Share

04. Operasi

Author: ummi asya
last update Last Updated: 2023-07-05 13:01:50

"Kak Rania!"

Zahrana menjerit histeris, dia berjongkok dan menggoyangkan tubuh Rania yang tidak sadarkan diri. Dia panik dan bingung harus melakukan apa, dia bergegas menuju kamarnya mengambil ponselnya. Mencari bantuan pada pamannnya agar mau membawa kakaknya ke rumah sakit.

Tuuut.

Zahrana menelepon pamannya, belum di jawab. Dia semakin panik karena telepon pamannya belum juga di angkat. Zahrana terus menghubungi pamannya, dan tak lama sambungan telepon itu tersambung.

"Halo paman."

"Ada apa Zahra?" tanya pamannya tenang.

"Paman, bisa tolong aku. Kak Rania jatuh pingsan." kata Zahrana.

"Ck, tunggu saja. Dia pasti sadar." kata pamannya dengan malas di seberang sana.

"Tapi paman, kak Rania berdarah."

"Heh! Urus saja kakakmu itu! Jangan minta bantuan pada pamanmu, dia sibuk!"

Klik!

Sambungan telepon terputus, Zahrana diam. Dia pun kembali menuju kamar kakaknya, berpikir bagaimana harus membawa kakaknya yang pingsan akibat pendarahan itu. Tangannya masih menggendong Raka yang terdiam.

Dia berusaha menarik kakaknya di bawa ke ranjangnya. Membersihkan darahnya di bagian kaki dan pahanya, setelah selesai dia pun mengambil Raka di pindahkan ke dalam boks di sebelah kakaknya.

Zahrana keluar dari rumah, mencoba bantuan dari tetangga untuk membawa ke rumah sakit saja. Dia pergi ke rumah di sebelahnya.

Tok tok tok

"Bu Ratmi, tolong saya." teriak Zahrana mengetuk pintu rumah tetangganya itu.

Pintu terbuka, perempuan berdiri keheranan dan malas berhadapan dengan Zahrana.

"Ck, ada apa?" tanya ibu bernama Ratmi dengan malas.

"Bu, tolong kakak saya. Dia pingsan di dalam rumah, saya mau bawa ke rumah sakit. Tapi bingung tidak ada yang menolong." kata Zahrana.

"Buat apa menolong perempuan sok suci, pergi saja sendiri sana!" kata bu Ratmi dengan sinis.

"Tapi bu, saya tidak bisa sendirian membopong kakak saya. Tolong saya bu." kata Zahrana memohon.

Brak!

Pintu di tutup dengan kasar, Zahrana sampai kaget dengan sikap ibu Ratmi yang menutup pintu dengan kasar itu. Dia terlonjak kaget dengan suara pintu ditutup dengan keras.

Zahrana pergi dari rumah ibu Ratmi itu, hatinya sedih dan bingung harus meminta pertolongan. Tiba-tiba dia ingat dengan aplikasi ojek online, Zahrana pun mengambil ponselnya. Dia mencoba menggunakan aplikasi antar jemput tersebut, dia berpikira ada uang untuk membayar taksi online.

"Kenapa tidak dari tadi aku ingat dengan aplikasi itu." ucap Zahrana.

Dia berjalan cepat masuk ke dalam rumahnya. Menyiapkan semuanya untuk di bawa ke rumah sakit, mau tidak mau dia harus membawa keponakannya itu. Menyiapkan keperluan kakaknya dan keponakannya di rumah sakit.

Tak lama taksi online datang, Zarhana keluar dari rumah menemui supir taksi. Meminta bantuan untuk memindahkan ke mobil taksi.

"Pak, tolong saya. Kakak saya pingsan, tapi saya tidak bisa membawanya keluar di masukkan ke dalam mobil. Apa bapak bisa bantu kakak saya di bawa ke mobil?" tanya Zahrana.

"Pingsan kakaknya?" tanya sang supir.

"Iya pak, saya harus membawanya ke rumah sakit." jawab Zahrana.

"Ya sudah, ayo saya bantu mbak." kata supir itu.

