Nenek duduk di sana dengan tenang. Setelah menunggu ibu selesai mencari, Nenek baru membuka suara."Stella benar-benar sudah meninggal. Jasadnya telah disumbangkan.""Dia bilang dia ingin menghilang dari hadapanmu dan nggak ingin bertemu denganmu selamanya."Ekspresi ibu menjadi sangat mengenaskan. Dia menatap nenek dengan tatapan kejam."Bu, kamu itu ibu kandungku.""Apakah kamu masih ingat bagaimana ayahku meninggal? Kalau bukan karena si pembawa sial ini, ayahku pasti akan baik-baik saja. Mata Jason juga akan baik-baik saja.""Sekarang aku hanya minta satu kornea si pembunuh itu saja. Aku nggak menginginkan nyawanya.""Aku sangat menyesal mengadopsi dia."Nenek memandang ibu dengan tatapan kecewa. "Dia juga menyesal diadopsi olehmu."Ibu langsung menendang kursi di sebelahnya."Kalau dia nggak muncul, kamu akan aku usir.""Nama yang tertulis sertifikat kepemilikan rumah ini adalah namaku. Kalau aku nggak kasih kamu tinggal, jangan harap kamu bisa tinggal di sini."Ibu membanting pin
Setengah bulan kemudian.Ibuku datang lagi bersama Jason.Dia benar-benar mengusir neneknya saking tidak warasnya."Jangan salahkan aku, Stella bukannya yang paling berbakti padamu? Kalau terjadi sesuatu padamu, dia pasti akan muncul."Jason pura-pura menarik lengan ibuku."Bu, Nenek sudah tua, sudahlah nggak perlu seperti ini.""Kakak pasti masih marah karena aku telah mencuri kasih sayangmu, makanya dia sengaja nggak keluar."Jason menutup satu matanya, "Aku masih punya satu mata yang bisa melihat kok, nggak apa-apa."Ibuku segera memeluk Jason, "Nggak apa-apa, Jason. Ibu pasti akan menemukan wanita sialan itu.""Dia yang telah mencelakaimu seperti ini. Jangan harap dia bisa hidup tenang."Ibu menatap nenek dengan ekspresi wajah dingin, "Kalau kamu nggak ingin mati kelaparan di luar, cepat temukan dia.""Aku sudah menghubungi rumah sakit. Begitu dia muncul, operasi bisa segera dilakukan."Nenek biasanya suka membaca buku dan koran. Mendengar hal itu, Nenek mengejek ibu."Perdagangan
Ibuku tentu saja tidak memercayainya. Reaksi pertamanya saat melihat akta kematian adalah merobeknya."Bu, hebat juga kamu berani membuat akta kematian palsu seperti itu. Memangnya kamu nggak takut ditangkap polisi?""Apakah si anak nggak tahu diri itu yang menyuruhmu melakukan ini? Aku kan sudah bilang, memungutnya waktu itu adalah tindakan yang salah. Kalau dia baik-baik saja, mana mungkin dia dibuang ke jalan?""Pasti ada master yang sudah meramalkan kalau dia anak bermasalah, makanya dia dibuang .... "Ibu terus melontarkan hinaan kasar. Ini membuat nenekku tidak tahan lagi.Sejak aku masih kecil, hanya dia dan kakekku yang bersikap paling baik padaku.Karena mereka tidak pilih kasih dan memperlakukan aku dan Jason secara adil.Ibuku malah beranggapan hanya putranya yang mampu menafkahinya di hari tua.Membesarkan anak perempuan, apalagi anak pungut sepertiku, hanya membuang-buang uang.Belakangan, seiring bertambah besarnya aku dan Jason, sikap pilih kasih ibuku menjadi semakin je
