Share

Bab 3

Penulis: Farida_021
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 17:49:50
Ucapan Wayne yang merendahkan ini seperti tamparan tak kasatmata. Aku pertama kali bertemu Wayne di pesta ulang tahun Ryder yang ke-18.

Hari itu, Ryder membawaku ke rumahnya dan memperkenalkanku kepada keluarganya. "Kelak Avril adalah keluarga kita. Aku akan melindunginya selama aku masih hidup."

Saat itu, Wayne sedang bermain game. Begitu mendengarnya, dia mendongak dan mengamatiku. Sesaat kemudian, dia tersenyum. "Kalau begitu, Avril juga keluargaku. Aku juga akan melindunginya."

Seketika, semua tatapan tertuju padaku, baik itu tatapan iri ataupun tatapan hina. Aku tentu panik.

Wayne langsung menyimpan ponselnya dan meraih tanganku. "Avril, aku bawa kamu jalan-jalan yuk. Supaya kita lebih dekat."

Tanpa meminta pendapatku, Wayne mendorongku ke mobil dan membawaku berkeliling. Jika Ryder tidak meneleponnya untuk membawaku pulang, Wayne masih ingin membawaku ke pantai.

Ketika turun dari mobil, Wayne mencubit pipiku dan berujar dengan tulus, "Jangan cuma main sama Ryder. Aku juga kakakmu."

Sejak saat itu, aku dan Ryder tinggal bersama. Wayne pun sering datang berkunjung. Wayne terus membawaku jalan-jalan, sampai ke luar negeri.

Saat aku tamat kuliah, Ryder dan Wayne sama-sama menghadiri acara wisudaku. Orang-orang sampai iri melihatku.

Hari itu, Wayne bahkan menyalakan kembang api di pantai dan menyatakan cinta kepadaku. Hatiku tergerak. Aku ingin menerimanya, tetapi tiba-tiba ada yang menutup mulutku.

Aku mencium aroma tubuh Ryder. Aku bisa melihat senyuman Wayne menghilang. Ryder berucap dengan suara rendah, "Avril masih terlalu muda. Dia belum ingin pacaran. Wayne, jangan merusak masa depannya."

Wayne hanya bisa menunduk dan tampak sedih. Aku merasa tidak tega, tetapi Ryder masih menutup mulutku.

Kukira Wayne akan bersikap dingin padaku sejak hari itu. Siapa sangka, keesokan harinya semua berjalan normal. Wayne masih sering datang dan membawaku jalan-jalan, sedangkan Ryder tidak melarangnya.

Hingga akhirnya Angel muncul, aku jadi jarang melihat Wayne. Ryder juga jarang pulang. Rumah itu menjadi tempat tinggalku sendirian.

....

Aku menjilat bibirku yang kering sebelum berkata, "Aku nggak marah."

Hanya kalimat pendek, tetapi tenggorokanku seperti tersayat-sayat. Suaraku benar-benar serak.

Wayne mengembuskan napas. Ekspresinya menjadi jauh lebih baik. "Baguslah kalau kamu nggak marah. Nanti aku bawa kamu jalan-jalan lagi kalau sudah sembuh."

Aku menyunggingkan bibir. Ekspresiku tampak datar. Sebenarnya sejak Wayne mengungkapkan perasaannya, dia melarangku memanggilnya kakak lagi, juga tidak menganggap dirinya sebagai kakakku lagi.

Wayne lebih suka aku memanggil namanya. Katanya, rasanya berbeda kalau aku memanggil namanya.

Namun, saat aku memanggil namanya di hadapan Angel, dia malah menegurku dengan wajah suram, "Avril, panggil aku kakak."

Sejak saat itu, aku mulai memanggilnya kakak lagi, begitu juga sebaliknya. Dadaku sesak. Banyak kenangan indah di masa lalu. Itu sebabnya, aku selalu merindukan masa-masa itu.

