Kembali Ke Jakarta
Satu tahun kemudian
Hari-hari berganti dengan begitu cepat, Aina dan Jaden semakin mesra dan tidak terpisahkan. Bahkan Jaden terlalu Possessive, hingga tidak membiarkan wanita mungil itu jauh darinya.
Aina merasa tidak tidak masalah dengan sikap kekasihnya itu, karena apa yang dilakukan Jaden padanya semua itu bukti cinta.
Ketika keduanya tengah bersantai di balkon apartemen, Aina tiba-tiba teringat Jakarta dan ia sekarang begitu merindukan kota kelahirannya.
Aina merasa sudah cukup, ia berlari dari bayang-bayang mantan suami dan kakaknya sendiri. Sekarang ia sudah bisa berjalan, dan mempunyai kekasih yang begitu mencintai itu sudah cukup.
Apalagi Aina juga telah bercerai dari Rafael, ia sudah tidak punya ikatan apa pun dengan mantan suaminya itu. Ia harus memulai dan membina rumah tangga baru bersama Jaden.
Saat teringat Jakarta, Aina berubah seperti anak kecil yang meminta dibelikan es krim. Ia terlihat meng
Hari Pertunangan dan Ancaman RafaelWaktu berlalu dengan cepat, hubungan Rafael dan Alya di bilang baik sangatlah baik tanpa ada masalah berarti.Numun, untuk soal hati entah mengapa akhir-akhir ini hati Rafael merasa hampa, ia tidak menemukan arti bahagia saat berhubungan dengan Alya.Berbeda saat Rafael bersama Aina, perasaan damai dan tenang, terasa hangat bila di samping Aina.'Sudah satu tahun berlalu bagaimana kabarmu, Sayang. Kenapa kamu pergi tanpa memberi kabar, pulanglah di sini aku sangat merindukanmu. Hatiku hampa tanpamu, Aina,' monolog Rafael seraya memandang foto pernikahannya dengan Aina, yang sengaja ia simpan di dalam dompetnya.Saat Rafael tengah merindukan Aina, Alya datang memberitahu jika ada undangan dari Jaden teman SMA Rafael. Terlihat Alya begitu bahagia, karena di pesta pertungan Jaden nanti pasti banyak pengusaha-pengusaha muda dan tentu saja meriah akan pestanya nanti."Sayang! Ada undangan dari Dokter Jade
Penyesalan yang Terlambat"Apa maksudmu kita sudah bercerai, Sayang?" tanya Rafael seraya ingin mendekati Aina, tapi Kakek Mark langsung menghadan langkahnya.Merasa kesal karena ulah Rafael mengganggu acara pertunangan cucunya, Kakek Mark mulai tegas."Berhenti di tempatmu anak muda, sebelum orang-orangku menyeretmu keluar dari pesta pertunangan cucuku!" tekan Kakek Mark dengan nada rendah dan dingin.Rafael yang mendapatkan kemarahan dari Kakek Mark bukannya takut malah menantang, dan ia berniat menyingkirkan Kakek Mark. Namun, Jaden yang tahu jika tangan Rafael berniat mendorong sang kakek dengan kemarahannya ia maju melindungi kakeknya tepat di depan Kakek Mark."Jangan berani-berani menyentuh Kakekku, dengan tangan kotormu ini. Jika, kamu berani menyentuhnya aku tidak segan untuk mematahkan tanganmu ini," ucap Jaden dingin."Memangnya aku takut ancamanmu, Pria Cupu!Jawabannya, tidak! aku sama sekali tidak takut padamu, dan lagi wanita c
Kemarahan Rafael dan Juga ObsesinyaSetelah menyeret Alya dekat dengan mobilnya, kini Rafael mencoba menanyakan sebuah kebenaran bahwa Alya yang berada di balik perceraian dengan sang istri Aina."Katakan, apa benar kamu dibalik perceraianku dengan Aina?" tanya Rafael dengan menyengkeram mulut Alya. hingga Alya mengaduh kesakitan."Akkhh ... sakit, Rafael," adu Alya dengan netra mulai berkaca-kaca."Rasa sakitmu tidak seberapa dibandingkan aku kehilangan Aina dari hidupku sekarang, bukankah kamu sudah tahu seberapa besar aku mencintai dia, hah!" bentak Rafael.Alya mendengar kata cinta untuk Aina dari mulut pria yang sangat dicintai seketika merasa cemburu, dengan percaya diri ia menatap netra Rafael tanpa rasa takut."Cih, cinta katamu. Lalu kenapa kamu berselingkuh denganku, bahkan istrimu sendiri melihat adegan panas kita, dan itu saat kita bercinta. kemudian dia pergi meninggalkanmu, apakah itu semua salahku?"Degh!Merasa
