Maria benar-benar menepati janjinya bersama Lucas. Dia meminta ijin pada Jake untuk pulang ke rumah, mengurusi urusannya bersama ayah tirinya. Tapi itu hanya akal-akalan saja dari Maria.
Ketika dia sampai di cafe yang sudah dijanjikan, ternyata Lucas sudah ada di sana. Dia langsung berdiri menyambut kedatangan Maria.
"Apa sudah lama?" tanya Maria sungkan pada Lucas.
"Santai saja," ucap Lucas mempersilahkan Maria untuk duduk.
"Mau minum dulu atau kita langsung pergi?" tanya Lucas.
"Memang kita mau ke mana?" tanya Maria balik.
"Rahasia," ejek Lucas sambil tertawa.
Maria langsung cemberut mendengar perkataan Lucas.
Mereka langsung keluar dari cafe tersebut. Mobil Maria ditinggalkan di sini, Lucas mempercayakannya pada pemilik cafe yang ternyata temannya sendiri.
Maria masuk ke dalam mobil setelah Lucas membukakan pintu untuknya. Setelahnya barulah Lucas masuk dan melajukan mobilnya.
Sepanjang jalan Lucas selalu berny
Lucas meminta Ane untuk membantu mengganti baju Maria. Untuk sementara, Maria memakai baju Lucas yang tertinggal di sini. Lucas keluar kamar dan berganti pakaian di kamar yang lain.Begitu Ane selesai, Lucas masuk ke dalam. Dia juga menyuruh Ane untuk membuatkan minuman hangat untuk Maria.Maria masih bergulung di balik selimut. Tubuhnya masih terasa dingin, untung saja sekarang dia sudah tidak gemeteran. Maria menatap Lucas yang mendekat ke arahnya."Kau baik-baik saja?" tanya Lucas terlihat khawatir. "Apa masih dingin? Aku akan mencarikanmu switer," ucap Lucas lalu bergerak ke arah lemari. Tapi hanya ada kaos dan beberapa kemeja saja di sana."Tak apa Lucas. Aku sudah baik-baik saja, jangan khawatir." ucap Maria."Maafkan aku," ucap Lucas kembali mendekat ke arah Maria. Dia duduk di sebelah Maria."Ini bukan salahmu Lucas," ucap Maria tersenyum. "Aku yang ceroboh tadi."Ane masuk ke dalam, membawa nampan berisi minuman h
Rose memapah tubuh Maria yang terbalut dengan selimut itu ke kamarnya. Dia merasa sedih dengan apa yang terjadi pada Maria.Setelah sampai di kamar, Rose meminta Maria untuk tidur tengkurap. Rose kembali menyelimuti tubuh nonanya itu sampai batas pinggang. Dia bergerak mengambil peralatan p3k, untung saja ada salep untuk luka luar.Dengan hati-hati, Rose mengusapkan saleb tersebut pada luka memanjang di punggung Maria. Ada dua bekas cambukan, dan salah satunya mengeluarkan darah."Ahhh.. Sssshhhh, sakit Rose," kata Maria mendesis pelan."Tunggu sebentar Nona, ini akan segera selesai." ucap Rose.Setelah selesai, Rose juga meminta Maria untuk meminum obat pereda nyeri. Maria hanya bisa pasrah dan bergantung pada Rose."Trimakasih Rose," ucap Maria menoleh ke arah wanita paruh baya itu."Sama-sama Nona, istirahatlah. Saya pamit undur diri dulu," ucap Rose lalu pergi dari kamar Maria.Rasa sakit itu masih terasa sangat perih bagi
Sudah 3 hari Maria hanya berdiam diri di kamar. Kemarin ada dokter yang datang memeriksanya karena tubuhnya mengalami demam. Luka di punggungnya juga sudah sedikit membaik karena senantiasa dirawat oleh Rose.Jake benar-benar membuat Maria ingin sekali mencekiknya. Dia tidak diperbolehkan untuk keluar, bahkan dari kamar pun. Ada 2 orang bawahan Jake yang berjaga di depan pintu kamar Maria.Saat Maria membuka sedikit saja pintunya, mereka sudah memandang Maria dengan tajam dan selalu berbicara jika dia tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Semua itu karena perintah Jake.Maria menghela nafas bosan sekarang, dia terlihat mondar-mandir di kamarnya. Memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa keluar dari sini.Sebuah ide konyol terlintas di pikirannya. Maria mendekat ke arah jendela dan memandang ke bawah. Ini terlalu tinggi, pikirnya. Lukanya belum sembuh sempurna, apa dia bisa melakukan ini?Tapi karena tekad, akhirnya Maria meyakinkan dirinya