Namun, kenyataan selalu membangunkanku dan menyadarkanku akan posisiku.

Ryder melirik jam tangannya dan berujar dengan agak lembut, "Ya sudah. Karena nggak ada salah paham lagi, biarkan Avril istirahat. Avril, jangan pikir yang aneh-aneh. Semua akan membaik setelah kamu bangun."

Semua akan membaik setelah aku bangun? Setelah bangun, aku bisa menganggap semua ini tidak pernah terjadi? Aku tidak sependapat, tetapi tetap mengangguk.

Setelah Ryder pergi, Wayne duduk sebentar dan akhirnya pergi juga karena ada urusan di kantor. Dengan demikian, hanya tersisa aku dan Angel.

Aku cukup terkejut. Angel seharusnya tidak ingin berlama-lama di sini. Sejak Angel pulang, wanita ini selalu menunjukkan kebenciannya padaku.

Aku masih ingat seperti apa penampilannya saat itu. Angel tampak angkuh. Sorot matanya dipenuhi hinaan, persis dengan sekarang.

Ketika aku memalingkan wajahku, Angel malah ikut pindah posisi. "Avril, kamu ini beruntung sekali karena masih bisa hidup. Tapi, nggak masalah. Aku akan menunjukkan kepadamu, betapa bodohnya kamu karena ingin menggantikan posisiku."

Menggantikan posisinya? Aku tidak pernah berpikiran seperti itu.

"Kamu sudah salah paham. Aku nggak pernah berniat menggantikan posisimu."

"Oh ya? Kalau begitu, kenapa kamu nggak pergi saja dari mereka? Jangan bilang kamu ingin balas budi," cela Angel.

"Avril, sampai sekarang kamu masih merasa Ryder membelimu karena kasihan padamu? Masa kamu nggak merasa kita sangat mirip?"

Bab terkait

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 4

    Aku sontak terbelalak dan menatap Angel lekat-lekat. Angel mengangkat alisnya dan menyadari sesuatu. "Kamu benaran nggak tahu?""Haha! Avril, kamu bodoh sekali! Kenapa nggak pernah tanya Ryder alasannya membawamu pulang? Masa kamu nggak penasaran sedikit pun?"Aku tentu pernah menanyakan hal ini kepada Ryder. Saat itu adalah upacara kedewasaan Ryder. Mumpung aku agak mabuk, aku memberanikan diri untuk bertanya.Ryder ragu-ragu sejenak sebelum mengelus sudut mataku sambil menjawab, "Saat pertama kali melihatmu, aku bisa melihat kepedihan pada sorot matamu. Aku ingin menolongmu yang seperti bunga layu dan ingin melihatmu mekar.""Sekarang, kamu bertahan hidup dan sama indahnya dengan bunga mawar yang ada di tanganmu waktu itu. Avril, ini tujuanku membawamu pulang."Hanya itu tujuannya? Dia yakin? Aku mulai mengamati wajah Angel dengan saksama. Mata kami memang sangat mirip.Ternyata begitu. Aku bisa menikmati semua ini berkat Angel. Kasih sayang yang kuperoleh juga berkat Angel. Ryder da

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 5

    Tidak banyak yang menginap di sini. Kadang, hanya satu atau dua orang yang datang. Jadi, pekerjaanku sangat santai. Meskipun begitu, gajiku justru tidak kecil.Setelah dikurangi biaya sewa, gaji yang kudapat senilai 8 juta. Pada bulan pertama, aku sudah bisa membeli ponsel baru. Kemudian, aku menggunakan data diri bosku untuk registrasi kartu SIM.Aku bertanya, "Kamu nggak takut? Gimana kalau aku penjahat atau pembunuh? Mungkin saja aku kemari untuk sembunyi dari polisi."Bos menunduk menatapku sesaat. Kemudian, dia menyahut tanpa bermaksud menghinaku, "Heh! Wanita lemah sepertimu bisa membunuh? Justru aku yang lebih terlihat seperti pembunuh, 'kan?"Seketika, ekspresi si bos menjadi agak ganas, tetapi aku tidak takut. Bosku, Miller, memang terlihat kejam, tetapi sangat baik hati.Hari-hariku berlalu dengan tenang. Hari ini, Miller menonton video dengan suara yang sangat besar. Tiba-tiba, aku mendengar nama Ryder dan Wayne. Tubuhku sontak menegang. Perasaanku pun bergejolak hebat.Mill

