"Makan siang sudah, ngambil harta sudah," kata Leonard yang mulai menghitung-hitung kegiatan mereka.
"Sepertinya sudah waktunya untuk melanjutkan," kata Reymond yang mulai berdiri dan membersihkan barang-barangnya, diikuti dengan teman-teman lainnya.
"Kemana kita akan pergi selanjutnya?" tanya Eruza kepada anak buahnya.
"Karena peruntungan Tanner, Eruza dan Tanner mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa di duga, jadi ...." kata Reymond sambil menunjuk Tanner dengan hormat.
"Di persilakan kepada tuan Hooper untuk memprediksi jalan keberuntungan," kata Darrel sambil mempersilahkan Tanner terlebih dahulu untuk memimpin jalan.
"Apakah dia benar-benar memiliki keberuntungan seperti itu?" Bisik si naga kecil di telinga kanan Eruza.
"Daging untuk kita makan habis!" kata Leonard, kemudian mengeluarkan sisa daging yang ada di dalam cincin penyimpanannya."Habis?" tanya Eruza tidak menyangka, kemudian lelaki berambut hitam itu melihat sekelilingnya, dan mendapati Reymond dengan pipi gempil yang menggemaskan.Ketika melihat itu Eruza hanya diam dan tersenyum canggung, sepertinya yang menghabiskan stok daging mereka sudah terlihat di depan matanya. Dengan percaya dirinya dia berteriak dan tertawa bersama Darrel dan Nelson."Makan yang ada dulu, nanti kita berburu lagi," kata Eruza kepada Leonard. Kemudian lelaki bertubuh sekal itupun mulai menyiapkan alat panggang serta bahan-bahan lainnya."Darrel! Tolong bantu!" seru Leonard. Lelaki itu kurang lihai dalam hal memasak sehingga dia memanggil Darrel yang pintar dalam hal mem
"Tidak ada," kata Nelson sambil menggelengkan kepalanya, wajahnya di buat sejenaka mungkin. Wajah yang lucu namun sendu itu sangat menggemaskan ketika dia tersenyum cerah."Siapa yang ngajarin kamu gitu?" kata Leonard kemudian lelaki bertubuh sekal itu menghampiri Nelson kemudian merangkul Nelson Hinga pemuda berambut biru malam itu sedikit menunduk karena rangkulan kuat Leonard."Leonard! Tidak boleh begitu sama adik," tegur Wayne dengan tatapan yang tajam. Meskipun mereka bukan kakak adik beneran, namun mereka mulai membentuk sebuah keluarga tanpa adanya hubungan darah. Mereka saling menganggap saudara satu sama lain."Kak Wayne tidak adil!" seru Leonard, kemudian lelaki itu menyilangkan lengannya di tengah dada sambil memasang wajah masam.Wayne yang melihat Leonard seperti itu sek
Serangan pertama berhasil mereka lewati, kini serangan demi serangan mulai menyerang mereka satu persatu.Beberapa kali formasi barisan depan kebobolan hingga membuat Azareel, Nelson dan Darrel lebih waspada lagi dalam menarik anak panah mereka jika tidak, anak panah mereka akan salah sasaran dan malah melukai teman mereka. ⚛⚛⚛Setelah pemimpin serigala salju mati, para serigala salju lainnya kehilangan pemimpin mereka, membuat satu persatu dari mereka mulai pergi menjauhi Azareel dan Kawan-kawan.Kini yang tersisa hanyalah delapan pemuda gagah dengan satu pria tua dan bangkai serigala yang tergeletak di mana-mana."Ap
