Home / All / Yes! I'm Casanova / YIC-11. Christmas Tragedy

Share

YIC-11. Christmas Tragedy

last update Last Updated: 2021-07-12 08:46:45

Malam natal terasa begitu hangat bagi Axton yang selama ini berselisih dengan sang ayah semenjak kepergian Iva, sang ibu untuk selama-lamanya.

Axton menghabiskan natal bersama kakek dan ayahnya, menyusuri kota Boston dengan membeli banyak barang untuk kesenangan mereka pribadi.

Hingga akhirnya, mereka dalam perjalanan pulang ke rumah setelah udara dingin di malam yang larut mulai mengusik. Axton tertidur lelap di paha sang ayah.

"Dia terlihat senang sekali malam ini, Leighton," ucap Giamoco tersenyum saat melihat cucunya tidur dengan mantel barunya.

"Ya. Aku merindukan pelukan dan senyumannya saat bersamaku, Ayah. Aku tak menyangka, jika Axton bisa menerimaku lagi. Aku rasa, sudah cukup bagiku untuk mencari wanita pengganti Iva. Axton prioritasku," jawab Leighton sembari mengelus lembut kepala sang anak dengan senyum terkembang.

Giamoco ikut tersenyum dan bernafas lega. Namun, saat mobil melaju di persimpangan jalan di mana jalanan sudah sepi, tiba

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Minthil She Judhezt
Mewek Thor Moco curhatan Casanova .........
goodnovel comment avatar
Ekano
baru nyimak ka......
goodnovel comment avatar
Happy Shalala
sedih nya....😭
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-12. Worried

    Pagi itu. Kediaman Giamoco, Boston, Amerika. Mereka bicara dalam bahasa Inggris. "Tuan Muda, Tuan Muda," panggil seorang lelaki. "Emph. Oh, hai, Jeff," jawab Axton mulai terbangun dari tidurnya. Jefferson. Tiga dari salah satu asisten kepercayaan Giamoco, sedang berjongkok di samping Axton. Axton terlihat masih mengantuk. Namun, ia mulai membuka kelopak matanya perlahan hingga terlihatlah warna hitam kecokelatan pada pupil matanya. Jeff tersenyum. "Good morning, Sir. Ayo, kita sarapan. Di luar sangat dingin dan Anda malah tidur di lantai," ucap Jeff ramah sembari memegangi lengan Tuan mudanya yang perlahan duduk meski matanya masih sayu. Jeff membantu Axton melepaskan mantel baru yang dipakainya, kado natal pemberian sang kakek. Jeff melipatnya dan meletakkan mantel tebal warna biru tua terang di samping Tuan mudanya. Namun, saat Axton mulai berdiri dan siap melangkah, ia memeg

    Last Updated : 2021-07-13
  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-13. Acting

    Axton terlihat tegang. Namun tiba-tiba, ia malah menghadap dua Asisten kakeknya dengan senyum terkembang. "Aku bisa melewati polisi-polisi itu. Kalian bisa gunakan peluang untuk mengevakuasi kakek," ucapnya dengan mata berbinar. "What? Jangan gegabah, Tuan Axton. Itu berbahaya," jawab Paul dengan suara tertahan. "Di mana kamar kakek? Nomor berapa? Lalu kamar ayah?" tanya Axton serius dan pada akhirnya, Paul memberitahukannya. Axton langsung keluar dari balik dinding dan berjalan di koridor. Jeff dan Paul terkejut karena Tuan muda mereka nekat menerobos. Axton melihat dua polisi seperti mencari sesuatu di tiap pintu yang mereka sambangi. Axton melihat, dua pintu lagi, ruangan tempat kakeknya berada akan di buka. Axton berjalan perlahan terlihat gugup meski ia berusaha untuk tetap tenang. Hingga akhirnya .... "Pak polisi! Hei! Can you help me, please?" panggil Axton dengan lantang. Dua polisi itupu

    Last Updated : 2021-07-14
  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-14. Special Gift

