Share

Chapter 8

Author: Suzy Wiryanty
last update Last Updated: 2021-12-27 20:20:12

"Ha--hallo Bi, gue bisa minta tolong kagak?" Tria berinisiatif untuk meminta kerjasama Bintang dalam membuat alasan atas ketidak pulangannya malam ini ke rumah. Saat ini ia ada di apartemen Akbar dan sang empunya apartemen sedang membersihkan diri di kamar mandi. Makanya ia bisa menelepon Bintang dengan bebas.

"Ck! Lo mau minta tolong apaan, Tri? Kalo bisa gue tolong, pasti lo gue tolongin lah. Sopan amat cara minta tolongnya. Pake nanya-nanya lagi. Ada apa sih emangnya? Serius amat, tapi kok suara lo lesu banget. Belum makan malem lo?"

"Iya belum. Gini, gue minta tolong ntar kalo nyokap, bokap atau kakak gue nelepon lo, lo bilang aja, iya gue nginep di rumah lo karena jabang bayi lo ngidam pengen barbeque. Gue minta tolongggg banget ya, Bi?" Dengan amat sangat terpaksa ia mengajak Bintang untuk berkonspirasi membohongi keluarganya. Kedua orang tuanya pasti curiga kalau dia tidak pulang ke rumah.

"Perasaan tadi siang ada

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wholehearted Love   Chapter 9

    Tria merasa banyak sekali suara burung-burung yang sedang bercuitan di kepalanya. Hadeh ini burung siapa sih sekalinya bercuit berjamaah? Tapi tunggu... tunggu... sejak kapan kamarnya ada burung? Ia mengedip-ngedipkan matanya, sedikit silau oleh tirai yang sepertinya baru saja disibakkan. Hidung tajamnya mengendus-endus aroma parfum pria yang samar-samar ia kenali aromanya. Aroma parfum ini sepertinya berbahan dasar cengkeh dan musk. Ia seperti baru saja menghirup aroma parfum ini dari tubuh... Akbar! Astaghfirullahaladzim Allahuakbar, jangan-jangan dia ada di... di..."Selamat pagi, Tri. Sudah jam tujuh pagi lho ini. Ayo bangun dan sarapan. Nggak baik anak perawan bangun siang-siang. Eh sorry, lo kan udah nggak perawan lagi sekarang. Gue ulangi ya, nggak baik anak perempuan bangun siang-siang." Suara bariton Akbar membuat nyawanya yang masih separuh sadar langsung terkumpul semua. Ia ada di ranjang Akbar dalam keadaan acak-acakan. Bukan hanya dirinya yang lecek

    Last Updated : 2021-12-27
  • Wholehearted Love   Chapter 10

    "Anda ini siapa? Apakah kantor ini mempekerjakan karyawati dari rombongan sirkus musiman? Anda sepertinya sangat ahli melompat dan memanjat-manjat. Hanya kurang back sound ah uh ah, payung serta pisang saja sepertinya."Ia dengan cepat membalikkan posisinya dalam posisi siap sempurna.Pandangannya bertemu dengan tatapan tajam pria berahang persegi khas daerah Sumatera. Pasti ini auditor yang telah membuatnya ngos-ngosan mengangkut file-file lama yang bejibun. Hah, dikira ia takut apa? Apa pun ceritanya ia ini kan anak boss, sementara si tukang audit ini hanya orang gajian ayahnya. Si auditor ini bilang apa tadi? Karyawati dari sirkus musiman? Kurang suara ah uh ah payung dan pisang? Eh sianying,ia berani mengatai anak bossnya sendiri monyet!"Anda ini siapa? Mengapa Anda mengata-ngatai saya monyet?" Walaupun kesal Tria masih berusaha bersikap sopan. Bagaimana pun ini di kantor. Lain cerita kalau laki-laki ini menca