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 6

    Aku bisa mendengar kekesalan dari suaranya, tetapi aku tidak peduli dan hanya naik ke lantai atas. Tatapan Wayne yang suram membuat hatiku yang sudah tenang kembali gugup.Wayne ini gila. Ryder mungkin tidak peduli pada masa lalu, tetapi Wayne jelas masih peduli. Aku pun duduk di ranjangku dan terbengong.Tiba-tiba, pintu kamarku diketuk seseorang. Begitu aku membukanya, Wayne langsung masuk dan meraih pergelangan tanganku. Kemudian, Ryder ikut masuk dengan ekspresi datar seperti biasa.Pintu ditutup. Wayne menekan daguku. Dari tatapannya, bisa dilihat dia marah. "Avril, kamu berani pura-pura nggak mengenal kami?""Kenapa aku harus takut?"Ketika melihat ketenanganku, Wayne tertegun sesaat sebelum terkekeh-kekeh. "Sepertinya nyalimu makin besar ya? Aku mencarimu selama tiga tahun ini. Kamu malah sembunyi di tempat seperti ini?"Wayne mengamati kamarku, lalu mengembuskan napas. "Kamar jelekmu ini nggak bisa dibandingkan dengan rumah kita. Gimana bisa kamu tinggal di tempat seperti ini?"

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 7

    Ternyata Miller masih ingat video itu.Dengan demikian, Ryder, Wayne, dan lainnya menginap di penginapan untuk sementara waktu ini.Dua tahun ini, Kota Wuza terus mengembangkan pariwisata sehingga menarik banyak perhatian investor.Siapa sangka, Ryder dan Wayne akan datang ke Kota Wuza yang begitu terpencil dan jauh.Aku sedang membaca komik di meja resepsionis. Tiba-tiba, ada yang memanggilku, "Avril, kita bicara sebentar."Angel masih bersikap angkuh seperti biasa. Namun, aku bisa merasakan bahwa dia hanya berpura-pura tenang.Di taman bunga, Angel mengeluarkan sebuah kartu bank dari tasnya. "Di sini ada 10 miliar. Kamu ke luar negeri saja."Aku termangu. "Ngapain aku ke luar negeri?"Angel menggertakkan gigi dan tampak gusar. Namun, dia berusaha menahan diri. "Kamu pasti tahu Ryder dan Wayne terus mencarimu selama tiga tahun ini. Memangnya kamu mau pulang sama mereka?"Aku menggeleng. Dia terkekeh-kekeh. "Ya sudah. Kamu bisa ke mana-mana dengan uang di kartu ini. Kalau nggak cukup,

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 8

    Ryder dan Wayne tinggal di rumah sebelah. Aku selalu melihat mereka di sekitar penginapan.Hari ini, aku hendak pergi belanja. Aku merasa ada yang mengikutiku di belakang. Aku mempercepat langkah kakiku supaya orang itu tidak bisa mengejarku.Aku mengira Ryder atau Wayne yang mengikutiku, tetapi tiba-tiba pandanganku menggelap. Ketika sadar kembali, aku mendapati diriku berada di pinggir jurang. Yang berdiri di sampingku adalah Angel.Wanita gila itu menodongkan pisau ke leherku sambil bertanya dengan nada bicara penuh kebencian. "Avril, memangnya kamu bisa dibandingkan denganku? Atas dasar apa mereka memilihmu?""Hebat juga kamu. Kamu masih bisa tenang di situasi seperti ini. Keberanianmu patut dipuji. Kuharap kamu masih setenang ini setelah mereka datang. Jangan sampai kamu memohon ya."Mulutku disumpal dengan kain, jadi aku tidak bisa berbicara. Tiba-tiba, ada dua sosok yang mendekat dari kejauhan. Mereka tidak lain adalah Ryder dan Wayne.Sorot mata mereka dipenuhi kepanikan, tetap

