Home / Romansa / You're MINE / bab 4 : rejected (again) - 2

Share

bab 4 : rejected (again) - 2

Author: Riri riyanti
last update Last Updated: 2022-09-16 08:53:01

Kinara masih membatu mendengar ucapan Daniel. Ia tak menyangka bahwa pria itu benar-benar berhasil melihat, bahkan sempat berinteraksi dengan putra mereka yang sengaja ia sembunyikan kehadirannya di dunia.

'Jadi, benar Dan yang menemui Axel kemarin,' batinnya.

"Bukan." Berbanding lurus dengan kenyataan, Kinara justru menyangkal. Ia kemudian membuang muka pada sisi jendela.

Daniel menaikkan salah satu sudut bibirnya ketika mendengarnya. "Jangan berbohong. Rambut pirang dan mata birunya tak bisa menipuku, Nara."

Kinara hanya mampu menutup erat kedua netranya. Sekuat apa pun ia mencoba menyangkal rasanya percuma saja, memang fisik Axel begitu mirip dengan ayah biologisnya.

"Kenapa kau tidak memberitahuku?"

"Untuk apa?" Kinara bergumam lirih.

"Kau masih bertanya?!" pria itu menoleh dengan tatapan tak percaya. "Dia putraku, tentu aku berhak atas dirinya, dan juga kau."

"Kau bukan suamiku."

Daniel kembali tersenyum miring, lantas kembali fokus mengemudi.

"Kau sendiri yang menolak untuk kunikahi." Meskipun diucapkan dengan nada yang begitu datar, namun sarat dengan emosi di dalamnya.

Kinara kembali memejamkan matanya, hatinya kembali terluka. Sejujurnya ia pun tak ingin menolak untuk dinikahi pria yang ia cinta, namun kenyataan seakan tak pernah berpihak padanya.

Embusan napas si pria terdengar berat setelahnya. "Katakan, Nara ... sebenarnya apa alasanmu membatalkan pernikahan kita dulu? Jujur saja, aku masih tak mengerti."

Ya, bahkan sampai detik ini Daniel masih tak paham dengan pola pikir wanita di sebelahnya. Hell, mereka saling mencintai, lantas kenapa ia tak mau dinikahi?!

Daniel terdiam cukup lama. Jika ia tak salah hitung, saat ia kembali ke Kanada tiga tahun lalu, berarti kondisi Kinara saat itu sudah hamil muda. Ia memejamkan matanya, tak habis pikir dengan keputusan wanita di sisinya. Jika wanita itu memang sudah tahu tengah berbadan dua, lantas kenapa justru membatalkan pernikahan?!

"K-karena ...."

Daniel menoleh cepat, seakan tak sabar menunggu kelanjutan ucapan Kinara.

"Karena akan ada hati yang terluka dengan pernikahan kita. A-aku ... aku hanya tak ingin berbahagia di atas kesedihan Dirga."

Lagi-lagi Daniel harus menghela napas panjang. Sejujurnya ia paham apa yang Kinara rasakan, ia sangat mengenal Kinara luar-dalam jauh sebelum ia merintis karir di Negara kelahirannya. Wanita itu memiliki hati yang lembut, seseorang yang cenderung mengabaikan perasaannya sendiri ketimbang harus menyakiti hati orang lain.

Tetapi—

"Lalu bagaimana denganku, huh?! Kau seakan tidak pernah memikirkan perasaanku juga, Nara." Sungguh, ia tak habis pikir. Jika Kinara mampu menjaga perasaan Dirga, lantas kenapa wanita itu justru seakan mengabaikan apa yang ia rasakan?!

"Kau ... terlalu baik untukku, Dan." Kinara semakin menundukkan kepalanya ketika berucap, kedua telapak tangannya saling meremat ujung rok di atas pangkuannya. "Setelah kupikir berulang kali, aku merasa sudah tak pantas untuk bersanding denganmu. Aku bukanlah Nara yang dulu, a-aku ... aku telah mengingkari janjiku sendiri."

Tentu Kinara merasa sudah tak layak untuk terus berada di sisi pria yang dicintainya; ia adalah seorang pengkhianat, ia tak kuasa menentang perintah Sang ayah untuk menikah dengan Dirga ketika Daniel tengah berusaha keras untuk menjadi layak bersanding dengannya. Ia merasa tak akan layak lagi bersanding dengan pria setia nan sempurna seperti pria di sisinya.