Sang supir bergegas masuk ke dalam rumah Zahrana. Banyak mata para tetangga memandang ke arah rumah Zahrana, sambil berbisik dan memandang sinis pada gadis itu.

Supir taksi itu pun keluar membawa Rania yang sudah di bersihkan terlebih dulu oleh Zahrana sebelum taksi datang. Tetapi karena pendarahannya masih saja mengalir terus, jadi supir taksi itu kaget. Tetapi dia segera memasukkan kedalam mobilnya.

"Ini kakaknya sakit ya? Dia keluar darah dari bawah, mbak." kata supir taksi itu.

"Iya, kakak saya pendarahan pak. Makanya saya mau bawa kakak saya ke rumah sakit." kata Zahrana.

"Mbak mau bawa bayi juga ke rumah sakit?" tanya sang supir.

"Iya pak, tidak ada yang menjaga keponakan saya." kata Zahrana.

"Apa tidak bisa di titipkan sama keluarga mbak saja? Atau ke tetangga, soalnya kalau masih bayi tidak boleh di bawa ke rumah sakit setahu saya." kata supir taksi itu.

"Tidak ada yang mau di titipkan pak, mereka tidak suka pada kami." kata Zahrana lirih.

Supir taksi itu diam, dia lalu melajukan mobilnya menunu rumah sakit. Betapa kasihan sekali gadis itu, kakaknya pingsan dan harus membawa bayi juga ke rumah sakit. Dan kenapa bisa keluarga dan tetangganya tidak suka dengan mereka?

Begitu pikiran sang supir, dia melihat Zahrana dan Rania dari kaca spion di depannya. Merasa kasihan sekali dengan dua penumpangnya itu.

Mobil melaju di jalanan kota, suasana jalan sudah mulai ramai. Sang supir mengendarai dengan kecepatan sedang karena ada beberapa kepadatan kendaraan di jalan raya itu. Meski tidak jauh rumah sakit, dia menyarankan pada Zahrana ke rumah sakit terdekat saja agar kakaknya bisa cepat di tangani.

Mobil pun memasuki halaman rumah sakit, mobil menuju parkiran yang dekat dengan ruang IGD. Mobil berhenti, supir itu keluar untuk membantu membawa Rania ke dalam IGD. Zahrana mengikuti dari belakang supir yang membawa Rania ke IGD.

"Suster, tolong mbak ini ya. Dia pingsan akibat pendarahan." kata supir itu pada perawat yang berjaga.

"Oh, dia pendaharan karena sehabis melahirkan?" tanya perawatnya.

"Iya suster." jawab Zahrana mendekat pada perawat.

"Ooh, sudah berapa bulan lahirannya?" tanya perawat itu segera menangani Rania di bantu oleh perawat lainnya.

"Satu bulan setengah suster, tapi tadi siang kakakku jatuh pingsan." jawab Zahrana cemas.

"Ya sudah, tolong sabar ya. Dan itu bayinya kenapa di bawa mbak?" tanya perawat.

"Tidak ada yang menjaga suster. Di rumah tidak ada orang."

"Dititipkan saja sama tetangga atau saudara dekat." kata perawat itu.

Zahrana diam saja, dia tidak menanggapi. Matanya terus menatap kakaknya yang sedang di tangani oleh dua perawat itu. Alat medis seperti selang infus segera di pasang, dan juga denyut jantung di periksa. Tak lupa juga obat di suntikan di selang infus setelah semua di tangani.

Baru Rania di bawa ke bagian ruang bedah. Di sana akan di tangani langsung oleh dokter bedah untuk mencegah darah yang keluar terud menerus. Zahrana ikut dengan para perawat itu, menungguinya di depan ruang operasi.

Zahrana di minta tanda tangan agar operasi itu cepat di laksanakan.

"Mbaknya urus adminitrasinya ya di bagian pe daftaran." kata perawat setelah menanda tangani Rania di operasi.

"Apa kakakku akan di operasi suster?" tanya Zahrana.

