Beranda / Romansa / You're MINE / bab 6 : kill my love - 2

Share

bab 6 : kill my love - 2

Penulis: Riri riyanti
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-21 07:20:20

Kendra menghela napas panjang. Sungguh, melihat wajah sang sahabat yang kian muram membuat ia tak tega. Setelah tiga tahun tak saling jumpa, ia justru kembali menemui Daniel dengan keadaan yang ... ah, bahkan ia sukar untuk mendeskripsikannya.

Ia tentu tahu segala yang terjadi antara pria di depannya ini dengan wanita bernama Kinara. Saking besarnya rasa cinta Daniel pada wanita itu, hingga membuat pria yang berasal dari keluarga Christiadjie itu menjadi bodoh. Kendra tak habis pikir, Daniel sudah dikhianati dan disakiti sekejam itu, namun pria itu masih saja mengharapkan wanita seperti itu?!

Yah, meskipun Daniel tak berkata bahwa dirinya masih berharap untuk kembali bersama Kinara, tetapi raut wajahnya seakan menjelaskan segala yang tak terucap.

"Kau lihat di bawah sana, wanita bukan hanya Kinara saja di dunia ini." Kendra menunjuk kumpulan kaum hawa berbaju kurang bahan di lantai dansa, membuat Daniel turut memandang ke arah yang sama. "Sebaiknya kita bersenang-senang untuk menyambut kepulanganmu ke Indonesia."

"Tentu." Pria blasteran itu menganggukkan kepala, lantas mengambil botol baru minuman beralkohol di atas meja, kembali menenggak isinya banyak-banyak. Yah, setelah dipikir-pikir, mencoba melupakan Kinara sepertinya bukanlah ide yang buruk. Ia juga berhak bahagia, bukan?

Dan mulai detik ini ia akan berusaha membunuh cintanya pada wanita itu secara perlahan, meskipun ia tahu itu tidaklah mudah untuk ia lakukan. Tujuannya kali ini hanyalah Axel, putra semata wayangnya. Pria kecil itu adalah miliknya.

"Kudengar kau akan menetap di sini?" Kendra kembali mengajukan pertanyaan setelah beberapa waktu terdiam.

"Untuk sementara waktu saja, mungkin memang sedikit lebih lama."

"Lalu ... bagaimana usahamu di Kanada?" Kendra terlihat kembali menuang minuman ke dalam gelas.

"Papa yang akan menghandle segalanya. Aku akan mengurus anak cabangnya saja di sini." Daniel kembali meletakkan botol Jack Daniel'snya di atas permukaan meja.

Dakṣa ( ದಕ್ಷ ) adalah nama perusahaan milik keluarganya. Selain di Kanada yang merupakan kantor pusat, Dakṣa juga beroperasi di negara lain—termasuk Indonesia—sebagai perusahaan penyedia layanan jasa transportasi darat; meliputi bus, kereta api, bahkan taksi.

"Kenapa kau tidak memindahkan saja kantor pusatnya di sini? Bukankah kau pimpinan utamanya?"

"Karena aku akan langsung pulang ke Kanada setelah mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku," jawab Daniel, penuh kesungguhan.

Kendra hanya mengangguk mengiyakan, kemudian memutar kepala ke kanan. Namun, tanpa sengaja atensinya justru menemukan sosok tak asing di meja yang berada di ujung ruangan. "Anindita?! Astaga ... Sat, aku ke sana sebentar."

Tanpa menunggu persetujuan, Kendra segera melangkah panjang menuju sudut tempat berpenerangan temaram itu dengan rahang mengeras, tepatnya menuju sosok wanita yang bergelar sebagai istrinya dan juga ... ah, bahkan ia malas untuk menyebut nama wanita yang duduk semeja dengan ibu dari anaknya.

Dan setelah kepergian Kendra, seorang wanita berbaju seksi berwarna merah terang segera melangkah mendekati si pria blasteran yang kini duduk seorang diri. Rambutnya yang panjang terlihat berkibar seiring langkah kakinya, mata hazelnya mengerling menggoda ketika tatapannya saling jumpa dengan pemilik netra biru yang tak jauh darinya. "Hay, bolehkah aku menemanimu?"

"Tentu. Duduk saja." Yah, Daniel tak perlu lagi berpikir panjang untuk menerima kehadiran wanita lain di sisinya mulai sekarang.

