Semoga suka...
Jangan lupa vote dan comment...Siang ini, sepulang sekolah, Ailee, Zuco dan Sara bertemu dengan Angga juga Nayma. Mereka melakukan makan siang bersama di sebuah cafe. Mereka tampak akrab satu sama lain, tak terkecuali Zuco. Zuco sesekali ikut berbincang dan tertawa, sisanya hanya menyimak dan menatap Ailee dengan penuh damba. Sebegitu bucinnya dia.
"Kalian tunangan gak ditutup-tutupin kan?" Tanya Nayma.
Zuco menatap Ailee, ia ingin mendengar jawaban apa yang akan gadisnya itu berikan.
"Enggak."
Zuco tersenyum mendengar jawaban itu.
Ailee melirik Zuco yang duduk di samping kanannya sekilas. "Tapi gak di umbar-umbar juga, setaunya aja."
Zuco hanya bisa mengangguk setuju, ia tidak ingin bertengkar hanya karena hal itu. Walau sebenarnya ia ingin mengatakan dengan bangga kepada siapapun bahwa Ailee adalah miliknya.
Semoga suka...Jangan lupa vomment...***Seperti sebelumnya, Angga kebagian mengantarkan Sara pulang karena mereka satu arah. Sedangkan Nayma lebih memilih pulang menggunakan kendaraan umum karena Ibunya meminta dibelikan sesuatu terlebih dahulu.Dan sekarang, Angga sudah sampai di depan gerbang kediaman Sara dengan Sara yang sudah turun dan kini sedang membuka helm milik Angga."Thanks ya, maaf juga tadi udah nyinggung tentang Ailee. Gue sengaja, hehe..." Ucap Sara."Gue masuk duluan yah," lanjutnya.Namun tiba-tiba saja Angga menahan pergelangan tangan Sara. Sara berbalik dan menatap Angga penuh tanya."Kenapa? Mau mampir dulu?"Angga melepaskan genggamannya. Kemudian menggelengkan kepala sebagai jawaban."Terus?""Gue cuma mau bilang, please jangan singgung tentang perasaan gue bua
Zuco memang tidak pernah main-main dengan ucapannya. Sesuai dengan ancamannya, hari ini Zuco benar-benar tidak menjemput Ailee untuk pergi ke pertandingan yang diadakan di sekolah mereka bersama-sama. Zuco juga tidak mengirim pesan sama sekali, apalagi menelpon.Sekarang ini Ailee baru sampai di sekolah dengan menggunakan angkutan umum. Saat berjalan melewati parkiran, ia dapat melihat mobil kekasihnya sudah terparkir di sana. Ailee hanya bisa menghela nafas panjang dan berniat untuk membujuk Zuco setelah pertandingan selesai.Pertandingan diadakan di lapangan indoor. Dan parkiran untuk tamu pun kini terlihat mulai penuh, cukup banyak siswa dan siswi dari SMA Assatya yang datang untuk memberikan dukungan tim sekolah mereka. Sebagian penasaran dengan gossip tentang siswa dan siswi Phiresa yang tampan juga cantik.Ailee terlihat berjalan dengan santai menuju ruangan ekskul Cheers untuk melakukan diskusi terlebih dahu
Suasana di dalam mobil sangatlah tidak nyaman. Baik Zuco ataupun Ailee, keduanya sama-sama memilih diam. Namun rahang Zuco masih terlihat mengeras, tangannya mencengkeram stir dengan kuat. Hal itu yang membuat Ailee merasa takut dan duduk sangat rapat pada pintu.Sampai akhirnya Ailee menghembuskan nafas pasrah. Diamnya Zuco harus segera diakhiri, bagaimanapun mereka terikat hubungan, jika tidak ada yang mengalah maka semua hal akan menjadi abu-abu.Ailee berdehem pelan. "Zuco." Panggil Ailee.Dan berhenti, Zuco menghentikan laju mobilnya. Ailee memandang keluar, ternyata Zuco menghentikan mobilnya di sebuah taman yang sepi pengunjung.Namun di detik kemudian Ailee tersadar. Ia mengenali tempat itu."Zuco, Zuco kita dimana?" Tanya Ailee setengah panik."Di perkebunan Papah aku." Jawabnya.Ailee sudah menebaknya. Ia bahkan dapat melihat jembatan disebera