"Ya, karena bagian rahimnya robek atau mengalami ruptur uteri. Jadi harus di lakukan operasi secepatnya agar darah tidak keluar terus." kata perawat itu.

"Ooh, jadi rahimnya robek? Kenapa suster?" tanya Zahrana tidak paham dengan ucapan perawat itu.

"Ya, karena robek bagian rahimnya jadi harus di lakukan tindakan operasi." kata perawat itu lagi.

Zahrana hanya mengangguk saja, dia pun pergi ke bagian administrasi pendaftaran pasien operasi. Dia bingung dengan biaya operasi itu, tangannya mencoba merogoh tas yang dia bawa. Dia juga mengambil dompet milik kakaknya, ingin tahu apakah ada uang di dalam dompet tersebut.

"Ada kartu ATM, apa ini isinya banyak?" ucap Zahrana menatap ATM di tangannya.

Tapi kemudian dia segera menuju bagiab administrasi. Mencoba bertanya berapa biaya operasi kakaknya itu, mengisi data pasien dan juga penanggung jawabnya. Setelah semuanya selesai, Zahrana menunggu data yang dia serahkan pada petugas. Berharap biayanya tidak terlalu besar, meski memang kemungkinan biaya operasi itu sangat besar.

"Atas nama pasien Rania Marlina." suara petugas memanggil dari mikrophone.

Zahrana pun segera mendekat, dia berdiri di depan loket. Menanyakan berapa biaya operasinya, karena dia ragu ATMnya berisi banyak atau sedikit.

"Biayanya sekitar tiga puluh juta."

"Apa?!"

_

_

***************

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sugi Tono
bagus ceritanya masuk
goodnovel comment avatar
Asep Sutrisno
bagus sekali ceritanya...sy sangat suka membacanya...jadi terus penasaran kalau belum baca kelanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Zahrana Gadis Tangguh   05. Ingatan Rania

    "Apa?! Tiga puluh juta?" tanya Zahrana kaget dengan biaya sebesar itu."Iya, mau di bayar lunas atau di cicil dulu mbak?" tanya petugas itu."Emm, bisa bayar pakai ATM?" tanya Zahrana."Bisa."Zahrana pun menyerahkan ATM yang dia pegang pada petugas itu. Petugas itu pun mengecek ATM yang di serahkan oleh Zahrana, dia meminta Zahrana memencet pin pada alat ATM mini tersebut. Tapi dia bingung karena tidak tahu pin ATM milik kakaknya itu."Kalau begitu, cicil saja mbak pakai uang tunai. Ini punya kakaknya yang lagi di operasi ya. Nantu bisa di lunasi melalui ATM atau tunai lagi." kata petugas itu."Oh ya, sebentar pak."Zahrana mengambil dompet kakaknya, melihat isi uang tunai di dompet itu. Di hitung hanya ada beberapa lembar ratusan saja, dia menyerahkan tujuh lembar uang ratusan tersebut."Apa segini dulu ngga apa-apa pak?" tanya Zahrana.Petugas itu menghitung uang yang di serahkan Zahrana. Zahrana memperhatikan apa yang di lakukan oleh petugas itu."Kalau bisa satu juta saja dulu mb

    Last Updated : 2023-07-05
  • Zahrana Gadis Tangguh   06. Mabuk Membawa Petaka

    "Saya terima nikah dan kawinnya Rania Marlina dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."Ucapan lantang laki-laki dingin itu membuat beku Rania, dia tidak tahu jika akan menikah dengan laki-laki yang tidak dia kenal. Bahkan baru bertemu saat ini juga, dan dalam waktu beberapa jam saja dia sudah jadi seorang suami.Entah apa yang akan dia perbuat, di mana dia harus mengadu dengan kejadian mendadak itu. Melihat sekeliling kamar hotel itu, membuatnya tiba-tiba jadi pengap. Menatap satu persatu orang-orang di depannya, tatapannya pun beralih pada laki-laki yang kini sudah jadi suaminya.Siapa dia?"Terima kasih pak penghulu." kata laki-laki itu datar saja."Aah ya, tuan. Semoga menjadi keluarga yang bahagia." ucap penghulu berbaju batik itu.Laki-laki itu hanya diam saja, tanpa menanggapi dengan anggukan apapun. Penghulu itu pun keluar dari kamar hotel itu, di susul dua perempuan yang sejak tadi menyaksikan perikahan singkat laki-laki dingin itu.Rania masih diam di tempat, pakaian yang d