Firasat JadenHampir seminggu waktu berlalu, dan Aina kini telah resmi menjadi tunangan seoarang Kieran Jaden Tamawijaya. Segala sesuatu bagi Aina kini terasa indah, serta membahagiakan dalam hidupnya.Setelah begitu banyak Aina melewati rasa sakit dalam diri akan pengkhianatan, yang dilakukan oleh mantan suami dan kakaknya sendiri.Meskipun begitu, Aina tidak menaruh dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya, ia hanya percaya keadilan Allah itu jauh lebih adil dan ia percaya setiap perbuatan pasti suatu saat akan mendapatkan balasan sesuai takaran perbuatan yang pernah dilakukan.Saat Aina merasakan syukur akan kebahagiaan dalam hidupnya, dalam lamunannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh calon suaminya yang memeluknya dari belakang."Sedang apa kamu di sini, aku mencarimu sedari tadi," gumam Jaden seraya memeluk wanitanya yang tengah berdiri di dekat taman bunga, sengaja taman di belakang rumah Jaden ia buat taman karena wanitanya begitu menyukai bu
Niat Rafael Menculik AinaAina telah sampai di mall, ia pun berjalan ke stand tempat aneka perlengkapan bahan kue. Saat ia tengah asyik memilih bahan, tiba-tiba ia merasa ingin buang air kecil.Aina pun bergegas mencari letak di mana toilet berada, Martin dan Rio hanya bisa mengawal calon istri bosnya dari jauh. Mengingat Aina merasa tidak nyaman saat dilihatin banyak orang, makanya ia menyuruh dua orang suruhan Jaden mengawalnya sedikit jauh."Bisa kalian sedikit menjaga jarak, aku janji tidak akan pergi jauh selama di mall," ucap Aina sedikit merasa tidak nyaman, saat Martin dan Rio begitu ketat mengawalnya.''Tapi, Nona. Saya takut Tuan marah pada kami, karena kami tidak bisa menjaga Nona dengan baik," jawab Martin jujur."Tenang saja, pasti Mas Jaden tidak akan marah pada kalian. Selama kalian tidak mengatakannya,'' kekeh Aina.''Aku akan ke toilet sebentar, bisa kalian berdua berada di sini saja. Jangan mengikutiku, karena akueras
Penyelamatan AinaIring-iringan mobil yang dikendarain oleh preman suruhan Rafael, kini tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Karena Rafael baru teringat kalau koper, beserta isinya masih berada di rumahnya. Apalagi ada paspor yang harus iya bawa mengingat ia akan membawa Aina pergi dari kota Jakarta, sebelum Jaden menyadari kalau ia-lah dalang dalam penculikan Aina."Cepat kendarai mobil ini, kita ke rumahku terlebih dulu," perintah Rafael seraya merangkul Aina di kursi penumpang.Terlihat Aina tengah menutup matanya, karena pengaruh obat bius yang diberikan Rafael padanya."Baik, Pak," jawab salah satu preman yang tengah mengendarai mobil Rafael, terlihat satu mobil di belakang mobil Rafael terdapat beberapa preman yang sengaja Rafael bayar untuk membantunya melancarkan aksinya dalam menculik mantan istrinya itu.'Semoga saja anak buahnya Jaden tidak menyadari kalau Aina tengah kuculik,' batin Rafael, seraya mengecup puncak kepala Aina.