Nenek tiba-tiba tidak tahan lagi.Pertahanan yang nenek bangun selama bertahun-tahun hancur karena perkataan ibuku ini.Nenek mengepalkan jari-jarinya dengan erat. Pembuluh darahnya pun menegang."Dia bilang dia melarikan diri dari pegunungan selama dua tahun."Nenek mengatupkan giginya erat-erat. Karena terlalu erat, kata-katanya menjadi tidak begitu jelas."Dia dikurung di gubuk kecil dan dianiaya oleh pria yang berbeda setiap hari. Setiap kali ada yang datang, mau dia lagi makan atau tidur, dia akan langsung ditarik dan ditindih di lantai.""Air lumpur yang kotor mengotori tubuhnya, sehingga orang-orang itu melemparkannya ke dalam air dingin untuk membersihkan badannya."Nenek berkata terbata-bata sambil menahan tangis.Saat nenek berbicara, mata ibuku perlahan dipenuhi air mata.Air mata ibu mengalir tak terkendali."Bu, kamu bohong, 'kan?"Ibu masih berpegang pada harapan terakhirnya. Dia masih berkhayal bahwa aku berbohong padanya hanya untuk mendapatkan kasih sayangnya.Namun, n
Orang-orang itu juga ingin membawa Jason pergi, tetapi dia cukup waspada. Dia mengatakan bahwa dia telah memasang alarm otomatis untuk melapor polisi.Jika dia tidak mematikan alarm itu setengah jam kemudian, polisi akan segera beraksi.Meski orang-orang ini berandalan, tetapi mereka juga takut pada polisi.Oleh karena itu, mereka menyeretku pergi seperti boneka kain rongsokan dan tidak memedulikan Jason lagi.Mereka merasa asal mereka tidak mengakuinya, tidak ada yang bisa menangkap mereka.Lagi pula, begitu banyak orang seperti aku di sana, selama bertahun-tahun toh juga tidak terjadi apa-apa pada mereka.Mereka lalu membawaku kembali dengan hati yang tenang.Pelarian kali itu membuatku harus membayarnya dengan darah.Lututku diremukkan oleh mereka dan tanganku dipaku ke dinding.Ketika sedang memasang paku, kepala desa menyeringai dengan gigi kuningnya, "Ini untuk membuatmu patuh. Kalau kamu kabur lagi, aku akan memaku seluruh tubuhmu.""Aku akan menggali lubang di pegunungan yang b
"Aku ditemukan oleh orang-orang itu saat aku sedang membeli barang. Aku ingin melepaskan diri dari mereka, tapi mereka punya pisau. Aku takut, Bu. Aku sangat takut.""Bu, aku mohon, jangan biarkan polisi menangkapku, oke? Aku masih muda. Aku masih bisa sukses nantinya."Saking paniknya, bicaranya makin tidak karuan."Aku nggak boleh ditangkap. Aku sudah lulus ujian guru. Kalau aku ditangkap, bagaimana dengan murid-muridku?"Ibu mencengkeram lengannya erat-erat. Kukunya menusuk dagingnya."Tetapi, kakakmu meninggal karenamu. Polisi nggak akan melepaskanmu begitu saja."Jason berlutut dan memohon kepada ibu, "Bu, kakak kan sudah nggak ada. Kalau aku juga ditangkap, siapa yang akan menafkahimu di hari tua?"Jason menangkap kelemahan ibu. Ibu sangat percaya bahwa membesarkan anak-anak bisa memenuhi kebutuhan hari tua.Tatapan mata ibu mulai bimbang, "Kamu pergi serahkan dirimu saja, Jason. Kalau kamu menyerahkan diri dulu, polisi nggak akan menjatuhkan hukuman berat."Tangan Jason yang mem
Ketika ibu menunggu Jason pulang tadi, dia pergi ke kamar yang aku tinggali saat masih kecil.Sebuah kamar kecil tanpa jendela, yaitu kamar pengasuh.Saat melihat ibu mendorong pintu kamar yang berdebu dan berantakan itu, mataku menjadi pedih.Namun, arwah tidak bisa menangis.Ibuku sudah bertahun-tahun tidak masuk ke kamar ini. Melihat kamar yang asing itu, pintu ingatannya tiba-tiba seperti terbuka kembali.Ibu perlahan berjalan ke samping tempat tidur dan duduk di sana. Tiba-tiba, tangannya menyentuh sesuatu.Itu adalah buku diaryku."Kata nenek, kalau ibuku nggak membesarkanku, aku sudah mati, makanya aku harus berbakti pada ibuku ke depannya dan jangan pernah membuatnya marah.""Aku sudah berumur lima tahun hari ini. Ibu melahirkan seorang adik laki-laki untukku. Dia sangat lucu dan lembut. Aku akan bersikap baik padanya kelak.""Adikku sudah masuk SD, tapi dia bermain bersama anak-anak nakal itu setiap hari. Dia ditindas setiap hari, aku harus menolongnya.""Adikku sepertinya ngg
