Beranda / Romansa / You're My Destiny / Part 23, Rindu yang Menyiksa

Share

Part 23, Rindu yang Menyiksa

Penulis: Cathalea
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-02 11:27:35

“Astaga, betapa sempitnya dunia ini. Berarti dia adalah sosok ayah yang kamu bilang otoriter itu? Ckckck ... kamu pasti anak yang durhaka,” ujar Windi dengan nada pura-pura menuduh.

“Hmm ... itu kan dulu. Sekarang dia berubah, dan aku juga berubah. Kami berubah berkat seseorang,” balas Yoo Ill sambil menatap lurus ke arah Windi. Windi masih tidak paham dengan bahasa tubuh Yoo Ill justru kembali bertanya.

“Oh ya? Siapa?” tanyanya lugu.

“Kamu,” jawab Yoo Ill to the point

“Apa? Aku? Ah ... kamu pasti bercanda,” sanggah Windi tidak percaya. Emangnya siapa aku kok bisa merubah orang lain? Gumam Windi dalam hati.

“Tidak, aku serius. Kamu adalah angin yang menghembuskan perubahan dalam keluarga kami. Terimakasih, Windi. Terimakasih banyak,” kata Yoo Ill lagi dengan mimik serius.

“Yea.. aku ga sehebat itulah.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • You're My Destiny   Part 24, Kotak Pandora (lagi?)

    Windi duduk santai di rumah kost-nya. Meskipun tadi sudah berjanji kepada Fina untuk tidak lagi memendam rasa kecewa kepada Yoo Ill. Tapi hati kecilnya tidak bisa dibohongi. Dia masih saja merasa kecewa. Tapi kali bukan karena kebohongan Yoo Ill. Tapi karena alasan lain. Windi kecewa Yoo Ill tidak mengiriminya surel seperti yang ia janjikan. Yoo Ill juga tidak menelpon menanyakan kabarnya. Apa dia lupa dengan permintaan pertemanan mereka saat di halte ?Lamunan Windi buyar ketika merasakan kantung celananya kanannya bergetar. Ada panggilan masuk di ponselnya. Dari Oom Faris? Ada apa, ya? tanya Windi dalam hati. Penasaran karena tidak biasanya Oom Faris meneleponnya secara langsung. Biasanya kalau ada yang ingin dibicarakan dia hanya menitip pesan lewat Fina. Kali ini pasti ada hal penting, batin Windi.“Halo, selamat sore, Oom,” jawab Windi sopan.“Sore, Win. Kamu sedang sibuk gak ?” tanya Oom Faris setelah men

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • You're My Destiny   Part 25, Kebodohan Windi

    “Tentu saja tidak, meski berusaha berkelit tapi dia tidak bisa lolos dari hukum. Terlebih lagi namanya memang telah masuk dalam daftar DPO. Setahu Oom dia dihukum penjara belasan tahun gitu,” jawab Faris.“Cih ... menghancurkan kehidupan seseorang hanya dihukum belasan tahun penjara? Ga adil banget,” protes Windi sinis.“Yah, begitulah hukum di negeri kita ini Windi. Kita bisa apa? Apa lagi Oom yang saat itu masih seorang pelajar. Mana bisa bersuara,” sesal Faris.“Trus bagaimana Oom bisa tahu kalo Windi anaknya ... teman Oom itu ?”“Tuhan itu punya caraNYA sendiri dalam membuka sesuatu. Oom baru tahu Fani itu telah menikah dengan WNI keturunan Korea ketika Tn. Han meminta bantuan mencari keberadaanmu,” jawab Faris lagi.“Berarti itu ? Pasca kejadian kecelakaan it

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • You're My Destiny   Part 26, Come and Hug Me

    “Apa?! Lu gila? Jadi ngapain aja lu selama seminggu di sono?” tanya Fina kaget tak percaya dengan kebodohan Windi.Bisa-bisanya seminggu bersama Yoo Ill, Windi justru tidak memiliki nomor kontak lelaki itu. Bagaimana Fina tidak merasa gemas?“Entahlah, sepertinya akal sehat aku hilang kalo udah berhadapan sama dia. Ketampanannya itu jenis yang mampu membuat perempuan amnesia dengan segala hal. Itulah mengapa aku sama sekali ga ingat untuk tukeran nomor dengan dia," papar Windi panjang lebar. "Jadi gimana ini, Fin? Tolongin gue dong Fin,” rengek Windi.“Gak tau ah, itu derita loe. Males gue ngurusin orang ga kreatif kaya loe," sungut Fina kesal. "Aku pulang aja, deh. Lama-lama di sini bisa-bisa ikutan mumet gue,” ancam Fina sambil melangkah pergi.Windi ingin mencegah, tangannya terulur ingin menarik tangan Fina, tetapi tiba-tiba ponselnya berbunyi.“Tuh, hape kamu bunyi. Lihat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • You're My Destiny   Part 27, Apakah ini Pengkhianatan?

