Senyuman yang Dipaksakan
"Kenapa baru datang? Apakah kamu tidak tahu jika aku berada di rumah sakit, hem?" tanya Aina begitu ia melerai pelukan dari suaminya.
"Maafkan aku, Sayang? Di kantor ada sedikit masalah, jadi aku meninggalkanmu saat koma."
"Aku tidak punya pilihan, jadi kuutamakan kewajibanku sebagai pimpinan perusahaan terlebih dahulu. Maaf,'' jawab Rafael dengan kebohongannya, padahal selama tiga hari ia berada di Bali dan bersenang-senang bersama Alya.
"Apakah ada masalah yang serius?" tanya Aina terselip rasa khawatir, karena perusahaan suaminya selama ini terbilang aman-aman saja. Bahkan perkembangan perusahaan juga sangat pesat, dan ia merasa tidak ada hal yang serius pernah terjadi di perusahaan Rafael.
"Sudah kuselesaikan, kamu jangan mengkhawatirkan perusahaan. Untuk saat ini pilirkan tentang kondisimu, sebab kamu baru siuman, Sayang," jelas Rafael, seraya menggenggam tangan Aina. Kemudian ia memberikan kecupan kecil di pungg
Kecurigaan AinaSetelah Aina mengatakan ingin pulang, mau tidak mau Rafael pun menuruti keinginan sang istri. Meskipun sesungguhnya ia ingin Aina mendapatkan perawatan lebih baik, hingga kesehatan sang istri benar-benar pulih.Namun, sifat keras Aina membuat Rafael luluh. Ia yang melihat Aina baru saja siuman, dan tidak ingin membuat sang istri memikirkan hal berat.Aina hanya menginginkan pulang ke rumah mereka, dan ia harus menuruti. Memgingat sang istri tidak menyukai jika terlalu lama berada di rumah sakit.Rafael pun berjalan ke ruangan Dokter Jaden, di mana dokter tampan itu yang selama ini menangani dan merawat Aina. Setelah sampai di deoan ruangan, terlihat Rafael mengetuk pintu dengan tidak sabarannya.Di dalam ruangan.Terdengar suara ketukan pintu cukup keras, membuat Dokter Jaden yang tengah duduk di kursi putarnya merasa terkejut. Mengingat saat ini, ia dalam posisi melamun, dan hal yang dilamunkan tidak jauh dari pa
Pulang ke RumahWaktu telah menunjukkan pukul setengah satu malam, Aina dan Rafael baru saja turun dari mobil menuju pintu utama.Rafael terlihat mendorong kursi roda yang di tempati sang istri, Aina begitu bahagia kala ia memandang rumah yang telah beberapa hari tidak ia lihat dan tinggalkan."Apa kamu senang, Sayang?" tanya Rafael, seraya mendorong kursi roda Aina."Iya ... aku senang sekali, Rafa," jawab Aina, seraya menyentuh tangan suaminya yang berada tepat di belakang pundaknya.Rafael yang melihat wajah bahagia sang istri turut senang, biar bagaimana pun Aina adalah wanita yang ia cintai. Apa yang menjadi kesukaan serta kebahagiaan Aina, ia juga akan merasakan bahagia."Aku senang kamu bahagia, Sayang. Sekarang kita masuk ke dalam, tapi sebelum itu aku buka dulu pintunya," ucap Rafael, setelah mengusak puncak kepala Aina pelan. Kemudian ia mengambil kunci cadangan di saku celananyaCekelek!"Apa kamu lelah, dan ak
Timbul Perasaan Tidak Percaya"Non Aina istirahat dulu, ini sudah sangat larut sekali," ucap Bik Ida untuk kesekian kalinya."Saya masih belum mengatuk, Bi. Saya mau menunggu Rafael dulu," jawab Aina, masih dengan rasa gelisah dalam hatinya."Tapi, ini sudah jam tiga pagi, lho, Non Aina. Apalagi Non 'kan baru saja sembuh, jadi harus banyak istirahat," nasehat Bik Ida lembut, seperti selayaknya ibu bagi Aina.Ya, setelah Rafael meminta izin ke kamarnya di atas untuk mengambilkan baju tidur miliknya. Tapi, sudah hampir 3 jam Rafael belum juga kembali. Aina yang berada di kamar bawah, tepatnya kamar tamu mulai gelisah.'Kemana kamu, Rafael? Masa mengambil baju sampai lama seperti ini, apa kamu ketiduran di kamar kita?' tanya Aina dalam hatinya."Bi ... apa Kak Alya ada di kamarnya sekarang?" tanya Aina, dan memandang Bi Ida dengan sorot rasa ingin tahunya.Bik Ida yang tahu, dengan hubungan terlarang Rafael dan Alya terkejut saat nona ya