***

"Ahhh ... soju memang cocok sekali diminum saat penat ya, Nara?" Anindita mengerling menggoda pada sang sahabat yang duduk di hadapannya. Ia baru saja menandaskan segelas kecil minuman beralkohol asal Korea.

"...."

Sedangkan wanita yang ia ajak bicara masih saja terdiam di tempatnya. Namun, ia pun turut menenggak segelas soju perlahan-lahan dari gelas di tangannya.

"Tapi kau jangan minum terlalu banyak. Kau harus ingat jika kau tak tahan dengan alkohol." Yah, meskipun tiada tanggapan, Anindita masih saja cerewet mengingatkan. Ah, ia memanglah wanita yang banyak bicara.

Lengkungan kurva senyuman tercipta begitu tipis di kedua belah bibir Kinara, senyuman yang sangat terlihat dipaksakan. Ia lantas kembali meletakkan gelas kecil di sisi botol soju miliknya. "Tidak apa-apa. Aku baik, Nin."

"Kau sedang ada masalah? Kau seharian terlihat kurang bersemangat."

Ah, ternyata Anindita begitu peka padanya. Dan benar, ia memang murung seharian, bahkan tak satu pun ia berhasil membuat rancangan gaun pesanan pelanggan. Hatinya sedang tidak baik-baik saja setelah ia kembali bertemu dengan pria itu, pria yang sebenarnya masih begitu ia cintai namun tak kuasa ia miliki karena ia sadar diri.

"Tidak ada." Pada akhirnya hanya itu yang mampu Kinara katakan pada sahabatnya, yang sukses memancing embusan napas berat Anindita. Yah, Kinara memang belum siap bercerita, dan Anindita mencoba memahaminya.

"Tsk! Di mana Sima?" Anindita mengalihkan pembicaraan, kedua matanya menatap sekitar, mencari satu entitas lain yang belum juga sampai di tempat pertemuan. "Dia yang meminta bertemu, dia juga yang terlambat datang! Padahal sudah hampir tengah malam, bisa gawat jika Kendra sudah lebih dahulu pulang." Gerutuan lirih mengakhiri ucapannya, jarum pendek pada jam di tangan kirinya telah hampir menyentuh angka dua belas dini hari. Ia mendesah gusar. Beberapa jam lalu sang suami memang telah memberinya kabar jika akan pulang terlambat untuk menemui teman lama, namun Anindita tak tahu pria yang tinggal seatap dengannya akan pulang jam berapa.

Sedangkan Kinara tak menanggapi, ia justru kembali menuang soju ke dalam gelasnya, meminumnya dengan satu tegukan. Tak lama ia terlihat mengernyit, lantas memejamkan mata. Ah, kepalanya mulai terasa berat sekarang.

Mereka tak menyadari jika ada sesosok pria yang kini berjalan mendekat ke arah mereka. Aura kelam melingkupi punggung tegapnya.

"Apa yang kau lakukan di sini, Nin?!" nada suara itu terdengar dingin dan datar, tepat di belakang tubuh Anindita.

Tentu mendengarnya membuat tubuh Anindita menegang, dengan gerak patah-patah, ia menoleh ke belakang. "M-mas? K-kau panjang umur." Ia tertawa kikuk, firasatnya memburuk. Apa lagi ketika melihat raut wajah suaminya, nyalinya semakin ciut.

"Sudah hampir tengah malam dan kau masih saja keluyuran?!"

"Maaf ...." Anindita menundukkan kepala.

"Pulang. Aika pasti mencarimu." Dengan nada bicara yang tak berubah, Kendra menyebut nama anak mereka sebagai alasan kemudian segera meraih lengan kiri istrinya, membuat wanita itu mau tak mau bangkit dari posisinya. Jika Kendra sudah berkehendak, tentu Anindita tak mungkin bisa menolak.

Kedua mata wanita itu lalu menatap raut wajah sang sahabat yang mulai memerah karena mabuk, menatap dengan penuh permohonan maaf. "Nara, maaf aku—"

"Pulanglah. Aku bisa menjaga diriku sendiri." Sembari memijat sebelah keningnya, Kinara menjawab.

Kendra hanya tersenyum miring menatap wajah mantan kekasih sahabatnya, sebelum akhirnya menyeret langkah sang istri menjauh untuk membawanya pulang.