    Windi segera meraih kertas notes, mencatat informasi penting yang terdapat di dalam biodata Vivi Yanuar yang ia temukan di website KitaSiapBantu. Setelah itu, Windi menghubungi tim legal pribadinya, memberi mereka instruksi untuk mencari tahu informasi yang lengkap tentang Vivi Yanuar. Hati kecil Windi berbisik, sesuatu yang tidak wajar sedang terjadi."Win, udah selesai belum inputannya? Aku lapar nih," ujar Fina."Oh, udah kok. Bentar, ya. Aku shutdown dulu komputernya," jawab Windi seraya mematikan komputer yang baru saja ia gunakan. Lalu mereka pergi ke warung makan yang berada tepat di depan kantor Yayasan Kita Siap Bantu."Fin, lu kenal keluarganya Vivi, nggak? tanya Windi, beberapa saat setelah memesan makanan."Vivi? Yang anak manajemen atau anak akuntansi?" Fina balik bertanya."Vivi Yanuar, yang beberapa waktu lalu pernah ngeledekin aku pas kita mau ke Korea," jawab Windi."Oh, Vivi si Itik," sahut Fina asal, dengan ekspresi mengej

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • You're My Destiny   Part 28, Pelajaran Berharga

    "Apa maksud semua ini, Fina?" tanya Faris sambil melemparkan berkas-berkas hasil audit itu ke meja di hadapan Fina.Fina melirik kertas itu dengan ketakutan, ia tahu dirinya sudah melakukan kesalahan besar."Jawab papa, Fina!" bentak Faris.Fina masih bungkam, hanya kepalanya yang menunduk semakin dalam. Tubuhnya gemetar, takut melihat kemurkaan pria yang selama ini selalu berlaku lemah lembut padanya itu."Kamu masih tidak mau bicara? Oke. Papa beri kamu waktu 1 jam untuk merenungi semua ini. Lewat dari itu, papa tidak akan peduli lagi jika kamu ditangkap atas tuduhan penipuan, pencemaran nama baik, atau penggelapan dana!" Kecam Faris emosi."Tuntutannya sebanyak itu, Pa?" tanya Fina ketakutan."Bahkan bisa lebih dari itu!" tukas Faris."Apa yang ada dalam pikiranmu saat melakukannya, Fina? Untuk apa? Apa selama ini kamu kekurangan uang? Tidak, kan?" cecar Faris.Dia sulit menerima kenyataan kalau putri semata wayangnya itu te

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • You're My Destiny   Part 29, Kejutan dari Pacar

    Suasana kampus terlihat sepi. Bahkan kantin yang biasanya ramai oleh mahasiswa pun terlihat lengang, hanya satu dua orang yang terlihat duduk menikmati makanan mereka.Di salah satu ruangan di kampus itu, Windi dan rekan-rekan seperjuangannya sedang berjibaku melawan soal-soal ujian yang membuat mereka harus memeras otak. Yah, meski sulit untuk konsentrasi, namun Windi tidak menyerah begitu saja karena ia sadar ujian kali ini merupakan ujian akhir yang harus ia tuntaskan sebelum mengajukan proposal skripsi. Tidak terasa, Windi sudah memasuki fase akhir di kampus itu. Jika tidak ada aral melintang, beberapa bulan lagi ia akan menyandang gelar sarjana."Waktu tinggal 10 menit lagi." Suara bariton Pak Wisnu membuat seisi kelas kasak-kusuk karena panik. Namun, Windi tetap tenang, dia tetap fokus untuk menyelesaikan soal-soal di depannya."Sst! Win ... Windi!" Setengah berbisik, Fina memanggil Windi sambil menendang-nendang kaki kursinya dari belakang. Tanpa menoleh

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • You're My Destiny   Part 30, Dia [Bukan] Kekasihku