    Axton terlihat bahagia bisa mengelabuhi dua polisi tersebut termasuk Serena dan Jeff. Axton begitu lengket dengan Serena selama perjalanan pulang ke kediaman Giamoco.Sesampainya di mansion, Axton terkejut karena tak mendapati sang kakek yang menurut informasi berhasil di selamatkan oleh Paul dan lainnya."Kakek ada di mana, Jeff?" tanya Axton cemas."Pulau pribadi. Beliau akan baik-baik saja. Anda akan menyusul begitu tuan Leighton pulang nanti. Sebaiknya, Anda tetap berada di mansion terlebih dahulu," jawab Jeff dengan senyuman.Axton mengangguk pelan."Di luar salju lebat. Bisakah aku nanti diantarkan pulang? Tadi aku ke rumah sakit untuk cek darah, tapi ... besok saja," ucap Serena meringis."Kau menginap saja. Telepon orang tuamu dari rumahku. Mereka pasti mengizinkan," sahut Axton dengan senyum terkembang dan Serena mengangguk.Jeff terpaku karena ia seperti tak dilibatkan dalam pembicaraan ini. Axton menggandeng Serena ke ruang

    Last Updated : 2021-07-15
  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-15. Satisfied

    Dengan sigap, Axton langsung merobohkan tubuh sang kekasih dan membaringkannya perlahan di atas ranjang.Serena terlihat malu saat Axton menciumi tubuhnya dengan kecupan lembut dan kini lidah nakalnya telah bersemayam di area sensitifnya.Serena mulai menyuarakan desahannya dan menggeliat, mencoba menahan sensasi penuh gairah dalam dirinya.Axton teringat akan petuah dari para pelacur yang ia temui ketika di kediaman Theresia, Krasnodar, Rusia."Wanita itu suka disanjung, Axton. Pujilah aku, katakan hal-hal indah tentangku," ucap salah seorang wanita berambut pirang sembari mengelus rambut belakang Axton dengan senyum menggoda."Emph, milikmu enak sekali, Serena. Aku suka rintihan dan desahanmu. Kita bisa melakukannya semalaman," ucap Axton menjajal kemampuan memujinya sembari menciumi segitiga bermuda Serena yang mulai basah karena aksi liarnya.Serena tak menjawab dan terus menggeliat. Serena terlihat tak kuasa menahan gejolak dal

    Last Updated : 2021-07-16
  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-16. Giamoco Island

    Keesokan harinya. Serena membuka matanya yang masih terasa lelah. Ia terkejut ketika menyadari tubuhnya tak terbalut kain dan tidur di ranjang entah milik siapa. Serena shock seketika dan segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya."Hey, good moring, Sweet heart. Bersiaplah, Gerry sudah menunggumu di bawah untuk mengantarkanmu pulang karena orang tuamu cemas. Sepertinya, mereka tidak begitu suka padaku. Aku sempat bicara dengan mereka tadi pagi," sapa Axton yang diakhiri bibir mengerucut di akhir kalimatnya.Serena terlihat bingung. Ia memegangi kepalanya dan melihat di cermin, samping ranjang Axton jika rambutnya berantakan dan matanya silau karena matahari pagi di mana cuaca cukup terang di hari yang masih di selimuti salju."Oh, oke," jawab Serena terlihat masih belum sadar betul untuk memulai hari.Axton terkekeh karena baginya, Serena sungguh menggemaskan. Serena adalah kekasih pertama Axton di bangku Senior High School.

    Last Updated : 2021-07-17
  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-17. Dark Side

    Axton duduk bersama sang Kakek, Paul dan Gerry di ruang makan, untuk membahas strategi merekrut pasukan."Nama pasukan kita harus keren, Grand Pa. Hem, diberi nama apa ya?" ucap Axton antusias, sudah berandai-andai dengan pasukan bentukannya nanti."Ya. Kau saja yang beri nama, tapi tetap, Grand Pa yang nantinya memutuskan nama tersebut cocok atau tidak. Nah, sebaiknya kau tidur. Ini sudah malam. Esok kau bangun pagi dan mulai bergerak bersama orang-orang kepercayaan Grand Pa," jawab Giamoco menatap cucunya dengan senyuman."Yes, Grand Pa!" jawabnya riang dan segera beranjak dari dudukkannya.Axton memeluk Kakeknya erat terlihat begitu menyayanginya. Giamoco tersenyum.Hatinya merasa bahagia, melihat senyum cucu semata wayangnya yang selalu terpancar dari wajah tampannya setiap hari."Ia seperti Iva. Selalu tersenyum dan membawa keceriaan. Aku sangat menyesal, Iva. Membiarkan Leighton berbuat seenaknya pad

    Last Updated : 2021-07-18
  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-18. Dance

