Saya terima nikah dan kawinnya Liberty Delacroix Adam binti Pierre Delacroix Adam, dengan mas kawin 500 gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!" Heru dengan suara tegas dan lantang mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas.
"Bagaimana saksi? Sah?" tanya pak penghulu.
"Sahhh!" Koor dari para saksi, dan semua tamu undang yang menjadi saksi menjawab dengan suara lantang.
Alhamdullilahhh!
Lily mencium punggung tangan Heru sebagai tanda baktinya kepada suami, yang dibalas oleh Heru dengan kecupan singkat di keningnya. Dari sudut mata Lily melirik Axel berkali-kali mengepalkan tangannya. Kakaknya masih tampak tidak rela bahwa dirinya telah dimiliki oleh orang lain. Wajah Bang Gultomnya pun kurang lebih sama. Hanya saja Bang Gultom lebih piawai dalam menutupi perasaannya.
Ijab kabulnya kali ini dilakukan di rumah Heru. Dan bukan dilakukan di rumah mempelai perempuan s
"Ya mau pulanglah Mas Heru. Masa mau main bola pakai baju beginian? Ribet dong ntar larinya?" Lily menjawab ketus sembari menunjuk kebaya putih gading berpayetnya."Satu langkah lagi kamu berjalan mengikuti semua antek-antek kakakmu itu, saya pastikan, hari ini juga Bang Gultom tersayangmu itu akan menghabiskan sisa umurnya di penjara. Faham Istriku?!!"Heru mengucapkan kata istriku dengan nada ditekan dalam. Ia seolah-olah ingin menegaskan statusnya yang sekarang telah menjadi suaminya. Lily tertegun. Ia dilema."Adek, ayo cepat jalannya. Semakin lama Kakak di sini, semakin muak saja Kakak rasanya." Axel menghampiri Lily yang menghentikan langkahnya tiba-tiba. Axel bermaksud menggandeng tangan adiknya agar bisa berjalan lebih cepat. Lily masih membisu dengan pikiran kalut. Sementara Heru menatapnya tajam seolah-olah berkata ; selangkah lagi, maka habislah nasib orang yang sangat kamu sayang."A--Ade
"Saya ini bukan bidadara dari surga, Lily. Tapi saya adalah ginekologmu, sekaligus juga sepupu Heru, suamimu. Nama saya Arshaka Abiyaksa. Panggil saja saya Saka."Saka memperkenalkan diri sambil mengedipkan satu matanya dengan mimik wajah penuh konspirasi ingin mengerjai Heru."Lo kegenitan banget pake kenal-kenalan sambil ngedip-ngedipin mata segala. Awas ntar malah bintitan beneran mata lo karena keseringan jelalatan kalo liat perempuan. Bini lo apa kuat ya punya laki keganjenan kayak lo begini?" sindir Heru pedas."Daripada elo sok-sok cool. Ngomong irit-irit. Tapi tetiba anak orang udah bunting aja lo buat. Parahan siapa hayo?" Balas Saka tak kalah pedas."Tapi nggak lama-lama kok si Lily ini jadi istrinya Mas Heru. Kata Mas Heru kemarin, begitu si Lily melahirkan dan Mas Heru sudah mendapatkan hak asuh anak, Mas Heru akan langsung menceraikan si Lily ini. Iya kan Mas? Paling lama juga tinggal de
"Saya ulangi, siapa itu Radja Nainggolah? Kenapa kamu diam saja? Selain gagu kamu juga tuli sekarang? Jawab saya?"Heru emosi melihat istrinya yang biasanya somplak, bahkan sudah putus urat malunya, bisa tersipu-sipu malu begitu hanya karena mendengar nama seorang pria. Suami mana yang tidak penasaran?Lily yang sedang lapar-laparnya, memilih mendiamkan saja suaminya yang tingkahnya sudah menyerupai kucing minta kawin. Ribut terus dan tidak berhenti bertanya-tanya. Rasa-rasanya Lily kepengen sekali menyiramkan kuah kari kambing, ke muka si trenggiling gila ini. Sementara dari sudut mata, Lily memindai kedatangan Raline."Mas, ayo kita makan dulu. Nggak enak dengan papa mama dan ibu Mas, kalau mereka harus nungguin Mas kelamaan di sini."Raline muncul setelah merasa Heru kelamaan berbicara dengan istri sementaranya. Raline memperlihatkan sikap seolah-olah Lily itu mahluk tidak berwujud dan berup
"Kamu salah besar. Bukan saya yang berkhianat, tetapi kamu! Kamu adalah manusia paling serakah yang pernah saya kenal dimuka bumi ini!""Kamu bilang saya penghianat? Kapan saya menghianati kamu? Apalagi kata-kata serakah yang kamu ucapkan. Memangnya saya mengambil harta apa dari kamu? Dasar manusia bejat tidak tahu berterima kasih!""Harta apa kamu bilang? Kamu sudah mengambil semua orang-orang yang saya sayangi. Kamu sudah mengambil nyawa ayah saya, ibu saya, merebut kekasih saya bahkan anak saya yang bahkan belum sempat dilahirkan!"Memang sudah menjadi tugas Om Dallas untuk melindungi saya. Jikalau dia gugur dalam tugas, itu memang sudah menjadi resiko pekerjaan bukan? Lagi pula saat itu saya juga masih berusia dua belas tahun. Saya tidak mengerti apa-apa!"Mengenai Tante Arizona, setahu saya beliau itu meninggal karena sakit, kenapa kamu malah menuduh saya yang membunuhnya? Kamu memang sudah gila