    "Kenapa kamu menutupi hubungan kita? Kamu malu menjadi pacarku?" tanya Yoo-ill heran.Irish emerald itu menatap tajam menuntut penjelasan pada Windi. Yoo-ill bingung dengan sikap Windi. Ketika kebanyakan wanita ingin memproklamirkan hubungan cintanya dengan sang kekasih, tapi Windi justru ingin menutupinya rapat-rapat."Tentu saja tidak, Yoo-ill-ssi. Aku justru sangat bahagia menjadi pacarmu," jawab Windi.Bagaimana mungkin ia bisa malu memiliki kekasih sempurna seperti Yoo-ill? Bukan hanya wajahnya yang tampan, tapi hatinya juga sangat baik dan perhatian. Windi yakin di luar sana banyak wanita yang antre untuk menjadi kekasihnya."Lantas? Mengapa harus ditutupi?" tanya Yoo-ill lagi."Karena aku tidak ingin membuatmu malu dengan statusku," ujar Windi.Meskipun orang-orang terdekat sudah mengetahui latar belakang keluarga Windi, tapi tidak bagi orang-orang lain.Di mata orang banyak, Windi tetap hanya anak yatim piatu yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-18
  • You're My Destiny   Part 31, Skandal

    Yoo-ill terperanjat tidak menyangka akan mendengar kata-kata itu dari mulut Vanessa."Jangan bercanda, Vaness. Jangan jadikan hati sebagai objek permainan," sergah Yoo-ill berang."Aku tidak bercanda. Coba pegang dadaku, kau pasti bisa rasakan jantungku selalu berdetak kencang setiap kali berada di dekatmu," ujar Vanessa lagi. Ia meraih tangan Yoo-ill lalu meletakkannya di atas dadanya.Yoo-ill terbelalak, tidak menyangka dengan aksi nekad Vanessa. Saat ini tangan Yoo-ill berada tepat di atas benda kenyal milik wanita itu.Betapapun lugu dan polosnya Yoo-ill, tapi dirinya tetap laki-laki normal. Tenggorokannya tercekat, aliran darahnya pun mendadak terasa panas."Apa yang kau lakukan?!" bentak Yoo-ill seraya menarik tangannya dari dada Vanessa."Aku hanya ingin kau tau bagaimana perasaanku," ujar Vanessa santai."Kau sudah gila!" maki Yoo-ill, beranjak pergi meninggalkan Vanessa yang masih terdiam di tempatnya berdiri.Vanessa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19

Bab terbaru

  • You're My Destiny   Bab 93, Takdir yang Menyatukan Mereka (TAMAT)

    Windi terpaku di tempatnya berdiri, sementara matanya tak berkedip menatap Yoo-ill. Untuk beberapa saat ia hanya berdiri mematung dengan ekspresi bingung, terlebih saat melihat tangan Yoo-ill yang terulur padanya. Ia pun tersadar tak lama kemudian. Dengan raut wajah gelisah dan bingung, Windi mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Ia baru sadar kalau kursi-kursi di gereja itu telah banyak yang ditinggalkan penghuninya. Hampir separuh dari tamu undangan itu pergi setelah mengetahui pengantin prianya sosok yang berbeda.Di barisan paling depan Windi berharap menemukan keluarga Pandu, tetapi barisan itu pun terlihat lengang. Hanya rekan kerjanya yang setia menyaksikan acara pemberkatan itu sampai selesai."Ha-ni-yah. Apa yang terjadi. Mana Kak Pandu dan keluarganya?" tanya Windi dengan mata berkaca-kaca.Ha-ni yang bertugas sebagai bridesmaids tak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya kepada Windi. Ia menghampiri Windi lalu memeluknya dengan erat. "Maafkan aku, Win. Aku tidak bisa m

  • You're My Destiny   Bab 92, Hadiah untuk Pandu

    Satu jam sebelumnya. Di ruang tunggu pengantin pria, Pandu bercengkrama dengan sejumlah tamu yang merupakan teman kuliahnya dulu. Ternyata perihal pertunanganan Yoo-ill yang batal telah menyebar luas di kalangan mereka."Aku tidak mengerti dengan cara pikir si Yoo-ill itu. Padahal kalau aku tidak salah dengar, ini pertunangannya yang kedua kali. Yang pertama dulu, belum sempat dikenalin ke publik, masih di kalangan internal perusahaan aja. Tapi, hanya beberapa bulan, Yoo-ill memutuskan wanita itu secara sepihak," kata salah satu di antaranya."Tapi aku dengar wanita itu ada skandal dengan salah satu pamannya," kata yang lain pula.Namun, pria yang lain membantah dengan gerakan tangannya. "Itu tidak benar. Kamu lupa kalau aku juga bekerja di Han Enterprise? Skandal itu adalah hoaks yang diciptakan oleh Han Tae Soo, paman Yoo-ill yang lain, karena ingin menurunkan tunangan Yoo-ill dari kursi direktur.""Gila. Parah juga persaingan di perusahaan itu.""Paman Yoo-ill yang satu itu memang

