Share

Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka
Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka
Penulis: Farida_021

Bab 1

Penulis: Farida_021
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 17:49:50
Byur! Aku dilempar ke dalam laut dengan kejam. Semua orang di dek kapal pesiar sontak bersorak dan bertepuk tangan, sama sekali tidak peduli pada nasibku.

Aku berusaha keras menggerakkan tangan dan kakiku sambil berteriak minta tolong. Sejumlah besar air laut memasuki mulutku. "Tolong! Tolong aku!"

Teriakan minta tolongku malah membuat orang-orang itu makin senang. Bahkan, ada yang melempar roti dan anggur ke laut.

Mereka tertawa dengan sangat gembira, seolah-olah yang jatuh ke laut itu bukan manusia, melainkan mainan.

Kaki dan tanganku makin lemas. Kakiku bahkan kram. Tubuhku mulai tenggelam. Samar-samar, aku melihat dua pria yang berdiri di dek.

Yang satu adalah pria yang baru kukenal. Ekspresinya tampak datar saat melihatku meronta-ronta. Yang satu lagi adalah pria yang mengatakan akan bersikap baik padaku untuk selamanya. Namun, dia malah merangkul wanita lain dengan mesra.

Bahkan, yang terlihat pada wajahnya adalah penghinaan. Di matanya, ternyata aku hanya mainan.

Aku benar-benar lelah. Jiwa dan ragaku lelah. Aku ingin sekali bersantai sejenak. Permukaan laut yang bergelombang seperti ibu yang sedang membujuk anaknya untuk tidur. Aku memejamkan mataku dengan perlahan, lalu menyunggingkan senyuman.

Aku berbaring dengan tenang, tidak peduli lagi pada kekejaman yang ada di dunia. Aku tidak perlu repot-repot menilai, apakah orang-orang ini tulus padaku atau tidak. Aku hanya perlu tidur.

Tiba-tiba, suara di samping telingaku membangunkanku. Bulu mataku bergetar. Aku perlahan-lahan membuka mata. Yang kulihat hanya warna putih.

Pikiranku hampa. Aku tidak punya ingatan apa pun. Aku bahkan lupa siapa namaku.

"Pasien sudah siuman, cepat hubungan Pak Ryder dan Pak Wayne. Lakukan pemeriksaan sekali lagi."

Aku hanya berbaring di ranjang, membiarkan mereka bertindak sesuka hati. Ada yang menyuapiku air. Seketika, tenggorokanku yang kering menjadi jauh lebih nyaman. Pikiranku juga mulai jernih.

Aku sudah ingat. Aku menghadiri pesta ulang tahun Angel yang diadakan di kapal pesiar sebagai pasangan Ryder. Di tengah acara, Angel tiba-tiba menantang Ryder dan Wayne.

Bahan taruhannya adalah aku dan Angel. Yang kalah akan dilempar ke laut dan tidak ditolong selama lima menit. Selamat atau tidak, semua tergantung takdir.

Angel memang menyukai hal-hal ekstrem. Namun, aku tidak ingin menemaninya menggila, apalagi mempertaruhkan nyawa sendiri.

Ryder dan Wayne malah menahanku demi memuaskan keinginan gila Angel. Mereka pun memulai taruhan gila itu.

Permainannya sangat sederhana, yaitu permainan dadu. Aku menatap Ryder dengan sorot mata memelas, berharap pikirannya bisa lebih jernih. Namun, dia malah tidak melirikku sedetik pun dan fokus bermain.

Aku beralih menatap Wayne, tetapi hanya Angel yang dia pedulikan. Dia melirikku sambil menggoda, "Nggak usah takut, Avril. Mungkin saja Ryder yang bakal menang untuk ronde ini?"

Benar, mereka sudah bermain dua ronde dan hasilnya seri. Aku menatap Ryder dengan sorot mata penuh harap. Kalau bisa, aku akan mengorbankan semua keberuntunganku untuk permainan dadu Ryder.