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 9

    Hingga sekarang, aku ingat betul bagaimana tatapan Wayne saat dia terjatuh. Jelas-jelas dia sakit, tetapi masih memaksakan diri untuk tersenyum. Dia membuka mulut dan mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak memahaminya.Setelah keluar dari kantor polisi, aku naik mobil Miller. Sebelum pergi, Ryder menatapku. Dia sangat lesu. Kematian Wayne dan Angel adalah pukulan besar baginya.Kukira Ryder akan berbicara kepadaku, tetapi dia hanya melirikku sekilas.Dengan demikian, aku masih tinggal di Kota Wuza dan bekerja di penginapan. Ryder tidak pernah muncul di hadapanku lagi.Hari ini, tiba-tiba datang sekelompok orang. Kukira mereka ingin mencari masalah. Ketika aku ingin menelepon polisi, Miller tiba-tiba menahanku dan tersenyum. "Nggak apa-apa, kamu naik saja dulu."Aku menggeleng dan berdiri di sampingnya. Saat aku buntu, Miller yang menerimaku. Aku tidak mungkin mengabaikannya begitu saja.Miller terkekeh-kekeh. Aku pun mengernyit dengan heran. Kemudian, orang yang memimpin itu berkata deng

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 1

    Byur! Aku dilempar ke dalam laut dengan kejam. Semua orang di dek kapal pesiar sontak bersorak dan bertepuk tangan, sama sekali tidak peduli pada nasibku.Aku berusaha keras menggerakkan tangan dan kakiku sambil berteriak minta tolong. Sejumlah besar air laut memasuki mulutku. "Tolong! Tolong aku!"Teriakan minta tolongku malah membuat orang-orang itu makin senang. Bahkan, ada yang melempar roti dan anggur ke laut.Mereka tertawa dengan sangat gembira, seolah-olah yang jatuh ke laut itu bukan manusia, melainkan mainan.Kaki dan tanganku makin lemas. Kakiku bahkan kram. Tubuhku mulai tenggelam. Samar-samar, aku melihat dua pria yang berdiri di dek.Yang satu adalah pria yang baru kukenal. Ekspresinya tampak datar saat melihatku meronta-ronta. Yang satu lagi adalah pria yang mengatakan akan bersikap baik padaku untuk selamanya. Namun, dia malah merangkul wanita lain dengan mesra.Bahkan, yang terlihat pada wajahnya adalah penghinaan. Di matanya, ternyata aku hanya mainan.Aku benar-benar

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 2

    Hingga sekarang, tubuh dan gigiku masih bisa bergetar saat memikirkannya.Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dari luar bangsal. Ryder dan Wayne sama-sama memasuki bangsal.Angel juga ada di sini. Dia berdiri di ujung ranjang sambil berujar dengan mata memerah, "Avril, aku minta maaf. Aku sudah kelewatan, tapi aku sudah bayar semua biaya pengobatanmu. Tolong jangan marah atau dendam padaku ya?"Nada bicara Angel terdengar tulus. Ekspresinya juga lembut, seolah-olah wanita yang ada di kapal pesiar hari itu bukan dirinya.Kepalaku seketika terasa sakit. Aku memejamkan mata untuk menahan rasa sakit itu. Namun, Ryder dan Wayne malah mengira aku membenci Angel.Ryder berdiri di pinggir ranjang sambil menatapku dengan ekspresi datar. Meskipun aku hampir mati di depan matanya, dia sama sekali tidak merasa cemas.Padahal, Ryder yang dulu tidak seperti ini. Ketika aku berusia 10 tahun, ayahku membawaku ke kawasan wisata malam. Dia memberiku sekuntum bunga mawar merah, lalu