Tidak Percaya Lagi'Kenapa Aina tiba-tiba menangis, apa aku mengatakan hal yang salah? Tidak, tadi aku hanya mengatakan ketiduran di kamar atas. Tidak lebih,' batin Rafael binggung.''Sayang, kenapa kamu menangis? Apa ada yang sakit?'' tanya Rafael dengan nada perhatiannya.Aina yang mendengar itu sama sekali tidak berniat menjawab, yang ia lakukan hanya memandang wajah suaminya dengan tatapan terluka."Sayang, sudah dong jangan menangis terus. Maafkan aku jika aku salah, apa karena aku ketiduran di kamar kita kamu jadi sedih seperti ini, hem?'' tanya Rafael, dan berniat menghapus air mata Aina.Namun, dengan gerakan cepat Aina melenggos. Hingga tangan Rafael mengambang di udara. Sesaat Aina menghapus air matanya sendiri dengan kasar, setelah itu ia menjawab pertanyaan suaminya.Tentunya dengan nada berbohong, jika ia mengatakan kalau dirinya baik-baik saja. Nyatanya keadaannya tidak seperti itu, bukan tentang luka atau kondisi t
Terkuaknya Hubungan Rafael dan Alya'Non Aina!' teriak Bik Ida seraya menghampiri, dan melihat kondisi Aina.''Non kenapa, Non. Ayo bangun,' panggil Bik Ida yang terkejut melihat Aina pingsan di lantai.Karena tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Nyonya rumah, Bik Ida langsung menghubungi Rafael lewat sambungan telepon.Drrrttt📱Tuan Rafael"Hallo ...," sapa Rafael begitu ia menerima sambungan telepon, saat ini ia tengah mengemudikan mobil. Karena ia masih dalam perjalanan menuju kantornya, bersama Alya. Dengan posisi Alya di samping kemudi tengah bergelayut manja di lengan kekarnya."Tuan, Nyonya Aina saat ini pingsan," lapor Bik Ida."Apa! Kok bisa, Bik?!" kaget Rafael, hingga ia menyentak Alya menjauh dari lengannya.Chitt!Seketika Rafael mengerem mobilnya, detik berikutnya mobil pun berhenti dan Rafael bisa leluasa berbicara lewat sambungan telepon."Awwwh ...."
Perhatian Dokter JadenSetelah kepergian Bik Ida, Dokter Jaden menghampiri ranjang dan duduk di samping Aina yang masih menutup mata.Sesaat Dokter Jaden memandang pasien spesialnya dengan tatapan sulit diartikan, seraya tangannya terulur dan membelai rambut Aina lembut.'Apakah Rafael yang membuatmu seperti ini, hem?''Jika benar, pasti kamu mulai menyadari akan hubungan terlarang suami dan kakakmu,' gumam Dokter Jaden dengan suara lirihnya.'Bagunlah, lepaskan apa yang ada dalam hatimu padaku. Aku siap menjadi sandaranmu, Aina.''Jangan pernah merasa sendirian, karena masih ada aku yang siap menjadi tempat keluh kesahmu. Aku akan menjadi pria pelindungmu mulai sekarang, sebab aku tidak yakin pada Rafael setia padamu.''Buktinya dia lebih mementingkan pekerjaan, dan juga wanita sialan itu dari pada kamu yang tengah terbaring di sini.''Jangan pernah memendam perasaan sedih dalam hatimu, Aina. Ada aku, percaya padaku. Karena aku