Siapa sangka, Ryder malah memilih mundur dari permainan dan mengaku kalah. Semua orang pun bersorak dengan tidak percaya. Aku juga terbelalak. Ryder yang selalu ingin menang malah mundur begitu saja?

Wayne terkekeh-kekeh. "Avril, maaf sekali. Aku yang menang kali ini."

Tatapanku berangsur suram. Angel bertepuk tangan sambil memicingkan mata menatapku.

"Maaf sekali, Avril. Sepertinya kamu yang harus turun ke laut malam ini. Semuanya minggir. Jangan ada yang menghalangi pandanganku," ucap Angel.

Dengan demikian, dua orang pengawal menarikku. Ketika melewati Ryder, aku meraih ujung bajunya dan lagi-lagi menatapnya dengan sorot mata penuh harap.

"Kak Ryder, aku nggak bisa berenang. Tolong aku."

Ryder menatapku dengan tatapan kosong, lalu meletakkan tangannya di punggung tanganku sambil menyahut, "Avril, aku kalah. Kita harus bisa menerima kekalahan."

Jelas-jelas sekarang musim panas, tetapi tubuhku merinding dan kedinginan. Pada akhirnya, aku dilempar dengan kuat ke laut.

Gelombang air yang kuat membuat kepalaku terasa pusing dan sakit. Sementara itu, para pria yang pernah mengatakan akan melindungiku untuk selamanya, hanya menatapku dengan dingin dan puas.

Saat itu, aku merasakan keputusasaan yang tidak pernah ada sebelumnya.

Bab terkait

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 2

    Hingga sekarang, tubuh dan gigiku masih bisa bergetar saat memikirkannya.Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dari luar bangsal. Ryder dan Wayne sama-sama memasuki bangsal.Angel juga ada di sini. Dia berdiri di ujung ranjang sambil berujar dengan mata memerah, "Avril, aku minta maaf. Aku sudah kelewatan, tapi aku sudah bayar semua biaya pengobatanmu. Tolong jangan marah atau dendam padaku ya?"Nada bicara Angel terdengar tulus. Ekspresinya juga lembut, seolah-olah wanita yang ada di kapal pesiar hari itu bukan dirinya.Kepalaku seketika terasa sakit. Aku memejamkan mata untuk menahan rasa sakit itu. Namun, Ryder dan Wayne malah mengira aku membenci Angel.Ryder berdiri di pinggir ranjang sambil menatapku dengan ekspresi datar. Meskipun aku hampir mati di depan matanya, dia sama sekali tidak merasa cemas.Padahal, Ryder yang dulu tidak seperti ini. Ketika aku berusia 10 tahun, ayahku membawaku ke kawasan wisata malam. Dia memberiku sekuntum bunga mawar merah, lalu

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 3

    Ucapan Wayne yang merendahkan ini seperti tamparan tak kasatmata. Aku pertama kali bertemu Wayne di pesta ulang tahun Ryder yang ke-18.Hari itu, Ryder membawaku ke rumahnya dan memperkenalkanku kepada keluarganya. "Kelak Avril adalah keluarga kita. Aku akan melindunginya selama aku masih hidup."Saat itu, Wayne sedang bermain game. Begitu mendengarnya, dia mendongak dan mengamatiku. Sesaat kemudian, dia tersenyum. "Kalau begitu, Avril juga keluargaku. Aku juga akan melindunginya."Seketika, semua tatapan tertuju padaku, baik itu tatapan iri ataupun tatapan hina. Aku tentu panik.Wayne langsung menyimpan ponselnya dan meraih tanganku. "Avril, aku bawa kamu jalan-jalan yuk. Supaya kita lebih dekat."Tanpa meminta pendapatku, Wayne mendorongku ke mobil dan membawaku berkeliling. Jika Ryder tidak meneleponnya untuk membawaku pulang, Wayne masih ingin membawaku ke pantai.Ketika turun dari mobil, Wayne mencubit pipiku dan berujar dengan tulus, "Jangan cuma main sama Ryder. Aku juga kakakmu

