Home / Romansa / Young Wife For My Father / 10. Pertengkaran Konyol

Share

10. Pertengkaran Konyol

Author: Iing_03
last update Last Updated: 2023-06-20 12:49:51

Karina melemaskan punggungnya pada pohon besar di belakangnya, dia tatap dua anak manusia yang saling nyuap-menyuapi itu. Dirinya dilupakan begitu saja, bahkan tidak ditawari sedikitpun. Kan, dia juga ingin mencobanya, entah apa itu namanya.

Hembusan napas kasar di keluarkan, matanya terpejam erat. Mengusap perutnya yang terasa nyeri kembali, ini sudah terlalu sore. Namun, dia masih tetap di sini. Tidak jelas, dan tidak jelas pokonya. Biasanya sore-sore seperti ini, perutnya akan di kompres dengan kain hangat yang di celupkan dari air hangat. Saat dia kembali mungkin Floe akan marah-marah tidak jelas.

Tidak ada yang bisa Karina lakukan selain menikmati angin hangat sore hari ini, tiba-tiba pundak sempitnya terasa ada yang menjawil kecil. Matanya terbuka, menoleh ke kanan pada wajah tampan remaja laki-laki itu. “Apa?”

Sastra, dia memajukan duduknya menjadi di samping Karina. Berdempet dengan gadis itu dengan sebungkus batagor yang tinggal setengah, yang diacungkan di depan wajah canti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Young Wife For My Father   11. First Class

    Karina menatap dirinya di depan kaca, pagi ini dia sudah siap dengan kemeja soft blue dan celana hitam panjang. Dia harus bisa memulai pagi ini dengan baik, kelas pertamanya harus berjalan lancar. Namun, tiba-tiba sesuatu membuatnya mengerutkan kening, perutnya kembali terasa mulas.Gadis cantik itu membuang napas kesal, namun tetap berjalan menuju kamar mandi. Saat dia berlari dari kamar pertama ke belakang, seluruh teman-temannya menatapnya kasihan.“Aku menyesal merekomendasikan sambal untuk makan malam kemarin,” desah Anhe melas. Gadis itu telah siap dengan pakaian olahraga nya dengan ransel di pundak. Sebagai guru olahraga, entah kenapa dia menetapkan harus berangkat sangat pagi untuk sedikit pemanasan sebelum mengajar. Namun saat melihat Karina yang sudah bolak-balik ke kamar mandi, membuat dia enggan untuk segera berangkat. Selain kasihan, dia juga merasa bersalah.Flora ke luar dengan setelan manisnya, kemeja putih dengan ro

    Last Updated : 2023-06-21
  • Young Wife For My Father   12. An unclear reason

    “Kamu tuh kenapa, sih? Ngomong dong kalau ada masalah, jangan diam kayak nggak punya mulut gitu!”Sastra menyembunyikan telinganya rapat-rapat, dia lebih memilih membereskan daun-daun yang berguguran di taman sekolah. Kemudian akan berlanjut di lapangan voli, sepak bola dan yang lainnya, yang perting ada daunnya. Itulah yang dikatakan oleh Karina sebagai hukuman mereka, sejujurnya ini adalah hukuman pertama yang mereka dapatkan meskipun sudah berulang kali terlambat.Astra membanting sapu taman yang ada di tangannya, dia berjalan cepat ke arah adiknya yang sedang berpura-pura tidak mendengar apa yang dia katakan sejak tadi. “Sastra, kamu kenapa? Jangan diam aja. Kamu buat aku kesal tahu nggak!”Sastra berjongkok, tangan kirrinya memegang kantong sampah yang dia pegangi agar tetap terbuka. Sedangkan tangan kanannya meraup daun-daun yang teelah kakaknya kumpulkan dengan sapu. Remaja itu menundukkan kepalanya, enggan bertatapan dengan Sastra yang telah berdiri di depannya. Menghalangi si

