh mereka dan tanganku dipaku ke dinding.Ketika sedang memasang paku, kepala desa menyeringai dengan gigi kuningnya, "Ini untuk membuatmu patuh. Kalau kamu kabur lagi, aku akan memaku seluruh tubuhmu.""Aku akan menggali lubang di pegunungan yang b

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 5

    Nenek tiba-tiba tidak tahan lagi.Pertahanan yang nenek bangun selama bertahun-tahun hancur karena perkataan ibuku ini.Nenek mengepalkan jari-jarinya dengan erat. Pembuluh darahnya pun menegang."Dia bilang dia melarikan diri dari pegunungan selama dua tahun."Nenek mengatupkan giginya erat-erat. Karena terlalu erat, kata-katanya menjadi tidak begitu jelas."Dia dikurung di gubuk kecil dan dianiaya oleh pria yang berbeda setiap hari. Setiap kali ada yang datang, mau dia lagi makan atau tidur, dia akan langsung ditarik dan ditindih di lantai.""Air lumpur yang kotor mengotori tubuhnya, sehingga orang-orang itu melemparkannya ke dalam air dingin untuk membersihkan badannya."Nenek berkata terbata-bata sambil menahan tangis.Saat nenek berbicara, mata ibuku perlahan dipenuhi air mata.Air mata ibu mengalir tak terkendali."Bu, kamu bohong, 'kan?"Ibu masih berpegang pada harapan terakhirnya. Dia masih berkhayal bahwa aku berbohong padanya hanya untuk mendapatkan kasih sayangnya.Namun, n

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 4

    Ibuku tentu saja tidak memercayainya. Reaksi pertamanya saat melihat akta kematian adalah merobeknya."Bu, hebat juga kamu berani membuat akta kematian palsu seperti itu. Memangnya kamu nggak takut ditangkap polisi?""Apakah si anak nggak tahu diri itu yang menyuruhmu melakukan ini? Aku kan sudah bilang, memungutnya waktu itu adalah tindakan yang salah. Kalau dia baik-baik saja, mana mungkin dia dibuang ke jalan?""Pasti ada master yang sudah meramalkan kalau dia anak bermasalah, makanya dia dibuang .... "Ibu terus melontarkan hinaan kasar. Ini membuat nenekku tidak tahan lagi.Sejak aku masih kecil, hanya dia dan kakekku yang bersikap paling baik padaku.Karena mereka tidak pilih kasih dan memperlakukan aku dan Jason secara adil.Ibuku malah beranggapan hanya putranya yang mampu menafkahinya di hari tua.Membesarkan anak perempuan, apalagi anak pungut sepertiku, hanya membuang-buang uang.Belakangan, seiring bertambah besarnya aku dan Jason, sikap pilih kasih ibuku menjadi semakin je

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 3

    Setengah bulan kemudian.Ibuku datang lagi bersama Jason.Dia benar-benar mengusir neneknya saking tidak warasnya."Jangan salahkan aku, Stella bukannya yang paling berbakti padamu? Kalau terjadi sesuatu padamu, dia pasti akan muncul."Jason pura-pura menarik lengan ibuku."Bu, Nenek sudah tua, sudahlah nggak perlu seperti ini.""Kakak pasti masih marah karena aku telah mencuri kasih sayangmu, makanya dia sengaja nggak keluar."Jason menutup satu matanya, "Aku masih punya satu mata yang bisa melihat kok, nggak apa-apa."Ibuku segera memeluk Jason, "Nggak apa-apa, Jason. Ibu pasti akan menemukan wanita sialan itu.""Dia yang telah mencelakaimu seperti ini. Jangan harap dia bisa hidup tenang."Ibu menatap nenek dengan ekspresi wajah dingin, "Kalau kamu nggak ingin mati kelaparan di luar, cepat temukan dia.""Aku sudah menghubungi rumah sakit. Begitu dia muncul, operasi bisa segera dilakukan."Nenek biasanya suka membaca buku dan koran. Mendengar hal itu, Nenek mengejek ibu."Perdagangan

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 2

    Nenek duduk di sana dengan tenang. Setelah menunggu ibu selesai mencari, Nenek baru membuka suara."Stella benar-benar sudah meninggal. Jasadnya telah disumbangkan.""Dia bilang dia ingin menghilang dari hadapanmu dan nggak ingin bertemu denganmu selamanya."Ekspresi ibu menjadi sangat mengenaskan. Dia menatap nenek dengan tatapan kejam."Bu, kamu itu ibu kandungku.""Apakah kamu masih ingat bagaimana ayahku meninggal? Kalau bukan karena si pembawa sial ini, ayahku pasti akan baik-baik saja. Mata Jason juga akan baik-baik saja.""Sekarang aku hanya minta satu kornea si pembunuh itu saja. Aku nggak menginginkan nyawanya.""Aku sangat menyesal mengadopsi dia."Nenek memandang ibu dengan tatapan kecewa. "Dia juga menyesal diadopsi olehmu."Ibu langsung menendang kursi di sebelahnya."Kalau dia nggak muncul, kamu akan aku usir.""Nama yang tertulis sertifikat kepemilikan rumah ini adalah namaku. Kalau aku nggak kasih kamu tinggal, jangan harap kamu bisa tinggal di sini."Ibu membanting pin

  • Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku   Bab 1

    Ibuku, yang mengenakan setelan rapi, memblokir pintu rumah nenekku.Dia berteriak dengan suara kencang, "Mana dia? Cepat tanda tangani perjanjiannya.""Kan aku hanya memintanya menandatangani perjanjian satu kornea mata saja, bukan dua kornea mata loh. Pelit banget dia."Nenek memandang ibu dengan wajah tanpa ekspresi, "Stella sudah meninggal lima tahun yang lalu."Mendengar ini, ibu langsung mencibir, "Kamu itu adalah ibuku, dan yang sakit itu adalah cucumu sendiri. Kamu masih ingin membantu orang luar?""Kalau bukan karena Stella, mana mungkin mata Jason bisa rusak?""Aku sudah sangat baik hati ya, nggak mencungkil kedua matanya."Plak!Nenek menampar ibu dengan keras, "Kamu nggak pantas menjadi ibu Stella!"Nenek menampar ibu dengan keras hingga terjatuh ke lantai.Nenek ....Air mataku langsung bercucuran, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa melihatnya.Tangan Nenek gemetaran setelah menampar ibu.Aku ingin memeluk nenekku, tetapi tanganku melewati tubuhnya.Saat masih muda, ibu

DMCA.com Protection Status