Rasa SyukurSetelah pulang dari menyelamatkan Aina, kini Jaden membawa wanitanya ke kamar Aina sendiri. Terlihat pria tampan itu sama sekali tidak meninggalkaan Aina barang sebentar saja, ia setia menanti calon istrinya sadar dari pengaruh obat bius yang diberikan Rafael saat mau menculik Aina.Waktu sudah menunjukkan pukul enam malam, terlihat Aina mulai membuka matanya. Sesaat ia dihinggapi rasa ketakutan, ketika teringat mantan suaminya berniat menculiknya."Aku tidak mau ... lepaskan aku, Rafael!" teriak Aina seraya terbangun, dan langsung terduduk dengan seluruh badan bergetar karena ketakutan.Jaden yang terkejut mendengar suara wanitanya, seketika berdiri dan berusaha menenangkan Aina dari rasa ketakutannya."Sstt, tenanglah. Kamu sudah aman, Sayang," gumam Jaden, dan langsung memberikan pelukan dan membelai punggung Aina pelan."Aku takut sekali, Mas.""Aku takut kalau Rafael akan menculikku, tadi aku masih ingat kalau dia mene
🍂 Kondisi Alya yang Memprihatinkan'Kak Alya?' gumam Aina yang bisa di dengar semua orang di dalam ruang tamu.Aina masih saja memperhatikan foto sang kakak kini berada dalam tangannya, ia terkejut sekaligus bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi pada Alya Kakaknya.Polisi yang melihat Aina terpaku seraya melihat foto sang kakak, tidak bisa membendung rasa ingin tahunya. Karena tujuan kedua polisi itu memang ingin tahu, jika Aina adalah salah satu keluarga Alya. Mengingat dua polisi itu mendapatkan tugas untuk mencari tahu, sebab pemilik rumah sakit merasa tidak enak hati bila datang sendiri ke kediaman keluarga Tamawijaya."Apa Anda mengenal wanita di dalam foto itu, Nona?" tanya polisi ingin tahu."Iya, saya mengenalnya. Dia adalah kakak kandung saya, Alya. Kenapa dengannya, Pak?""Tolong katakan padaku, apa yang terjadi dengan Kak Alya?" tanya Aina bertubi, dan mulai mengkhawatirkan keadaan sang kakak."Wanita yang berada
Bahagia BersamamuMalam semakin larut, setelah mandi dan mengganti gaun pengantin yang tadi Aina kenakan.Kini ia telah memakai baju tidur, terlihat baju itu begitu tipis dan ia merasa tidak nyaman mengenakannya. Ia merasa malu apabila nanti dilihat oleh Jaden, meskipun ia telah resmi menjadi istrinya tetap saja rasa malu menghinggapi hatinya.'Siapa, sih, yang memesan pakaian ini?' tanya Aina dalam batinnya, seraya menghela napas ketika melihat pantulan tubuhnya di cermin.'Jika Mas Jaden melihatku memakai pakaian ini, bagaimana reaksinya. Aku takut dia mengira kalau aku ingin menggodanya, padahal di sini memang tidak ada pakaian yang lebih pantas dipandang,' gumam Aina sedikit kesal.Jaden yang baru saja keluar dari kamar mandi samar-samar mendengar keluhan sang istri, ia tahu betul sifat Aina dan ia membenarkan jika sang istri tidak akan mungkin mau menggodanya terlebih dahulu. Mengingat Aina bukanlah wanita seperti di luaran sana, tapi untuk k
Bersatunya Dalam Mahligai PernikahanHari yang ditunggu Aina dan Jaden kini telah tiba, di mana keduanya telah resmi menjadi pasangan suami-istri dalam mahligai pernikahan.Ya, pagi tadi seorang Kieran Jaden Tamawijaya telah resmi mempersunting janda muda bernama Aina Anindya.Meskipun Aina dalam status janda, tapi tidak mengurungkan niat Jaden untuk mempersunting wanita cantik nan mungil itu sebagai istrinya.Mengingat begitu besar rasa cinta Jaden pada Aina, membuat ia memantapkan niatnya menjadikan Aina sebagai istri. Apalagi setelah ia mendapatkan restu dari sang kakek, membuat ia begitu semangat membawa Aina ke tengah-tengah keluarganya besarnya.Tidak hanya Jaden yang bahagia hari ini, tapi Aina juga turut merasakan perasaan sama. Begitu pula orang-orang di sekitar Aina dan Jaden, juga turut merasakan kebahagiaan mereka.Mengingat selama setahun belakangan Aina pernah merasakan namanya luka karena pengkhianatan dari orang-o