Bab terbaru

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 9

    Hingga sekarang, aku ingat betul bagaimana tatapan Wayne saat dia terjatuh. Jelas-jelas dia sakit, tetapi masih memaksakan diri untuk tersenyum. Dia membuka mulut dan mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak memahaminya.Setelah keluar dari kantor polisi, aku naik mobil Miller. Sebelum pergi, Ryder menatapku. Dia sangat lesu. Kematian Wayne dan Angel adalah pukulan besar baginya.Kukira Ryder akan berbicara kepadaku, tetapi dia hanya melirikku sekilas.Dengan demikian, aku masih tinggal di Kota Wuza dan bekerja di penginapan. Ryder tidak pernah muncul di hadapanku lagi.Hari ini, tiba-tiba datang sekelompok orang. Kukira mereka ingin mencari masalah. Ketika aku ingin menelepon polisi, Miller tiba-tiba menahanku dan tersenyum. "Nggak apa-apa, kamu naik saja dulu."Aku menggeleng dan berdiri di sampingnya. Saat aku buntu, Miller yang menerimaku. Aku tidak mungkin mengabaikannya begitu saja.Miller terkekeh-kekeh. Aku pun mengernyit dengan heran. Kemudian, orang yang memimpin itu berkata deng

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 8

    Ryder dan Wayne tinggal di rumah sebelah. Aku selalu melihat mereka di sekitar penginapan.Hari ini, aku hendak pergi belanja. Aku merasa ada yang mengikutiku di belakang. Aku mempercepat langkah kakiku supaya orang itu tidak bisa mengejarku.Aku mengira Ryder atau Wayne yang mengikutiku, tetapi tiba-tiba pandanganku menggelap. Ketika sadar kembali, aku mendapati diriku berada di pinggir jurang. Yang berdiri di sampingku adalah Angel.Wanita gila itu menodongkan pisau ke leherku sambil bertanya dengan nada bicara penuh kebencian. "Avril, memangnya kamu bisa dibandingkan denganku? Atas dasar apa mereka memilihmu?""Hebat juga kamu. Kamu masih bisa tenang di situasi seperti ini. Keberanianmu patut dipuji. Kuharap kamu masih setenang ini setelah mereka datang. Jangan sampai kamu memohon ya."Mulutku disumpal dengan kain, jadi aku tidak bisa berbicara. Tiba-tiba, ada dua sosok yang mendekat dari kejauhan. Mereka tidak lain adalah Ryder dan Wayne.Sorot mata mereka dipenuhi kepanikan, tetap

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 7

    Ternyata Miller masih ingat video itu.Dengan demikian, Ryder, Wayne, dan lainnya menginap di penginapan untuk sementara waktu ini.Dua tahun ini, Kota Wuza terus mengembangkan pariwisata sehingga menarik banyak perhatian investor.Siapa sangka, Ryder dan Wayne akan datang ke Kota Wuza yang begitu terpencil dan jauh.Aku sedang membaca komik di meja resepsionis. Tiba-tiba, ada yang memanggilku, "Avril, kita bicara sebentar."Angel masih bersikap angkuh seperti biasa. Namun, aku bisa merasakan bahwa dia hanya berpura-pura tenang.Di taman bunga, Angel mengeluarkan sebuah kartu bank dari tasnya. "Di sini ada 10 miliar. Kamu ke luar negeri saja."Aku termangu. "Ngapain aku ke luar negeri?"Angel menggertakkan gigi dan tampak gusar. Namun, dia berusaha menahan diri. "Kamu pasti tahu Ryder dan Wayne terus mencarimu selama tiga tahun ini. Memangnya kamu mau pulang sama mereka?"Aku menggeleng. Dia terkekeh-kekeh. "Ya sudah. Kamu bisa ke mana-mana dengan uang di kartu ini. Kalau nggak cukup,