Dan ... pada akhirnya Kinara hanya sendirian di antara lautan manusia penikmat hiburan malam. Mata legam cemerlangnya menatap memutar menelusuri segala sisi ruangan, dan yah ... tiada satu pun yang ia kenal. Ia menghela napas panjang, kemudian kembali menyesap segelas minuman beralkohol di hadapannya, meskipun pening semakin terasa mendera.

Namun, ketika ia menengok ke kanan, pandangannya–yang kini semakin tak fokus—menemukan sosok tak asing, sosok seorang pria yang seharian ini selalu memenuhi kepalanya; Daniel. Sungguh, hatinya semakin sakit saja ketika melihatnya. Bagaimana tidak? Pria pirang itu terlihat tengah berpagutan mesra dengan seorang wanita.

"Dan?"

***

Tbc...

Bab terkait

  • You're MINE   bab 7 : changed - 1

    Sorotan cahaya lampu berbagai warna, pula suara bising di sekitar yang memekakkan telinga justru menambah rasa pening di kepala. Daniel mengembuskan napas lelah. Niatannya ke tempat hiburan malam adalah menghilangkan gundah, tetapi yang ia dapati justru kehampaan. Ia kembali menenggak whiskey di hadapan, berusaha mendapatkan sensasi yang ditimbulkan. Namun kenyataannya, tubuhnya masih saja mampu menoleransi alkohol yang ia konsumsi; ia tidak mudah mabuk, seberapa banyak pun cairan itu mengalir di dalam darahnya. Desahan frustrasi lolos dari celah bibirnya yang merah kecokelatan. Ia kini sendiran. Kendra, seseorang yang mengajaknya bertemu justru melarikan diri entah ke mana, dan Daniel tiada peduli. Ia menyentuhkan ujung jari telunjuk pada mulut botol dengan gerakan memutar, ia benar-benar bosan. Hingga beberapa menit kemudian suara lembut dari kaum hawa terdengar berbisik di telinganya secara tiba-tiba, membuat kepala pirang itu mau tak mau menoleh pada asal suara. Dan sesosok wani

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21
  • You're MINE   bab 8 : changed - 2

    "Akh!" pekikan keras terlepas dengan refleks dari celah bibir merah menyala si wanita saat tamparan Kinara telah mendarat di salah satu sisi wajahnya. Tangannya memegangi bekas memerah yang terasa berdenyut pada pipi, tentu dengan spontan menatap wajah pelaku penamparan. Ia lantas mengerutkan kening dalam, pasalnya ia sedikit pun tak mengenalinya. Terkejut? Tentu saja. Hell, ia tak mengerti salahnya di mana sehingga mendapatkan serangan tiba-tiba. Namun, ia tetap tak bisa marah. Jika tebakannya benar, pastilah wanita cantik dengan wajah memerah di depannya ini ada hubungan dengan si pria berdarah asing yang saat ini menjadi pelanggannya."Nara?!" Daniel berucap seakan tak percaya; ia pun sama terkejutnya dengan wanita yang bersamanya. Sungguh, ia tak menyangka akan bertemu dengan sang mantan kekasih di tempat seperti ini. Dan lagi ... kenapa wanita itu menampar Karin?"Jalang sialan!" Kinara mengumpat keras. Ia terlihat tengah mengatur napasnya yang memburu, dadanya naik-turun menahan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • You're MINE   bab 9 : my child - 1

    Binar bahagia tampak terpancar pada wajah rupawan pria dewasa berambut sewarna arunika, tak jauh berbeda dengan keadaan pria kecil yang berada di atas pangkuannya. Beberapa piring berisi makanan menggugah selera tertata rapi di atas meja yang berada di depan mereka, tak lupa segelas susu pula secangkir kopi yang turut serta tersaji di sana.'Jadi, beginikah rasanya menjadi seorang ayah?' Daniel membatin haru.Senyuman tampan itu lantas mengurva, sebelum ia kembali menyuapkan sesendok kecil bubur lembut pada mulut mungil Axel, sang putra. Yah, setidaknya dengan berinteraksi dengan darah daging yang baru beberapa kali ditemuinya ini sedikit membuat perasaannya menjadi lebih baik. Sedikit meredakan rasa kesalnya terhadap Kinara.Fajar memang baru saja menyapa, bahkan mentari belum terlalu tinggi menyentuh khatulistiwa. Namun, meja makan di dalam mansion Maheswara telah ramai oleh perbincangan kedua laki-laki dengan ciri fisik nyaris serupa, meskipun terlahir di generasi yang jauh berbeda