Keesokan harinya, hubungan mereka sudah baik-baik saja. Zuco kembali menjemput Ailee untuk berangkat bersama, Zuco kembali mengganggu Ailee dengan pesan-pesan dan juga panggilannya. Tapi Ailee tidak terlalu ambil pusing dengan hal itu, bahkan jika Zuco memintanya melakukan video call dengan paksa, Ailee hanya perlu mengangkat kemudian membiarkan Zuco menatapnya.Tinggal setengah jam lagi bel masuk berbunyi. Dan Zuco terlihat duduk di ruangan untuk ekstrakurikuler cheer leader dengan ditemani beberapa anggotanya. Ia terlihat menunggu seseorang yang juga sempat dirinya temui, Jessie, ketua ekskul tersebut."Kalau boleh tahu, Kak Leon ada perlu apa yah, ya kak?" Tanya seorang siswi.Zuco hanya diam tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaan adik kelasnya itu."Emh, Kak Leon mau--""Berisik." Sahut Zuco yang sudah mulai bosan menunggu.Hingga akhirnya Jessie datang, ia langsu
Ailee terlihat duduk dengan gelisah, menunggu Jhonatan yang sedang menemui seseorang di lantai bawah gedung perusahaannya. Ia terus melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 14.30. Ailee harus sampai di rumah sebelum jam 4, agar Zuco tidak lebih dulu menjemputnya untuk berziarah pada makam sang Ibunda.Setelah Zuco mengantarkannya pulang, Ailee langsung berganti pakaian dan pergi ke kantor Jhonatan untuk memastikan perkiraannya bahwa Zuco tidak cukup dekat dengan almarhum ibundanya.Ceklek."Om,""Dokter silahkan masuk!" Ucap Jhonatan mempersilahkan seorang pria dengan kemeja rapih untuk masuk.Ailee sempat mengernyit heran, sampai akhirnya Jhonatan memperkenalkan pria tersebut."Ailee, kenalkan ini Dokter Gilang yang menangani Zuco."Ailee tersenyum ramah seraya menyalami Dokter tersebut."Kamu pasti mau membica
Ailee tersenyum memandangi wajah Zuco yang sedang memejamkan mata dan khusyuk berdoa. Profil side nya sangat sempurna, Ailee mengakuinya, ketampanan Zuco memang nyata adanya. Belum lagi sekarang pria itu terlihat sangat tenang ketika memanjakan doa untuk almarhum sang ibunda."Ailee..."Ailee tersadar. "Hn? Oh, udah selesai?"Zuco tersenyum dan mengangguk. "Aku doanya lama yah?""Enggak, tapi ya lebih lamaan kamu dibanding aku, mhehehe... Pulang?"Zuco menggelengkan kepala tak setuju. "Makan.""Okay, ayo bangun!" Ajak Ailee pada Zuco yang masih berdiri dengan kedua lututnya.Zuco mengusap nisan sang Ibunda dan menunduk sedih. "Semoga dikehidupan selanjutnya hanya ada aku, Mamah dan Papah, a perfect familly." Gumamnya dalam hati."Ayo! Hari ini aku mau makan sayur," ucapnya seraya berjalan dengan merangkul pinggang ramping Ailee.
