Reno dan Dhika berjalan melewati beberapa kompartemen kereta yang telah terisi penuh dengan beberapa murid dari Acropolis. Mereka semua terlihat seperti sedang asik mengobrol dan memperlihatkan kebolehan genetik mereka satu sama lain.
Sementara itu mereka berdua tidak bisa lagi berada di sana terlalu lama, karena untuk waktu yang singkat kereta menuju Acropolis akan segera berangkat. Reno menemukan kompartemen kosong tak jauh dari tempat mereka berada saat ini.
“Dhik kompartemen yang disana sepertinya kosong.”
“Okay Ren, ayo kita kesana.”
Setelah sampai di depan kompartemen, mereka berdua segera masuk ke dalam dan menempati tempat duduk yang tersedia. Dhika duduk di seberang yang satu, sedangkan Reno di sebrang yang satunya lagi.
“Ren kita tutup saja pintunya, sepertinya kita murid paling akhir yang masuk kereta ini.”
Mende
“Anak-anak kelas 1 ayo berbaris disini,” ucap seorang murid perempuan berkuncir dua.“Hei ayo cepat berbaris yang rapih, kita tidak punya waktu seharian untuk atur kalian disini,” perintah murid laki-laki berambut kuning keemasan.“Dhik cepat kita harus ikuti murid yang lain kesana.”“Ya, ayo Ren, sepertinya kakak kelas kita bukan orang-orang yang cukup sabar.”Di sebelah kiri dan kanan mereka saat ini sudah terlihat ratusan murid baru yang penuh dengan harapan dan sukacita, mereka semua mengenakan beraneka ragam seragam sekolah yang berlainan satu sama lainnya.Pada hari pertama sekolah, anak-anak murid kelas 1 telah diminta untuk mengenakan seragam dari sekolah lama mereka masing-masing. Kebijakan itu sengaja dibuat agar mereka dapat dengan mudah dibedakan dari murid-murid lain yang merupakan kakak kelas mereka.
“Wohohoho gile, saya dapat tawaran dari tiga guild dong Dhik. Kalau kamu gimana, kamu dapat tawaran dari guild apa saja bro?”“Hahaha, saya kok hanya dapat tawaran dari satu guild aja yah, gimana nih jadinya kalau kita sampai gak dapet tawaran sama sekali.”“Gak mungkin sampai ga dapet juga sih Dhik, nanti kan kita pasti bisa isi guild lain yang belum penuh kuotanya. Tapi kamu tuh seriusan, cuma dapet satu tawaran guild aja?”“Iyah Ren seriusan, hanya satu … nama guildnya Demeter.”“Oh Demeter, kebetulan tadi Reno juga dapat tawaran yang sama dari guild ini, bentar yah coba kita cek lagi.”Reno menyelidiki informasi terkait dari guild Demeter dengan menggunakan aplikasi Olympus. Dia membaca seluruh detail informasi yang bisa dia dapatkan, walaupun sebelumnya seluruh guru wali guild sudah memberikan hasil presentas
Di dalam guild Demeter ada 22 murid baru dengan komposisi 1 kelas tank, 1 warrior, 1 range dps, 1 support, 2 summoner, 1 assasin, 1 rider, 2 gathering, 2 chef, 3 lodging, 1 beast master, 1 weaponary, 1 armory, 1 alchemist, dan 3 herbalist.Berbeda dengan guild pada umumnya yang memiliki komposisi kelas pemburu monster lebih banyak, guild Demeter memiliki komposisi tim kelas pendukung yang lebih banyak. Tidak mudah mendapatkan anggota kelas pemburu monster dengan reputasi guild serendah itu, tapi tahun ini Demeter berhasil mendapatkan komposisi murid baru yang jauh lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya.“Evi mau kemana kamu? Jangan keluar dari barisan.”“Iyah kak Eva cuma bentar ini, Evi hanya mau lihat monster kecil yang imut dan lucu ini.”Dhika melihat ke arah dua anak perempuan kembar bernama Eva dan Evi, mereka adalah pemilik kekuatan genetik summoner. Tubuh mereka b