    Last Updated : 2023-07-06
  • Zahrana Gadis Tangguh   07. Sertifikat Rmah

    Kenangan tentang dirinya dengan laki-laki bernama dalam kartu nama yang dia temukan itu, membuat Rania sedih. Apa lagi dia menemukan cek di meja sebesar seratus juta untuknya, sejak itu Rania menyelesaikan pekerjaan di toko lalu dia pun pulang ke kampungnya.Membawa cek serta kartu nama yang dia temukan. Kemudian di simpan di dompetnya tanpa pernah dia lihat lagi kartu nama itu.Dua bulan setelah pulangnya Rania dari rumah sakit, dia terlihat sehat. Tetapi terkadang merasa nyeri di bagian perutnya, dia hanya bisa menahan rasa sakit itu sendiri tanpa memberitahu adiknya Zahrana.Dia tidak mau adiknya ikut memikirkan penyakitnya itu, sedangkan Zahrana berjuang untuk mencukupi kebutuhan di rumah. Meski dia tahu di pasar banyak sekali yang menggunjingkannya karena melahirkan anak yang tidak tahu siapa bapaknya.Tok tok tok.Suara ketukan pintu dengan keras dari luar, Rania bergegas menghentikan menyusui anaknya yang kini sudah berusia dua bulan lebih itu. Dia berjalan menuju pintu dengan

    Last Updated : 2023-07-07
  • Zahrana Gadis Tangguh   08. Meninggalnya Rania

    Rania kembali di bawa ke rumah sakit lagi karena dia pingsan setelah bicara dengan pamannya. Zahrana tentu saja sangat panik, dia kembali membawa Rania dengan memesan taksi online. Raka dia titipkan pada pelanggan yang sering dia beri sisa jualannya. Tidak seperti dulu dia pergi mengantar Rania ke rumah sakit, harus di bawa karena tidak ada yang mau membantu menjaga keponakannya.Mempercayakan pada paman dan bibinya sama saja menyerahkan semua hartanya. Apa lagi kakaknya pingsan itu karena tadi ada istri pamannya datang dan meminta sertifikat rumah, bisa jadi karena itu juga kakaknya pingsan."Apa kakak mbaknya tidak minum obat ya?" tanya dokter yang menangani Rania setelah meraka sampai di rumah sakit."Katanya cuma hari ini saja dokter kakakku tidak minum." jawab Zahrana."Ini mustahil, sudah hampir setengah bulan kakak anda tidak minum obat. Kalau cuma hari ini saja tidak minum obat, tidak akan pingsan dan lemah begitu." kata dokter.Zahrana diam, dia bingung dengan ucapan dokter i

    Last Updated : 2023-07-08
  • Zahrana Gadis Tangguh   09. Ketegaran Zahrana

    Zahrana keluar dari rumahnya, dia agak ragu menuju rumah tetangganya untuk meminta bantuan. Keadaan masih sepi dan gelap, tapi ada beberapa orang keluar dari rumahnya untuk pergi ke masjid sholat subuh berjamaah, atau pun ada yang keluar pergi ke pasar berjualan.Rania mendekati seorang laki-laki berpakaian sarung dan koko, sepertinya mau pergi ke masjid di ujung jalan itu. Menjalankan sholat subuh berjamaah."Pak, tolong saya." kata Zahrana agak ragu, wajahnya kebingungan."Kenapa?" tanya laki-laki berpeci itu."Kakak saya meninggal pak, hik hik hik. Tadi malam, saya bingung mau bagaimana." ucapnya sambil menangis dan memeluk Raka erat."Innalilahi wainnailaihirojiuun." ucap laki-laki itu."Tolong saya pak, bagaimana mengurus jenazah kakak saya itu." ucap Zahrana lagi."Sebentar, saya ke masjid dulu ya. Nanti saya bicara sama pak ustad di masjid, kalau kakak kamu meninggal." kata laki-laki itu merasa kasihan pada Zahrana.Meski memang banyak yang tidak menyukai Zahrana dan Rania, tet