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • You're MINE   bab 10 : my child - 2

    "Paman?" Abiyasa membeo menirukan kata terakhir cucunya. Dahinya yang telah dihiasi banyak kerutan semakin mengerut dalam mendengar panggilan Axel pada Daniel—yang merupakan ayah kandungnya. Ia sedikit heran, namun merasa lega di saat yang bersamaan.Sedangkan Daniel terlihat mengurai pelukan putranya perlahan, lantas menatap mata biru cerah yang sewarna dengan miliknya; mencoba memberi pria kecilnya pengertian. "Sayang, Paman ada sedikit urusan dengan Kakek, sebentar saja. Axel menurut sama suster dulu, ya? Nanti kita bermain lagi setelah ini.""Plomise?" mata besar nan berkilau Axel menatap polos pada mata biru sang ayah, terdapat begitu besar harapan yang terlihat pada iris indahnya.Tentu Daniel membalas tatapan putranya dengan senyum menenangkan miliknya. "Tentu, seorang pria harus menepati janjinya."Setelah itu, kepala pirang Axel terlihat mengangguk pelan. Ah, sepertinya Daniel telah berhasil membujuk pria kecilnya. Dan hal tersebut kembali berhasil memancing keterkejutan Abiy

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • You're MINE   bab 11 : her secret - 1

    Langkah kaki yang awalnya berayun cepat, seketika terhenti. Mata indah itu membelalak, pula jantungnya kembali berdegup kencang kala atensinya menangkap presensi sang mantan kekasih, membuat tangan kanan halusnya secara otomatis terangkat menyentuh dada kiri. Kemeja slimfit berwarna hitam dengan lengan yang tergulung asal masihlah melekat pas pada tubuh atletis si pria pirang; masih pakaian yang sama yang Daniel kenakan semalam, Kinara masih mengingatnya. Yang artinya, pria itu benar-benar menginap di rumahnya.Sungguh, ia takut jika praduganya benar terjadi. Ia takut jika Daniel benar-benar berniat mengambil Axel dari sisinya, persis seperti apa yang ia pikirkan ketika baru saja terjaga. Apalagi ketika ia melihat sosok yang demikian tinggi itu telah berada tepat di depan pintu kamar putranya, tangan kanan berotot itu telah siap membuka gagang pintu di depannya."K-kau ... di sini?" pertanyaan dengan nada begitu lirih mengalun begitu saja dari kedua belah bibir bergetar Kinara, membua

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-25
  • You're MINE   bab 12 : her secret - 2

    "Nanti akan paman belikan satu yang paling bagus untuk Axel." "Yeayyy~" Seketika Axel berteriak riang mendengarnya, berbanding terbalik dengan raut penuh duka sang ibunda. Entahlah, melihat Axel begitu bersuka cita dengan apa yang dilakukan oleh ayah biologisnya, membuat Kinara semakin takut saja. Ia takut jika Axel akan direnggut dengan mudah dari sisinya. Dan ia tak akan pernah siap jika hal itu benar menjadi nyata."Baiklah ... sepertinya Paman harus pulang sekarang." Ucapan Daniel yang tiba-tiba membuat wanita itu kembali memusatkan atensi pada pemilik surai bak arunika. Pria itu terlihat mendudukkan Axel pada karpet tebal yang mereka duduki, lantas bangkit berdiri."Puyang?" dan yang tak Kinara duga, raut ceria Axel hilang seketika setelahnya. Bahkan kedua netra biru itu tampak berkaca ketika menatap wajah ayahnya, seolah tak mengizinkan pria blasteran itu meninggalkan dirinya.Melihat hal tersebut tentu saja Kinara segera mengambil peran. Ia lantas meraih tubuh kecil Axel ke d

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-28
  • You're MINE   bab 13 : that woman - 1

