Share

Bab 78

Penulis: Ayara
“Aku ….” Aku tertegun sejenak. Wajahku seketika merona.

Iya! Apa yang sedang aku pikirkan? Aiden bisa menaikkan jabatanku juga demi menghadapi Raffi saja. Mana mungkin dia membuka lowongan kerja asisten pribadi khusus buat aku? Aku sungguh malu dengan aku yang terlalu percaya diri.

“Pertanyaan kedua.” Aku menarik napas dalam-dalam. “Kalung itu … jelas-jelas bukan dari perusahaan, melainkan peninggalan ibumu. Kenapa kamu … suruh aku memakainya?”

Suaraku terdengar sangat kecil. Aku sedang mengujinya. Sebenarnya yang aku permasalahkan bukan soal Aiden memberiku kalung, melainkan riwayat dari kalung itu. Aiden tidak menyangkal omongan Monica. Itu berarti apa yang dikatakan Monica itu benar? Kalung itu memang ditujukan kepada calon istri Aiden.

Aku tidak tahu jawaban apa yang ingin kudengar. Setelah melontarkan pertanyaan itu, tiba-tiba aku merasa tidak tenang dan juga panik. Sepertinya aku takut dengan jawaban yang akan diberikan Aiden. Aku takut kenyataan akan sama seperti yang aku pikirk
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 79

    Aiden berdiri di hadapanku sembari melihat penampilanku. Tiba-tiba dia tertawa.Wajahku yang tadinya sudah merona pun semakin merona lagi. Aku merasa malu hingga ingin mencari lubang untuk bersembunyi.Aiden melangkah maju, lalu mengambil koper di tanganku, memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Kemudian, dia melepaskan tas ransel ukuran besar dan kecilku, memasukkannya ke dalam mobil.Aku benar-benar merasa canggung.“Padahal tubuhmu kecil, ternyata tenagamu besar juga.” Inilah penilaian Aiden terhadapku. Kemudian, disusul dengan penilaian kedua. “Ternyata hartamu selama 4 tahun masa kuliah sebanyak ini.”Ucapan yang kedengaran biasa-biasa itu malah sangat mematikan bagiku. Aku pun duduk di bangku samping pengemudi. Hingga saat ini, aku masih berpikir bagaimana caranya aku bisa mengembalikan citraku di hadapannya.“Setelah aku mengantarmu ke sana, apa kamu bisa menaikkan semuanya sendiri?” Tiba-tiba Aiden bertanya, “Nanti aku masih ada rapat.”Hatiku langsung terasa plong. Aku langsun

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 80

    Saat aku hampir merasa putus asa, tiba-tiba pria di hadapanku jatuh ke lantai. Aku yang sedang larut dalam rasa takut dapat melihat seseorang yang muda itu. Aku merasa familier terhadapnya, tetapi mungkin karena aku terlalu panik, aku pun tidak kepikiran siapa orang tersebut.Dua pria lainnya mendorong pria yang jatuh di lantai. Ketika menyadari rekan mereka tidak merespons lagi, ekspresi galak langsung terlukis di wajah mereka. “Dasar bocah tengik! Beraninya kamu merusak rencanaku?”“An … Andre?” Tiba-tiba aku kepikiran namanya.“Apa kamu baik-baik saja?” Andre menatapku dengan penuh perhatian.Aku menggeleng. Andre malah meraih pergelangan tanganku. Aku juga tidak tahu kenapa pergelangan tanganku bisa meneteskan sedikit darah. “Sakit, nggak?” Terlintas rasa sakit hati di wajah Andre.Saat ini, aku mulai merasa tenang dan mulai merasa sakit di pergelangan tanganku. Hanya saja, aku tetap menggeleng. Bagaimanapun, kami masih belum terlepas dari mara bahaya. Aku tidak punya waktu untuk

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 81

    Aku merasa syok. “Kebetulan sekali?”Andre mengangguk. Tidak bisa tersembunyi rasa gembira di dalam tatapannya. “Aku masih belum tahu namamu.”“Namaku Inez Ansari,” jawabku secara langsung, “Kenapa kamu hebat sekali?”Rasa arogan seketika muncul di dalam mata Andre. “Aku pernah dapat juara pertama dalam kompetisi karate.”Lagi-lagi aku merasa kaget. Tiba-tiba aku kepikiran gambaran saat pertama kali bertemu. Saat itu, dia sedang ditindas oleh Jonathan dan Risca. Aku kira Andre sangat lemah, makanya bisa ditindas mereka.Sepertinya Andre bisa membaca pikiranku. Andre menurunkan kelopak matanya. “Mereka … itu keluarga inti Keluarga Kusnadi. Kalau aku turun tangan terhadap mereka, ayahku pasti akan marah.”Aku menghela napas. Jujur saja, aku merasa iba dengan nasibnya. “Inez?” Terdengar suara panik Aiden dari luar.“Apa ada yang datang mencarimu?” tanya Andre, “Dia yang antar kamu kemari itu, ‘kan?”Aku mengangguk. “Hari ini aku pindahan ke sini. Jadi, kakakku antar aku kemari.”“Kakakmu