    Axton sudah mengumpulkan semangat dan memantabkan jiwanya untuk menjadi seorang mafia demi sebuah nama. Gerry dan Paul memanfaatkan hal itu.Akhirnya, mobil berhenti di sebuah klub malam yang terlihat ramai oleh para pengunjung. Tiga buah mobil dari kubu Axton parkir di pinggir jalan.Axton terlihat gugup, tapi ia melihat orang-orang kakeknya begitu siap dalam menjalankan misi. Axton merapatkan mantel bulu dan berdiri di apit oleh Paul serta Gerry di kanan kirinya."Berpencar. Temui kami di bar itu," ucap Paul dan para pria yang mengenakan mantel hitam mengangguk paham.Axton melihat sekitar sepuluh orang bergerak menuju ke gang-gang gelap di sekitar kawasan tersebut. Axton terlihat bingung karena ia tak ikut berpencar seperti yang lainnya."Apa yang akan kita lakukan? Kenapa kita tak ikut mencari?" tanya Axton dengan kepulan asap keluar dari mulut karena udara dingin mulai mengusik tubuhnya meski sudah terbungkus mantel tebal."Kita bagian

    Last Updated : 2021-07-19
  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-19. Learn

    Axton terlihat serius bagaikan ikut kursus les tari. Ia menari cukup lincah dengan hentakan kaki yang kuat, disertai tepuk tangan, mengikuti gaya menari seorang pria asal Spanyol yang mengajarinya.Senyum Kimberly merekah selama menari dengan Axton, begitupula remaja tampan itu. Aksi Axton menjadi tontonan seru para pengunjung kelas VVIP di ruangan tersebut.Tak terasa, sudah satu jam Axton menari. Hingga akhirnya, pintu ruangan kelas elite tersebut dibuka oleh seorang pria dari kelompok Gerry.Asisten Giamoco tersebut langsung memberikan kode dengan jari tengah dan telunjuknya, seperti meminta pria berambut pirang tersebut masuk ke dalam.Pria tersebut berbisik dan Gerry mengangguk. Gerry meneruskan informasi kepada Paul dan asisten Giamoco tersebut ikut mengangguk dengan wajah serius.Tiba-tiba, Gerry dan lainnya berdiri seperti bersiap pergi. Axton melihatnya."Hei! Kalian mau kemana?" tanya Axton bingung dan menghentikan tariannya seketi

    Last Updated : 2021-07-20

Latest chapter

  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-48. I Want More

    Axton terlihat begitu bersemangat untuk menyelesaikan misinya. Raganya terasanya panas dengan keinginan membunuh begitu tinggi. Ia mengendarai bus untuk membawanya ke target berikutnya. Sayangnya, tempat tinggal Clara sedikit jauh, begitupula para wanita Leighton lainnya. Tujuan Axton kini ke Connecticut. Clara anak seorang pengusaha penangkapan dan pengalengan ikan di kota tersebut. Hanya saja, kabar menyebutkan jika keluarga Clara mengalami kebangkrutan. Axton memanfaatkan keterpurukan wanita itu yang sedang berjuang agar bisa menguasai pangsa pasar ikan di Amerika, dengan menikahi seorang duda beranak dua yang kaya raya. Sore itu, Axton tiba di kota New Heaven. Pemuda itu mencari kediaman Clara yang disinyalir memiliki sebuah mansion dekat pantai di mana keluarganya mulai merintis usaha baru berupa Resort. Dengan mudah, Axton menemukan Resort tersebut karena papan iklannya memenuhi beberapa jalanan besar yang ia lewati. Seringai A

  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-47. Target

    Keesokan harinya, Giamoco berhasil menyulut emosi Axton karena permintaannya tak diindahkan. Axton kembali ke kamarnya dengan nafas menderu, ia mengunci dirinya di dalam sana. Giamoco meminta kepada seluruh penjaga agar mengawasi pergerakan Axton selama di rumah jika ia tak ada. Gerry, Jeff, dan Paul dibuat kerepotan karena ancaman pemuda itu. Ternyata diam-diam, Axton menyelinap keluar dari kamarnya melalui jendela. Ia mengunci pintu kamarnya dari dalam dan sengaja menyalakan musik untuk mengelabui para penjaga. Usaha Axton berhasil. Ia menggendong sebuah tas ransel, memakai pakaian serba hitam, topi, kacamata, masker wajah, dan sarung tangan karet. Axton yang sudah mempelajari strategi bertarung, bertahan, menyelinap, dan menggunakan senjata berkat ajaran di Camp Militer serta mendiang Mister, membuatnya tak kesulitan melakukan hal mudah ini. SYUUT! TAP! Axton berhasil memanjat pohon cemara yang memiliki jarak paling dekat d