    Last Updated : 2023-06-22
  • Young Wife For My Father   13. Sensitive dan Stupid

    “Terimakasih, Bu Anim,” ucapnya pendek seraya berjalan menjauhi area kantin yang ramai oleh anak-anak. Matanya mengedar ke seluruh penjuru area kantin, melihat-lihat adakah tempat yang cocok untuk memakan makan siangnya.Tiba-tiba dia teringat dengan taman di belakang sekolah. Apa dia ke sana saja ya? Tapi, bagaimana kalau si kembar masih ada di sana? Saat ini Karina benar-benar masih tidak mau melihat mereka berdua. Entahlah, dia juga tidak mengerti dengan hatinya sendiri.Kemarin-kemarin dia masih semangat untuk membuat analisanya sekaligus menjadi guru yang baik. Namun, setelah mengetahui keadaan Astra dan Sastra membuatnya sedikit enggan, semangatnya surut. Di mulai saat dia memberitahu guru BK,bahwa dia telah menghukum dua kembar nakal itu. Kemudian ia meminta data diri dan map merah tentang dua anak itu.Karina menggenggam erat kantong kresek yang berisi dua roti selai isi daging dan dua kotak susu putih. Gadis itu memutuskan untuk pergi

    Last Updated : 2023-06-23
  • Young Wife For My Father   14. What Is All That For

    Hembusan napasnya terlihat berantakan, peluh di dahi dan memar di sudut bibirnya ia usap kasar. Kakinya melangkah maju dengan tangan yang kembali memukul keras perut lawannya, juga menangkis kasar lengan yang mencoba menangkapnya. Gerakannya gesit dengan membanting tubuh salah satu lawannya ke atas lantai.Satu pukulan lagi-lagi melayang ke depan wajahnya, dia cekal lengan itu dan memutarnya hingga menimbulkan bunyi.Krak!“Ahh!”“Dengar, aku akan membiarkan kalian mengejek tentang diriku. Tapi, tidak untuk adik maupun keluargaku. Dan inilah yang kalian dapatkan dari apa yang kalian lakukan.”“Hey! Sopanlah pada pada Kakak kelasmu, akh!”Tubuh tinggi di genggamannya dia dorong hingga menghantamkan tubuh lawan yang telah ia kalahkan sebelumnya. Senyuman licik dan sinis, dia keluarkan. “Masa bodoh, jika kalian adalah kakak kelas ataupun guru sekalipun. Ayo, masih mau bertarung?”Salah satu pemuda bangkit dari lentangnya, kemudian mencoba bangkit lagi. “Seharusnya kamu itu sadar diri, te

    Last Updated : 2023-07-10
  • Young Wife For My Father   15 A. Rapat Olimpiade

    Jalannya yang lunglai sangat mencerminkan rasa lelahnya, kepalanya mendongak saat melihat rumah peristirahatannya sudah ada di depan mata. Langkahnya dia bawa lebih cepat, punggungnya menunduk seraya mencopot sepatu dan kaus kakinya. Saat masuk ke dalam rumah, tidak ada siapapun disana. Ah, ini sudah jam setengah 8 mungkin mereka sudah ada yang tidur atau sedang beristirahat di dalam kamar. Karina tidak mau berpikir tentang alasan lainnya, dia lelah. Dia terus berjalan sampai di depan kamarnya dan Floe untuk satu bulan ke depan, pintu dia buka dan segera masuk. Ransel di pundaknya dia tempatkan di samping ranjangnya, kemeja soft blue miliknya dia lepas hingga menyisakan tanktop putih miliknya.Tangan kanannya menyambar handuk, dia akan mandi setelah itu baru tidur. Kaos putih lengan pendek dan celana training hitam, menjadi pilihannya untuk malam ini. Saat dia akan membuka pintu kamar, dari arah luar pintu itu terbuka terlebih dahulu. Floe yang datang masuk, gadis pirang bermata bir

    Last Updated : 2023-07-24
  • Young Wife For My Father   15 B. What's Wrong?