"Alasan macam apa itu?!" Daniel tersenyum sinis, melirik tajam wanita itu melalui sudut matanya. "Aku terlalu baik?! Ah, ataukah aku harus menjadi brengsek dahulu supaya pantas untuk bersamamu?! Begitu, Nara?"

Kinara tak mampu untuk menjawabnya. Tentu maksudnya bukan seperti itu. Ia hanya berharap jika Daniel akan menemukan seorang perempuan yang lebih baik darinya. Seperti kata Dirga bertahun lalu; tingkatan tertinggi mencintai adalah merelakan, ia ingin melakukan hal yang sama terhadap pria di sisinya.

Daniel mendengkus kasar. "Bilang saja jika kau sudah tak mencintaiku."

"D-dan, aku—"

Seketika itu suara ban yang berdecit terdengar memekakkan telinga. Si pria pirang mengerem mobilnya secara tiba-tiba, lantas berucap dingin nan datar pada Kinara, seiring perih luka di hatinya.

"Turun."

Tentu Kinara menuruti ucapan Daniel, ia membuka pintu mobil di sisinya perlahan kemudian menuruni alat transportasi itu dengan menggumamkan kata 'maaf' berulang-ulang.

***

"Kau benar-benar tak akan kembali ke Kanada bersama Mama, Dan?"

Daniel menoleh dengan malas ketika suara sang Ibunda membelai telinga. "Tidak."

"Hey, apa yang terjadi? Wajahmu terlihat kusut." Aryani lantas mendudukkan diri di sisi sang putra; pada ruang tamu Elizabeth, mendiang mertuanya. Pandangan teduh dari kedua netranya tak beralih sedikit pun dari wajah muram anak semata wayangnya.

Namun, Daniel tak menjawab sedikit pun pertanyaan penuh perhatian Sang Ibunda. Pria itu justru terlihat meraup kasar wajahnya dengan kedua telapak tangan. Tentu hal tersebut membuat Aryani merasa curiga dengan apa yang terjadi pada putranya.

"Jangan bilang ini ada hubungannya dengan wanita itu?" tebak wanita baya yang masih tampak cantik itu, tepat sasaran.

Daniel mengembuskan napas lelah sebelum menjawab. "Dia kembali menolakku, bahkan sebelum aku mengajaknya kembali."

Mendengarnya, Aryani menggeleng tak percaya. "Mama tak habis pikir denganmu. Kenapa kau masih saja mengejarnya?! Dia sudah berulang kali menyakitimu! Kau sadar, hah?!"

Daniel kembali diam tak menjawab. Namun, dalam hati ia membenarkan apa kata ibundanya.

Apakah ia harus menyerah sekarang?

"Dia bukan wanita yang pantas untukmu, Dan. Mama tidak rela kau diperlakukan seperti ini. Di luar sana masih banyak wanita yang jauh lebih baik dari pada si wanita jalang itu."

Pria itu hanya mampu memejamkan erat kedua mata, menyembunyikan iris biru redup itu di dalam kelopaknya. Kali ini ia mendengarkan baik-baik nasihat wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

"Lupakan dia, oke?" lagi. Aryani kembali mencoba memprovokasi.

Tanpa Aryani duga, Sang putra justru meraih handphone di atas meja, membuka folder galeri, lantas menunjukkan sebuah foto seorang balita padanya. Ya, Daniel memang sempat memotret Axel saat kemarin menemuinya.

"Mama lihat, ini cucu Mama."

Tangan kanan wanita paruh baya itu meraih benda persegi yang putranya ulurkan padanya, menatap potret seorang lelaki kecil yang nyaris tiada beda dari putra semata wayangnya ketika masih balita. Dan kini Aryani percaya dan yakin jika Axel memang benar cucunya.

"Setidaknya ada Axel bersamanya, Mama. Dia putraku, apakah aku salah jika ingin bersama anak kandungku?" Daniel berucap lirih, wajahnya semakin terlihat frustrasi.

Tentu ia sangat menyayangi putra kecilnya, meskipun ia baru tahu kehadiran lelaki kecil itu di dunia beberapa hari belakangan. Nyatanya ikatan ayah dan anak tidak bisa dianggap remeh, bahkan saat pertama kali berjumpa Axel langsung mau digendong olehnya.

"Kalau begitu, kau harus merebut putramu dari Kinara. Mama akan dengan senang hati membantumu jika kau memerlukan."