    Last Updated : 2021-12-27
  • Wholehearted Love   Chapter 11

    "Kalau saya tau kamu mau makan di sini ini juga, lebih baik tadi kita berangkatnya satu mobil saja dari kantor." Laki-laki sebesar pohon ini mendekati tempat duduknya dengan beberapa langkah panjang. Menarik kursi kosong di sampingnya dan duduk dengan santai. Tidak bernyata boleh atau tidak duduk di kursi itu. Barbarita ini memang selalu sepede ini.Akbar melirik Barita sekilas. Ia tetap diam sembari memainkan ponselnya. Tria menarik nafas panjang. Satu masalah belum kelar, eh satu masalah lagi sudah menghampiri. Inhale exhale... sabarrrr..."Eh rontokan gulali, lo jangan sembarangan ngakuin gue sebagai bini lo ya? Ngelamar kagak, ijab kagak, enak aja nyebut-nyebut gue bini lo. Tolong kondisikan mukut lo ya, Barbarita?" Tria merasa nafsu makannya menguap seketika karena bertemu dengan pria-pria aneh yang selalu saja nyrungsungin hidupnya. Untuk selanjutnya sepertinya duo Bar-Bar ini akan membuat hari-harinya semakin sulit saja.

    Last Updated : 2021-12-27
  • Wholehearted Love   Chapter 12

    Tria merasa ada yang aneh saat akan masuk ke dalam rumahnya. Bagaimana tidak aneh, ia melihat begitu banyak para pewarta dan awak media massa bergerombol di depan pagar rumahnya. Ada apakah gerangan? Ingatan tentang banyaknya orang-orang pers mengingatkan Tria pada skandal photo-photo dan video hot antara Tian dan Bintang beberapa bulan yang lalu. Saat itu ke mana pun Bintang melangkah, para pewarta yang mengenalinya akan terus mengejar-ngejar Bintang dengan alasan ingin melakukan wawancara exclusive. Padahal Tian dan Bintang sudah berkali-kali melakukan konfirmasi bahwa itu semua tidak benar. Tetapi nyamuk-nyamuk pers itu tetap saja merubunginya.Tok... tok... tok...Pintu kaca mobilnya diketuk beramai-ramai oleh para pewarta. Ia mendadak merasa seperti seorang selebritis yang sedang dikejar-kejar oleh paparazi. Ini sebenarnya ada apa sih?Untung saja Satpam rumahnya segera membukakan pintu gerbang sehingga ia bis

    Last Updated : 2021-12-29
  • Wholehearted Love   Chapter 13

    Drttt... drrttt... drttt...Tria menatap ponselnya yang bergetar di atas meja. Ada nama Sena sebagai pemanggilnya di sana. Sejenak, ia hanya menatap ponselnya yang ia letakkan di atas meja bernomor 8 itu dengan bimbang. Sesungguhnya ia sendiri juga tidak yakin dengan perbuatan nekadnya ini. Menemui Sena di salah satu restaurant pada saat jam istirahat di kantornya. Ia teringat kembali pada pembicaraan sesama staff ayahnya yang tidak sengaja ia dengar pagi tadi."Gue nggak tahu gimana cara ngasih makan anak bini gue kalau kantor kita ini sampai tutup karena bangkrut, Han. Mana bulan depan bini gue bakal lahiran anak kedua kami lagi. Apalagi nyokap gue kan lo tau sakit-sakitan melulu. Tiap bulan harus ada jadwal cek up lagi. Uang dari mana coba buat membiayai mereka semua? Gue suntuk banget, Han.""Ya sama, Gus. Gue juga kan harus membiayai anak bini gue. Belum lagi uang bulanan untuk biaya hidup kedua mertua gue yan