Beb... Harusnya kemarin tuh part gak kayak gitu)ㅠㅠ, itu tuh buat agak nantian... Tapi, udah terlanjur dah lanjut aja awowkk...***"Angga!!" Panggil Ailee dari luar rumah sahabatnya itu. Saat ini ia sedang benar-benar marah kepadanya.Ceklek."Ailee, kamu kok nangis?" Tanya Ibu Angga yang membukakan pintu untuknya.Ailee menghapus air matanya, walau percuma saja karena tangisannya masih belum mau berhenti. "Angga mana Tante, mau aku pukul dia!!""Ya ampun, kalian berantem? Kamu diapain sama anak Tante, Lee?""Tante, Angganya mana ih...""Udah dong nangisnya, Angga ada di kamarnya. Kamu temuin aja,"Tanpa mengatakan apapun lagi, Ailee langsung naik ke lantai dua menuju kamar Angga. Tangannya sudah gatal ingin menjambak sahabat kejamnya itu.Ceklek."Ket
Sudah 3 hari berlalu sejak hari itu, hari ketika Ailee meminta break dalam hubungannya dengan Zuco. Dan semua berjalan seperti seharusnya. Keduanya tidak melakukan komunikasi. Zuco berusaha untuk tetap cool seperti biasanya. Bahkan kabar Break mereka membuat para siswi terlihat berusaha untuk merebut perhatian Zuco, namun Zuco sama sekali tidak melirik mereka. Tidak satupun.Bagaimana tidak, Zuco kini lebih terfokus memperbaiki pola pikirnya. Overact, over thinking, rasa khawatir yang berlebih, rasa takut yang tak wajar dan rasa gelisah yang tidak beralasan, Zuco mencoba untuk memperbaiki itu semua. Perlahan.Itu semua demi Ailee. Dulu ia tidak pernah ingin bertemu Dokter manapun, ia percaya dirinya baik-baik saja. Tapi mengingat Ailee dan apa yang Angga katakan sebagai peringatan, Zuco pun mengerti.Kini bukan hanya tentang dirinya. Karena ada Ailee dalam hidupnya, ada seorang anak gadis yang orang tuanya percayakan un
Zuco's BorderlineDeskripsi:S E Q U E L dari Zuco's Obsession💫_________________________________________Zuco menatap Ailee dengan tersenyum manis."Kuliah, pulang. Dan... Jauhin cowok tadi. Okay?""Zuco, aku gak--""Jangan aneh-aneh. Nurut aja."Ailee terlalu bahagia, sampai dirinya lupa bahwa pernikahan adalah awal. Dengan ekspektasi yang tinggi tentang kebahagiaan, mereka berdua harus berjuang untuk saling melengkapi dan menyatukan perbedaan serta meminimalisir perdebatan.*****Di Wattpad yah... Sudah update sejak kemarin. Malam ini update lagi yeaay!!Jangan lupa tinggalkan jejak di sana. Share ke temen-temen. Dan jangan lupa juga mampir ke cerita Didit.Judul: Ice CreamKisah si manja nan keras kepala Aruna bersama kekasihnya yang cold.Seru kok, gak perc
Ekspresi wajah Zuco terlihat sangat jelas menunjukkan kesedihan. Bahkan bukan hanya itu, ada rasa takut serta khawatir yang sedang dirinya rasakan. Dari posisi duduk, berdiri hingga mondar mandir sudah dirinya lakukan untuk mengurangi rasa cemas.Bagaimana tidak, setengah jam lagi pesawatnya akan berangkat dan sampai saat ini Ailee belum juga menunjukkan keberadaannya."Dek, sabar dong. Duduk dulu, mungkin jalanan macet." Ucap Jhonatan.Zuco melirik jam di tangannya. "Ailee bilang dia bakalan nyusul, tapi kok gak dateng.""Belum, Zuco. Bukan gak dateng." Sebagai seorang Ayah, Jhonatan terus berusaha menenangkannya sedari tadi.Zuco menggigit bibir bawahnya. "Is she okay? Gak terjadi apa-apa kan sama Ailee?" Tanyanya pada Jhonatan."Enggak, nak.""Tapi aku telpon gak di angkat, chat juga gak dibaca Pah. Aku khawatir," ucapnya gelisah.Zuco kembali me