  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-46. Revenge

    Mata Paul terbelalak. Ia shock melihat Axton menembak mati Mister tepat di keningnya. Axton meneteskan air mata tanpa isak tangis keluar dari mulutnya. Ia menurunkan tangannya yang menggenggam pistol tersebut dengan pandangan kosong. "Axton!" panggil Paul berusaha bangun dengan susah payah. Ia langsung mendatangi Axton dengan tergopoh. "Kau gila?! Apa kau sadar yang kaulakukan?" tanyanya dengan nafas tersengal. "Mister bilang, dia tak bisa disembuhkan. Tak perlu kutembak, suatu saat nanti ia pasti akan mati. Aku ... hanya mempercepat kematiannya. Ia pasti bisa menerima kematiannya di alam sana," jawabnya dengan pandangan tertunduk. Mulut Paul menganga lebar. Ia merasa jika yang bicara barusan seperti bukan Axton yang ia kenal. Pemuda itu berbalik dan kembali masuk ke kamar lalu menutup pintu. Semua penjaga yang tergeletak di lantai dengan tubuh penuh luka ikut terkejut, tapi mereka tak bisa melakukan apapun. Semua sudah berakhir.

  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-45. Sorry Mister

    Selama di Swiss, Axton dan Mister menjadi pengusaha legal yang bergerak dibidang perkebunan. Awalnya, mereka menikmati rutinitas tersebut, termasuk Axton yang bersekolah di sana. Namun, sudah 8 bulan berlalu, Axton mulai bosan, begitupula dengan Mister. "Mister. Ini tidak menyenangkan. Sekolah tidak seru. Sudah tak ada lagi gadis di kelasku yang bisa kuajak kencan," ucapnya kesal yang berbaring di atas rumput samping peternakan sapi milik Giamoco. "Aku juga merasa demikian, Axton. Aku seperti tukang kebun dan peternak hewan. Kakekmu benar-benar tahu bagaimana menyingkirkan kita. Yah, kabar baiknya, aku tak mengamuk selama di sini bersamamu," sahutnya seraya duduk sembari memegang ranting kayu yang ia dapat dekat pohon tempat ia menggembala sapi. "Apa kau tahu, perkembangan para mafia di luar sana?" tanya Axton menoleh, tapi Mister menggeleng. Saat keduanya semakin merasa bosan, tiba-tiba .... "Axton! Mister! Segera masuk ke dalam! Di luar tidak aman.

  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-44. Swiss

    Hati Axton sedih begitu mendengar pengakuan dari Mister. Axton mendekati pria malang itu dan duduk di samping ranjang, tak terlihat takut lagi. "Kau akan baik-baik saja, Mister. Kau pria kuat, tangguh, dan tampan. Tak perlu obat, kau pasti bisa bertahan. Aku akan selalu di sampingmu," ucap Axton mantap. Mister tersenyum lebar. Ia menggenggam tangan Axton erat. "Jadi ... bagaimana Camp Militer? Kau dipulangkan, pasti kau berbuat nakal," tanya Mister masih memegang tangan Axton erat. Axton meringis. Ia pun menceritakan pengalamannya di tempat pelatihan ala militer khusus para mafia itu. Mister terbengong setelah mengetahui kenapa Axton sampai dimarahi Zeno dan diusir. Mister menghela nafas. "Hem, kali ini aku sependapat dengan Zeno. Kau memang nakal," ucapnya menatap Axton tajam, tapi pemuda itu terlihat tak peduli. "Lalu ... aku mendengar kau membuat keributan di Light Angel. Memang, apa yang kaulakukan? Aku lebih percaya mulutmu yang bicara."

  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-43. You Out!