  • You're My Destiny   Bab 91, At The Wedding Day

    Untuk beberapa saat Windi terpaku di tempatnya berdiri karena tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Windi tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Yoo-ill sedang bersandar di mobilnya dengan kedua tangan yang sibuk memainkan ponsel. Windi juga heran bagaimana Yoo-ill bisa tahu tempat kerjanya."Yoo-ill? Kamu kenapa bisa ada di sini? Kamu tahu dari mana aku kerja di sini?" Windi mencecar Yoo-ill tanpa jeda.Yoo-ill mendekat tanpa melepaskan tatapannya dari wajah Windi, wajah wanita yang selama beberapa tahun terakhir ini terus mengusik hati dan pikirannya bahkan di saat tidur."Aku sudah menerima undangan pernikahanmu. Jujur ... aku kaget sekali karena tidak menyangka kalian akan menikah secepat itu," ujar Yoo-ill mengabaikan pertanyaan Windi."Apanya yang aneh? Kami memang sudah merencanakan sejak lama, hanya sedikit dipercepat saja karena keluarga Pandu inginnya begitu," jawab Windi beralasan. Padahal ia sendiri yang meminta hal itu pada Pandu, karena tidak i

  • You're My Destiny   Bab 90, H-3

    Dua hari berlalu. Di kediaman keluarga Han sedang terjadi ketegangan. Pasalnya adalah kepulangan Yoo-ill setelah tiga hari menghilang pasca membatalkan pertunangannya dengan Ji-hyun.PLAK! PLAK!Tamparan keras dari tangan Tn. Han mendarat di wajah Yoo-ill. Tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali. Masih tak puas juga, tetua keluarga Han itu juga menendang Yoo-ill dengan kakinya yang memakai sepatu pantofel. Sakit? Jangan ditanya. Ringis kesakitan dari Yoo-ill sudah menjawab semua itu, betapa sakit tubuhnya yang didera pukulan bertubi-tubi dari sang ayah.Sementara Ny. Ko hanya bisa menangis tersedu sambil menahan kaki sang suami agar berhenti memukuli buah hatinya."Cukup, Yeobo. Jangan pukuli Yoo-ill lagi. Berhenti memukuli kepalanya, matanya masih sangat rentan dengan guncangan. Tolong berhentilah!" pinta Ny. Ko yang kalut melihat luka di kening Yoo-ill. Ia takut sekali penglihatan Yoo-ill kembali bermasalah akibat pukulan itu.Namun, Tn. Han mengabaikan rengekan istrinya. Matanya y

  • You're My Destiny   Bab 89, H-5

    Dengan penuh tanda tanya Windi menyeret langkah menuju pintu, lalu mengintip lewat peephole yang ada di sana. Windi mengernyit heran saat melihat wajah Ji-Hyun di sana. Tak ingin memendam rasa penasarannya lebih lama, ia pun membuka pintu itu."Ji-Hyun?! Ada keperluan apa kamu di sini?" "Aku mau bicara." Dengan lancangnya, Ji-Hyun menerobos masuk lalu berkeliling kamar, masuk ke kamar mandi, membuka pintu lemari seolah sedang mencari sesuatu. Setelah gagal menemukan apa yang dicari, dia pun duduk di sofa yang tersedia di sudut kamar."Kamu sendiri?" tanyanya dengan tatapan menyelidik."Bersama Pandu. Dia sedang membeli makanan ke luar."Ji-hyun tak percaya. "Kenapa tidak pesan di restoran hotel saja?""Dia lagi pengen makan masakan Indonesia. Di restoran hotel ini tidak ada," jawab Windi asal. Padahal ia tidak tahu pasti Pandu ke mana, karena lelaki itu pergi saat dirinya sedang mandi.Windi menghela napas panjang, menutup pintu, lalu duduk di pinggir ranjang, berhadapan dengan Ji-hy

  • You're My Destiny   Bab 88, Tamu Tak Diundang

    "Aku senang sekali, Win. Memang itu yang aku mau. Tetapi, kalau aku boleh tau, apa alasan kamu tiba-tiba ingin mempercepat pernikahan kita?" Pandu bertanya tak sabar setelah mereka berada di hotel. Tadi ia terpaksa beralasan ada pekerjaan mendadak sehingga bisa pamit lebih awal dari pesta pertunangan Yoo-ill dan Ji-hyun. Meskipun ia sendiri heran dengan sikap Windi yang bersikeras untuk pulang, tetapi demi kenyamanan sang kekasih hati ia pun menuruti permintaan Windi."Tidak ada alasan khusus. Melihat Kak Pandu dikelilingi wanita-wanita cantik saat di pesta tadi membuatku berpikir sepertinya aku harus segera mengikatmu dengan cincin pernikahan," jawab Windi beralasan. Padahal ia melakukan itu karena takut hatinya kembali goyah oleh Yoo-ill. Windi takut, nama Yoo-ill yang telah terkubur di hatinya hidup kembali karena terbayang tatapan laki-laki itu yang dipenuhi rasa bersalah saat menatapnya tadi. Sementara ia sudah berkomitmen dengan Pandu. Pandu dan keluarganya adalah orang-orang