Pria itu menghela napas panjang, ucapan sang ibu seakan menggema di telinganya.

'Jika aku tak bisa mendapatkan dirimu, maka aku akan mengambil sesuatu yang paling berharga di hidupmu, Nara.'

Setelah termenung beberapa saat, Daniel tampak tersentak ketika tiba-tiba handphonenya—yang telah diletakkan di atas meja oleh sang ibu—bergetar. Ketika ia menatap layarnya yang menyala, nama Kendra terpampang di sana, sedang melakukan panggilan untuknya.

***

Tbc...

Related chapters

  • You're MINE   bab 5 : kill my love - 1

    Kepala berambut pirang itu menunduk, seakan begitu terasa berat untuk sekedar terangkat. Jari-jemari kedua tangannya meremas kuat rambutnya, mencoba mengenyahkan suara wanita yang selalu saja menggema di kepala. Menggores kembali hatinya, pula membuatnya nyaris gila seharian ini.'Kau ... terlalu baik untukku, Dan.'Netra biru itu memejam erat ketika suara lembut yang sukses membuat hatinya tercabik kembali terasa berdesing di telinga, berpadu menjadi satu dengan suara musik yang mengentak di sekitarnya, membuat kepalanya semakin pening saja. Kedua tangan besar itu meraih botol whiskey bermerk Jack Daniel's di atas meja. Meminum langsung dari mulut botolnya, bahkan hingga hampir tandas. Ketika cairan dengan rasa manis bercampur pahit itu mengaliri tenggorokan, perlahan salah satu sudut bibir merah kecoklatan itu terangkat; tersenyum miring.'Baiklah, aku akan menjadi pria jahat, sesuai permintaanmu. Kuharap kau tak menyesal.'Tak berselang lama, Daniel tertawa dalam hati, menertawai

    Last Updated : 2022-09-16
  • You're MINE   bab 6 : kill my love - 2

    Kendra menghela napas panjang. Sungguh, melihat wajah sang sahabat yang kian muram membuat ia tak tega. Setelah tiga tahun tak saling jumpa, ia justru kembali menemui Daniel dengan keadaan yang ... ah, bahkan ia sukar untuk mendeskripsikannya. Ia tentu tahu segala yang terjadi antara pria di depannya ini dengan wanita bernama Kinara. Saking besarnya rasa cinta Daniel pada wanita itu, hingga membuat pria yang berasal dari keluarga Christiadjie itu menjadi bodoh. Kendra tak habis pikir, Daniel sudah dikhianati dan disakiti sekejam itu, namun pria itu masih saja mengharapkan wanita seperti itu?!Yah, meskipun Daniel tak berkata bahwa dirinya masih berharap untuk kembali bersama Kinara, tetapi raut wajahnya seakan menjelaskan segala yang tak terucap."Kau lihat di bawah sana, wanita bukan hanya Kinara saja di dunia ini." Kendra menunjuk kumpulan kaum hawa berbaju kurang bahan di lantai dansa, membuat Daniel turut memandang ke arah yang sama. "Sebaiknya kita bersenang-senang untuk menyamb

    Last Updated : 2022-10-21
  • You're MINE   bab 7 : changed - 1

    Sorotan cahaya lampu berbagai warna, pula suara bising di sekitar yang memekakkan telinga justru menambah rasa pening di kepala. Daniel mengembuskan napas lelah. Niatannya ke tempat hiburan malam adalah menghilangkan gundah, tetapi yang ia dapati justru kehampaan. Ia kembali menenggak whiskey di hadapan, berusaha mendapatkan sensasi yang ditimbulkan. Namun kenyataannya, tubuhnya masih saja mampu menoleransi alkohol yang ia konsumsi; ia tidak mudah mabuk, seberapa banyak pun cairan itu mengalir di dalam darahnya. Desahan frustrasi lolos dari celah bibirnya yang merah kecokelatan. Ia kini sendiran. Kendra, seseorang yang mengajaknya bertemu justru melarikan diri entah ke mana, dan Daniel tiada peduli. Ia menyentuhkan ujung jari telunjuk pada mulut botol dengan gerakan memutar, ia benar-benar bosan. Hingga beberapa menit kemudian suara lembut dari kaum hawa terdengar berbisik di telinganya secara tiba-tiba, membuat kepala pirang itu mau tak mau menoleh pada asal suara. Dan sesosok wani