    Last Updated : 2023-07-09
  • Zahrana Gadis Tangguh   10. Panggilan Bunda

    Satu minggu kepergian Rania, kini Zahrana kembali beraktifitas seperti biasanya. Dia berjualan lagi di pasar, Raka dia titipkan pada mbok Lastri. Setelah pulang dari pasar dia ambil lagi bayi itu dengan membawa beberapa sayuran dan lauk pauk lainnya.Dia dan mbok Lastri lebih dekat di bandingkan dengan keluarga pamannya. Bahkan sewaktu kematian Rania saja, pamannya saja yang datang. Itupun tidak ikut membantunya, hanya ikut pergi ke pemakaman saja dan langsung pergi.Memang pekerjaan pamannya itu terkadang sibuk sekali sebagai mandor sebuah proyek. Tetapi dia terlalu menurut pada istrinya Midah, apa lagi jika anaknya meminta sesuatu pasti di turuti.Zahrana sedang merapikan dagangannya, hari ini cukup lumayan habis sayurannya. Setiap dua hari sekali dia mengambil sayuran ke pasar induk untuk di jual kembali di pasar kampung. Makanya kadang dia harus meninggalkan Raka dengan mbok Lastri untuk belanja ke pasar induk.Hari ini Zahrana pulang lebih awal dari biasanya, karena jualannya hab

    Last Updated : 2023-07-10
  • Zahrana Gadis Tangguh   11. Kartu Nama

    "Zahrana, ikut aku!"Ucapan keras berasal dari belakang Zahrana, dia menoleh ke belakang. Tampak pamannya Shalih kesal sekali padanya, Zahrana mendengus kasar. Dia ingin menolaknya, tetapi tangannya sudah di tarik oleh pamannya itu."Ikut kemana paman? Aku mau pulang, capek habis dari pasar." kata Zahrana mencoba menolak ajakan pamannya itu."Ikut saja, kamu akan paman kenalkan sama seseorang." kata Shalih."Aku tidak mau!" teriak Zahrana menepis tangan pamannya kasar."Heh! Anak lancang kamu ya. Aku pamanmu, seharusnya kamu menurut pada pamanmu setelah ibumu meninggal. Ibumu menitipkan padaku, jadi aku ingin kamu mau ikut dengan paman!" ucap Shalih memaksa Zahrana."Aku tidak mau paman!" ucap Zahrana kekeh dengan terus berjalan meninggalkan pamannya.Dia tidak peduli dengan pamannya yang masih marah padanya, tidak peduli dengan umpatan yang keluar dari mulut laki-laki itu. Langkahnya di percepat, tidak peduli dengan pamannya berdiri menatap kepergiannya."Huh, dia itu benar-benar pem

    Last Updated : 2023-07-11
  • Zahrana Gadis Tangguh   12. Hampir Saja

    Zahrana diam saja, dia menatap pamannya yang tiba-tiba datang. Melirik ke arah laki-laki tambun yang tersenyum padanya. Shalih masuk ke dalam rumah Zahrana, di susul oleh laki-laki yang dia sebut tadi bosnya."Paman mau apa?" tanya Zahrana."Paman sudah bilang tadi di jalan, mau mengenalkan seseorang. Ini bos paman mau kenalan sama kamu." ucap Shalih menatap tajam pada keponakannya.Zahrana mendengus kesal, kenapa pamannya memaksa seperti itu. Dia seperti akan di perjual belikan, karena dari lirikan mata bos pamannya seakan ada ketertarikan lain padanya. Zahrana merinding melihat tatapan laki-laki tambun itu."Duduklah, aku tidak akan memakanmu. Pamanmu mengajakku ke sini." kata laki-laki itu.Zahrana diam saja, dia serba salah dengan keadaan itu. Tapi Shalih menarik tangannya untuk duduk di ruang tamu, mau tidak mau Zahrana pun duduk."Zahra, ini bos paman. Namanya pak Suta, dia bekerja seperti paman sebagai mandor di proyek. Dia ingin kenal sama kamu." kata Shalih."Hai Zahrana, jan