“Hei tiang berjalan, sedang apa kamu disana? Ayo cepat, nanti kamu tertinggal,” ucap Tommy dari kejauhan memanggil Dhika yang sempat terpisah dari rombongan.Tommy bersama dengan Johan, Eva, Evi dan Billy sedang menunggu dirinya beberapa meter dekat lokasi tenda stan tempat anak-anak guild menjual barang dagangan mereka.Dhika teringat akan rencana mereka sebelumnya hendak pergi ke tempat itu untuk melihat-lihat beberapa peralatan pemburu monster, sambil menunggu waktu sebelum acara utama dari konser musik sekolah dimulai.Merasa bersalah karena dirinya melamun terlalu lama, Dhika berlari cepat mengejar ketertinggalannya dari rombongan.Evi saat ini sedang melihat beberapa binatang tunggangan yang dipertunjukan pada salah satu tenda dari guild Hermes.KieeekkkkkTerdengar suara teriakan dari burung rajawali raksasa yang memiliki tubuh dan kaki bel
Suara alunan musik pengantar bersamaan dengan suara pukulan genderang drum yang kencang terdengar nyaring menggetarkan irama beat kepada semua penonton yang berada di sekitar panggung utama.Pembawa acara dengan pakaian gemerlap bak bintang di surga memanaskan gelora panggung.“Inilahhhh bintang utama dari konser musik festival kita tahun ini. Mari kita sambuttttt The Secrettt.”The Secreeettttt Yeaaaahhh we love youuuTeriakan demi teriakan terdengar memanggil nama mereka di sekitar area panggung.Saat semua yang hadir meneriakan nama itu berulang-ulang kali, saat mereka sudah dimabukan dengan sebuah nama yang menggetarkan emosi mereka.Suara musik terhenti secara tiba-tiba.Suasana menjadi hening dan gelap gulita.Semua yang hadir mendadak diam, mereka tak tahu apa yang terjadi. Mereka saling melirik sat
“Setelah kita membahas inti sari pengendalian manna pada pelajaran kita hari ini, apakah di antara kalian ada yang bisa menyimpulkan faktor utama apa saja yang bisa mempengaruhi pengendalian manna kalian?”Prof Gandhi bertanya kepada seluruh murid kelas satu yang telah mendengarkan pengajarannya selama 3 jam penuh.“Tidak adakah yang punya jawaban untuk pertanyaan ini?”Dari 700 lebih anak-anak kelas satu yang hadir tidak ada satupun di antara mereka yang berani menjawab pertanyaan Prof Gandhi.“Ayo apakah selama pelajaran kita hari ini, kalian belum mendapatkan sesuatu?”“Apakah saya boleh mencobanya Prof?” salah satu anak dari guild Hera memberanikan diri untuk menjawab.“Silahkan, jangan pernah ragu untuk mengeluarkan apa yang sudah ada di benak dan pikiran kalian, camkan itu baik-baik.”&n
“Wow it’s very wow, I don’t believe it,” ucap Tommy senang. “Hari ini benar-benar sangat luar biasa. Tidak pernah terbayangkan kita bisa bertemu langsung seperti tadi dengan seorang dewi Gita Priskila, dia benar-benar tipe cewek idaman para pria.”“Gita, dia memang cantik sekali,” ucap Billy menyetujui perkataannya. “Oh iyah kemana mereka berdua?”“Maksud kamu Eva dan Evi?”“Iyah Tom, Eva dan Evi, mereka berdua gak mau ikut makan siang bersama kita?”“Hmm I don’t think so, mungkin mereka sudah punya acara sendiri tadi.”“Hei jadi bagaimana dengan makan siang kita hari ini?” tanya Johan kepada mereka semua. “Apa kita akan kembali ke asrama untuk makan siang?”“Ya Johan tentu saja,” jawab Billy. “Kantin asrama sekarang
Dhika mengaktifkan kekuatan genetiknya, pupil matanya berubah warna menjadi hijau toska. Dia dengan cepat menganalisa orang-orang yang ada di sekitarnya.Tampilan huruf-huruf kuno bermunculan, memberikan informasi rinci kepadanya mengenai setiap kekuatan genetik yang dimiliki oleh lawan-lawannya. Dengan memberikan sumber energi manna yang lebih besar pada kekuatan matanya dia sanggup membaca arah pergerakan lawan.Di belakang Franco terlihat Paul sedang merapalkan sebuah skill pembeku ke arahnya. Melihat informasi tersebut pada pandangan matanya, Dhika segera bergerak cepat ke arah kiri dan memastikan Paul tidak memberikan skill pembeku ke arah Johan yang sedang terluka.Terlihat Paul mengarahkan mantra skillnya mengikuti arah pergerakan Dhika, dia tidak mau terlihat memalukan di hadapan teman-temannya. Dia memastikan rapalan skillnya tepat mengenai tubuh Dhika.“Freeezeeee.” 