    Last Updated : 2022-10-21
  • You're MINE   bab 8 : changed - 2

    "Akh!" pekikan keras terlepas dengan refleks dari celah bibir merah menyala si wanita saat tamparan Kinara telah mendarat di salah satu sisi wajahnya. Tangannya memegangi bekas memerah yang terasa berdenyut pada pipi, tentu dengan spontan menatap wajah pelaku penamparan. Ia lantas mengerutkan kening dalam, pasalnya ia sedikit pun tak mengenalinya. Terkejut? Tentu saja. Hell, ia tak mengerti salahnya di mana sehingga mendapatkan serangan tiba-tiba. Namun, ia tetap tak bisa marah. Jika tebakannya benar, pastilah wanita cantik dengan wajah memerah di depannya ini ada hubungan dengan si pria berdarah asing yang saat ini menjadi pelanggannya."Nara?!" Daniel berucap seakan tak percaya; ia pun sama terkejutnya dengan wanita yang bersamanya. Sungguh, ia tak menyangka akan bertemu dengan sang mantan kekasih di tempat seperti ini. Dan lagi ... kenapa wanita itu menampar Karin?"Jalang sialan!" Kinara mengumpat keras. Ia terlihat tengah mengatur napasnya yang memburu, dadanya naik-turun menahan

    Last Updated : 2022-10-24
  • You're MINE   bab 9 : my child - 1

    Binar bahagia tampak terpancar pada wajah rupawan pria dewasa berambut sewarna arunika, tak jauh berbeda dengan keadaan pria kecil yang berada di atas pangkuannya. Beberapa piring berisi makanan menggugah selera tertata rapi di atas meja yang berada di depan mereka, tak lupa segelas susu pula secangkir kopi yang turut serta tersaji di sana.'Jadi, beginikah rasanya menjadi seorang ayah?' Daniel membatin haru.Senyuman tampan itu lantas mengurva, sebelum ia kembali menyuapkan sesendok kecil bubur lembut pada mulut mungil Axel, sang putra. Yah, setidaknya dengan berinteraksi dengan darah daging yang baru beberapa kali ditemuinya ini sedikit membuat perasaannya menjadi lebih baik. Sedikit meredakan rasa kesalnya terhadap Kinara.Fajar memang baru saja menyapa, bahkan mentari belum terlalu tinggi menyentuh khatulistiwa. Namun, meja makan di dalam mansion Maheswara telah ramai oleh perbincangan kedua laki-laki dengan ciri fisik nyaris serupa, meskipun terlahir di generasi yang jauh berbeda

    Last Updated : 2022-10-24
  • You're MINE   bab 10 : my child - 2

    "Paman?" Abiyasa membeo menirukan kata terakhir cucunya. Dahinya yang telah dihiasi banyak kerutan semakin mengerut dalam mendengar panggilan Axel pada Daniel—yang merupakan ayah kandungnya. Ia sedikit heran, namun merasa lega di saat yang bersamaan.Sedangkan Daniel terlihat mengurai pelukan putranya perlahan, lantas menatap mata biru cerah yang sewarna dengan miliknya; mencoba memberi pria kecilnya pengertian. "Sayang, Paman ada sedikit urusan dengan Kakek, sebentar saja. Axel menurut sama suster dulu, ya? Nanti kita bermain lagi setelah ini.""Plomise?" mata besar nan berkilau Axel menatap polos pada mata biru sang ayah, terdapat begitu besar harapan yang terlihat pada iris indahnya.Tentu Daniel membalas tatapan putranya dengan senyum menenangkan miliknya. "Tentu, seorang pria harus menepati janjinya."Setelah itu, kepala pirang Axel terlihat mengangguk pelan. Ah, sepertinya Daniel telah berhasil membujuk pria kecilnya. Dan hal tersebut kembali berhasil memancing keterkejutan Abiy