"Ugh! Suasana hari ini sedikit mencengkam," kata Leonard sambil memeluk dirinya sendiri. Dia membuat badannya gemetar seolah-olah dia ketakutan."Di sini akan ada air hujan atau badai salju?" tanya Reymond sambil memasukan daging ayam yang mereka dapatkan sewaktu di Yellow Wood."Jelas badai salju, tempat salju seperti ini mana mungkin turun hujan," kata Leonard membalas pertanyaan Reymond yang sudah tahu persis apa jawabannya."Siapa tau kan, soalnya ini berbeda dengan di bumi, siapa tau akan ada hujan batu?" tanya Reymond lagi, kini matanya sedikit membulat tanda dia sangat antusias dengan pembicaraan mereka saat ini. Mulutnya pun agak sedikit dia majukan karena terlalu menggebu-gebu dalam berbicara."Mana mungkin, di manapun itu, hukum alam tetaplah sama," kata Leonard yang tidak menghir
Sinar matahari pun menyinari Hidden World, namun suhu udara saat ini sangat rendah hingga membuat mereka memerlukan perisai dari Eruza.Setiap penyihir dapat membuat prisai sesuai elemen yang dapat mereka serap.Seperti Azareel yang dapat membuat prisai air di saat mereka berada di dalam gua. Perisai air yang dibuat oleh Azareel memiliki efek yang dapat menyejukkan udara di sekitarnya, lebih tepatnya meminimalisir ketinggian suhu.Sedangkan perisai Eruza cocok untuk keadaan mereka yang berada di Padang salju. Perisai Eruza yang terbuat dari air mampu menghangatkan suhu tubuh mereka ke keadaan normal. Sehingga udara yang mereka hirup saat ini terasa sangat normal, udara di sekitar mereka juga ikut kembali normal akibat percampuran antara suhu tinggi dan suhu rendah. Sehingga mereka tidak merasa terlalu dingin.&n
"keren," gumam Reymond ketika melihat wujud binatang itu. Berbadan besar dengan tiga kepala. Jangan berpikir ini adalah Chimera.Yang mereka lihat adalah monster anjing dengan tiga kepala, ekor dan kulitnya ular dengan cakar singa. Itu adalah hal yang tidak pernah dilihat oleh Raymond ataupun dengan teman-teman yang lainnya.Monster itu masih mengejar badak bercula tiga yang berlari kesana kemari untuk menghindari monster tersebut."Binatang itu bernama Cerberus," kata Azareel kepada teman-temannya yang penasaran akan monster itu."Bukankah cerberus itu termasuk dalam mitologi Yunani?" Tanya Eruza kepada Azareel."Ya, dia termasuk daftar dari deretan mitologi Yunani, namun sepertinya cerberus di sini tidak diperintahkan oleh para dewa s
Benar saja, ketika air itu mengenai salju di sekitar mereka, salju itu perlahan berubah menjadi biru gelap."Pasang perisai kalian!" seru Eruza.Keadaan saat ini sangat menegangkan. Mereka bersama-sama melawan monster laut dengan seluruh kekuatan mereka. Mata mereka terfokus kepada hydra yang sibuk menyerang.Satu persatu dari mereka, menyerang masing-masing kepala.Ketika monster air itu sibuk dengan lawan yang ada di depannya. Eruza diam-diam menyerang kepala Hydra yang tumbuh di paling ujung.Dengan sekali lompatan, Eruza memenggal kepala Hydra dengan bilah pedangnya yang tajam.Semuanya tersenyum semangat karena melihat Eruza yang berhasil memenggal satu kepala Monster laut itu.
"Anak muda," terdengar suara orang yang sudah hidup ribuan tahun. Seperti suara orang pertapa kuat."Siapa?!" tanya Azareel sambil melihat sekelilingnya, namun yang dia lihat hanyalah Monster laut, Hydra.Tidak mungkin jika monster di depannya yang mengatakan hal itu. Dia pasti gila."Tidak perlu bertanya, kau sudah tahu jawabannya," kata suara itu lagi. Suaranya menggema di dalam pikiran Azareel.Tatapan lelaki bermata puppy itu mulai mengarah ke monster laut dengan tatapan yang tidak percaya. Dia tidak percaya sama sekali. Apakah Eruza sama dengannya? Aza kira lelaki itu langsung melakukan kontrak."Kau kenal Chimera?" tanya suara tua itu lagi.Aza hanya diam menyaksikan monster d