"Beraninya wanita sialan itu memukulku dengan sesuatu saat aku ingin menyentuhnya. Dia itu hanya sebuah benda yang dipungut kalian untuk aku mainkan. Apa hak dia menolakku?"Mendengar kata-kata Jason, aku teringat lagi pada kejadian musim kemarau yang kacau dan gelap itu.Ketika aku keluar dari kamar mandi setelah mandi hari itu, aku melihat Jason berada di kamarku.Saat melihat gaun tidurku, Jason seolah-olah berubah menjadi orang yang berbeda.Dia langsung menahanku ke tempat tidur dan mulai merobek pakaianku ....Begitu tanganku menyentuh lampu di tempat tidur, aku langsung memukulkannya ke kepalanya.Ayah pun muncul saat itu. Tetapi, dia bukannya menyalahkan Jason, malah menamparku dengan keras."Kamu ini hanyalah mainan Jason. Kalau dia bersedia menyentuhmu, itu merupakan sebuah kehormatan bagimu."Aku terdiam saat mendengarnya.Sebulan kemudian, Jason ingin pergi liburan, sedangkan aku diminta untuk ikut pergi bersamanya.Sebuah langkah menuju ke dalam kegelapan.Kebenaran yang s
"Beraninya wanita sialan itu memukulku dengan sesuatu saat aku ingin menyentuhnya. Dia itu hanya sebuah benda yang dipungut kalian untuk aku mainkan. Apa hak dia menolakku?"Mendengar kata-kata Jason, aku teringat lagi pada kejadian musim kemarau yang kacau dan gelap itu.Ketika aku keluar dari kamar mandi setelah mandi hari itu, aku melihat Jason berada di kamarku.Saat melihat gaun tidurku, Jason seolah-olah berubah menjadi orang yang berbeda.Dia langsung menahanku ke tempat tidur dan mulai merobek pakaianku ....Begitu tanganku menyentuh lampu di tempat tidur, aku langsung memukulkannya ke kepalanya.Ayah pun muncul saat itu. Tetapi, dia bukannya menyalahkan Jason, malah menamparku dengan keras."Kamu ini hanyalah mainan Jason. Kalau dia bersedia menyentuhmu, itu merupakan sebuah kehormatan bagimu."Aku terdiam saat mendengarnya.Sebulan kemudian, Jason ingin pergi liburan, sedangkan aku diminta untuk ikut pergi bersamanya.Sebuah langkah menuju ke dalam kegelapan.Kebenaran yang s
Ketika ibu menunggu Jason pulang tadi, dia pergi ke kamar yang aku tinggali saat masih kecil.Sebuah kamar kecil tanpa jendela, yaitu kamar pengasuh.Saat melihat ibu mendorong pintu kamar yang berdebu dan berantakan itu, mataku menjadi pedih.Namun, arwah tidak bisa menangis.Ibuku sudah bertahun-tahun tidak masuk ke kamar ini. Melihat kamar yang asing itu, pintu ingatannya tiba-tiba seperti terbuka kembali.Ibu perlahan berjalan ke samping tempat tidur dan duduk di sana. Tiba-tiba, tangannya menyentuh sesuatu.Itu adalah buku diaryku."Kata nenek, kalau ibuku nggak membesarkanku, aku sudah mati, makanya aku harus berbakti pada ibuku ke depannya dan jangan pernah membuatnya marah.""Aku sudah berumur lima tahun hari ini. Ibu melahirkan seorang adik laki-laki untukku. Dia sangat lucu dan lembut. Aku akan bersikap baik padanya kelak.""Adikku sudah masuk SD, tapi dia bermain bersama anak-anak nakal itu setiap hari. Dia ditindas setiap hari, aku harus menolongnya.""Adikku sepertinya ngg