Kejutan Ulang Tahun AinaSudah hampir satu bulan waktu berlalu dengan cepat. Hubungan Dokter Jaden dengan Sania mulai renggang, mengingat Dokter Jaden telah mengetahui semua pengkhianatan dan kebohongan Sania selama menjalin hubungan dengannya.Dokter Jaden hanya perlu waktu sedikit lagi, di mana saat itu ia akan membongkar semua kebohongan dan sifat sok baik Sania di depan Kakek Mark. Mengungat selama ini, sang kakeklah yang telah mengikat hubungan mereka.Tidak jauh berbeda dengan hubungan Aina, Rafael dan Alya juga semakin dingin hubungan mereka. Mengingat tidak ada komunikasi berarti dari mereka, kecuali Alya dan Rafael terlihat semakin dekat, dan itu dirasakan benar oleh Aina. Hatinya lagi-lagi semakin terluka.Namun, Aina berusaha menekan perasaannya sendiri jika ia sesungguhnya sudah mengetahui sedikit hubungan terlarang suami dan kakaknya.Aina hanya ingin memastikan seberapa jauh hubungan Rafael dan Alya, dan ia masih menganggap keduanya k
Undangan Khusus AinaSesuai ucapan Jaden dua hari yang lalu pada Martin, kini acara pesta penyambutan sang pewaris tahta dari Keluarga Tamawijaya akan berlangsung.Semua relasi dan rekan bisnis, telah diundang sesuai permintaan Jaden. Termasuk Rafael, Alya dan tamu istimewa Jaden Aina.Kedatangan Aina dalam pestanya, tentu saja tidak akan diketahui oleh Rafael dan Alya. Sebab ia telah menyiapkan tempat khusus untuk wanita spesialnya itu, dan untuk Sania malam ini Jaden telah memikirkan langkah cepat sebelum wanita rubah itu menjebaknya dalam situasi sulit.Jaden juga telah membawa selingkuhan Sania yang bernama Devan Ramadhan, ke acara pestanya dari Belanda langsung menuju Indonesia kemarin sore.Bukan hal sulit bagi seorang Kieran Jaden Tamawijaya dalam mengumpulkan orang-orang yang harus ia beri pelajaran, tujuan dan niatnya satu selain ingin membongkar perselingkuhan Rafael dan Alya. Ia juga ingin lepas dari ikatan cinta Sania."Apakah Ri
Bahagia BersamamuMalam semakin larut, setelah mandi dan mengganti gaun pengantin yang tadi Aina kenakan.Kini ia telah memakai baju tidur, terlihat baju itu begitu tipis dan ia merasa tidak nyaman mengenakannya. Ia merasa malu apabila nanti dilihat oleh Jaden, meskipun ia telah resmi menjadi istrinya tetap saja rasa malu menghinggapi hatinya.'Siapa, sih, yang memesan pakaian ini?' tanya Aina dalam batinnya, seraya menghela napas ketika melihat pantulan tubuhnya di cermin.'Jika Mas Jaden melihatku memakai pakaian ini, bagaimana reaksinya. Aku takut dia mengira kalau aku ingin menggodanya, padahal di sini memang tidak ada pakaian yang lebih pantas dipandang,' gumam Aina sedikit kesal.Jaden yang baru saja keluar dari kamar mandi samar-samar mendengar keluhan sang istri, ia tahu betul sifat Aina dan ia membenarkan jika sang istri tidak akan mungkin mau menggodanya terlebih dahulu. Mengingat Aina bukanlah wanita seperti di luaran sana, tapi untuk k
Bersatunya Dalam Mahligai PernikahanHari yang ditunggu Aina dan Jaden kini telah tiba, di mana keduanya telah resmi menjadi pasangan suami-istri dalam mahligai pernikahan.Ya, pagi tadi seorang Kieran Jaden Tamawijaya telah resmi mempersunting janda muda bernama Aina Anindya.Meskipun Aina dalam status janda, tapi tidak mengurungkan niat Jaden untuk mempersunting wanita cantik nan mungil itu sebagai istrinya.Mengingat begitu besar rasa cinta Jaden pada Aina, membuat ia memantapkan niatnya menjadikan Aina sebagai istri. Apalagi setelah ia mendapatkan restu dari sang kakek, membuat ia begitu semangat membawa Aina ke tengah-tengah keluarganya besarnya.Tidak hanya Jaden yang bahagia hari ini, tapi Aina juga turut merasakan perasaan sama. Begitu pula orang-orang di sekitar Aina dan Jaden, juga turut merasakan kebahagiaan mereka.Mengingat selama setahun belakangan Aina pernah merasakan namanya luka karena pengkhianatan dari orang-o