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 4

    Aku sontak terbelalak dan menatap Angel lekat-lekat. Angel mengangkat alisnya dan menyadari sesuatu. "Kamu benaran nggak tahu?""Haha! Avril, kamu bodoh sekali! Kenapa nggak pernah tanya Ryder alasannya membawamu pulang? Masa kamu nggak penasaran sedikit pun?"Aku tentu pernah menanyakan hal ini kepada Ryder. Saat itu adalah upacara kedewasaan Ryder. Mumpung aku agak mabuk, aku memberanikan diri untuk bertanya.Ryder ragu-ragu sejenak sebelum mengelus sudut mataku sambil menjawab, "Saat pertama kali melihatmu, aku bisa melihat kepedihan pada sorot matamu. Aku ingin menolongmu yang seperti bunga layu dan ingin melihatmu mekar.""Sekarang, kamu bertahan hidup dan sama indahnya dengan bunga mawar yang ada di tanganmu waktu itu. Avril, ini tujuanku membawamu pulang."Hanya itu tujuannya? Dia yakin? Aku mulai mengamati wajah Angel dengan saksama. Mata kami memang sangat mirip.Ternyata begitu. Aku bisa menikmati semua ini berkat Angel. Kasih sayang yang kuperoleh juga berkat Angel. Ryder da

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 5

    Tidak banyak yang menginap di sini. Kadang, hanya satu atau dua orang yang datang. Jadi, pekerjaanku sangat santai. Meskipun begitu, gajiku justru tidak kecil.Setelah dikurangi biaya sewa, gaji yang kudapat senilai 8 juta. Pada bulan pertama, aku sudah bisa membeli ponsel baru. Kemudian, aku menggunakan data diri bosku untuk registrasi kartu SIM.Aku bertanya, "Kamu nggak takut? Gimana kalau aku penjahat atau pembunuh? Mungkin saja aku kemari untuk sembunyi dari polisi."Bos menunduk menatapku sesaat. Kemudian, dia menyahut tanpa bermaksud menghinaku, "Heh! Wanita lemah sepertimu bisa membunuh? Justru aku yang lebih terlihat seperti pembunuh, 'kan?"Seketika, ekspresi si bos menjadi agak ganas, tetapi aku tidak takut. Bosku, Miller, memang terlihat kejam, tetapi sangat baik hati.Hari-hariku berlalu dengan tenang. Hari ini, Miller menonton video dengan suara yang sangat besar. Tiba-tiba, aku mendengar nama Ryder dan Wayne. Tubuhku sontak menegang. Perasaanku pun bergejolak hebat.Mill

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 6

    Aku bisa mendengar kekesalan dari suaranya, tetapi aku tidak peduli dan hanya naik ke lantai atas. Tatapan Wayne yang suram membuat hatiku yang sudah tenang kembali gugup.Wayne ini gila. Ryder mungkin tidak peduli pada masa lalu, tetapi Wayne jelas masih peduli. Aku pun duduk di ranjangku dan terbengong.Tiba-tiba, pintu kamarku diketuk seseorang. Begitu aku membukanya, Wayne langsung masuk dan meraih pergelangan tanganku. Kemudian, Ryder ikut masuk dengan ekspresi datar seperti biasa.Pintu ditutup. Wayne menekan daguku. Dari tatapannya, bisa dilihat dia marah. "Avril, kamu berani pura-pura nggak mengenal kami?""Kenapa aku harus takut?"Ketika melihat ketenanganku, Wayne tertegun sesaat sebelum terkekeh-kekeh. "Sepertinya nyalimu makin besar ya? Aku mencarimu selama tiga tahun ini. Kamu malah sembunyi di tempat seperti ini?"Wayne mengamati kamarku, lalu mengembuskan napas. "Kamar jelekmu ini nggak bisa dibandingkan dengan rumah kita. Gimana bisa kamu tinggal di tempat seperti ini?"