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 82

    Hatiku terasa penat, tetapi aku tetap mengangguk. “Kali ini aku nggak mengalami luka yang parah. Tapi kalau masalah ini sampai terulang lagi, aku pasti akan cari cara untuk mengungkapkan kebenaran. Aku akan membuat mereka membayar apa yang mereka lakukan.”Selesai lukaku dibalut, tiba-tiba Aiden menatapku.“Ada apa?” Aku merasa aneh lantaran ditatap oleh Aiden. Keningku mulai berkerut. “Apa ada sesuatu di wajahku?”Aiden tidak berbicara, melainkan kembali mengulurkan tangannya untuk memelukku. “Untung saja kamu baik-baik saja. Kalau hal seperti ini sampai terulang lagi, seumur hidupku … aku nggak akan bisa memaafkan diriku sendiri.” Terdengar rasa putus asa dari suara Aiden.Aku menatap Aiden dengan tatapan tidak percaya hingga terbengong di tempat.Apa maksudnya? Kenapa Aiden bisa berbicara seperti ini? Seandainya Aiden melanjutkan ucapannya lagi, aku pun akan salah paham.Setelah ragu beberapa saat, pada akhirnya aku memutuskan memberanikan diri untuk bertanya pada Aiden. Hanya saja,

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 83

    “Pak Aiden, ini jadwal minggu lalu. Silakan dibaca.” Aku membungkukkan tubuhku dengan hormat, lalu menyerahkan dokumen dengan kedua tanganku.“Ide buruk apa lagi yang ada di benakmu?” Aiden mengambil dokumen dengan kening berkerut. Dia membaca dokumen sekilas. “Bagus, kamu menyelesaikannya dengan cukup baik. Mengenai kerja sama dengan Grup Canata, kamu dan Darren pantau bersama.”Aku mengangguk. “Oke, nanti aku akan cari Darren.”“Apa ada masalah lain lagi?” Aiden mengangkat-angkat alisnya sembari menatapku.“Uhuk, uhuk!” Aku menunjukkan senyuman ramah, lalu berdiri di depan meja Aiden. “Pak Aiden, apa memungkinkan kalau aku pinjam 2 orang darimu? Untuk masalah pribadi.”“Siapa?” Aiden meletakkan dokumen di tangan, lalu mengangkat kepala untuk menatapku.“Emm … seperti orang yang membantumu mencari data Mikael. Maksudku, orang yang bisa menyelidiki sesuatu.” Aku sengaja berbicara dengan bertele-tele.“Siapa yang ingin kamu selidiki?” Aiden berdiri, lalu menatapku. “Katakan, apa yang in

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 84

    Kenapa Aiden menyelidiki masalah Monica? Apa dia ingin balas dendam untukku?Ketika kepikiran hal ini, hatiku terasa hangat, tetapi aku merasa semuanya tidak memungkinkan. Seharusnya Aiden tidak akan begitu baik terhadapku.“Kalau kamu ingin beri pelajaran kepada Monica, ini adalah sebuah kesempatan yang sangat bagus.” Darren memutar setir mobil, melaju ke arah Grup Canata.Aku menatap Darren dengan kaget. “Kalau begitu, bukannya kerja sama kita dengan Grup Canata akan ….”Aku memang ingin memberi pelajaran kepada Monica, tetapi aku juga tidak ingin Grup Faslim mengalami kerugian karena aku. Aku tidak ingin mendatangkan masalah dan kerugian untuk Aiden.“Haih!” Darren tersenyum. “Sudah bertahun-tahun aku bekerja dengan Pak Aiden. Aku bisa menebak apa yang dipikirkan Pak Aiden hanya dengan sekilas mata. Kalau Pak Aiden nggak bermaksud seperti itu, dia juga nggak akan mengutusmu untuk menangani kerja sama dengan Grup Canata.”“Apa maksudmu?” Aku tidak bisa mencerna.“Maksudku, sebenarnya