    Last Updated : 2022-10-24
  • You're MINE   bab 11 : her secret - 1

    Langkah kaki yang awalnya berayun cepat, seketika terhenti. Mata indah itu membelalak, pula jantungnya kembali berdegup kencang kala atensinya menangkap presensi sang mantan kekasih, membuat tangan kanan halusnya secara otomatis terangkat menyentuh dada kiri. Kemeja slimfit berwarna hitam dengan lengan yang tergulung asal masihlah melekat pas pada tubuh atletis si pria pirang; masih pakaian yang sama yang Daniel kenakan semalam, Kinara masih mengingatnya. Yang artinya, pria itu benar-benar menginap di rumahnya.Sungguh, ia takut jika praduganya benar terjadi. Ia takut jika Daniel benar-benar berniat mengambil Axel dari sisinya, persis seperti apa yang ia pikirkan ketika baru saja terjaga. Apalagi ketika ia melihat sosok yang demikian tinggi itu telah berada tepat di depan pintu kamar putranya, tangan kanan berotot itu telah siap membuka gagang pintu di depannya."K-kau ... di sini?" pertanyaan dengan nada begitu lirih mengalun begitu saja dari kedua belah bibir bergetar Kinara, membua

    Last Updated : 2022-10-25
  • You're MINE   bab 12 : her secret - 2

    "Nanti akan paman belikan satu yang paling bagus untuk Axel." "Yeayyy~" Seketika Axel berteriak riang mendengarnya, berbanding terbalik dengan raut penuh duka sang ibunda. Entahlah, melihat Axel begitu bersuka cita dengan apa yang dilakukan oleh ayah biologisnya, membuat Kinara semakin takut saja. Ia takut jika Axel akan direnggut dengan mudah dari sisinya. Dan ia tak akan pernah siap jika hal itu benar menjadi nyata."Baiklah ... sepertinya Paman harus pulang sekarang." Ucapan Daniel yang tiba-tiba membuat wanita itu kembali memusatkan atensi pada pemilik surai bak arunika. Pria itu terlihat mendudukkan Axel pada karpet tebal yang mereka duduki, lantas bangkit berdiri."Puyang?" dan yang tak Kinara duga, raut ceria Axel hilang seketika setelahnya. Bahkan kedua netra biru itu tampak berkaca ketika menatap wajah ayahnya, seolah tak mengizinkan pria blasteran itu meninggalkan dirinya.Melihat hal tersebut tentu saja Kinara segera mengambil peran. Ia lantas meraih tubuh kecil Axel ke d

    Last Updated : 2022-10-28

Latest chapter

  • You're MINE   extra part 2

    "B-bergeraklah. Maafkan aku." Dia berucap dengan begitu lirih, diakhiri satu kecupan lembut di bibirku.Sudahkah aku bilang bahwa Nara adalah satu-satunya wanita yang mampu meluluhkan hatiku, bahkan hanya dengan sekali kecupan?Hanya dengan satu tindakan kecil nan manis darinya, rasa kesalku menguap seketika, lenyap entah ke mana. Tak ingin membuang waktu, aku bergerak mencari kembali mulutnya. Menyatukan indera pengecap sembari bergerak dengan khidmat hingga erangan penuh nikmat Nara menjadi musik paling merdu di telinga.Aku menegakkan tubuhku setelah puas bermain lidah, melihat wajah memerah Nara yang diselubungi nafsu membuat tubuhku semakin panas saja. "Aku mencintaimu, Nara. Kumohon jangan mengatakan hal-hal aneh lagi."Dan dia hanya mengerang menjawab ucapanku. Kedua dada ranumnya berguncang-guncang ketika gerakanku semakin brutal. Sungguh, pemandangan indah itu membuat mulutku bergerak maju secara spontan, mengecap ujung-ujungnya yang menantang, membalutnya dengan lidah panasku

  • You're MINE   extra part 1

    Apa yang ada di dalam benak kalian ketika mendengar kata 'malam pertama'?Apakah ... malam puncak setelah acara pernikahan yang melelahkan?Ataukah ... malam penuh gairah yang begitu dinanti-nantikan?Yah, keduanya memang benar bagiku. Dan kami tengah berada di dalam fase itu sekarang. Meskipun lelah, namun aku tak pernah berpikir sedikit pun untuk menunda ritual sakral ini untuk segera dilakukan.Kamar kami di mansion Maheswara dihias dengan seromantis mungkin. Ah, ini pasti ulah Mama. Banyak sekali lilin-lilin aroma terapi dalam keadaan menyala ketika aku dan Nara melangkah memasukinya, sedangkan taburan kelopak bunga mawar merah tampak memenuhi permukaan ranjang yang akan segera kami gunakan saat ini, membentuk simbol hati.Aku terlebih dahulu menyingkirkan semua kekacauan tersebut sebelum merebahkan tubuh Nara dengan begitu hati-hati ke atas permukaannya, tentu setelah melucuti segala kain yang melekat pada raganya. Tentunya aku pun melakukan hal serupa pada tubuhku; menanggalkan