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 7

    Ternyata Miller masih ingat video itu.Dengan demikian, Ryder, Wayne, dan lainnya menginap di penginapan untuk sementara waktu ini.Dua tahun ini, Kota Wuza terus mengembangkan pariwisata sehingga menarik banyak perhatian investor.Siapa sangka, Ryder dan Wayne akan datang ke Kota Wuza yang begitu terpencil dan jauh.Aku sedang membaca komik di meja resepsionis. Tiba-tiba, ada yang memanggilku, "Avril, kita bicara sebentar."Angel masih bersikap angkuh seperti biasa. Namun, aku bisa merasakan bahwa dia hanya berpura-pura tenang.Di taman bunga, Angel mengeluarkan sebuah kartu bank dari tasnya. "Di sini ada 10 miliar. Kamu ke luar negeri saja."Aku termangu. "Ngapain aku ke luar negeri?"Angel menggertakkan gigi dan tampak gusar. Namun, dia berusaha menahan diri. "Kamu pasti tahu Ryder dan Wayne terus mencarimu selama tiga tahun ini. Memangnya kamu mau pulang sama mereka?"Aku menggeleng. Dia terkekeh-kekeh. "Ya sudah. Kamu bisa ke mana-mana dengan uang di kartu ini. Kalau nggak cukup,

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 8

    Ryder dan Wayne tinggal di rumah sebelah. Aku selalu melihat mereka di sekitar penginapan.Hari ini, aku hendak pergi belanja. Aku merasa ada yang mengikutiku di belakang. Aku mempercepat langkah kakiku supaya orang itu tidak bisa mengejarku.Aku mengira Ryder atau Wayne yang mengikutiku, tetapi tiba-tiba pandanganku menggelap. Ketika sadar kembali, aku mendapati diriku berada di pinggir jurang. Yang berdiri di sampingku adalah Angel.Wanita gila itu menodongkan pisau ke leherku sambil bertanya dengan nada bicara penuh kebencian. "Avril, memangnya kamu bisa dibandingkan denganku? Atas dasar apa mereka memilihmu?""Hebat juga kamu. Kamu masih bisa tenang di situasi seperti ini. Keberanianmu patut dipuji. Kuharap kamu masih setenang ini setelah mereka datang. Jangan sampai kamu memohon ya."Mulutku disumpal dengan kain, jadi aku tidak bisa berbicara. Tiba-tiba, ada dua sosok yang mendekat dari kejauhan. Mereka tidak lain adalah Ryder dan Wayne.Sorot mata mereka dipenuhi kepanikan, tetap

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 9

    Hingga sekarang, aku ingat betul bagaimana tatapan Wayne saat dia terjatuh. Jelas-jelas dia sakit, tetapi masih memaksakan diri untuk tersenyum. Dia membuka mulut dan mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak memahaminya.Setelah keluar dari kantor polisi, aku naik mobil Miller. Sebelum pergi, Ryder menatapku. Dia sangat lesu. Kematian Wayne dan Angel adalah pukulan besar baginya.Kukira Ryder akan berbicara kepadaku, tetapi dia hanya melirikku sekilas.Dengan demikian, aku masih tinggal di Kota Wuza dan bekerja di penginapan. Ryder tidak pernah muncul di hadapanku lagi.Hari ini, tiba-tiba datang sekelompok orang. Kukira mereka ingin mencari masalah. Ketika aku ingin menelepon polisi, Miller tiba-tiba menahanku dan tersenyum. "Nggak apa-apa, kamu naik saja dulu."Aku menggeleng dan berdiri di sampingnya. Saat aku buntu, Miller yang menerimaku. Aku tidak mungkin mengabaikannya begitu saja.Miller terkekeh-kekeh. Aku pun mengernyit dengan heran. Kemudian, orang yang memimpin itu berkata deng