🍂 Kondisi Alya yang Memprihatinkan'Kak Alya?' gumam Aina yang bisa di dengar semua orang di dalam ruang tamu.Aina masih saja memperhatikan foto sang kakak kini berada dalam tangannya, ia terkejut sekaligus bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi pada Alya Kakaknya.Polisi yang melihat Aina terpaku seraya melihat foto sang kakak, tidak bisa membendung rasa ingin tahunya. Karena tujuan kedua polisi itu memang ingin tahu, jika Aina adalah salah satu keluarga Alya. Mengingat dua polisi itu mendapatkan tugas untuk mencari tahu, sebab pemilik rumah sakit merasa tidak enak hati bila datang sendiri ke kediaman keluarga Tamawijaya."Apa Anda mengenal wanita di dalam foto itu, Nona?" tanya polisi ingin tahu."Iya, saya mengenalnya. Dia adalah kakak kandung saya, Alya. Kenapa dengannya, Pak?""Tolong katakan padaku, apa yang terjadi dengan Kak Alya?" tanya Aina bertubi, dan mulai mengkhawatirkan keadaan sang kakak."Wanita yang berada
Rasa SyukurSetelah pulang dari menyelamatkan Aina, kini Jaden membawa wanitanya ke kamar Aina sendiri. Terlihat pria tampan itu sama sekali tidak meninggalkaan Aina barang sebentar saja, ia setia menanti calon istrinya sadar dari pengaruh obat bius yang diberikan Rafael saat mau menculik Aina.Waktu sudah menunjukkan pukul enam malam, terlihat Aina mulai membuka matanya. Sesaat ia dihinggapi rasa ketakutan, ketika teringat mantan suaminya berniat menculiknya."Aku tidak mau ... lepaskan aku, Rafael!" teriak Aina seraya terbangun, dan langsung terduduk dengan seluruh badan bergetar karena ketakutan.Jaden yang terkejut mendengar suara wanitanya, seketika berdiri dan berusaha menenangkan Aina dari rasa ketakutannya."Sstt, tenanglah. Kamu sudah aman, Sayang," gumam Jaden, dan langsung memberikan pelukan dan membelai punggung Aina pelan."Aku takut sekali, Mas.""Aku takut kalau Rafael akan menculikku, tadi aku masih ingat kalau dia mene
Penyelamatan AinaIring-iringan mobil yang dikendarain oleh preman suruhan Rafael, kini tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Karena Rafael baru teringat kalau koper, beserta isinya masih berada di rumahnya. Apalagi ada paspor yang harus iya bawa mengingat ia akan membawa Aina pergi dari kota Jakarta, sebelum Jaden menyadari kalau ia-lah dalang dalam penculikan Aina."Cepat kendarai mobil ini, kita ke rumahku terlebih dulu," perintah Rafael seraya merangkul Aina di kursi penumpang.Terlihat Aina tengah menutup matanya, karena pengaruh obat bius yang diberikan Rafael padanya."Baik, Pak," jawab salah satu preman yang tengah mengendarai mobil Rafael, terlihat satu mobil di belakang mobil Rafael terdapat beberapa preman yang sengaja Rafael bayar untuk membantunya melancarkan aksinya dalam menculik mantan istrinya itu.'Semoga saja anak buahnya Jaden tidak menyadari kalau Aina tengah kuculik,' batin Rafael, seraya mengecup puncak kepala Aina.