    Kantor Dakṣa cabang Indonesia sudah menunjukkan kebisingan meskipun mentari baru saja tampak lebih tinggi menghiasi cakrawala pagi. Setiap orang berbisik membicarakan suatu hal yang sepertinya begitu menarik, terutama para kaum hawa. Hal yang menjadi perbincangan hangat orang-orang kantor seminggu belakangan ini.Jam masuk kerja memang masih satu jam lagi, biasanya kantor masihlah terasa sepi. Namun, terkhusus untuk hari ini ada yang berbeda, bahkan beberapa karyawan dan karyawati telah berjejer rapi berdiri di sisi kanan dan kiri pintu masuk gedung megah sebuah perusahaan penyedia layanan transportasi."Kudengar pagi ini akan ada orang penting yang berkunjung ke kantor kita. Kau sudah mendengarnya?" bisikan lirih terdengar dari salah satu mulut karyawati berambut panjang legam pada teman di sisinya. "Tentu saja sudah. Makanya hari ini aku berdandan secantik mungkin untuk menyambut tamu penting itu," sahut wanita lain di sebelahnya. Ia baru saja kembali memoleskan sebuah lipstik berwa

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • You're MINE   bab 14 : that woman - 2

    Waktu berjalan dengan begitu cepatnya. Kini rona jingga telah tampak mendominasi angkasa di atas sana, begitu memanjakan mata. Daniel tampak kembali mengecek jarum pendek pada jam tangan Rolex yang melingkari pergelangan tangan kirinya, sebelum kembali menyesap secangkir kopi di atas meja.Kafe yang dirinya kunjungi memang tampak sedikit rame di kala senja, banyak pasangan kekasih yang mampir hanya sekedar untuk melepas penat sepulang kerja. Dan di sinilah Daniel, duduk seorang diri pada salah satu meja. Pria itu tengah menunggu kedatangan seseorang yang hendak ditemuinya. Seseorang yang ia telepon siang tadi.Dan ... tak perlu menunggu terlalu lama sosok tersebut akhirnya mampu tertangkap pandangan mata birunya. Sosok seorang wanita cantik bernama Karin dengan seorang pria kecil yang bergandengan tangan dengannya tampak berjalan mendekat, tentu diiringi lengkungan senyuman manis yang terpatri di kedua belah bibir ranumnya."Selamat sore, maaf saya terlambat," ucap wanita itu, sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15

Bab terbaru

  • You're MINE   extra part 2

    "B-bergeraklah. Maafkan aku." Dia berucap dengan begitu lirih, diakhiri satu kecupan lembut di bibirku.Sudahkah aku bilang bahwa Nara adalah satu-satunya wanita yang mampu meluluhkan hatiku, bahkan hanya dengan sekali kecupan?Hanya dengan satu tindakan kecil nan manis darinya, rasa kesalku menguap seketika, lenyap entah ke mana. Tak ingin membuang waktu, aku bergerak mencari kembali mulutnya. Menyatukan indera pengecap sembari bergerak dengan khidmat hingga erangan penuh nikmat Nara menjadi musik paling merdu di telinga.Aku menegakkan tubuhku setelah puas bermain lidah, melihat wajah memerah Nara yang diselubungi nafsu membuat tubuhku semakin panas saja. "Aku mencintaimu, Nara. Kumohon jangan mengatakan hal-hal aneh lagi."Dan dia hanya mengerang menjawab ucapanku. Kedua dada ranumnya berguncang-guncang ketika gerakanku semakin brutal. Sungguh, pemandangan indah itu membuat mulutku bergerak maju secara spontan, mengecap ujung-ujungnya yang menantang, membalutnya dengan lidah panasku

  • You're MINE   extra part 1

    Apa yang ada di dalam benak kalian ketika mendengar kata 'malam pertama'?Apakah ... malam puncak setelah acara pernikahan yang melelahkan?Ataukah ... malam penuh gairah yang begitu dinanti-nantikan?Yah, keduanya memang benar bagiku. Dan kami tengah berada di dalam fase itu sekarang. Meskipun lelah, namun aku tak pernah berpikir sedikit pun untuk menunda ritual sakral ini untuk segera dilakukan.Kamar kami di mansion Maheswara dihias dengan seromantis mungkin. Ah, ini pasti ulah Mama. Banyak sekali lilin-lilin aroma terapi dalam keadaan menyala ketika aku dan Nara melangkah memasukinya, sedangkan taburan kelopak bunga mawar merah tampak memenuhi permukaan ranjang yang akan segera kami gunakan saat ini, membentuk simbol hati.Aku terlebih dahulu menyingkirkan semua kekacauan tersebut sebelum merebahkan tubuh Nara dengan begitu hati-hati ke atas permukaannya, tentu setelah melucuti segala kain yang melekat pada raganya. Tentunya aku pun melakukan hal serupa pada tubuhku; menanggalkan