    “Baiklah, apa yang ingin anda tanyakan, Bu Karina?”Karina menggeleng dengan senyum tipis, “Tidak ada, Pak Bam. Tapi, jika nanti saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan. Apakah boleh?”“Tentu saja boleh, kapanpun anda ingin bertanya saya siap sedia.” Pak Bam menutup laptop miliknya, “Semua file tentang kelas 10A 1 sudah saya kirimkan kepada anda lewat E-mail, jika anda merasa ada file yang terlewat yang belum saya kirimkan, silahkan kabari saya juga.”Ini sudah waktunya jam akan pulang sekolah akan tiba, sedari istirahat pertama Karina dan Pak Bam sudah ada di ruang rapat tadi untuk membicarakan secara keseluruhan apa yang harus Karina lakukan. Di mulai dari menyusun biodata lengkap sekaligus mengisinya di forum olimpiade dan menyiapkan para pesertanya.“Saya sangat berterima kasih, karena Bapak sudah scara sukarela untuk membantu saya. Saya yang awam ini tidak cukup mempunyai ilmu yang sebanding dengan apa yang mereka harapkan, saya sangat memerlukan bantuan kalian.”Pak Bam tersenyu

    Last Updated : 2023-07-27
  • Young Wife For My Father   16 A. Terpotong

    Ini hari ketiga mereka belajar dan saling berdiskusi meskipun dengan mata pelajaran yang berbeda-beda. Terkadang Sastra akan menjawab dengan lancar soal yang tidak dipahami oleh Milay di bidang Kimia."Kenapa jadi lebih paham kamu dari pada aku?""Tidak tahu, aku hanya mengatakan apa yang aku ketahui. Itu saja.""Tapi, tetap saja. Itu tidak menyenangkan. Seharusnya kamu fokus pada bidangmu, bukan malah menguasai bidang milikku.""Aku benar-benar tidak mengerti , Milay. Kenapa kamu jadi marah?""Aku nggak marah.""Nggak marah, tapi kamu iri kan dengan Sastra? yang bisa menjawab soal yang sedari tadi membuat mulut lemesmu itu terus berkicau." Astra mengangkat penanya menunjuk pada Miley yang duduk di depannya. "Diam atau pena ini melayang padamu."Gadis cantik itu mendengus, mendengar kalimat ancaman dari Astra. Dia yang akan kembali melayangkan bantahan jadi menahan diri. Lenggang, ke-empat anak itu mulai fokus pada soal-soal yang diberikan Karina. Memang benar bukan Karina yang sepen

    Last Updated : 2023-08-09
  • Young Wife For My Father   16 B. A Precious Treasure

    “Bu Karina? Tidak sekalian masuk?”Karina menoleh mendengar panggilan itu, senyum tipis dia berikan pada salah satu guru yang menegurnya. “Ah, tidak Bu. Saya akan ikut mobil anak-anak olimpiade saja.”“Kalau begitu saya dulu, ya.”Anggukan singkat dia berikan, Karina baru saja kembali dari ruangan kepala sekolah dan hal itu membuatnya atnya pusing, apa maksud dari laki-laki paruh baya itu tentang-“Bu Karina? Semobil dengan kita, kan?”-menjaga si kembar. “Sastra? Kenapa?” Itu Sastra yang datang dan langsung bertanya kepadanya, berdiri dengan senyum tampan yang merayu. Sedangkan di belakang anak remaja itu ada kakaknya yang berjalan gontai sepeti tidak berminat. “Tidak kenapa-kenapa sih, cuma kan kita harus bertiga duduknya. Jadi, aku menawarkan kepada Bu Karina buat sebangku sama kita.”“Kursi yang dua bisa kali, nggak usah ngajak orang lagi.”Sastra menoleh dan menggeleng pada Astra yang memasang wajah jengah. “Baiklah, kebetulan mobil guru yang mengantarkan juga tidak muat. Jadi,