    Last Updated : 2023-07-12

Latest chapter

  • Zahrana Gadis Tangguh   109. Bahagia

    Hari demi hari kedekatan Mischa dan dokter Samuel semakin baik. Mereka hidup satu rumah layaknya suami istri sesungguhnya, karena memang mereka pasangan suami istri. Tidak ada kekakuan dari sikap keduanya, Mischa sudah berani bermanja atau bercanda dengan suaminya.Dokter Samuel senang, kini Mischa terlihat manja padanya meski masih malu-malu. Dia juga senang setiap hari berangkat kerja di antar sampai depan rumah, dan pulang dari rumah sakit Mischa sudah ada di rumahnya. Kalau pun Mischa pulang terlambat karena sedang di luar, pasti dia menelepon lebih dulu.Kedua sejoli yang sedang mabuk cinta, tapi masih gengsi untuk mengungkapkan. Kini sedang santai menikmati liburan hari Minggu di rumah. Dokter Samuel mengisi libur Minggunya renang di rumahnya di bagian belakang. Mischa menemani di kursi panjang sambil memainkan ponsel, sesekali memotret suaminya diam-diam ketika sedang berenang.Dokter Samuel pun mendekat pada istrinya, dia duduk di samping dengan tubuh dan wajah yang basah."Ka

  • Zahrana Gadis Tangguh   108. Mulai Menerima

    Mischa nyaman dalam pelukan dokter Samuel malam ini, makanya dia diam saja tanpa bergeming ketika pelukan suaminya semakin mengerat. Memang awalnya tertidur pulas, tapi gerakan tubuh Mischa membuat dokter Samuel semakin mengeratkan pelukannya."Apa kamu nyaman seperti ini?" tanya dokter Samuel.Tak ada jawaban, hanya gerakan pelan dan hati-hati dari tangan Mischa. Dokter tampan itu membuka matanya, melihat wajah Mischa matanya bergerak-gerak. Wajahnya mendekat, mencoba untuk mencium pipinya apakah ada penolakan atau tidak dari istrinya.Tapi tidak ada penolakan, justru tubuh Mischa menegang ketika ciuman dokter Samuel di pipinya tidak juga lepas. Wajah itu mengarah pada bibir Mischa dengan pelan, mengecupnya beberapa kali. Namun tetap tidak ada perlawanan dari istrinya, seperti memberikan sinyal kalau perlakuannya itu di izinkan untuk terus melakukan eksplor pada wajahnya.Posisi dokter Samuel berubah menjadi di atas, tangannya mengelus pipi Mischa yang halus. Wajahnya turun ke bawah,

  • Zahrana Gadis Tangguh   107. Akhirnya Tidur Sekamar

    Sikap dokter Samuel yang berubah manis dan sedikit romantis akhir-akhir ini membuat Mischa jadi berpikir lagi tentang hubungannya dengan suaminya itu. Ternyata, memang harus terbiasa untuk menumbuhkan rasa cinta di hatinya agar bisa memperbaiki hubungannya dengan suaminya.Duduk di depan cermin, menyisir rambutnya yang sebahu. Masih dengan mengenakan handuk kimono setelah mandi. Dia kini sudah jarang minum-minuman dan juga keluar malam hari, sejak dokter Samuel mecium bibirnya malam itu dan selalu mengecup keningnga ketika mau berangkat ke rumah sakit. Bagi Mischa itu sikap yang manis yang belum dia rasakan, terkadang dia merasa berdebar ketika sikap manis suaminya itu."Apa dia mencoba untuk mengambil hatiku?" gumam Mischa menatap wajahnya sendiri di pantulan cermin kaca.Tok tok tok.Pintu di ketuk dari luar, Mischa bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu. Membukanya dan tampak bi Sumi berdiri tersenyum tipis."Apa nyonya mau menyambut tuan dokter?" tanya bi Sumi."Oh, dia