    Keesokan harinya, Erik terbangun karena mendengar suara ribut di luar pondok tempatnya beristirahat. Ia duduk perlahan, dan tak mendapati Axton berada di ranjangnya. Erik diam senjenak untuk mengumpulkan nyawanya, hingga ia menyadari suara pertengkaran di luar adalah orang yang ia kenal. CEKLEK! "Kau sungguh memalukan! Kau tak diterima lagi di sini. Kau akan dikirim pulang hari ini juga!" teriak Komandan Zeno melotot tajam pada Axton di lapangan dengan para prajurit mengelilingi mereka. "Kau pikir aku suka di sini, hah?! Baguslah, aku tak perlu lulus untuk bisa keluar dari sini. Tahu seperti ini, aku lakukan sejak lama agar bisa pergi!" jawabnya balas berteriak. PLAK!! "Oh!" pekik orang-orang terkejut saat Komandan Zeno menampar Axton kuat. Axton sampai terhuyung dan jatuh di atas rumput. Tamparan Komandan Zeno sungguh kuat hingga ia merasakan seperti hilang kesadaran dalam sepersekian detik. "Aku bisa

  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-42. Tough Guy

    Axton terlihat sigap. Ia termotivasi dari Erik yang lebih muda darinya, dan sudah lebih dulu berada di sana. Hari itu, latihan berat ala militer ia jalani. Tepat pukul 7 pagi, latihan dimulai dengan lari keliling kawasan di pedalaman sepanjang 10 km. Jika mereka haus, satu-satunya air minum adalah dari aliran sungai. Axton awalnya jijik, tapi melihat ia sudah tak sanggup dan akan pingsan, ia nekat meminumnya, bahkan sangat banyak. Orang-orang terkekeh geli melihat kelakuan Axton saat mulut dan sikapnya bertolak belakang. "Hoah, rasanya dunia berputar, Erik. Aku mau pingsan," ucap Axton yang larinya sudah seperti bebek di jalanan tanah tengah hutan. "Kau sudah mengatakan hal itu sejak 30 menit yang lalu, tapi buktinya kau masih bisa berlari. Sidikit lagi," jawab Erik yang berlari di belakangnya dengan keringat bercucuran, termasuk anggota di regunya. Akhirnya, mereka tiba di lapangan titik kumpul menjelang makan siang. Axton langsung terkapar d

  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-41. Camp Militer

    Mata Axton terbelalak lebar, mulutnya menganga, dan tubuhnya mematung melihat pemandangan di sekitarnya. Seketika, Axton tersentak saat seorang pria berwajah garang mendorong punggungnya dan memintanya untuk masuk ke sebuah rumah yang terbuat dari kombinasi bambu, kayu, dan beratap rumbia. Axton memeluk koper yang dibawanya dan tak bisa memberontak, saat pintu rumah pondok itu ditutup rapat dari luar. Axton shock melihat ruangan itu sangat sederhana dan jauh dari kata mewah. Bercahaya redup dari sebuah lampu baterai. Memiliki dua buah kasur busa ukuran kecil yang hanya muat untuk satu orang dengan kerangka terbuat dari kayu. CEKLEK! "Eh?" kejut seorang remaja yang baru saja keluar dari kamar mandi di dalam Pondok itu. "Erik?!" pekik Axton dengan mata melebar karena mengenali kawan mafia-nya saat di Rusia dulu. "Kau Axton 'kan?" tanya Erik memastikan dengan menunjuknya. Axton memangguk cepat. Ia merasa Erik sep

  • Yes! I'm CasanovaΒ Β Β YIC-40. Cheated

    Perlahan, Axton membuka mata saat ia mulai bisa merasakan tangannya menyentuh benda halus di sampingnya. Axton menyadari, jika ia terbaring di kasur berselimut tebal. Axton diam untuk beberapa saat hingga akhirnya ia duduk perlahan. Rona keceriaan yang biasa ia pancarkan tak terlihat lagi. Axton perlahan turun dari ranjang dengan wajah datar. Langkahnya mendatangi ruangan tempat ia menyimpan koleksi pakaiannya. Namun setibanya di sana, pemuda itu terdiam. Axton mengambil sebuah koper kecil dan memasukkan beberapa benda ke dalam tas hitam tersebut. Ia keluar dari ruangan dengan mengenakan sebuah jaket berwarna merah maroon sepanjang lutut, sepatu boots cokelat, dan topi rajutan warna hitam yang senada dengan kaos panjang yang ia kenakan. Axton menenteng tas itu keluar dari kamar. Ia berjalan dengan wajah datar saat menyusuri koridor hingga bertemu anak tangga dan menuruninya satu persatu. Para pelayan yang melihat sosok Axton

DMCA.com Protection Status