    Last Updated : 2023-09-23

Latest chapter

  • Young Wife For My Father   16 B. A Precious Treasure

    “Bu Karina? Tidak sekalian masuk?”Karina menoleh mendengar panggilan itu, senyum tipis dia berikan pada salah satu guru yang menegurnya. “Ah, tidak Bu. Saya akan ikut mobil anak-anak olimpiade saja.”“Kalau begitu saya dulu, ya.”Anggukan singkat dia berikan, Karina baru saja kembali dari ruangan kepala sekolah dan hal itu membuatnya atnya pusing, apa maksud dari laki-laki paruh baya itu tentang-“Bu Karina? Semobil dengan kita, kan?”-menjaga si kembar. “Sastra? Kenapa?” Itu Sastra yang datang dan langsung bertanya kepadanya, berdiri dengan senyum tampan yang merayu. Sedangkan di belakang anak remaja itu ada kakaknya yang berjalan gontai sepeti tidak berminat. “Tidak kenapa-kenapa sih, cuma kan kita harus bertiga duduknya. Jadi, aku menawarkan kepada Bu Karina buat sebangku sama kita.”“Kursi yang dua bisa kali, nggak usah ngajak orang lagi.”Sastra menoleh dan menggeleng pada Astra yang memasang wajah jengah. “Baiklah, kebetulan mobil guru yang mengantarkan juga tidak muat. Jadi,

  • Young Wife For My Father   16 A. Terpotong

    Ini hari ketiga mereka belajar dan saling berdiskusi meskipun dengan mata pelajaran yang berbeda-beda. Terkadang Sastra akan menjawab dengan lancar soal yang tidak dipahami oleh Milay di bidang Kimia."Kenapa jadi lebih paham kamu dari pada aku?""Tidak tahu, aku hanya mengatakan apa yang aku ketahui. Itu saja.""Tapi, tetap saja. Itu tidak menyenangkan. Seharusnya kamu fokus pada bidangmu, bukan malah menguasai bidang milikku.""Aku benar-benar tidak mengerti , Milay. Kenapa kamu jadi marah?""Aku nggak marah.""Nggak marah, tapi kamu iri kan dengan Sastra? yang bisa menjawab soal yang sedari tadi membuat mulut lemesmu itu terus berkicau." Astra mengangkat penanya menunjuk pada Miley yang duduk di depannya. "Diam atau pena ini melayang padamu."Gadis cantik itu mendengus, mendengar kalimat ancaman dari Astra. Dia yang akan kembali melayangkan bantahan jadi menahan diri. Lenggang, ke-empat anak itu mulai fokus pada soal-soal yang diberikan Karina. Memang benar bukan Karina yang sepen

  • Young Wife For My Father   15 B. What's Wrong?

    “Baiklah, apa yang ingin anda tanyakan, Bu Karina?”Karina menggeleng dengan senyum tipis, “Tidak ada, Pak Bam. Tapi, jika nanti saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan. Apakah boleh?”“Tentu saja boleh, kapanpun anda ingin bertanya saya siap sedia.” Pak Bam menutup laptop miliknya, “Semua file tentang kelas 10A 1 sudah saya kirimkan kepada anda lewat E-mail, jika anda merasa ada file yang terlewat yang belum saya kirimkan, silahkan kabari saya juga.”Ini sudah waktunya jam akan pulang sekolah akan tiba, sedari istirahat pertama Karina dan Pak Bam sudah ada di ruang rapat tadi untuk membicarakan secara keseluruhan apa yang harus Karina lakukan. Di mulai dari menyusun biodata lengkap sekaligus mengisinya di forum olimpiade dan menyiapkan para pesertanya.“Saya sangat berterima kasih, karena Bapak sudah scara sukarela untuk membantu saya. Saya yang awam ini tidak cukup mempunyai ilmu yang sebanding dengan apa yang mereka harapkan, saya sangat memerlukan bantuan kalian.”Pak Bam tersenyu