🍂 Kondisi Alya yang Memprihatinkan'Kak Alya?' gumam Aina yang bisa di dengar semua orang di dalam ruang tamu.Aina masih saja memperhatikan foto sang kakak kini berada dalam tangannya, ia terkejut sekaligus bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi pada Alya Kakaknya.Polisi yang melihat Aina terpaku seraya melihat foto sang kakak, tidak bisa membendung rasa ingin tahunya. Karena tujuan kedua polisi itu memang ingin tahu, jika Aina adalah salah satu keluarga Alya. Mengingat dua polisi itu mendapatkan tugas untuk mencari tahu, sebab pemilik rumah sakit merasa tidak enak hati bila datang sendiri ke kediaman keluarga Tamawijaya."Apa Anda mengenal wanita di dalam foto itu, Nona?" tanya polisi ingin tahu."Iya, saya mengenalnya. Dia adalah kakak kandung saya, Alya. Kenapa dengannya, Pak?""Tolong katakan padaku, apa yang terjadi dengan Kak Alya?" tanya Aina bertubi, dan mulai mengkhawatirkan keadaan sang kakak."Wanita yang berada
Rasa SyukurSetelah pulang dari menyelamatkan Aina, kini Jaden membawa wanitanya ke kamar Aina sendiri. Terlihat pria tampan itu sama sekali tidak meninggalkaan Aina barang sebentar saja, ia setia menanti calon istrinya sadar dari pengaruh obat bius yang diberikan Rafael saat mau menculik Aina.Waktu sudah menunjukkan pukul enam malam, terlihat Aina mulai membuka matanya. Sesaat ia dihinggapi rasa ketakutan, ketika teringat mantan suaminya berniat menculiknya."Aku tidak mau ... lepaskan aku, Rafael!" teriak Aina seraya terbangun, dan langsung terduduk dengan seluruh badan bergetar karena ketakutan.Jaden yang terkejut mendengar suara wanitanya, seketika berdiri dan berusaha menenangkan Aina dari rasa ketakutannya."Sstt, tenanglah. Kamu sudah aman, Sayang," gumam Jaden, dan langsung memberikan pelukan dan membelai punggung Aina pelan."Aku takut sekali, Mas.""Aku takut kalau Rafael akan menculikku, tadi aku masih ingat kalau dia mene
Penyelamatan AinaIring-iringan mobil yang dikendarain oleh preman suruhan Rafael, kini tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Karena Rafael baru teringat kalau koper, beserta isinya masih berada di rumahnya. Apalagi ada paspor yang harus iya bawa mengingat ia akan membawa Aina pergi dari kota Jakarta, sebelum Jaden menyadari kalau ia-lah dalang dalam penculikan Aina."Cepat kendarai mobil ini, kita ke rumahku terlebih dulu," perintah Rafael seraya merangkul Aina di kursi penumpang.Terlihat Aina tengah menutup matanya, karena pengaruh obat bius yang diberikan Rafael padanya."Baik, Pak," jawab salah satu preman yang tengah mengendarai mobil Rafael, terlihat satu mobil di belakang mobil Rafael terdapat beberapa preman yang sengaja Rafael bayar untuk membantunya melancarkan aksinya dalam menculik mantan istrinya itu.'Semoga saja anak buahnya Jaden tidak menyadari kalau Aina tengah kuculik,' batin Rafael, seraya mengecup puncak kepala Aina.