  • Zahrana Gadis Tangguh   106. Janji Mischa

    Mischa diam saja, dia terpaku ketika dokter Samuel mengecup keningnya. Matanya menatap punggung suaminya yang berjalan menjauh meninggalkannya untuk pergi ke rumah sakit. Dia menarik napas panjang, lalu di lihatnya meja makan hanya ada roti panggang serta air putih dalam teko bening.Mischa mengambil gelas lalu mengisinya dengan air dalam teko. Di minumnya air tersebut, masih diam setelah meminum air."Nyonya mau sarapan sekarang?" tanya bi Sumi."Apa tuanmu itu sudah sarapan?" tanya Mischa."Sudah nyonya, bahkan minum kopi juga sudah." jawab bi Sumi."Jadi dia sudah minum kopi? Kok dia minta lagi sama aku?" tanya Mischa."Mungkin tuan dokter pengen di layani nyonya, sudah beberapa minggu tuan sebenarnya ingin di layani istrinya. Yaitu nyonya, tapi tuan dokter tidak sampai hati membangunkan nyonya kalau pagi hari." kata bi Sumi lagi."Kenapa tidak mau bangunkan? Tinggal bangunkan saja kenapa tidak enak hati?" ucap Mischa."Tuan dokter tidak mau merepotkan, lagi pula ..." ucapan bi Sum

  • Zahrana Gadis Tangguh   105. Secangkir Kopi

    Malam pertama di lewati begitu saja oleh dokter Samuel dan Mischa. Dokter tampan itu justru tidak mau melakukan hubungan suami istri jika Mischa sendiri tidak mau. Tapi mereka pun telah kembali ke rumah dokter Samuel, karena memang Mischa sudah jadi istri dokter Samuel.Bahkan dokter Samuel memberikan penawaran pada Mischa apakah dia akan tidur terpisah di kamar lain, bukan di kamarnya sendiri."Jadi kamu mau tidur di kamarku atau di kamar tamu?" tanya dokter Samuel ketika mereka sampai di rumah besar itu."Baguslah, kamu tidak memaksaku untuk tidur satu kamar. Aku pilih di kamar tamu saja, di mana kamarnya?" tanya Mischa."Oke, nanti bi Sumi yang akan merapikan kamar tamu itu. Tunggu saja, dia pasti datang kesini." kata dokter Samuel.Laki-laki itu meninggalkan Mischa menuju kamarnya. Dia ingin segera mengganti bajunya setelah semalam tidak berganti baju karena lupa tidak membawa baju, tahu begitu dia menyuruh pembantunya datang ke hotel membawakan baju-bajunya. Tapi waktu sudah mala

  • Zahrana Gadis Tangguh   104. Cinta?

    Ibra tersenyum ketika sepupunya meminta tolong padanya untuk membukakan kancing baju pengantinnya. Dokter Samuel menatapnya, kemudian menyeruput kopi yang dia pesan juga."Apa dia yang meneleponmu?" tanya dokter Samuel."Ya, dia meminta bantuanku untuk melepas kancing bajunya. Dia pikir aku ini laki-laki tidak normal?" ucap Ibra."Hei, apa kamu juga tertarik dengan sepupumu sendiri?" tanya dokter Samuel sedikit cemburu."Kenapa dia minta tolong padaku? Cepat sana pergi ke kamarmu! Dia butuh bantuanmu." ucap Ibra tersenyum sinis karena dokter Samuel seperti cemburu padanya."Dia terlalu angkuh dan gengsi tidak mau minta bantuan padaku, kenapa minta bantuan padamu.""Ya, karena dia gengsi. Makanya dia minta bantuan padaku, sebagai laki-laki jantan harusnya kamu segera pergi ke kamar dan menolong istrimu yang sedang kesusahan. Kupikir kamu bisa langsung mengajaknya bercinta malam pertama kalian." ucap Ibra."Dia terlalu angkuh, makanya aku pergi sendiri ke sini." ucap dokter Samuel."Lep