  • You're My Destiny   Bab 87, Aku Tidak Mau Menunda Lagi

    Pandu heran melihat Yoo-ill dan Windi terdiam dengan tatapan saling bertaut, sementara wajah mereka menggambarkan ekspresi yang sulit untuk digambarkan. Terkejut, kecewa, luka, dan juga rindu yang tersirat dalam. Berada di antara mereka membuat Pandu mendadak merasa berada di dunia yang berbeda. Keadaan itu berlangsung cukup lama sampai suara tunangan Yoo-ill membuyarkannya. "Wah, dunia ini sempit sekali, ya. Ternyata wanita yang ingin kamu kenalkan itu Windi, Pan?" tanya Ji-hyun pada Pandu. Pandu dan Ji-hyun merupakan teman saat duduk di bangku SMA dulu, sementara Yoo-ill adalah temannya di saat kuliah. Itu sebabnya Pandu sangat antusias menghadiri pesta pertunangan ini karena kedua calon pengantin adalah temannya. "Kamu kenal Windi?" Pandu balik bertanya dengan heran. Ji-hyun melirik Yoo-ill yang masih menatap Windi tanpa jeda, lalu bergelayut manja di lengan lelaki itu. Lewat sikapnya itu ia ingin memberi tahu Windi bahwa Yoo-ill adalah miliknya. "Bukan aku yang kenal Windi sec

  • You're My Destiny   Bab 86, Pertemuan Tak Terduga

    Windi mematut pantulan dirinya yang ada di cermin. Sungguh ia merasa takjub sendiri melihat penampilannya dalam balutan gaun malam berwarna maroon itu. Gaun pesta ala mermaid membungkus tubuh Windi yang sintal dengan indah, menonjolkan bagian-bagian tertentu dalam porsinya yang pas. Setelah merasa cukup puas dengan gaun pilihannya, Windi pun keluar dari kamar ganti itu.Pandu yang menunggu di luar kamar ganti spontan berdiri dengan bola mata membesar saat melihat Windi keluar. Mulutnya ternganga, terpesona akan kecantikan Windi yang tak biasa."Bagaimana, Kak? Cocok, tidak?" tanya Windi malu-malu. Pandu tidak menjawab, hanya tepuk tangannya yang menggema ke seantero toko. "Kamu cantik sekali, Win. Super-duper-cantik!" puji Pandu sambil berdecak panjang."Kak Pandu ini bisa saja. Jangan berlebihan, Kak. Jangan buat aku malu," ucap Windi dengan bibir mengerucut, sedikit protes, tetapi tetap saja pipinya merona."Aku tidak berlebihan. Coba saja tanya pada pramuniaga itu," sahut Pandu. "

  • You're My Destiny   Bab 85. Ramyeon Mokgo Gallae?

    Windi terkesiap, ia terduduk, spontan menjauh dari Pandu. Napasnya masih tersengal dan wajahnya masih memerah karena lonjakan libido. "Maaf, Kak. Aku tidak bisa melakukannya. Maafkan aku kalau mengecewakanmu," ujar Windi sambil menenangkan debaran jantungnya."It's okay, Win. Aku juga minta maaf karena telah lepas kendali tadi," ujar Pandu dengan kepala menunduk."Tidak apa, Kak. Ini salah kita berdua, jadi mari jadikan pelajaran saja," kata Windi berusaha untuk bijak.Pandu mengangguk."Silakan mandi dan ganti pakaianmu, aku akan menunggu di luar," kata Pandu.Ia keluar dari kamar, lanjut menuju dapur lalu meminum segelas air dingin. Ia butuh meredakan gelora hasratnya yang masih membara.Sementara itu, di Seoul. Sebuah acara yang mempertemukan dua keluarga baru saja berakhir. Tn. Han tampak antusias melepas kepergian tamu mereka. Tangannya tak henti melambai, dan senyumnya juga tak henti mengembang. Di sampingnya Yoo-ill berdiri dengan ekspresi datar.Mereka yang baru saja pergi ada

DMCA.com Protection Status