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 85

    Tatapan Lucas membuatku merasa tidak nyaman. Darren pun tertawa, lalu berkata, “Inez bukan hanya kepala asisten saja, dia juga adalah adiknya Pak Aiden.”Ketika mendengar identitasku, senyuman di wajah Lucas langsung terkaku. Dia menatapku dengan sangat kaget. Terlintas rasa tidak percaya di dalam tatapannya. “Astaga! Ternyata putri dari Keluarga Faslim.”Saat aku melihat sikap genit Lucas, aku merasa apa yang dikatakan Darren tadi seharusnya benar.Sejak keluar dari ruang kerja Lucas, Darren mengoceh, “Dasar tua bangka! Menjijikkan sekali.”Aku juga menghela napas panjang. Lucas memang kelihatan arogan sekali. “Lucas masih belum tahu masalah kita nggak akan kerja sama dengan dia.” Darren membuka pintu mobil, lalu memasuki mobil. Setelah itu, dia membuka tutup botol air mineral, meneguk setengah botol. “Dia juga nggak tahu soal Grup Dorcas ingin mempermainkannya. Jadi, terserah dia mau ngapain.”Aku mengangguk. “Biarkan aku pikir bagaimana mengatasi masalah ini.”Mobil melewati sebuah

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 86

    “Apa kamu butuh bantuanku?” Aiden mengangkat-angkat alisnya.Aku mengembus napas panjang. “Boleh nggak besok kamu telat setengah jam datangnya?”Aiden menatapku dengan tatapan mendalam, kemudian mengangguk.Keesokan harinya, aku datang sangat awal di restoran untuk menunggu Aiden. Selain aku, ada juga Evelyn yang bersikeras ingin mengikutiku.“Haih.” Evelyn melihat menu sambil mendekatiku. Suaranya sengaja direndahkan. “Kamu datang ke sini buat balas dendam. Apa perlu kamu berdandan secantik ini?”Aku merapikan gaun panjang berwarna kuningku. Gaun ini kubeli untuk acara wisuda waktu itu. Rambutku juga sengaja dibuat bergelombang. Aku mengeluarkan lipstik untuk mengoleskannya ke bibirku. “Setelah balas dendam, aku ada acara makan-makan lagi.”Evelyn menyipitkan matanya. Ekspresinya kelihatan sangat licik.“Sudahlah.” Aku mendorong Evelyn dengan tersenyum. “Bukannya … ada Aiden juga di sini? Aku nggak ingin selalu kelihatan polos.”Kami sudah menunggu lama di restoran. Akhirnya Monica da

Bab terbaru

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 100

    “Dasar berengsek!” Regan melangkah maju, lalu menampar Jonathan. “Sudah aku bilang berapa kali, ubah sikap hidung belangmu!”“Aku ….” Jonathan mengangkat kelopak matanya untuk menatapku. “Aku juga nggak tahu kalau dia itu adiknya Pak Aiden. Kalau Pak Aiden menikahi kakak, gimana kalau aku menikah dengan Bu Inez saja?”Ucapan yang dilontarkan Jonathan sangat mengejutkan. Hal itu membuat orang merasa benar-benar tidak berdaya, seakan-akan ingin menghajarnya. Namun, ketika kepikiran menghajarnya malah hanya akan berujung pada masalah hukum, semua orang pun mengurungkan niatnya untuk memukulnya.“Nggak boleh!” Empat suara terdengar serempak.“Kamu kira kamu siapa? Malah ingin menikahi adiknya Pak Aiden? Apa kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu?” Kening Regan berkerut.“Jonathan, bisa nggak kamu berpikir dulu sebelum bicara?” Risca sungguh kehabisan kata-kata.“Inez memang bukan adik kandungku, tapi aku sangat menjaganya.” Tiba-tiba Aiden mendekatiku. “Aku berharap dia bisa bersama orang y

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 99

    “Siapa yang membuat cewek cantik bersedih?”Aku menoleh. Ketika melihat orang yang berjalan kemari, tiba-tiba aku merasa hidupku semakin terpuruk lagi.Malah ada Jonathan di sini, dia bagai seekor burung merak yang sedang mengepakkan sayapnya saja. Dia melangkah maju dengan penuh percaya diri, lalu berhenti di hadapanku. “Kenapa cewek secantik kamu malah bersedih?”Aku menatap gerakan mesum Jonathan dengan risi, tapi dia spontan tersenyum.Sepertinya pembagian gen ketiga anak Keluarga Kusnadi tidak merata. Risca pandai bersosialisasi, cerdas, dan cekatan. Bahkan Andre yang selalu diremehkan oleh mereka berdua, sebenarnya juga cukup cerdik. Satu-satunya yang berbeda itu adalah Jonathan, dia tidak ada bedanya dengan orang bodoh.Anthony mendekatiku dan mengulurkan tangannya berniat menyentuh wajahku. Aku segera menghindar ke belakang. Tatapanku penuh dengan rasa jijik. “Pak Anthony, tolong jaga sikapmu.”Jonathan gagal menyentuhku. Dia menatap tangannya yang berhenti di udara dengan terk