  • Zahrana Gadis Tangguh   103. Gengsi

    Dalam kamar pengantin, dokter Samuel atau pun Mischa keduanya sibuk masing-masing dengan ponselnya. Sesekali dokter Samuek melirik ke arah istrinya, moodnya tiba-tiba rusak ketika tahu Mischa masih saja mengkonsumsi minuman beralkohol.Mischa melirik suaminya yang begitu tenang tanpa mengganggunya. Biasanya jika pengantin baru yang normal, maka mereka akan melakukan apa saja yang membuat mereka dekat dan saling membutuhkan. Meski ada kecanggungan, tapi Mischa melihat suaminya tenang-tenang saja."Apa dia seorang suami yang baik? Kenapa diam saja." gumam Mischa melirik dokter Samuel yang sedang menelepon sekarang."Halo?""....""Oh, ya. Ya dokter Boyke, saya cuti beberapa hari. Mungkin hanya lima hari saja, hahah.""....""Waah, tidak tahu. Saya belum berencana kesana, hahah!""...."Mischa masih memperhatikan suaminya menelepon dengan santai dan senang. Dia berdecak kesal, kenapa sejak di bawa masuk paksa bahkan di tarik tangannya justru di dalam malah di diamkan. Tangannya bersedeka

  • Zahrana Gadis Tangguh   102. Perdebatan Pengantin

    Mischa dan dokter Samuel menyambut tamu yang hadir, tidak menyangka tamu undangan yang datang sebagian adalah dokter dan para perawat serta petugas di rumah sakit dokter Samuel bertugas. Ada juga doktet-dokter lain dari rumah sakit lain yang di kenalnya dan sering bertemu ketika seminar.Begitu juga rekan bisnis tuan Arta juga kedua orang tua Mischa. Gadis itu sendiri tidak banyak mengundang temannya, tapi juga ada yang memaksa datang karena ingin bertemu dengan Mischa."Jadi kamu jodohnya dengan dokter, Mischa?" tanya teman kuliahnya dulu ketika mereka berkumpul dengan teman satu angkatan kuliahnya, hanya beberapa."Ya, jodoh tidak tahu yang kita dapatkan sih." jawab Mischa menenggak minumannya.Dia ingin minuman beralkohol meski, tapi tidak di sediakan oleh pihak hotel. Itu mungkin orang tuanya yang melarang menyediakan minuman beralkohol."Tapi kamu dulu bercita-cita ingin dapat jodoh seorang arsitektur. Edward, teman kita dulu dia sekarang seorang arsitek terkenal. Karyanya banyak

  • Zahrana Gadis Tangguh   101. Menikah Juga

    Keputusan tuan Arta tidak bisa di ganggu gugat oleh siapa pun. Baik Mischa atau pun dokter Samuel, dan laki-laki itu pusing bukan main. Dan kali ini, dia masih berada di rumah Ibra setelah lamaran terpaksanya pada tuan Arta untuk meminta Mischa jadi istrinya.Belum lagi Sintya justru tidak datang ketika lamaran dadakan dan terpaksa itu di lakukan. Alasannya dia tidak bisa pulang ke Indonesia karena pekerjaannya belum selesai. Dan kini, dokter tampan itu duduk lesu di ruang kerja sahabatnya.Ibra menatap sinis, tapi sekaligus kasihan karena terlihat lesu sekali. Belum lagi tekanan dari kakeknya agar segera menikah secepatnya."Bagaimana bisa kakekmu menyuruhku menyiapkan semuanya dalam satu minggu ini menikah. Semuanya serba mendadak, apa ini acara bedah rumah atau uang kaget yang semuanya serba mendadak dan cepat." ucap dokter Samuel."Kamu pikir dulu aku juga mendadak menikah, dua pernikahanku semuanya mendadak. Itu bisa di lakukan, kamu cuma izin rumah sakit untuk mendadak menikah.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status