Zuco terlihat merebahkan diri di sofa ruang keluarga dengan TV yang hanya dinyalakan untuk menemani dirinya saja. Rumahnya terlalu besar untuk ditinggali 2 orang dan beberapa asisten rumah tangga yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.Hari ini Zuco menyelesaikan Ujian Nasional pertamanya, dengan Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran pembuka.Zuco tampak menatap langit-langit rumahnya yang tinggi dengan memeluk bantal sofa."Zuco..."Mata Zuco membulat sempurna. "Ailee..." Gumamnya seraya bangun dari posisi rebahannya.Zuco tersenyum senang ketika melihat Ailee tersenyum ke arahnya. Kemudian duduk di dekatnya."Dih nyengir," ucap Ailee.Zuco menggigit bibir bawahnya. Kemudian tertunduk."Kenapa? Gak seneng yah aku ke sini? Ganggu yah?"Zuco menggelengkan kepalanya. "I miss you..."&
Malam ini, Ailee memutuskan untuk menginap, menemani Zuco. Dengan sedikit paksaan dan rayuan, akhirnya Ailee mau menemani Zuco yang sendirian. Karena Jhonatan masih berada di luar negeri untuk satu minggu ke depan.Mereka berdua terlihat sibuk sendiri, Ailee yang mengerjakan tugas di atas karpet karena mejanya lebih rendah dari sofa dan Zuco tampak bermain game di sofa belakang Ailee.Lalu, Dhara? Ailee sudah mengeceknya. Gadis itu pergi. Entah kemana. Karena rasa malu telah berkata dengan keras, mengingatkan Zuco bahwa pria itu terlahir dari rahim istri kedua. Ailee berharap, Dhara tidak akan pernah menunjukkan wajahnya lagi."Aarghh, anjing kalah." Umpat Zuco.Ailee yang duduk di dekatnya terkejut. "Eoh? Kasar banget." Kagetnya.Zuco memukul mulutnya sendiri pelan. "Sorry sorry.""Sorry mulutmu. Udahlah, jangan main game dulu, berisik tahu. Aku lagi ngerjain tugas." Ujar
Jangan lupa untuk komentar😘 dan review yah sayaangnya Zuco sekalian. BTW, kayaknya Didit bakalan bikin sequel Zuco kalau tamat. Bodo amat Didit bakalan tetep bikin:v Gak bakalan di posting di sini yah.Find me on: Ig @ditanyxoul.*****Saat ini, Ailee dan Zuco sedang duduk berdua, menonton TV dikediaman corner dengan ditemani oleh ramyeon instan yang sebelumnya mereka beli di perjalanan. Awalnya Zuco akan menemani Ailee di dirumahnya, namun ternyata ia berubah pikiran dan memutuskan untuk mengajak Ailee ke rumahnya saja."Punya kamu pedes gak sih?" Tanya Zuco.Ailee menatapnya dan langsung memasang ekspresi tak percaya, tangannya terulur untuk mengusap rambut Zuco ke arah belakang."Keringetan banget, kalau pedes gak usah dilanjutin. Bibir kamu udah merah gitu," ucap Ailee.Zuco menyimpan cup mie di atas meja. Kemudian meraih susu kedelai miliknya.