  • You're MINE   ending 2

    "Mau kubuktikan?" pertanyaan dariku sukses memancing rasa ingin tahu Nara, terbukti dari gerakan kepalanya yang segera menoleh padaku."Membuktikan ap—hmmkkk!" sebelum ia menyelesaikan kata, aku segera membungkam mulutnya dengan ciuman dalam, tanpa peduli jika posisi kami masih berada di tengah-tengah arena pesta, tanpa peduli jika apa yang kami perbuat kini menjadi pusat perhatian semua tamu undangan yang datang.Aku meraih tengkuknya, memperdalam pagutan pada mulut istriku tercinta. Ah, selalu saja begini. Melakukan French kiss bersama Nara selalu membuatku lupa diri. Bibir tipis nan lembut istriku terasa begitu manis, bagaikan candu. Ketika kedua indera pengecap kami saling berdansa, euforia seakan hampir meledak memenuhi dada. Sudah tak kupedulikan lagi pemerah bibirnya yang bisa saja hilang akibat apa yang kulakukan.Jika terus begini, mana bisa aku tahan untuk tidak melemparkannya ke ranjang, kemudian berolah raga malam hingga pagi menjelang?Ah, sial! Kenapa pestanya jadi teras

  • You're MINE   ending 1

    Seseorang pernah berkata, level tertinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan. Mungkin kalimat tersebut memang ada benarnya, namun bagiku sedikit berbeda. Bagiku, tingkatan paling tinggi ketika mencintai seseorang adalah dengan menikahinya, seperti apa yang telah kulakukan sekarang.Benar, aku dan Nara telah menikah pagi tadi, mengikrarkan janji suci sehidup semati di salah satu gereja katedral yang ada di pusat kota. Setelah acara pemberkatan selesai, kami berdua segera melanjutkan resepsi pernikahan di hotel bintang lima milik keluarga Maheswara. Yap, salah satu hotel besar milik ayah mertuaku.Ngomong-ngomong, beliau baru saja kembali dari perjalanan bisnis dua bulan lalu. Ayah mertuaku sempat kaget ketika mendapati jika kami kembali bersatu, namun aku begitu yakin beliau merasa bahagia sebab beliau percaya bahwa aku adalah satu-satunya pria yang mampu membahagiakan putri tunggalnya.Ah, apakah aku sudah menceritakan tentang respons kedua orang tuaku?Sepertinya belum, ya?Baiklah

  • You're MINE   bab 50 : mine — 2

    Seakan tertarik sebuah gaya gravitasi, atensi mata biru itu tak mampu sedikit pun berpaling dari kedua iris indah Kinara. Bahkan sampai di detik ke sepuluh pun tiada sepatah kata pun yang keluar dari mulut manis di depannya. Jari-jemari lentik yang tampak saling meremat itu tak lepas dari perhatian sang pemilik surai sewarna arunika.Sedangkan Kinara tampak menundukkan kepala, seakan memang sengaja menghindari kontak mata. Wanita itu bingung harus menjawab bagaimana, lidahnya kelu secara tiba-tiba. Sungguh, mengakui cinta ketika tahu bahwa dirimu sudah tak lagi menjadi wanita sempurna terasa begitu berat."Kenapa justru diam, hm?"Kepala bersurai legam bergelombang itu mendongak cepat, seakan tersentak oleh pertanyaan pria di hadapannya, memecah sepi yang tercipta."K-kita bisa berteman. Kita bisa bersama-sama mengurus Axel hingga ia dewasa." Yah, pada akhirnya hanya itu yang mampu Kinara katakan sebagai jawaban.Jawaban yang sudah Daniel duga sejak awal. Meskipun sudah menduganya, ny

  • You're MINE   bab 49 : mine — 1

    Sungguh, tiada pagi yang lebih indah selain pagi ini bagi Kinara. Ia memang sudah terjaga sedari beberapa menit lalu, namun dirinya masih betah berlama-lama tetap berada di atas ranjang. Enggan rasanya untuk bangkit kemudian menyambut hari baru. Bahkan kalau bisa, rasanya ingin sekali ia menghentikan waktu untuk selamanya berada di detik itu.Mengabaikan rasa pegal di sekujur badan karena lelah 'bermain' semalaman, ia memutar kepala ke sisi kanan, seiring memiringkan posisi tidurnya. Dan Kinara tak mampu untuk tidak tersenyum haru ketika menatap dua sosok lelaki yang begitu dicintainya berada di satu ranjang bersamanya, masih menutup mata dengan damai, terlelap dalam buaian mimpi.Ia merasa ... bagaikan memiliki keluarga kecil nan utuh sekarang. Ah, andaikan kata 'bagaikan' tidak pernah ada, hidupnya pasti sudah sangat sempurna. Senyuman wanita itu berubah miris ketika hal tersebut terlintas di kepala.Semalam setelah selesai menuntaskan birahi, pula saling membasahi diri, mereka memi