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 98

    “Tentu saja.” Regan berkata dengan santai, “Keluarga Kusnadi sudah lama berkecimpung di dunia bisnis dan berhasil menjadi yang terdepan di industri ini berkat kekuatan kami. Aku tahu selama ini Pak Aiden selalu membeli bahan langka dari Negara Arkava dengan harga tinggi. Tapi kebetulan sekali, Grup Kusnadi juga memiliki material itu.”Darren yang duduk di sebelahku tiba-tiba tertawa kecil dengan nada mengejek. “Omong kosong!”“Kenapa?” Aku baru saja memasuki Grup Faslim, masih belum berhubungan soal suplai bahan.“Material langka yang kita beli memang hanya dimiliki Negara Arkava. Material-material ini justru dibutuhkan dalam riset kami. Oleh karena itu, setiap tahun kami harus membeli bahan baku senilai ratusan miliar dari Negara Arkava.”“Sebanyak itu?” Aku merasa syok.“Sudah tergolong sedikit.” Darren menurunkan kelopak matanya. “Orang-orang Negara Arkava itu benar-benar nggak punya prinsip dalam berbisnis. Mereka sering ingkar janji. Harga yang mereka berikan kepada kita bahkan 10

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 97

    Aiden menjadi bintang utama dalam perjamuan malam ini. Regan terus menyanjungnya. Dia bertanya soal bisnis Aiden, lalu bertanya soal kehidupan pribadi Aiden. Hanya saja, tidak sekali pun dia mengungkit soal kerja sama.Aku dan Darren duduk di ujung, di area yang tidak diperhatikan orang-orang. Semuanya sungguh sesuai dengan harapanku. “Pak Aiden, kamu juga sudah nggak muda lagi. Apa kamu sudah punya kekasih?” tanya Regan secara tiba-tiba.Aku langsung menghentikan gerakan tanganku yang sedang mengambil makanan. Aku ingin mendengar jawaban Aiden.Namun setelah menunggu beberapa saat, aku tidak dapat mendengar suara Aiden. Aku spontan mengangkat kepalaku ingin melihat ekspresinya.Siapa sangka, saat aku mengangkat kepalaku, kebetulan tatapanku berpapasan dengan tatapan Aiden. Pada saat itu, aku langsung menundukkan kepalaku. Pikiranku sangat kacau. Kenapa Aiden melihatku?Terlintas lagi masalah itu di benakku. Aku segera mengambil sepotong daging dan mengunyahnya, berlagak tidak mengeta

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 96

    “Ergh ….” Kali ini Darren tidak mengedipkan matanya lagi. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu menekan mode speaker. “Pak Aiden, apa … kamu sudah mendengarnya?”“Emm.” Terdengar suara tawa Aiden dari ujung telepon. “Nggak usah nyanyi ataupun nari, dia terlalu kaku. Nggak enak untuk dipandang.”Aku ….Aiden memang pintar dalam menyindir. Selalu saja bisa menusuk hatiku. Mulutnya memang berbisa sekali.“Nggak usah siapin apa-apa. Cukup datang menjemputku saja.” Setelah panggilan diakhiri, aku langsung melihat ke pria kurang ajar itu. “Darren!”Darren melepaskan headset bluetooth-nya, lalu segera melangkah mundur. “Semua ini bukan salahku. Aku sudah beri isyarat kepadamu. Kamu sendiri yang nggak tangkap.”Pada jam 7 esok pagi, aku sudah mempersiapkan diri untuk muncul di bandara Kota Manthana. Aku datang menjemput bosku dengan tidak puas.Aiden menggerek koper berwarna hitam, lalu melangkah kemari dengan santai.Ketika Aiden melewati sisiku, dia melepaskan kacamata hitamnya, lalu berkata, “S