    Last Updated : 2021-12-29
  • Wholehearted Love   Chapter 14

    "Tri, gue emang bukan siapa-siapa lo. Tapi gue tahu masalah apa yang sedang terjadi pada keluarga lo. Sebagai teman yang tumbuh bersama sedari kecil, gue cuma mau bilang, jangan berbuat bodoh hanya karena lo mencoba untuk menjadi seorang pahlawan. Jangan pernah terlintas sedikit pun di kepala lo niat untuk berperang sendirian. Apalagi lo sama sekali nggak punya senjata. Itu namanya lo nyerahin diri untuk dibantai musuh. Mati konyol. Ingat itu baik-baik Tri."Akbar menatap tajam mata Tria yang kini berdiri saling berhadapan dengannya. Akbar bahkan menunjuk kening Tria demi untuk memperjelas maksud dan tujuan dari kata-katanya."Atas dasar apa lo ngomong begitu sama gue? Tahu apa lo soal perasaan gue? Lo itu cuma orang luar, Bar. Lo nggak ada kontribusi apa pun dalam keluarga gue, hidup gue. Kalo pun besok-besok keluarga gue bangkrut, yang ngerasain susah itu siapa? Gue dan keluarga gue kan? Bukan lo Bar! Bukan lo. Lo dan semua orang pal

    Last Updated : 2021-12-29
  • Wholehearted Love   Chapter 15

    "Sebelum Anda menanda tangani draft perjanjian ini, saya harap Anda membaca terlebih dahulu poin-poin pentingnya. Tanyakan kepada saya, bagian mana yang tidak Anda mengerti." Ethan Hartomo Putranto, anak pengacara gaek Hartomo Putranto menatap gadis tomboy yang duduk di hadapannya dengan pandangan skeptis. Ia merasa tidak percaya kalau seorang Naratria Abiyaksa mau melakukan perjanjian sebodoh ini."Udah lo nggak usah anda-andaan sama gue, Tan. Geli kuping gue ngedengernya. Gue udah paham poin-poinnya. Intinya gue sebagai pihak pertama dalam waktu tiga bulan ke depan terhitung setelah surat perjanjian ini dibuat, menyatakan bersedia untuk menikah dengan Sena yang disebut sebagai pihak kedua, tanpa paksaan dari pihak mana pun juga. Dan apabila kami bercerai kelak di kemudian hari, maka gue sama sekali tidak boleh menuntut soal harta gono gini terhadap pihak kedua. Begitu kan poin-poinnya? Gue udah ngerti. Siniin pena lo, biar gue tanda tanganin berkasnya." Sahut

    Last Updated : 2021-12-29
  • Wholehearted Love   Chapter 16

    Waktu telah menunjukkan pukul enam sore. Tria membereskan meja kerjanya dengan cepat. Ia ingin segera beristirahat. Kakinya memang sudah tidak sesakit tadi. Tetapi tetap saja ia belum boleh banyak bergerak. Dokter mengatakan mungkin kakinya baru bisa sembuh total dalam waktu seminggu. Tria meraih tas slempangnya. Bersiap untuk pulang dan mengistirahatkan kakinya."Eh Tri, lo udah mau balik? Gue baru aja dateng nih. Masa lo mau maen balik aja. Kagak sopan amat sih lo?"Merlyn Diwangkara.Tubuh mungil Mer terlihat di depan pintu ruangannya yang memang tidak tertutup rapat. Tumben banget si incess oneng ini boleh berkeliaran ke mana-mana sendirian? Biasanya selalu ada ayah atau kakaknya yang menemaninya. Akhir-akhir ini malah ada seorang perwira polisi yang selalu mengawalnya ke mana-mana. Lagi pada ke manalah para pelindung si incess ini?"Lagian lo datengnya jam enam sih, Mer. 'Kan emang udah jam pula

