Share

91. Kencan Dadakan

“Kak Zeino, kenapa belok? Rumah nenek ‘kan lurus aja dari sini,” protes Zee ketika Zeino membelokan setir sepeda motor ke arah kiri ketika sampai di perempatan jalan.

“Lewat sini juga bisa,” jawab Zeino enteng

“Iya, tapi jadi jauh. Muter-muter, loh.”

“Biar aja. Kan lagi ga buru-buru.”

Dari balik helem yang dikenakannya, terlihat kening Zee berkerut. “Maksudnya apa, sih?” gumam Zee. Sedangkan Zeino mengulum senyum. Pemuda dalam balutan jaket berlogo showroom miliknya itu tentu sengaja mencari jalur lain yang lebih jauh agar bisa berlama-lama mengenderai sepeda motor dengan Zee.

Zeino benar-benar tak memburu laju sepeda motor bebek yang dikendarainya. Ia menikmati udara kota di sore hari. Langit yang tersembunyi di balik rindang pohon besar di sepanjang jalan terlihat cukup cerah. Secerah hatinya yang memuji otak cerdasnya yang berhasil mencuri waktu agar bisa berduaan sejenak dengan kekasih hatinya.  

Sedangkan Zee a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status