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 95

    Tatapanku tertuju pada diri Andre. Aku sedang berusaha mencari tahu bagaimana Andre yang sebenarnya.Mungkin tatapanku terlalu kelihatan. Tiba-tiba Andre menyembunyikan ekspresi percaya dirinya, melainkan menatapku dengan mencemberutkan wajahnya. “Inez, jangan-jangan … kamu merasa aku sangat menyeramkan?”“Kenapa?” Aku sungguh kaget dengan pemikiran Andre.“Emm ….” Andre bagai seorang pria yang sangat pemalu. Dia menggaruk kepalanya. “Kamu merasa aku itu bermuka 2.”Aku melihat sendiri bagaimana sosok Andre ditindas waktu itu. Jadi, aku pun merasa salut terhadap Andre.“Bagaimana mungkin?” Aku tersenyum tipis. “Aku hanya akan merasa kamu sangat pemberani.”Aku mengatakan dengan tulus, tetapi sepertinya Andre masih tidak percaya. Dia bertanya lagi, “Benarkah? Apa benar kamu merasa seperti itu? Inez, pemikiranmu sangat penting bagiku.”Lantaran sikap Andre terlalu ramah, aku pun merasa agak bingung. “Kenapa?”“Karena ….” Andre tersenyum dengan canggung. “Aku menganggapmu sebagai teman te

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 94

    Senyuman di wajah Regan tidak kelihatan lagi. Dia menurunkan kelopak matanya. Setelah berpikir beberapa saat, dia mengangkat kepalanya untuk menatap kami. “Kalau begitu, aku terus terang saja sama kalian. Masalah ini masih bisa didiskusikan, tapi aku nggak ingin diskusi sama kalian. Kalau Pak Aiden bisa datang langsung ke sini dan aku bisa melihat ketulusan hati kalian, bisa jadi transaksi ini bisa dilanjutkan.”Sejak keluar dari ruangan Regan, suasana hatiku dan Darren terasa penat.“Untung saja ada kamu yang bertanya secara langsung, barulah kita tahu apa yang dia inginkan. Sebelumnya aku pernah berbicara beberapa kali dengan Pak Regan, tapi dia selalu mengalihkan pembicaraan. Aku juga nggak tahu bagaimana menghadapinya lagi.”Ini pertama kalinya aku merasa kegagalan dalam pekerjaanku. Suasana hatiku juga tidak bagus. “Si Regan ini memang licik sekali.”“Semuanya juga tahu, tapi apa lagi yang bisa kita lakukan?” Darren menghela napas panjang, lalu berkata dengan nada bercanda, “Kalau

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 93

    Kedua mataku berkilauan. “Benarkah?”“Tentu saja benar.” Nada bicara Evelyn terdengar arogan. “Ibuku terus suruh aku pulang untuk mengunjunginya.”Saat penerbangan ke Kota Manthana, Darren menjelaskan secara ringkas mengenai kondisi di sana.“Sekarang satu-satunya yang bisa menyuplai bahan baku polimer yang kita butuhkan adalah Grup Kusnadi. Pemilik Grup Kusnadi, Regan Kusnadi, adalah target utama kunjungan kita kali ini.”Keluarga Kusnadi di Kota Manthana? Hatiku langsung berdebar. Tidakkah semuanya terlalu kebetulan?“Apa alasan rekan kerja sebelumnya nggak berhasil mendapatkan orderan?” tanya aku dengan nada menguji.“Kondisi agak rumit.” Darren mengerutkan sedikit keningnya. “Mengenai detailnya, aku juga belum mengatakannya dengan jelas, tapi ada yang bisa aku pastikan, Pak Regan sengaja persulit kita.”“Kenapa?” Aku merasa syok. “Bukannya kalau harganya cocok, transaksi bisa dijalankan?”“Dunia bisnis nggak segampang yang kamu kira.” Darren menghela napas. “Bahan baku polimer kita

  • ⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku   Bab 92

    “Kamu ….” Aku menatap ekspresi dingin di wajah Aiden. Tiba-tiba hatiku terasa penat. Aku juga tidak tahu ada apa dengan diriku, hanya saja aku malah ingin menangis.Aku membalikkan tubuhku berjalan meninggalkan ruangan Aiden. Aku berdiri di depan pintu sembari menarik napas dalam-dalam. Kemudian, aku melihat sekilas pintu ruangan yang sudah tertutup rapat.“Dasar manusia nggak punya hati!” sindir aku dengan nada sinis.Setelah kembali ke ruang kerjaku, suasana hatiku masih terasa tidak bagus. Hanya saja, rekan kerjaku malah kelihatan sangat bersemangat. “Astaga! Coba kalian lihat ada berita heboh apa hari ini!”“Apa?” Leila bagai takut ketinggalan berita saja, langsung berdiri di tempat.“Grup Canata bangkrut!”“Apa?” Kali ini, aku tidak bisa bersikap tenang lagi. Aku segera berjalan ke belakang Ariana, lalu menatap ke layar komputernya.“Grup Canata terungkap menjual produk nggak memenuhi standar. Selain itu, Lucas dari Grup Canata, membangun bisnisnya dengan dukungan istrinya. Sekara

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status