    Last Updated : 2021-12-29

Latest chapter

  • Wholehearted Love   Extra Part

    "Bang, Tri hamil lagi," Tria memberikan test pack pada Akbar dengan raut wajah lesu. Maira baru berusia tiga bulan dan ia sudah hamil lagi. Apa kata dunia coba? Rasanya baru kemarin ia merasakan sakitnya melahirkan, dan beberapa bulan lagi ia akan kembali merasakan sakit yang sama. Lama-lama ia merasa mirip dengan si Cikur. Kucingnya Bik Sari yang anaknya juga banyak."Alhamdullilah."Akbar mengucap doa syukur karena telah diberikan kepercayaan kembali olehAllahuntuk mengasuh seorang anak. Baginya tidak masalah seberapa anak yang dititipkanAllahpadanya. Selama ia mampu mendidik dan membesarkan mereka, ia akan menerima seberapa di kasihnya saja. Anak adalah rezeki."Kenapa kamu murung begitu sih, sayang? Kamu tidak bahagia diberi kepercayaan oleh Allah untuk dititipi seorang anak lagi?" Akbar menghampiri istrinya yang terduduk lemas di sofa kamar. Sepertinya is

  • Wholehearted Love   Chapter 45 (end)

    Tria membaringkan tubuh lelahnya yang berbalut bath rope di atas ranjang. Waktu telah menunjukkan pukul dua belas malam. Hari ini adalah hari pernikahan ulangnya dengan Akbar. Dari pagi buta tadi ia sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Dimulai dari make up, hingga persiapan mental dan spiritualnya dalam memulai hidup baru lagi sebagai sepasang suami istri dengan Akbar. Dan semua itu benar-benar menguras energinya. Ia dan Akbar memang tidak ingin menggelar acara pernikahan besar-besaran. Toh mereka hanya akan melaksanakan ijab nikah ulang. Lain dengan saat pernikahan mereka yang pertama kali pada enam tahun yang lalu. Waktu itu pernikahan mereka sangat megah, sakral dan meriah. Maklum saja pernikahan pertama kalinya.Para tamu undangan yang sebagian besar adalah keluarga dan kerabat dekat sudah membubarkan diri semua. Sebelum membubarkan diri mereka terus saja meledeknya dan Akbar dengan candaan-candaan berbau mesum. Papa Dewa mala

  • Wholehearted Love   Chapter 44

    Hari ini adalah hari ulang tahun mama mertuanya. Sedari pagi hari Azka sudah ribut ingin memberikan hadiah istimewa untuk oma tercintanya. Ia bahkan dengan rela memecahkan celengan ayamnya untuk memberikan hadiah yang spesial dari uangnya sendiri. Saat putranya bingung ingin memberikan hadiah apa karena uangnya tidak banyak, ia mengusulkan untuk membuat kue ulang tahun saja.Jadilah siang hari ini mereka sibuk berjibaku di dapur membuat cake yang bagus untuk mama mertuanya. Kemarin ia sudah resmi resign dari hotel dan akan segera kembali bekerja pada perusahaan ayahnya mulai senin depan. Jadi ia mempunyai waktu seminggu penuh untuk beristirahat dan leyeh-leyeh di rumah bersama dengan putra dan juga keluarga angkatnya. Mulai minggu depan ia dan Azka akan tinggal bersama dengan Akbar di rumah kedua orang tuanya setelah mereka berdua kembali menikah ulang. Ia tahu walaupun tidak ada ucapan talak, cerai atau pun pegat dari Akbar, tetapi mereka berdua telah ber

  • Wholehearted Love   Chapter 43

    "Bagaimana Dama? Kamu ini kan ratu drama. Mau merasakan bagimana rasanya jantung kamu kayak dicubit-cubit gemes gitu?" Tria menatap santai Dama yang seketika terdiam. Raut wajahnya serba salah. Inilah sifat manusia yang sebenar-benarnya. Giliran salah, dengan mudahnya berucap maaf. Tapi bila keadaannya dibalik, langsung diam seribu bahasa. Tria berdiri dari tempat duduknya. Hari ini ia ingin membuang semua kesakitan, ketakutan dan hantu masa lalu yang terus membayangi hidupnya selama enam tahun ini. Mumpung hantunya memang sedang ada di sini. Tria menghampiri tempat duduk Michael dan duduk tepat di sisinya. Ia kemudian memandangi Michael dengan mesra. Napas Mike terlihat tersangkut-sangkut di lehernya. Dama tidak bisa bersuara tetapi ia memandangi perbuatan Tria dengan tatapan marah dan tidak rela.Rasa sakit hati tingkat pertama, batin Tria. See?Baru juga berandai-andai si Dama ini sudah terlihat seperti iklan orang yang sedang sakit asma