Bab terbaru

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 9

    Hingga sekarang, aku ingat betul bagaimana tatapan Wayne saat dia terjatuh. Jelas-jelas dia sakit, tetapi masih memaksakan diri untuk tersenyum. Dia membuka mulut dan mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak memahaminya.Setelah keluar dari kantor polisi, aku naik mobil Miller. Sebelum pergi, Ryder menatapku. Dia sangat lesu. Kematian Wayne dan Angel adalah pukulan besar baginya.Kukira Ryder akan berbicara kepadaku, tetapi dia hanya melirikku sekilas.Dengan demikian, aku masih tinggal di Kota Wuza dan bekerja di penginapan. Ryder tidak pernah muncul di hadapanku lagi.Hari ini, tiba-tiba datang sekelompok orang. Kukira mereka ingin mencari masalah. Ketika aku ingin menelepon polisi, Miller tiba-tiba menahanku dan tersenyum. "Nggak apa-apa, kamu naik saja dulu."Aku menggeleng dan berdiri di sampingnya. Saat aku buntu, Miller yang menerimaku. Aku tidak mungkin mengabaikannya begitu saja.Miller terkekeh-kekeh. Aku pun mengernyit dengan heran. Kemudian, orang yang memimpin itu berkata deng

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 8

    Ryder dan Wayne tinggal di rumah sebelah. Aku selalu melihat mereka di sekitar penginapan.Hari ini, aku hendak pergi belanja. Aku merasa ada yang mengikutiku di belakang. Aku mempercepat langkah kakiku supaya orang itu tidak bisa mengejarku.Aku mengira Ryder atau Wayne yang mengikutiku, tetapi tiba-tiba pandanganku menggelap. Ketika sadar kembali, aku mendapati diriku berada di pinggir jurang. Yang berdiri di sampingku adalah Angel.Wanita gila itu menodongkan pisau ke leherku sambil bertanya dengan nada bicara penuh kebencian. "Avril, memangnya kamu bisa dibandingkan denganku? Atas dasar apa mereka memilihmu?""Hebat juga kamu. Kamu masih bisa tenang di situasi seperti ini. Keberanianmu patut dipuji. Kuharap kamu masih setenang ini setelah mereka datang. Jangan sampai kamu memohon ya."Mulutku disumpal dengan kain, jadi aku tidak bisa berbicara. Tiba-tiba, ada dua sosok yang mendekat dari kejauhan. Mereka tidak lain adalah Ryder dan Wayne.Sorot mata mereka dipenuhi kepanikan, tetap

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 7

    Ternyata Miller masih ingat video itu.Dengan demikian, Ryder, Wayne, dan lainnya menginap di penginapan untuk sementara waktu ini.Dua tahun ini, Kota Wuza terus mengembangkan pariwisata sehingga menarik banyak perhatian investor.Siapa sangka, Ryder dan Wayne akan datang ke Kota Wuza yang begitu terpencil dan jauh.Aku sedang membaca komik di meja resepsionis. Tiba-tiba, ada yang memanggilku, "Avril, kita bicara sebentar."Angel masih bersikap angkuh seperti biasa. Namun, aku bisa merasakan bahwa dia hanya berpura-pura tenang.Di taman bunga, Angel mengeluarkan sebuah kartu bank dari tasnya. "Di sini ada 10 miliar. Kamu ke luar negeri saja."Aku termangu. "Ngapain aku ke luar negeri?"Angel menggertakkan gigi dan tampak gusar. Namun, dia berusaha menahan diri. "Kamu pasti tahu Ryder dan Wayne terus mencarimu selama tiga tahun ini. Memangnya kamu mau pulang sama mereka?"Aku menggeleng. Dia terkekeh-kekeh. "Ya sudah. Kamu bisa ke mana-mana dengan uang di kartu ini. Kalau nggak cukup,