Sesuai dengan apa yang Ailee inginkan, dua hari setelah kemarin, ia memutuskan untuk pulang dan menjalani perawat di rumah saja. Ailee sudah mempertimbangkan segalanya, ia tidak ingin membuat Ibunya, Zuco dan Sara juga Nayma kerepotan karena dengan baik hatinya mereka bergantian menemani Ailee. Walau Ailee telah mengatakan, bahwa suster dan Dokter ada disekitarnya.Pagi ini Ailee sudah bersiap untuk berangkat sekolah dengan bantuan tongkat. Akan sangat merepotkan jika ia menggunakan kursi roda.Apa Zuco mengetahuinya? Tentu saja, tidak. Zuco masih belum setuju jika Ailee berangkat sekolah. Tapi hari ini Ailee akan keras kepala, ia sudah terlalu banyak ketinggalan materi. Sepintar apapun dia, tetap akan kesulitan jika harus mengejar banyak pelajaran.Ibunya sudah pergi 15 menit yang lalu, bersama dengan Kiran. Kini Ailee terlihat sedang mengunci pintu, kemudian berlalu untuk mencari Angkot. Akan sangat boros jika ia menggunakan taksi
Ailee memejamkan mata dan merentangkan tangannya, menikmati angin semilir di sore hari. Saat ini, Ailee sedang berada di taman rumah sakit dengan di temani oleh Zuco. Di hadapan Ailee terdapat sebuah kolam ikan dengan berbagai jenis ikan di dalamnya. Di sekitarnya juga terlihat beberapa pasien yang sedang berkeliling, menikmati udara luar sebelum kembali ke dalam ruangan."Liat deh, ikan yang orange itu ngikutin mulu yang putih!" Ujar Ailee menunjuk dua ekor ikan di dalam kolam."Iya, kayak kamu yang ngikutin aku terus. Gak mau pisah."Ailee tertawa pelan. "Gak kebalik tuh?"Zuco berdiri di atas kedua lututnya seraya menggenggam tangan kanan Ailee. "Aku beneran gak bisa jauh dari kamu.""Oh ya?"Zuco mengangguk dengan cepat. "Gak percaya? Belah dada aku.""Hahaha, ketawa banget aku! Lebay banget, kalau aku belah, kamu meninggal." Ujar Ailee seraya menepuk pipi Zuco
3 hari telah berlalu, namun ia masih harus berada di rumah sakit, setidaknya sampai keadaan kakinya membaik. Pasalnya ia masih sering merasa nyeri yang datang tiba-tiba dan itu membuat Zuco khawatir. Ia tidak ingin mengambil resiko, Ailee hanya bisa menurut ketika Zuco tiba-tiba saja marah mendengar dirinya ingin di rawat di rumah saja.Saat ini terlihat Sara, Nayma dan Angga berdiri di sekitar tempat tidur Ailee. Mereka langsung memutuskan untuk menjenguk Ailee setelah bel pulang dari masing-masing sekolah berbunyi. Dan Zuco, dia mengirim pesan pada Ailee bahwa ia akan datang nanti."Kalian kenapa sih, harusnya hati-hatilah... Sekarang jadi gini kan, Ailee yang paling parah." Ucap Sara.Nayma mengangguk setuju. "Jangan bonceng Ailee lagi ah, lo ceroboh!" Sahut Nayma."Sorry, gue bener-bener gak fokus waktu itu..." Sesal Angga.Ailee yang masih mengingat tentang perasaan Angga, merasa canggung sendi
Zuco berlari menuju resepsionis dan menanyakan keberadaan Ailee. Setelah mendapatkan nomor ruangan, Zuco kembali berlalu dengan sangat terburu-buru. Raut wajahnya semakin pucat karena rasa khawatir yang teramat sangat. Ia juga sudah menghubungi Ibunya Ailee dan juga Jhonatan mengenai kecelakaan yang Ailee alami.Langkah Zuco melambat ketika ia melihat Angga dengan tangan yang dipangku karena patah, serta perban pada bagian kakinya.Zuco berjalan mendekati Angga, kemudian berdiri tepat di hadapannya. Terlihat sangat jelas bahwa Zuco sedang menahan emosinya, tangannya mengepal dan rahangnya mengerat."Zuco... Gue minta maaf, gue--""Keadaan Ailee gimana?" Tanya Zuco. "Gue gak bakalan mukul lo, kalau Ailee gak terluka parah." Sambungnya."Gue masih belum tahu." Jawab Angga.Zuco mendudukkan tubuhnya di samping Angga. Kakinya benar-benar terasa lemas. Niat untuk memukul Angga