Niat Rafael Menculik AinaAina telah sampai di mall, ia pun berjalan ke stand tempat aneka perlengkapan bahan kue. Saat ia tengah asyik memilih bahan, tiba-tiba ia merasa ingin buang air kecil.Aina pun bergegas mencari letak di mana toilet berada, Martin dan Rio hanya bisa mengawal calon istri bosnya dari jauh. Mengingat Aina merasa tidak nyaman saat dilihatin banyak orang, makanya ia menyuruh dua orang suruhan Jaden mengawalnya sedikit jauh."Bisa kalian sedikit menjaga jarak, aku janji tidak akan pergi jauh selama di mall," ucap Aina sedikit merasa tidak nyaman, saat Martin dan Rio begitu ketat mengawalnya.''Tapi, Nona. Saya takut Tuan marah pada kami, karena kami tidak bisa menjaga Nona dengan baik," jawab Martin jujur."Tenang saja, pasti Mas Jaden tidak akan marah pada kalian. Selama kalian tidak mengatakannya,'' kekeh Aina.''Aku akan ke toilet sebentar, bisa kalian berdua berada di sini saja. Jangan mengikutiku, karena akueras
Firasat JadenHampir seminggu waktu berlalu, dan Aina kini telah resmi menjadi tunangan seoarang Kieran Jaden Tamawijaya. Segala sesuatu bagi Aina kini terasa indah, serta membahagiakan dalam hidupnya.Setelah begitu banyak Aina melewati rasa sakit dalam diri akan pengkhianatan, yang dilakukan oleh mantan suami dan kakaknya sendiri.Meskipun begitu, Aina tidak menaruh dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya, ia hanya percaya keadilan Allah itu jauh lebih adil dan ia percaya setiap perbuatan pasti suatu saat akan mendapatkan balasan sesuai takaran perbuatan yang pernah dilakukan.Saat Aina merasakan syukur akan kebahagiaan dalam hidupnya, dalam lamunannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh calon suaminya yang memeluknya dari belakang."Sedang apa kamu di sini, aku mencarimu sedari tadi," gumam Jaden seraya memeluk wanitanya yang tengah berdiri di dekat taman bunga, sengaja taman di belakang rumah Jaden ia buat taman karena wanitanya begitu menyukai bu
Kemarahan Rafael dan Juga ObsesinyaSetelah menyeret Alya dekat dengan mobilnya, kini Rafael mencoba menanyakan sebuah kebenaran bahwa Alya yang berada di balik perceraian dengan sang istri Aina."Katakan, apa benar kamu dibalik perceraianku dengan Aina?" tanya Rafael dengan menyengkeram mulut Alya. hingga Alya mengaduh kesakitan."Akkhh ... sakit, Rafael," adu Alya dengan netra mulai berkaca-kaca."Rasa sakitmu tidak seberapa dibandingkan aku kehilangan Aina dari hidupku sekarang, bukankah kamu sudah tahu seberapa besar aku mencintai dia, hah!" bentak Rafael.Alya mendengar kata cinta untuk Aina dari mulut pria yang sangat dicintai seketika merasa cemburu, dengan percaya diri ia menatap netra Rafael tanpa rasa takut."Cih, cinta katamu. Lalu kenapa kamu berselingkuh denganku, bahkan istrimu sendiri melihat adegan panas kita, dan itu saat kita bercinta. kemudian dia pergi meninggalkanmu, apakah itu semua salahku?"Degh!Merasa
Penyesalan yang Terlambat"Apa maksudmu kita sudah bercerai, Sayang?" tanya Rafael seraya ingin mendekati Aina, tapi Kakek Mark langsung menghadan langkahnya.Merasa kesal karena ulah Rafael mengganggu acara pertunangan cucunya, Kakek Mark mulai tegas."Berhenti di tempatmu anak muda, sebelum orang-orangku menyeretmu keluar dari pesta pertunangan cucuku!" tekan Kakek Mark dengan nada rendah dan dingin.Rafael yang mendapatkan kemarahan dari Kakek Mark bukannya takut malah menantang, dan ia berniat menyingkirkan Kakek Mark. Namun, Jaden yang tahu jika tangan Rafael berniat mendorong sang kakek dengan kemarahannya ia maju melindungi kakeknya tepat di depan Kakek Mark."Jangan berani-berani menyentuh Kakekku, dengan tangan kotormu ini. Jika, kamu berani menyentuhnya aku tidak segan untuk mematahkan tanganmu ini," ucap Jaden dingin."Memangnya aku takut ancamanmu, Pria Cupu!Jawabannya, tidak! aku sama sekali tidak takut padamu, dan lagi wanita c