Niat Rafael Menculik AinaAina telah sampai di mall, ia pun berjalan ke stand tempat aneka perlengkapan bahan kue. Saat ia tengah asyik memilih bahan, tiba-tiba ia merasa ingin buang air kecil.Aina pun bergegas mencari letak di mana toilet berada, Martin dan Rio hanya bisa mengawal calon istri bosnya dari jauh. Mengingat Aina merasa tidak nyaman saat dilihatin banyak orang, makanya ia menyuruh dua orang suruhan Jaden mengawalnya sedikit jauh."Bisa kalian sedikit menjaga jarak, aku janji tidak akan pergi jauh selama di mall," ucap Aina sedikit merasa tidak nyaman, saat Martin dan Rio begitu ketat mengawalnya.''Tapi, Nona. Saya takut Tuan marah pada kami, karena kami tidak bisa menjaga Nona dengan baik," jawab Martin jujur."Tenang saja, pasti Mas Jaden tidak akan marah pada kalian. Selama kalian tidak mengatakannya,'' kekeh Aina.''Aku akan ke toilet sebentar, bisa kalian berdua berada di sini saja. Jangan mengikutiku, karena akueras
Firasat JadenHampir seminggu waktu berlalu, dan Aina kini telah resmi menjadi tunangan seoarang Kieran Jaden Tamawijaya. Segala sesuatu bagi Aina kini terasa indah, serta membahagiakan dalam hidupnya.Setelah begitu banyak Aina melewati rasa sakit dalam diri akan pengkhianatan, yang dilakukan oleh mantan suami dan kakaknya sendiri.Meskipun begitu, Aina tidak menaruh dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya, ia hanya percaya keadilan Allah itu jauh lebih adil dan ia percaya setiap perbuatan pasti suatu saat akan mendapatkan balasan sesuai takaran perbuatan yang pernah dilakukan.Saat Aina merasakan syukur akan kebahagiaan dalam hidupnya, dalam lamunannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh calon suaminya yang memeluknya dari belakang."Sedang apa kamu di sini, aku mencarimu sedari tadi," gumam Jaden seraya memeluk wanitanya yang tengah berdiri di dekat taman bunga, sengaja taman di belakang rumah Jaden ia buat taman karena wanitanya begitu menyukai bu
Kemarahan Rafael dan Juga ObsesinyaSetelah menyeret Alya dekat dengan mobilnya, kini Rafael mencoba menanyakan sebuah kebenaran bahwa Alya yang berada di balik perceraian dengan sang istri Aina."Katakan, apa benar kamu dibalik perceraianku dengan Aina?" tanya Rafael dengan menyengkeram mulut Alya. hingga Alya mengaduh kesakitan."Akkhh ... sakit, Rafael," adu Alya dengan netra mulai berkaca-kaca."Rasa sakitmu tidak seberapa dibandingkan aku kehilangan Aina dari hidupku sekarang, bukankah kamu sudah tahu seberapa besar aku mencintai dia, hah!" bentak Rafael.Alya mendengar kata cinta untuk Aina dari mulut pria yang sangat dicintai seketika merasa cemburu, dengan percaya diri ia menatap netra Rafael tanpa rasa takut."Cih, cinta katamu. Lalu kenapa kamu berselingkuh denganku, bahkan istrimu sendiri melihat adegan panas kita, dan itu saat kita bercinta. kemudian dia pergi meninggalkanmu, apakah itu semua salahku?"Degh!Merasa
Penyesalan yang Terlambat"Apa maksudmu kita sudah bercerai, Sayang?" tanya Rafael seraya ingin mendekati Aina, tapi Kakek Mark langsung menghadan langkahnya.Merasa kesal karena ulah Rafael mengganggu acara pertunangan cucunya, Kakek Mark mulai tegas."Berhenti di tempatmu anak muda, sebelum orang-orangku menyeretmu keluar dari pesta pertunangan cucuku!" tekan Kakek Mark dengan nada rendah dan dingin.Rafael yang mendapatkan kemarahan dari Kakek Mark bukannya takut malah menantang, dan ia berniat menyingkirkan Kakek Mark. Namun, Jaden yang tahu jika tangan Rafael berniat mendorong sang kakek dengan kemarahannya ia maju melindungi kakeknya tepat di depan Kakek Mark."Jangan berani-berani menyentuh Kakekku, dengan tangan kotormu ini. Jika, kamu berani menyentuhnya aku tidak segan untuk mematahkan tanganmu ini," ucap Jaden dingin."Memangnya aku takut ancamanmu, Pria Cupu!Jawabannya, tidak! aku sama sekali tidak takut padamu, dan lagi wanita c