"Aku ditemukan oleh orang-orang itu saat aku sedang membeli barang. Aku ingin melepaskan diri dari mereka, tapi mereka punya pisau. Aku takut, Bu. Aku sangat takut.""Bu, aku mohon, jangan biarkan polisi menangkapku, oke? Aku masih muda. Aku masih bisa sukses nantinya."Saking paniknya, bicaranya makin tidak karuan."Aku nggak boleh ditangkap. Aku sudah lulus ujian guru. Kalau aku ditangkap, bagaimana dengan murid-muridku?"Ibu mencengkeram lengannya erat-erat. Kukunya menusuk dagingnya."Tetapi, kakakmu meninggal karenamu. Polisi nggak akan melepaskanmu begitu saja."Jason berlutut dan memohon kepada ibu, "Bu, kakak kan sudah nggak ada. Kalau aku juga ditangkap, siapa yang akan menafkahimu di hari tua?"Jason menangkap kelemahan ibu. Ibu sangat percaya bahwa membesarkan anak-anak bisa memenuhi kebutuhan hari tua.Tatapan mata ibu mulai bimbang, "Kamu pergi serahkan dirimu saja, Jason. Kalau kamu menyerahkan diri dulu, polisi nggak akan menjatuhkan hukuman berat."Tangan Jason yang mem
Orang-orang itu juga ingin membawa Jason pergi, tetapi dia cukup waspada. Dia mengatakan bahwa dia telah memasang alarm otomatis untuk melapor polisi.Jika dia tidak mematikan alarm itu setengah jam kemudian, polisi akan segera beraksi.Meski orang-orang ini berandalan, tetapi mereka juga takut pada polisi.Oleh karena itu, mereka menyeretku pergi seperti boneka kain rongsokan dan tidak memedulikan Jason lagi.Mereka merasa asal mereka tidak mengakuinya, tidak ada yang bisa menangkap mereka.Lagi pula, begitu banyak orang seperti aku di sana, selama bertahun-tahun toh juga tidak terjadi apa-apa pada mereka.Mereka lalu membawaku kembali dengan hati yang tenang.Pelarian kali itu membuatku harus membayarnya dengan darah.Lututku diremukkan oleh mereka dan tanganku dipaku ke dinding.Ketika sedang memasang paku, kepala desa menyeringai dengan gigi kuningnya, "Ini untuk membuatmu patuh. Kalau kamu kabur lagi, aku akan memaku seluruh tubuhmu.""Aku akan menggali lubang di pegunungan yang b
Nenek tiba-tiba tidak tahan lagi.Pertahanan yang nenek bangun selama bertahun-tahun hancur karena perkataan ibuku ini.Nenek mengepalkan jari-jarinya dengan erat. Pembuluh darahnya pun menegang."Dia bilang dia melarikan diri dari pegunungan selama dua tahun."Nenek mengatupkan giginya erat-erat. Karena terlalu erat, kata-katanya menjadi tidak begitu jelas."Dia dikurung di gubuk kecil dan dianiaya oleh pria yang berbeda setiap hari. Setiap kali ada yang datang, mau dia lagi makan atau tidur, dia akan langsung ditarik dan ditindih di lantai.""Air lumpur yang kotor mengotori tubuhnya, sehingga orang-orang itu melemparkannya ke dalam air dingin untuk membersihkan badannya."Nenek berkata terbata-bata sambil menahan tangis.Saat nenek berbicara, mata ibuku perlahan dipenuhi air mata.Air mata ibu mengalir tak terkendali."Bu, kamu bohong, 'kan?"Ibu masih berpegang pada harapan terakhirnya. Dia masih berkhayal bahwa aku berbohong padanya hanya untuk mendapatkan kasih sayangnya.Namun, n
Ibuku tentu saja tidak memercayainya. Reaksi pertamanya saat melihat akta kematian adalah merobeknya."Bu, hebat juga kamu berani membuat akta kematian palsu seperti itu. Memangnya kamu nggak takut ditangkap polisi?""Apakah si anak nggak tahu diri itu yang menyuruhmu melakukan ini? Aku kan sudah bilang, memungutnya waktu itu adalah tindakan yang salah. Kalau dia baik-baik saja, mana mungkin dia dibuang ke jalan?""Pasti ada master yang sudah meramalkan kalau dia anak bermasalah, makanya dia dibuang .... "Ibu terus melontarkan hinaan kasar. Ini membuat nenekku tidak tahan lagi.Sejak aku masih kecil, hanya dia dan kakekku yang bersikap paling baik padaku.Karena mereka tidak pilih kasih dan memperlakukan aku dan Jason secara adil.Ibuku malah beranggapan hanya putranya yang mampu menafkahinya di hari tua.Membesarkan anak perempuan, apalagi anak pungut sepertiku, hanya membuang-buang uang.Belakangan, seiring bertambah besarnya aku dan Jason, sikap pilih kasih ibuku menjadi semakin je