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 6

    Aku bisa mendengar kekesalan dari suaranya, tetapi aku tidak peduli dan hanya naik ke lantai atas. Tatapan Wayne yang suram membuat hatiku yang sudah tenang kembali gugup.Wayne ini gila. Ryder mungkin tidak peduli pada masa lalu, tetapi Wayne jelas masih peduli. Aku pun duduk di ranjangku dan terbengong.Tiba-tiba, pintu kamarku diketuk seseorang. Begitu aku membukanya, Wayne langsung masuk dan meraih pergelangan tanganku. Kemudian, Ryder ikut masuk dengan ekspresi datar seperti biasa.Pintu ditutup. Wayne menekan daguku. Dari tatapannya, bisa dilihat dia marah. "Avril, kamu berani pura-pura nggak mengenal kami?""Kenapa aku harus takut?"Ketika melihat ketenanganku, Wayne tertegun sesaat sebelum terkekeh-kekeh. "Sepertinya nyalimu makin besar ya? Aku mencarimu selama tiga tahun ini. Kamu malah sembunyi di tempat seperti ini?"Wayne mengamati kamarku, lalu mengembuskan napas. "Kamar jelekmu ini nggak bisa dibandingkan dengan rumah kita. Gimana bisa kamu tinggal di tempat seperti ini?"

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 5

    Tidak banyak yang menginap di sini. Kadang, hanya satu atau dua orang yang datang. Jadi, pekerjaanku sangat santai. Meskipun begitu, gajiku justru tidak kecil.Setelah dikurangi biaya sewa, gaji yang kudapat senilai 8 juta. Pada bulan pertama, aku sudah bisa membeli ponsel baru. Kemudian, aku menggunakan data diri bosku untuk registrasi kartu SIM.Aku bertanya, "Kamu nggak takut? Gimana kalau aku penjahat atau pembunuh? Mungkin saja aku kemari untuk sembunyi dari polisi."Bos menunduk menatapku sesaat. Kemudian, dia menyahut tanpa bermaksud menghinaku, "Heh! Wanita lemah sepertimu bisa membunuh? Justru aku yang lebih terlihat seperti pembunuh, 'kan?"Seketika, ekspresi si bos menjadi agak ganas, tetapi aku tidak takut. Bosku, Miller, memang terlihat kejam, tetapi sangat baik hati.Hari-hariku berlalu dengan tenang. Hari ini, Miller menonton video dengan suara yang sangat besar. Tiba-tiba, aku mendengar nama Ryder dan Wayne. Tubuhku sontak menegang. Perasaanku pun bergejolak hebat.Mill

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 4

    Aku sontak terbelalak dan menatap Angel lekat-lekat. Angel mengangkat alisnya dan menyadari sesuatu. "Kamu benaran nggak tahu?""Haha! Avril, kamu bodoh sekali! Kenapa nggak pernah tanya Ryder alasannya membawamu pulang? Masa kamu nggak penasaran sedikit pun?"Aku tentu pernah menanyakan hal ini kepada Ryder. Saat itu adalah upacara kedewasaan Ryder. Mumpung aku agak mabuk, aku memberanikan diri untuk bertanya.Ryder ragu-ragu sejenak sebelum mengelus sudut mataku sambil menjawab, "Saat pertama kali melihatmu, aku bisa melihat kepedihan pada sorot matamu. Aku ingin menolongmu yang seperti bunga layu dan ingin melihatmu mekar.""Sekarang, kamu bertahan hidup dan sama indahnya dengan bunga mawar yang ada di tanganmu waktu itu. Avril, ini tujuanku membawamu pulang."Hanya itu tujuannya? Dia yakin? Aku mulai mengamati wajah Angel dengan saksama. Mata kami memang sangat mirip.Ternyata begitu. Aku bisa menikmati semua ini berkat Angel. Kasih sayang yang kuperoleh juga berkat Angel. Ryder da