  • You're MINE   ending 2

    "Mau kubuktikan?" pertanyaan dariku sukses memancing rasa ingin tahu Nara, terbukti dari gerakan kepalanya yang segera menoleh padaku."Membuktikan ap—hmmkkk!" sebelum ia menyelesaikan kata, aku segera membungkam mulutnya dengan ciuman dalam, tanpa peduli jika posisi kami masih berada di tengah-tengah arena pesta, tanpa peduli jika apa yang kami perbuat kini menjadi pusat perhatian semua tamu undangan yang datang.Aku meraih tengkuknya, memperdalam pagutan pada mulut istriku tercinta. Ah, selalu saja begini. Melakukan French kiss bersama Nara selalu membuatku lupa diri. Bibir tipis nan lembut istriku terasa begitu manis, bagaikan candu. Ketika kedua indera pengecap kami saling berdansa, euforia seakan hampir meledak memenuhi dada. Sudah tak kupedulikan lagi pemerah bibirnya yang bisa saja hilang akibat apa yang kulakukan.Jika terus begini, mana bisa aku tahan untuk tidak melemparkannya ke ranjang, kemudian berolah raga malam hingga pagi menjelang?Ah, sial! Kenapa pestanya jadi teras

  • You're MINE   ending 1

    Seseorang pernah berkata, level tertinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan. Mungkin kalimat tersebut memang ada benarnya, namun bagiku sedikit berbeda. Bagiku, tingkatan paling tinggi ketika mencintai seseorang adalah dengan menikahinya, seperti apa yang telah kulakukan sekarang.Benar, aku dan Nara telah menikah pagi tadi, mengikrarkan janji suci sehidup semati di salah satu gereja katedral yang ada di pusat kota. Setelah acara pemberkatan selesai, kami berdua segera melanjutkan resepsi pernikahan di hotel bintang lima milik keluarga Maheswara. Yap, salah satu hotel besar milik ayah mertuaku.Ngomong-ngomong, beliau baru saja kembali dari perjalanan bisnis dua bulan lalu. Ayah mertuaku sempat kaget ketika mendapati jika kami kembali bersatu, namun aku begitu yakin beliau merasa bahagia sebab beliau percaya bahwa aku adalah satu-satunya pria yang mampu membahagiakan putri tunggalnya.Ah, apakah aku sudah menceritakan tentang respons kedua orang tuaku?Sepertinya belum, ya?Baiklah

  • You're MINE   bab 50 : mine — 2

    Seakan tertarik sebuah gaya gravitasi, atensi mata biru itu tak mampu sedikit pun berpaling dari kedua iris indah Kinara. Bahkan sampai di detik ke sepuluh pun tiada sepatah kata pun yang keluar dari mulut manis di depannya. Jari-jemari lentik yang tampak saling meremat itu tak lepas dari perhatian sang pemilik surai sewarna arunika.Sedangkan Kinara tampak menundukkan kepala, seakan memang sengaja menghindari kontak mata. Wanita itu bingung harus menjawab bagaimana, lidahnya kelu secara tiba-tiba. Sungguh, mengakui cinta ketika tahu bahwa dirimu sudah tak lagi menjadi wanita sempurna terasa begitu berat."Kenapa justru diam, hm?"Kepala bersurai legam bergelombang itu mendongak cepat, seakan tersentak oleh pertanyaan pria di hadapannya, memecah sepi yang tercipta."K-kita bisa berteman. Kita bisa bersama-sama mengurus Axel hingga ia dewasa." Yah, pada akhirnya hanya itu yang mampu Kinara katakan sebagai jawaban.Jawaban yang sudah Daniel duga sejak awal. Meskipun sudah menduganya, ny

  • You're MINE   bab 49 : mine — 1

    Sungguh, tiada pagi yang lebih indah selain pagi ini bagi Kinara. Ia memang sudah terjaga sedari beberapa menit lalu, namun dirinya masih betah berlama-lama tetap berada di atas ranjang. Enggan rasanya untuk bangkit kemudian menyambut hari baru. Bahkan kalau bisa, rasanya ingin sekali ia menghentikan waktu untuk selamanya berada di detik itu.Mengabaikan rasa pegal di sekujur badan karena lelah 'bermain' semalaman, ia memutar kepala ke sisi kanan, seiring memiringkan posisi tidurnya. Dan Kinara tak mampu untuk tidak tersenyum haru ketika menatap dua sosok lelaki yang begitu dicintainya berada di satu ranjang bersamanya, masih menutup mata dengan damai, terlelap dalam buaian mimpi.Ia merasa ... bagaikan memiliki keluarga kecil nan utuh sekarang. Ah, andaikan kata 'bagaikan' tidak pernah ada, hidupnya pasti sudah sangat sempurna. Senyuman wanita itu berubah miris ketika hal tersebut terlintas di kepala.Semalam setelah selesai menuntaskan birahi, pula saling membasahi diri, mereka memi