  • Young Wife For My Father   15 A. Rapat Olimpiade

    Jalannya yang lunglai sangat mencerminkan rasa lelahnya, kepalanya mendongak saat melihat rumah peristirahatannya sudah ada di depan mata. Langkahnya dia bawa lebih cepat, punggungnya menunduk seraya mencopot sepatu dan kaus kakinya. Saat masuk ke dalam rumah, tidak ada siapapun disana. Ah, ini sudah jam setengah 8 mungkin mereka sudah ada yang tidur atau sedang beristirahat di dalam kamar. Karina tidak mau berpikir tentang alasan lainnya, dia lelah. Dia terus berjalan sampai di depan kamarnya dan Floe untuk satu bulan ke depan, pintu dia buka dan segera masuk. Ransel di pundaknya dia tempatkan di samping ranjangnya, kemeja soft blue miliknya dia lepas hingga menyisakan tanktop putih miliknya.Tangan kanannya menyambar handuk, dia akan mandi setelah itu baru tidur. Kaos putih lengan pendek dan celana training hitam, menjadi pilihannya untuk malam ini. Saat dia akan membuka pintu kamar, dari arah luar pintu itu terbuka terlebih dahulu. Floe yang datang masuk, gadis pirang bermata bir

  • Young Wife For My Father   14. What Is All That For

    Hembusan napasnya terlihat berantakan, peluh di dahi dan memar di sudut bibirnya ia usap kasar. Kakinya melangkah maju dengan tangan yang kembali memukul keras perut lawannya, juga menangkis kasar lengan yang mencoba menangkapnya. Gerakannya gesit dengan membanting tubuh salah satu lawannya ke atas lantai.Satu pukulan lagi-lagi melayang ke depan wajahnya, dia cekal lengan itu dan memutarnya hingga menimbulkan bunyi.Krak!“Ahh!”“Dengar, aku akan membiarkan kalian mengejek tentang diriku. Tapi, tidak untuk adik maupun keluargaku. Dan inilah yang kalian dapatkan dari apa yang kalian lakukan.”“Hey! Sopanlah pada pada Kakak kelasmu, akh!”Tubuh tinggi di genggamannya dia dorong hingga menghantamkan tubuh lawan yang telah ia kalahkan sebelumnya. Senyuman licik dan sinis, dia keluarkan. “Masa bodoh, jika kalian adalah kakak kelas ataupun guru sekalipun. Ayo, masih mau bertarung?”Salah satu pemuda bangkit dari lentangnya, kemudian mencoba bangkit lagi. “Seharusnya kamu itu sadar diri, te

  • Young Wife For My Father   13. Sensitive dan Stupid

    “Terimakasih, Bu Anim,” ucapnya pendek seraya berjalan menjauhi area kantin yang ramai oleh anak-anak. Matanya mengedar ke seluruh penjuru area kantin, melihat-lihat adakah tempat yang cocok untuk memakan makan siangnya.Tiba-tiba dia teringat dengan taman di belakang sekolah. Apa dia ke sana saja ya? Tapi, bagaimana kalau si kembar masih ada di sana? Saat ini Karina benar-benar masih tidak mau melihat mereka berdua. Entahlah, dia juga tidak mengerti dengan hatinya sendiri.Kemarin-kemarin dia masih semangat untuk membuat analisanya sekaligus menjadi guru yang baik. Namun, setelah mengetahui keadaan Astra dan Sastra membuatnya sedikit enggan, semangatnya surut. Di mulai saat dia memberitahu guru BK,bahwa dia telah menghukum dua kembar nakal itu. Kemudian ia meminta data diri dan map merah tentang dua anak itu.Karina menggenggam erat kantong kresek yang berisi dua roti selai isi daging dan dua kotak susu putih. Gadis itu memutuskan untuk pergi