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 3

    Ucapan Wayne yang merendahkan ini seperti tamparan tak kasatmata. Aku pertama kali bertemu Wayne di pesta ulang tahun Ryder yang ke-18.Hari itu, Ryder membawaku ke rumahnya dan memperkenalkanku kepada keluarganya. "Kelak Avril adalah keluarga kita. Aku akan melindunginya selama aku masih hidup."Saat itu, Wayne sedang bermain game. Begitu mendengarnya, dia mendongak dan mengamatiku. Sesaat kemudian, dia tersenyum. "Kalau begitu, Avril juga keluargaku. Aku juga akan melindunginya."Seketika, semua tatapan tertuju padaku, baik itu tatapan iri ataupun tatapan hina. Aku tentu panik.Wayne langsung menyimpan ponselnya dan meraih tanganku. "Avril, aku bawa kamu jalan-jalan yuk. Supaya kita lebih dekat."Tanpa meminta pendapatku, Wayne mendorongku ke mobil dan membawaku berkeliling. Jika Ryder tidak meneleponnya untuk membawaku pulang, Wayne masih ingin membawaku ke pantai.Ketika turun dari mobil, Wayne mencubit pipiku dan berujar dengan tulus, "Jangan cuma main sama Ryder. Aku juga kakakmu

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 2

    Hingga sekarang, tubuh dan gigiku masih bisa bergetar saat memikirkannya.Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dari luar bangsal. Ryder dan Wayne sama-sama memasuki bangsal.Angel juga ada di sini. Dia berdiri di ujung ranjang sambil berujar dengan mata memerah, "Avril, aku minta maaf. Aku sudah kelewatan, tapi aku sudah bayar semua biaya pengobatanmu. Tolong jangan marah atau dendam padaku ya?"Nada bicara Angel terdengar tulus. Ekspresinya juga lembut, seolah-olah wanita yang ada di kapal pesiar hari itu bukan dirinya.Kepalaku seketika terasa sakit. Aku memejamkan mata untuk menahan rasa sakit itu. Namun, Ryder dan Wayne malah mengira aku membenci Angel.Ryder berdiri di pinggir ranjang sambil menatapku dengan ekspresi datar. Meskipun aku hampir mati di depan matanya, dia sama sekali tidak merasa cemas.Padahal, Ryder yang dulu tidak seperti ini. Ketika aku berusia 10 tahun, ayahku membawaku ke kawasan wisata malam. Dia memberiku sekuntum bunga mawar merah, lalu

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 1

    Byur! Aku dilempar ke dalam laut dengan kejam. Semua orang di dek kapal pesiar sontak bersorak dan bertepuk tangan, sama sekali tidak peduli pada nasibku.Aku berusaha keras menggerakkan tangan dan kakiku sambil berteriak minta tolong. Sejumlah besar air laut memasuki mulutku. "Tolong! Tolong aku!"Teriakan minta tolongku malah membuat orang-orang itu makin senang. Bahkan, ada yang melempar roti dan anggur ke laut.Mereka tertawa dengan sangat gembira, seolah-olah yang jatuh ke laut itu bukan manusia, melainkan mainan.Kaki dan tanganku makin lemas. Kakiku bahkan kram. Tubuhku mulai tenggelam. Samar-samar, aku melihat dua pria yang berdiri di dek.Yang satu adalah pria yang baru kukenal. Ekspresinya tampak datar saat melihatku meronta-ronta. Yang satu lagi adalah pria yang mengatakan akan bersikap baik padaku untuk selamanya. Namun, dia malah merangkul wanita lain dengan mesra.Bahkan, yang terlihat pada wajahnya adalah penghinaan. Di matanya, ternyata aku hanya mainan.Aku benar-benar

DMCA.com Protection Status