“Tidak, ini tidak benar, mereka sudah berbohong Pak,” Tommy tidak terima kebohongan itu. Dia jadi semakin tidak terkendali.“Pak, pasti … pasti ada rekaman cctv yang bisa kita lihat secara langsung. Bapak bisa melihatnya dari video rekaman cctv. Kami berenam benar-benar tidak bersalah.”“Kami pihak guru bagian disiplin tentu saja sudah melakukannya Tommy, tapi menurut pernyataan dari petugas cctv, video rekaman untuk kamera D1045 mengalami kerusakan. Karena itu kami tidak bisa melihat hasil rekamannya dan untuk mengatasi masalah itu kami sudah meminta kedua saksi ini untuk memberikan keterangan.”“Tapi Pak pernyataan mereka berdua itu bohong, bukan seperti itu kejadiannya.”“Sudah hentikan, kalian ini sudah membuat keributan, sekarang kalian juga berniat untuk memfitnah saksi?”Tommy merasa sangat kesal, tapi dia
“Pertarungaaann!!”Anak-anak berhamburan memperingatkan yang lain telah terjadi keributan di sekitar area ruang makan guild Demeter.Tommy menyerang pria yang baru saja menampar pipi kanan Evi.Billy bereaksi cepat menahan pria lain yang memiliki niat untuk menyerang Tommy dari belakang.Erlang bersama temannya yang lain datang mendekat untuk membantu, tapi Johan yang berbadan paling kekar menutup jalan mereka.Merasa terganggu dengan kehadiran Johan, Erlang langsung mengeluarkan serangan tinju kilat tanpa ragu ke arah perut bagian bawah Johan.Serangan itu begitu keras hingga mengeluarkan kilatan petir.Erlang menggunakan kekuatan genetiknya pada tinju yang dia lontarkan.Johan terlempar sejauh 2 meter bersamaan dengan meja dan kursi yang berada di sekitar lajurnya.Keadaan di sekitar
“Hentikan, dasar pria kotor, apa yang kamu sentuh sekarang.”Dhika tidak sadar kalau sebagian dari pergelangan tangannya sudah menyenggol salah satu bagian paling besar dan sensitif milik gadis itu.Bulatannya terasa begitu padat tapi cukup empuk dan lembut saat pergelangan tangan Dhika langsung bersinggungan dengan bagian itu.Dhika tidak mengelak kalau dia sepertinya menyukai memeluk gadis itu, baru kali ini dia merasakan sesuatu yang membuatnya begitu nyaman.“Hei apa yang sedang kamu lakukan, cepat lepaskan saya!!”Gadis itu berteriak lantang berulang kali tapi Dhika tetap saja tidak mau mendengarkan perkataannya, dia tetap merangkul gadis itu dan membawanya menuju tepian kolam yang lebih aman.Tepat saat berada di tepian kolam gadis itu langsung memperagakan sebuah gerakan judo, dia mengarahkan tangannya ke belakang, meraih kepala
“Dasar anak monster,” teriak Dimas saat jari tangannya digigit oleh Dhika yang terlihat masih berumur 1 tahun.“Dimas apa yang terjadi?” tanya Bunga dengan napas yang tersendat-sendat saat berlari menuju kamar Dhika.Dhika membuka kedua matanya, dia melihat jari tangan ayahnya terluka hingga meneteskan cairan darah yang cukup banyak.Dhika melihat di pojok ruangan kakaknya Darma yang berusia 11 tahun menangis ketakutan.‘Apa ini? Dimana saya? Papah? Mamah?’“Astaga Dimas tangan kamu sampai berdarah seperti ini, tunggu sebentar biarkan saya mengobati tangan kamu. Darma tolong bantu mamah ambilkan perban di sana.”Darma tidak bergeming, dia masih sangat ketakutan.“Argghh dasar monster, dia seharusnya tidak kita lahirkan, dia benar-benar sangat berbahaya untuk keluarga kita.”