  • You're MINE   bab 48 : for the last time — 2

    "Aku akan pulang ke Kanada, beberapa hari lagi. Aku hanya tak ingin keyakinanku kembali goyah ketika melihat anak kita." Sembari memasang senyum pedih, tangannya tiada beranjak sedikit pun dari kepala sang putra. Secara perlahan Daniel mengangkat muka, mempertemukan tatapan mata dengan wanita di sisinya. "Terlebih ... dirimu."Sungguh, Kinara tak mampu berkata-kata kala mendengar kalimat terakhir yang lolos dari celah bibir pria yang ia cinta. Tubuhnya menegang. Mulutnya sedikit membuka, namun tiada suara. Bola matanya kembali memanas seketika."Aku sangat menyedihkan, bukan?" merasa tiada balasan, sudut bibir merah kecokelatan itu naik sebelah; tersenyum hampa, senyuman yang tercipta kala rasa putus asa mendominasi jiwa. Pria itu membuang muka setelahnya."K-kalau begitu, bukankah lebih baik jika kau bertahan di sini, setidaknya lebih lama lagi." Kinara menekan dadanya sedikit kuat, suaranya entah kenapa seakan tercekat ketika berucap.Kepala pirang itu menoleh cepat, balas menatap m

  • You're MINE   bab 47 : for the last time — 1

    Tatapan polos Axel tak beralih sedikit pun dari ibunya. Tatapan penuh harap yang mampu Kinara tangkap. Membuat senyuman manis wanita itu lenyap, sebab apa yang diinginkan sang putra nyatanya belum dapat terwujud hingga sekarang; Daniel lagi-lagi tak menjawab panggilan telepon darinya."Tidak diangkat, Sayang. Papamu sedang sangat sibuk sepertinya." Ponsel itu diturunkan perlahan dari daun telinga, kembali diletakkannya di atas meja."Huee~ Axel mau Papa! Axel mau digendong Papa!"Embusan napas panjang lolos dari kedua belah bibir wanita itu. Sungguh, Kinara tak tega melihat bagaimana putranya menangis tersedu begitu. Kesedihan Axel adalah bagian dari kesedihannya juga. Ia pun bingung harus berbuat apa lagi, Daniel seakan menghilang bagai ditelan bumi secara tiba-tiba setelah malam itu. Pamit keluar sebentar, namun sampai detik ini tidak ada kabar.Khawatir? Sudah pasti. Apalagi ketika ia mengingat bagaimana penyesalan yang tampak pada raut wajah pria yang ia cinta. Pria yang selama in

  • You're MINE   bab 46 : truth be told — 2

    "... Karin?" Kinara berujar lirih, seakan tengah memastikan bahwa presensi yang ia lihat saat ini adalah benar seseorang yang diingatnya; seorang wanita cantik yang berstatus sebagai kekasih dari pria yang ia cinta.Terkejut? Tentu saja. Banyak sekali pertanyaan yang saat ini hinggap di dalam pikirannya mengenai kedatangan wanita di depan sana yang secara tiba-tiba.Ada urusan apakah dengannya?Sedangkan wanita itu melangkah maju, memutus jarak dengan dirinya. Senyuman manis menghiasi kedua belah bibir merah nan penuh itu, bibir yang sempat beradu dengan milik sang pria Kanada. Tanpa sadar Kinara tersenyum miris ketika memori tersebut melintasi kepalanya, seiring rasa perih yang seakan meremas jantungnya."Kau tahu namaku?" suara feminin itu teralun begitu merdu ketika bertanya. Ah, nyatanya Karin mendengar ucapan serupa bisikan Kinara. Kedua mata itu tak teralih sedikit pun dari kedua matanya."Ya. Dan yang mengatakannya padaku," jawab Kinara. Namun, bola matanya bergerak gusar ketik

DMCA.com Protection Status