Lily turun dari ojek online, dan terheran-heran saat melihat mobil hitam milik mertua laki-lakinya sudah terparkir manis di garasi. Tidak sari-sarinya mertuanya itu pulang kantor secepat ini. Papa Tristan dan Heru itu sama-sama workoholic. Kalau belum pukul 18.00 WIB, biasanya mereka berdua belum sampai di rumah."Selamat sore semuanyaaa... Lily syantikk menantu papa mama sudah pulangggg!" jerit Lily lantang. Awal-awal dia tinggal di pondok mertua indah ini, Tristan dan Widya memang sempat stress melihat kelakuan ajaibnya. Tetapi setelah dua minggu ini mereka pun akhirnya menyerah dan membebaskannya untuk berbuat sesukanya. Toh delapan bulan itu tidak lama, pikir kedua mertuanya."Lho Papa kenapa? Kok pucat gitu Lily lihat mukanya? Dan tumben deh Papa jam segini juga udah pulang. Papa sakit?" Lily duduk di samping kiri Pak Tristan dan memperhatikan lebih seksama wajah mertua laki-lakinya."Papa pulang cep
Melihat Lily yang menangis sesenggukan, membuat Radja dan Bima kebingungan. Apalagi pipinya tampak memar lumayan parah. Sebagian besar laki-laki akan sangat mumpuni jika disuruh merayu perempuan. Tapi coba suruh mereka membujuk perempuan yang sedang menangis, pasti mereka kelimpungan dan mati gaya. Begitu juga Radja dan Bima. Bukannya membujuk rayu Lily, mereka berdua malah saling bertatapan penuh makna yang seolah-olah berkata mampuslah kita ini!Mau dipeluk, bini orang. Didiemin aja kok malah nggak tega ya? Kalau saja ada pasal-pasal yang mengatur bahwa tidak boleh menangis, pasti sedari tadi Bima akan membacakannya ayat-ayatnya. Masalahnya ya memang tidak ada kan?Keterdiaman dua lelaki macho di depannya ini membuat Lily berpikir kalau Radja tidak mau memaafkannya. Hal itu membuatnya semakin sedih. Apalagi ditambah denyutan parah pada pipi kirinya, menjadikannya baper tingkat dewa. Lily pun menggas suara tangisnya pada level nada tertingg
"Oh jadi kamu sekarang sudah benar-benar mencintai suamimu ya, Jalang? Kamu sudah lupa dengan semua janji-janji kita dulu? Bahkan Axel itu pun anak kita berdua kan? Bukan anak si Manusia serakah tidak tahu diri ini!"Kamu tahu, Pierre. Axel itu anak saya dengan Aimee. Aimee sudah mengandung anak saya saat kamu menikahinya. Kamu tidak tahu kan?""Saya tahu. Saya bukannya tidak bisa berhitung. Saya mencintai Aimee apa adanya. Bahkan janin yang ada di perutnya juga saya terima dengan lapang dada. Yang hanya saya tidak tahu itu, kamulah bapaknya. Buat saya tidak masalah dia itu anak siapa, karena bagi saya pribadi, Axel itu tetap anak saya. No offense.""Karena itulah saya jadi semakin membencimu, Keparat! Saya ingin melihat kamu lenyap dari muka bumi ini!"Jadi kamu ingin membunuh saya begitu?""Membunuh kamu? Hah! Saya tidak mau mengotori tangan saya untuk membunuh manusia serakah
"Kita mau makan malam kemana sih ini, Mbak?" Lily bingung mengikuti mbak Clara yang katanya sih ingin makan malam untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi ini kok malah masuk ke dalam club malam coba?"Mbak minta maaf karena membohongi kamu ya, Ly? Tapi kepala Mbak lagi mumet banget ini setelah lihat photo beginian di salah satu IG mantan Bang Anton. Mbak takut mereka ngapa-ngapain di club itu dan Mbak nggak kuat melihatnya. Makanya Mbak ajak kamu. Mengenai hari ulang tahun Mbak, Mbak kan memang ulang tahun hari ini."Mbak Clara yang biasanya tegas, ceria dan tempat curhat semua umat di kantor, tampak begitu sedih dan galau hari ini. Lily mengerti. Istri mana yang tidak galau kalau suami ketemu mantan pacar di club coba? Mungkin kalau boleh masuk bawa golok ke club, udah bawa golok berikut teman-temannya kali itu si mbak Clara.Suasana semarak langsung memasuki telinga Lily, saat memasuki salah satu club papan atas itu. Dia