  • You're MINE   bab 48 : for the last time — 2

    "Aku akan pulang ke Kanada, beberapa hari lagi. Aku hanya tak ingin keyakinanku kembali goyah ketika melihat anak kita." Sembari memasang senyum pedih, tangannya tiada beranjak sedikit pun dari kepala sang putra. Secara perlahan Daniel mengangkat muka, mempertemukan tatapan mata dengan wanita di sisinya. "Terlebih ... dirimu."Sungguh, Kinara tak mampu berkata-kata kala mendengar kalimat terakhir yang lolos dari celah bibir pria yang ia cinta. Tubuhnya menegang. Mulutnya sedikit membuka, namun tiada suara. Bola matanya kembali memanas seketika."Aku sangat menyedihkan, bukan?" merasa tiada balasan, sudut bibir merah kecokelatan itu naik sebelah; tersenyum hampa, senyuman yang tercipta kala rasa putus asa mendominasi jiwa. Pria itu membuang muka setelahnya."K-kalau begitu, bukankah lebih baik jika kau bertahan di sini, setidaknya lebih lama lagi." Kinara menekan dadanya sedikit kuat, suaranya entah kenapa seakan tercekat ketika berucap.Kepala pirang itu menoleh cepat, balas menatap m

  • You're MINE   bab 47 : for the last time — 1

    Tatapan polos Axel tak beralih sedikit pun dari ibunya. Tatapan penuh harap yang mampu Kinara tangkap. Membuat senyuman manis wanita itu lenyap, sebab apa yang diinginkan sang putra nyatanya belum dapat terwujud hingga sekarang; Daniel lagi-lagi tak menjawab panggilan telepon darinya."Tidak diangkat, Sayang. Papamu sedang sangat sibuk sepertinya." Ponsel itu diturunkan perlahan dari daun telinga, kembali diletakkannya di atas meja."Huee~ Axel mau Papa! Axel mau digendong Papa!"Embusan napas panjang lolos dari kedua belah bibir wanita itu. Sungguh, Kinara tak tega melihat bagaimana putranya menangis tersedu begitu. Kesedihan Axel adalah bagian dari kesedihannya juga. Ia pun bingung harus berbuat apa lagi, Daniel seakan menghilang bagai ditelan bumi secara tiba-tiba setelah malam itu. Pamit keluar sebentar, namun sampai detik ini tidak ada kabar.Khawatir? Sudah pasti. Apalagi ketika ia mengingat bagaimana penyesalan yang tampak pada raut wajah pria yang ia cinta. Pria yang selama in

  • You're MINE   bab 46 : truth be told — 2

    "... Karin?" Kinara berujar lirih, seakan tengah memastikan bahwa presensi yang ia lihat saat ini adalah benar seseorang yang diingatnya; seorang wanita cantik yang berstatus sebagai kekasih dari pria yang ia cinta.Terkejut? Tentu saja. Banyak sekali pertanyaan yang saat ini hinggap di dalam pikirannya mengenai kedatangan wanita di depan sana yang secara tiba-tiba.Ada urusan apakah dengannya?Sedangkan wanita itu melangkah maju, memutus jarak dengan dirinya. Senyuman manis menghiasi kedua belah bibir merah nan penuh itu, bibir yang sempat beradu dengan milik sang pria Kanada. Tanpa sadar Kinara tersenyum miris ketika memori tersebut melintasi kepalanya, seiring rasa perih yang seakan meremas jantungnya."Kau tahu namaku?" suara feminin itu teralun begitu merdu ketika bertanya. Ah, nyatanya Karin mendengar ucapan serupa bisikan Kinara. Kedua mata itu tak teralih sedikit pun dari kedua matanya."Ya. Dan yang mengatakannya padaku," jawab Kinara. Namun, bola matanya bergerak gusar ketik

DMCA.com Protection Status