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 6

    Aku bisa mendengar kekesalan dari suaranya, tetapi aku tidak peduli dan hanya naik ke lantai atas. Tatapan Wayne yang suram membuat hatiku yang sudah tenang kembali gugup.Wayne ini gila. Ryder mungkin tidak peduli pada masa lalu, tetapi Wayne jelas masih peduli. Aku pun duduk di ranjangku dan terbengong.Tiba-tiba, pintu kamarku diketuk seseorang. Begitu aku membukanya, Wayne langsung masuk dan meraih pergelangan tanganku. Kemudian, Ryder ikut masuk dengan ekspresi datar seperti biasa.Pintu ditutup. Wayne menekan daguku. Dari tatapannya, bisa dilihat dia marah. "Avril, kamu berani pura-pura nggak mengenal kami?""Kenapa aku harus takut?"Ketika melihat ketenanganku, Wayne tertegun sesaat sebelum terkekeh-kekeh. "Sepertinya nyalimu makin besar ya? Aku mencarimu selama tiga tahun ini. Kamu malah sembunyi di tempat seperti ini?"Wayne mengamati kamarku, lalu mengembuskan napas. "Kamar jelekmu ini nggak bisa dibandingkan dengan rumah kita. Gimana bisa kamu tinggal di tempat seperti ini?"

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 5

    Tidak banyak yang menginap di sini. Kadang, hanya satu atau dua orang yang datang. Jadi, pekerjaanku sangat santai. Meskipun begitu, gajiku justru tidak kecil.Setelah dikurangi biaya sewa, gaji yang kudapat senilai 8 juta. Pada bulan pertama, aku sudah bisa membeli ponsel baru. Kemudian, aku menggunakan data diri bosku untuk registrasi kartu SIM.Aku bertanya, "Kamu nggak takut? Gimana kalau aku penjahat atau pembunuh? Mungkin saja aku kemari untuk sembunyi dari polisi."Bos menunduk menatapku sesaat. Kemudian, dia menyahut tanpa bermaksud menghinaku, "Heh! Wanita lemah sepertimu bisa membunuh? Justru aku yang lebih terlihat seperti pembunuh, 'kan?"Seketika, ekspresi si bos menjadi agak ganas, tetapi aku tidak takut. Bosku, Miller, memang terlihat kejam, tetapi sangat baik hati.Hari-hariku berlalu dengan tenang. Hari ini, Miller menonton video dengan suara yang sangat besar. Tiba-tiba, aku mendengar nama Ryder dan Wayne. Tubuhku sontak menegang. Perasaanku pun bergejolak hebat.Mill

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 4

    Aku sontak terbelalak dan menatap Angel lekat-lekat. Angel mengangkat alisnya dan menyadari sesuatu. "Kamu benaran nggak tahu?""Haha! Avril, kamu bodoh sekali! Kenapa nggak pernah tanya Ryder alasannya membawamu pulang? Masa kamu nggak penasaran sedikit pun?"Aku tentu pernah menanyakan hal ini kepada Ryder. Saat itu adalah upacara kedewasaan Ryder. Mumpung aku agak mabuk, aku memberanikan diri untuk bertanya.Ryder ragu-ragu sejenak sebelum mengelus sudut mataku sambil menjawab, "Saat pertama kali melihatmu, aku bisa melihat kepedihan pada sorot matamu. Aku ingin menolongmu yang seperti bunga layu dan ingin melihatmu mekar.""Sekarang, kamu bertahan hidup dan sama indahnya dengan bunga mawar yang ada di tanganmu waktu itu. Avril, ini tujuanku membawamu pulang."Hanya itu tujuannya? Dia yakin? Aku mulai mengamati wajah Angel dengan saksama. Mata kami memang sangat mirip.Ternyata begitu. Aku bisa menikmati semua ini berkat Angel. Kasih sayang yang kuperoleh juga berkat Angel. Ryder da