Dhika memasuki ruangan yang terlindungi dengan berbagai sistem keamanan.Prof Einheart menaruh kornea matanya pada sebuah alat pendeteksi, setelah itu dia menempelkan kedua telapak tangan dan menyebutkan suara sandi untuk membuka pintu ruang penelitian.“Dhika kemarilah ikuti saya, saya akan menunjukan kepada kamu projek penelitian seperti apa yang sudah dikerjakan oleh kedua orang tua kamu.”Mengikuti langkah prof Einheart, Dhika melihat ada banyak tabung-tabung berisi ranting pohon berwarna hitam yang sedang diteliti oleh para dokter berbaju putih.Beberapa dokter yang melihat kedatangan prof Einheart memberikan hormat kepadanya.Prof Einheart membalas mereka dengan sebuah senyuman singkat sambil mengajak Dhika melihat lebih dekat ke arah tabung-tabung penelitian tersebut.Alexander dan Arnold berjalan mengikuti mereka dari belakang.&nbs
“Hei Dimas apakah kamu memperhatikan gadis baru itu?”“Ya saya tahu dia sangat cantik, memangnya kenapa kamu naksir sama gadis itu?” balas peneliti muda berusia 30 tahun bernama Dimas kepadanya.“Haha tentu saja saya sudah memperhatikan sejak dia masuk pusat penelitian ini 2 minggu yang lalu. Nama gadis itu Bunga, saya dengar dari prof Einheart dia adalah anak jenius yang sudah menyelesaikan gelar doktornya di usia 24 tahun.”“Saya dengar dia memang sangat pandai,” jawab Dimas datar tampak tidak terlalu berminat dengan topik pembicaraan ini.“Dimas, Dimas, hei sampai kapan kamu mau menjomblo seperti ini? Kamu itu sudah berumur 30 tahun, sudah saatnya kamu mencari pasangan hidup. Kalau saya masih belum berkeluarga, saya pasti sudah dekati gadis seperti dia, selain cantik dia sangat pintar. Bayangkan anak seperti apa yang akan lahir dari gadis secan
“Tuan Alexander maaf, tapi sepertinya Tuan pasti sudah salah mengenal orang. Anak itu, dia pencuri barang-barang milik pemburu monster yang sudah mati. Tidak mungkin Tuan mencari anak seperti dia, pasti ada sebuah kekeliruan, saya pasti akan membantu Tuan mencari anak yang Tuan cari.”Erlang tidak percaya kalau Alexander datang ke asrama guild Demeter hanya karena ingin bertemu dengan Dhika.Dia juga sebenarnya tidak rela melihat Dhika yang bukan anak seorang bangsawan didekati oleh Alexander.Dhika hanyalah seorang Herbalist miskin yang tidak punya apa-apa, dia hanya seorang anak yatim piatu dari keluarga yang tidak terpandang.“Tuan tunggu! Dengarkan saya.”Erlang mulai merasa kesal karena kata-katanya tidak didengar sama sekali oleh Alexander.Saat Erlang hendak mendekati Alexander agar bisa berbicara lebih dekat dengannya, Arnold t
“Hei lihat pria tampan berambut putih itu bukankah dia Alexander Fraudilant?” tanya seorang murid wanita dari guild Demeter.“Tidak mungkin untuk apa orang sepenting dia sampai datang ke asrama guild kita,” balas teman murid wanita itu kepadanya.“Tapi dia sangat tampan, seandainya saja dia adalah pacar saya, saya pasti akan memamerkannya kepada seluruh teman-teman saya.”Kedua murid itu saling tertawa memikirkan hal-hal menyenangkan apabila pria tampan tadi adalah pacar mereka.Selain mereka berdua, murid-murid lain yang sedang bersantai di sekitar aula depan pintu asrama pun tampak keheranan melihat sosok Alexander wakil ketua dari guild Chronos sedang berdiri di sana.Saat murid-murid yang lain sibuk berbisik, Erlang yang baru saja datang bersama teman-teman dari golongan bangsawan dari guild lain mendekat ke arah Alexander dengan percaya di
“Awasssss,” teriak Reno kepada Gita dan Vivi.Tabung kaca tempat perawatan Dhika meledak menyambar siapa pun yang berada di sekitarnya.Kotak-kotak lampu juga peralatan-peralatan elektronik di sekitar membuat suara-suara ledakan yang menakutkan.Gita berteriak ketakutan.Reno bereaksi cepat, dia berubah wujud menjadi seekor beruang besar yang melindungi tubuh Gita dan Vivi dari ledakan ataupun percikan listrik di sekitar mereka.Reno benar-benar tidak menyangka Dhika memiliki kekuatan medan energi listrik yang sangat besar hingga mampu menghancurkan peralatan-peralatan medis di rumah sakit ini.Reno tahu Dhika merahasiakan beberapa kekuatan genetiknya, tapi dia belum pernah melihat kekuatan genetik yang seperti ini.Sekarang tubuh Dhika keluar dari dalam tabung, dia terlihat melayang sambil tetap mengeluarkan percikan-percikan