Setengah bulan kemudian.Ibuku datang lagi bersama Jason.Dia benar-benar mengusir neneknya saking tidak warasnya."Jangan salahkan aku, Stella bukannya yang paling berbakti padamu? Kalau terjadi sesuatu padamu, dia pasti akan muncul."Jason pura-pura menarik lengan ibuku."Bu, Nenek sudah tua, sudahlah nggak perlu seperti ini.""Kakak pasti masih marah karena aku telah mencuri kasih sayangmu, makanya dia sengaja nggak keluar."Jason menutup satu matanya, "Aku masih punya satu mata yang bisa melihat kok, nggak apa-apa."Ibuku segera memeluk Jason, "Nggak apa-apa, Jason. Ibu pasti akan menemukan wanita sialan itu.""Dia yang telah mencelakaimu seperti ini. Jangan harap dia bisa hidup tenang."Ibu menatap nenek dengan ekspresi wajah dingin, "Kalau kamu nggak ingin mati kelaparan di luar, cepat temukan dia.""Aku sudah menghubungi rumah sakit. Begitu dia muncul, operasi bisa segera dilakukan."Nenek biasanya suka membaca buku dan koran. Mendengar hal itu, Nenek mengejek ibu."Perdagangan
Nenek duduk di sana dengan tenang. Setelah menunggu ibu selesai mencari, Nenek baru membuka suara."Stella benar-benar sudah meninggal. Jasadnya telah disumbangkan.""Dia bilang dia ingin menghilang dari hadapanmu dan nggak ingin bertemu denganmu selamanya."Ekspresi ibu menjadi sangat mengenaskan. Dia menatap nenek dengan tatapan kejam."Bu, kamu itu ibu kandungku.""Apakah kamu masih ingat bagaimana ayahku meninggal? Kalau bukan karena si pembawa sial ini, ayahku pasti akan baik-baik saja. Mata Jason juga akan baik-baik saja.""Sekarang aku hanya minta satu kornea si pembunuh itu saja. Aku nggak menginginkan nyawanya.""Aku sangat menyesal mengadopsi dia."Nenek memandang ibu dengan tatapan kecewa. "Dia juga menyesal diadopsi olehmu."Ibu langsung menendang kursi di sebelahnya."Kalau dia nggak muncul, kamu akan aku usir.""Nama yang tertulis sertifikat kepemilikan rumah ini adalah namaku. Kalau aku nggak kasih kamu tinggal, jangan harap kamu bisa tinggal di sini."Ibu membanting pin
Ibuku, yang mengenakan setelan rapi, memblokir pintu rumah nenekku.Dia berteriak dengan suara kencang, "Mana dia? Cepat tanda tangani perjanjiannya.""Kan aku hanya memintanya menandatangani perjanjian satu kornea mata saja, bukan dua kornea mata loh. Pelit banget dia."Nenek memandang ibu dengan wajah tanpa ekspresi, "Stella sudah meninggal lima tahun yang lalu."Mendengar ini, ibu langsung mencibir, "Kamu itu adalah ibuku, dan yang sakit itu adalah cucumu sendiri. Kamu masih ingin membantu orang luar?""Kalau bukan karena Stella, mana mungkin mata Jason bisa rusak?""Aku sudah sangat baik hati ya, nggak mencungkil kedua matanya."Plak!Nenek menampar ibu dengan keras, "Kamu nggak pantas menjadi ibu Stella!"Nenek menampar ibu dengan keras hingga terjatuh ke lantai.Nenek ....Air mataku langsung bercucuran, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa melihatnya.Tangan Nenek gemetaran setelah menampar ibu.Aku ingin memeluk nenekku, tetapi tanganku melewati tubuhnya.Saat masih muda, ibu