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 3

    Ucapan Wayne yang merendahkan ini seperti tamparan tak kasatmata. Aku pertama kali bertemu Wayne di pesta ulang tahun Ryder yang ke-18.Hari itu, Ryder membawaku ke rumahnya dan memperkenalkanku kepada keluarganya. "Kelak Avril adalah keluarga kita. Aku akan melindunginya selama aku masih hidup."Saat itu, Wayne sedang bermain game. Begitu mendengarnya, dia mendongak dan mengamatiku. Sesaat kemudian, dia tersenyum. "Kalau begitu, Avril juga keluargaku. Aku juga akan melindunginya."Seketika, semua tatapan tertuju padaku, baik itu tatapan iri ataupun tatapan hina. Aku tentu panik.Wayne langsung menyimpan ponselnya dan meraih tanganku. "Avril, aku bawa kamu jalan-jalan yuk. Supaya kita lebih dekat."Tanpa meminta pendapatku, Wayne mendorongku ke mobil dan membawaku berkeliling. Jika Ryder tidak meneleponnya untuk membawaku pulang, Wayne masih ingin membawaku ke pantai.Ketika turun dari mobil, Wayne mencubit pipiku dan berujar dengan tulus, "Jangan cuma main sama Ryder. Aku juga kakakmu

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 2

    Hingga sekarang, tubuh dan gigiku masih bisa bergetar saat memikirkannya.Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dari luar bangsal. Ryder dan Wayne sama-sama memasuki bangsal.Angel juga ada di sini. Dia berdiri di ujung ranjang sambil berujar dengan mata memerah, "Avril, aku minta maaf. Aku sudah kelewatan, tapi aku sudah bayar semua biaya pengobatanmu. Tolong jangan marah atau dendam padaku ya?"Nada bicara Angel terdengar tulus. Ekspresinya juga lembut, seolah-olah wanita yang ada di kapal pesiar hari itu bukan dirinya.Kepalaku seketika terasa sakit. Aku memejamkan mata untuk menahan rasa sakit itu. Namun, Ryder dan Wayne malah mengira aku membenci Angel.Ryder berdiri di pinggir ranjang sambil menatapku dengan ekspresi datar. Meskipun aku hampir mati di depan matanya, dia sama sekali tidak merasa cemas.Padahal, Ryder yang dulu tidak seperti ini. Ketika aku berusia 10 tahun, ayahku membawaku ke kawasan wisata malam. Dia memberiku sekuntum bunga mawar merah, lalu

  • Melarikan Diri Dari Dekapan Neraka   Bab 1

    Byur! Aku dilempar ke dalam laut dengan kejam. Semua orang di dek kapal pesiar sontak bersorak dan bertepuk tangan, sama sekali tidak peduli pada nasibku.Aku berusaha keras menggerakkan tangan dan kakiku sambil berteriak minta tolong. Sejumlah besar air laut memasuki mulutku. "Tolong! Tolong aku!"Teriakan minta tolongku malah membuat orang-orang itu makin senang. Bahkan, ada yang melempar roti dan anggur ke laut.Mereka tertawa dengan sangat gembira, seolah-olah yang jatuh ke laut itu bukan manusia, melainkan mainan.Kaki dan tanganku makin lemas. Kakiku bahkan kram. Tubuhku mulai tenggelam. Samar-samar, aku melihat dua pria yang berdiri di dek.Yang satu adalah pria yang baru kukenal. Ekspresinya tampak datar saat melihatku meronta-ronta. Yang satu lagi adalah pria yang mengatakan akan bersikap baik padaku untuk selamanya. Namun, dia malah merangkul wanita lain dengan mesra.Bahkan, yang terlihat pada wajahnya adalah penghinaan. Di matanya, ternyata aku hanya mainan.Aku benar-benar

DMCA.com Protection Status