  • Young Wife For My Father   12. An unclear reason

    “Kamu tuh kenapa, sih? Ngomong dong kalau ada masalah, jangan diam kayak nggak punya mulut gitu!”Sastra menyembunyikan telinganya rapat-rapat, dia lebih memilih membereskan daun-daun yang berguguran di taman sekolah. Kemudian akan berlanjut di lapangan voli, sepak bola dan yang lainnya, yang perting ada daunnya. Itulah yang dikatakan oleh Karina sebagai hukuman mereka, sejujurnya ini adalah hukuman pertama yang mereka dapatkan meskipun sudah berulang kali terlambat.Astra membanting sapu taman yang ada di tangannya, dia berjalan cepat ke arah adiknya yang sedang berpura-pura tidak mendengar apa yang dia katakan sejak tadi. “Sastra, kamu kenapa? Jangan diam aja. Kamu buat aku kesal tahu nggak!”Sastra berjongkok, tangan kirrinya memegang kantong sampah yang dia pegangi agar tetap terbuka. Sedangkan tangan kanannya meraup daun-daun yang teelah kakaknya kumpulkan dengan sapu. Remaja itu menundukkan kepalanya, enggan bertatapan dengan Sastra yang telah berdiri di depannya. Menghalangi si

  • Young Wife For My Father   11. First Class

    Karina menatap dirinya di depan kaca, pagi ini dia sudah siap dengan kemeja soft blue dan celana hitam panjang. Dia harus bisa memulai pagi ini dengan baik, kelas pertamanya harus berjalan lancar. Namun, tiba-tiba sesuatu membuatnya mengerutkan kening, perutnya kembali terasa mulas.Gadis cantik itu membuang napas kesal, namun tetap berjalan menuju kamar mandi. Saat dia berlari dari kamar pertama ke belakang, seluruh teman-temannya menatapnya kasihan.“Aku menyesal merekomendasikan sambal untuk makan malam kemarin,” desah Anhe melas. Gadis itu telah siap dengan pakaian olahraga nya dengan ransel di pundak. Sebagai guru olahraga, entah kenapa dia menetapkan harus berangkat sangat pagi untuk sedikit pemanasan sebelum mengajar. Namun saat melihat Karina yang sudah bolak-balik ke kamar mandi, membuat dia enggan untuk segera berangkat. Selain kasihan, dia juga merasa bersalah.Flora ke luar dengan setelan manisnya, kemeja putih dengan ro

  • Young Wife For My Father   10. Pertengkaran Konyol

    Karina melemaskan punggungnya pada pohon besar di belakangnya, dia tatap dua anak manusia yang saling nyuap-menyuapi itu. Dirinya dilupakan begitu saja, bahkan tidak ditawari sedikitpun. Kan, dia juga ingin mencobanya, entah apa itu namanya.Hembusan napas kasar di keluarkan, matanya terpejam erat. Mengusap perutnya yang terasa nyeri kembali, ini sudah terlalu sore. Namun, dia masih tetap di sini. Tidak jelas, dan tidak jelas pokonya. Biasanya sore-sore seperti ini, perutnya akan di kompres dengan kain hangat yang di celupkan dari air hangat. Saat dia kembali mungkin Floe akan marah-marah tidak jelas.Tidak ada yang bisa Karina lakukan selain menikmati angin hangat sore hari ini, tiba-tiba pundak sempitnya terasa ada yang menjawil kecil. Matanya terbuka, menoleh ke kanan pada wajah tampan remaja laki-laki itu. “Apa?” Sastra, dia memajukan duduknya menjadi di samping Karina. Berdempet dengan gadis itu dengan sebungkus batagor yang tinggal setengah, yang diacungkan di depan wajah canti

DMCA.com Protection Status