Hari berikutnya Kenzo datang ke rumah Jake. Dia sudah mencoba menghubungi Jake tapi lelaki itu tidak mengangkat telfonnya, bahkan tak membalas pesannya.Saat Kenzo sampai di rumah, dia bertemu dengan Aciel. Kenzo pun menanyakan keberadaan Jake, tapi Aciel menjawab jika bosnya itu tidak keluar rumah dari kemarin.Kenzo segera naik ke atas, masuk ke dalam kamar Jaccob sambil memanggil namanya, tapi dia tidak menemukannya di sana.Kenzo bergerak ke kamar Maria, dia melihat ada penjaga di sana tapi dia mengabaikannya. Saat Kenzo ingin membuka kamarnya, ternyata pintunya di kunci.Tok.. Tok... Tok..."Maria," panggil Kenzo dari luar sambil mengetuk pintu."Maria buka pintunya, apa Jake ada di dalam?" ucap Kenzo sedikit berteriak.Merasa tidak ada jawaban, akhirnya Kenzo turun lagi ke lantai bawah. Dia ikut duduk di ruang santai bersama Aciel."Huh.. Kemana orang itu? Aku benar-benar membutuhkannya sekarang," ucap Kenzo mendesah. Dia
"Jake," ucap Maria yang masuk ke dalam ruang kerja Jake. Dia menatap lelaki yang duduk fokus dengan laptopnya itu.Jake yang mendengar namanya dipanggil hanya menoleh sekilas, lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya."Jake, bunga mawarku layu, sebagian mati," ucap Maria berjalan masuk. Dia duduk di meja menatap Jake."Lalu kau ingin apa?" tanya Jake tanpa mengalihkan pandangan."Emm.. Antar aku membeli bunga," ucap Maria menatap Jake dengan memohon.Jake melirik sekilas pada wanita yang duduk di hadapannya itu. Dia menghela nafas pelan. "Suruh Aciel untuk mengantarkanmu, aku masih ada pekerjaan." ucapnya.Maria langsung cemberut mendengar itu, tangannya bergerak menutup laptop Jake. Dia langsung bersedekap dada dan memandang marah Jake."Antar aku, atau aku pergi sendiri," ancamnya."Oh ayolah Mary, kenapa kau sedikit manja akhir-akhir ini." desah Jake.Maria hanya diam, dia masih memandang Jake dengan tatapan marahnya.
Lucas benar-benar kesal saat ini. Beberapa langganan senjatanya beralih ke Jaccob. Dari siang dia dibuat uring-uringan karena kabar ini.Bahkan saat di kantornya, dia juga tidak bisa fokus karena risih dengan keberadaan Sera. Untung saja tadi sore wanita itu sudah pergi.Lucas membawa mobilnya melaju membelah malam yang diguyur hujan. Dia ingin bersenang-senang, dan tujuannya adalah bar.Jalanan terlihat sepi, hujan juga masih sangat deras, membuat pemandangan dari dalam mobil sedikit kabur. Lucas menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.Saat sampai di persimpangan. Lucas menghela nafas kasar karena seorang wanita yang berdiri di tengah-tengah jalanan itu. Lucas terlihat beberapa kali mengklakson mobilnya, tapi tak dihiraukan oleh wanita itu.Saat Lucas ingin menabrakanya ternyata wanita itu berjalan sempoyongan. Lucas segera mengambil pistolnya, bersiaga jika ini adalah jebakan dari musuhnya.Lucas kelua
Jake membuka matanya malas ketika mendengar suara ketukan dari pintu yang sangat kasar. Dia bangun perlahan, ketika matanya sudah sepenuhnya terbuka dia menyerngitkan dahinya. 'Kenapa dia ada di sini?' pikirnya.Ketika Jake sudah bisa mengingat hal yang terjadi semalam, dia menggeram kesal."Sial, wanita licik," ucapnya memaki.Masih sibuk dengan pikirannya, Kenzo masuk ke dalam dengan wajah panik dan sedikit takut. Mencuri-curi pandang ke arahnya."Ada apa?" tanya Jake dingin."Apa semalaman kau di sini bersama Sera?" tanya Kenzo."Ya," jawab Jake malas."Aciel menghubungiku untuk mengecek kenapa kau dan Maria tidak pulang semalam," ucap Kenzo lagi, ada nada keraguan di sana."Maria? Memang di mana Maria?" tanya Jake yang belum paham dengan situasinya."Maria semalam datang ke sini Jake," ucap Kenzo menatap dalam Jake.Jake balas menatap Kenzo, setelah berpikir akhirnya dia sedikit paham dengan arah pembicaraan Kenzo.
~Aku bertanya pada sang awan, bagaimana caranya agar cinta ini dapat kulawan? Karena hanya dengan suaramu saja bahkan rinduku tak bisa lagi tertahan~**Aciel benar-benar dibuat bingung di mana keberadaan Maria. Dia sudah menemui Kenzo untuk melihat rekaman cctv semalam. Dia juga meminta beberapa anak buahnya mencari keberadaan Maria.Aciel bahkan menyuruh seseorang yang bisa meretas cctv jalanan agar dia bisa melihat ke mana Maria pergi. Tapi sayang, keadaan larut malam di tambah hujan menghalangi cctv tersebut. Jejak Maria seolah terhapuskan oleh derasnya air hujan malam itu.Sedangkan Jake, sudah 3 hari ini dia uring-uringan karena Maria belum ditemukan juga. Dia selalu emosi bahkan para karyawan di perusahaannya pun terkena amukan darinya.Jake benar-benar kacau kehilangan wanita itu. Dia berjanji, saat Maria ditemukan nanti dia akan memberikan pelajaran pada wanita itu.~Maria membuka matanya perlahan, cahaya matahari yang tembus di se