  • Wholehearted Love   Chapter 42

    Semenjak tempat persembunyiannya ketahuan, kehidupan Tria yang selama enam tahun ini tenang, seketika riuh rendah. Dimulai dari kedatangan kedua orang tuanya beserta Tama dan Liz. Kedua mertuanya dan tentu saja sahabat oroknya Bintang dan Altan. Bintang nyaris mencekik lehernya karena kesal ditinggal kabur begitu saja selama enam tahun lamanya. Altan bahkan ingin menanamkan chips di tubuhnya agar ia bisa melacak jejaknya kalau-kalau suatu hari ia akan kabur lagi. Untuk pertama kali selama enam tahun hidup merananya, Tria tertawa. Dua sahabat oroknya emang gokil abis.Banyak orang yang mengata-ngatainya bodoh, terlalu idealis, hanya karena masalah kecil sampai kabur sebegitu lamanya. Ia tidak menyalahkan pemikiran mereka. Mereka bisa berkata seperti itu karena mereka belum mengalaminya sendiri. Apakah ia menyalahkan orang-orang yang menyebutnya bodoh dan lebay itu? Tidak sama sekali. Kondisi batin tiap orang itu berbeda-beda. Mereka yang mengatakannya bodoh

  • Wholehearted Love   Chapter 41

    Tria mendorong troley berisi kebutuhan untuk membersihkan kamar para tamu-tamu hotel saat suara bergetar sarat kerinduan memanggil lirih namanya. Tria sontak menoleh spontan.Adzan Akbar Dewangga dan Azka, putra kesayangannya! Bagaimana putranya bisa bersama dengan Akbar!Tanpa banyak bicara lagi, Tria meninggalkan begitu saja troleynya dan bermaksud untuk segera berlalu secepat mungkin dari tempat ini. Ia belum sanggup untuk bertatap mata kembali dengan suami pembohongnya. Suami. Bibir Tria terasa kebas saat menyebut kata suami."Room maid Rara. Apa seperti ini sikap seorang karyawan hotel bila sedang bertugas? Meninggalkan tamu begitu saja? Apakah seperti ini juga hasil briefing yang setiap pagi ditekankan oleh Bu Sari terhadap para bawahannya dalam house keeping departement? Tidak memberi salam pada tamu dan meninggalkan troley begitu saja di koridor? Begitu room maid Rara?" Langkah Tria terhenti.

  • Wholehearted Love   Chapter 40

    "Iya, Nak. Itu photo Ayah dan Bunda sewaktu menikah dulu. Kamu sudah sebesar ini sekarang ya, Nak?Alhamdullilah ya, Allah. Alhamdullilah. Alhamdullilah. Alhamdullilah." Akbar terus menerus mengucap syukur seraya memeluk erat putranya yang juga balas memeluk tak kalah erat. Akbar merasa kalau tangan kecil putranya sampai gemetaran. Mereka berdua menangis keras di sudut jalan. Suara sedu sedan mereka segera saja menarik minat pengguna jalan lainnya. Akbar dengan cepat menggendong putranya masuk ke dalam mobil. Ia tidak ingin menjadi tonton gratis dan akhirnya viral di dunia maya."Sini, Nak. Duduk dipangkuan ayah. Ayah masih rindu." Akbar mengangkat tubuh putranya ke atas pangkuan. Ia masih tidak percaya kalau putranya telah ia temukan. Eh salah, putranya lah yang menemukannya. Putranya ini begitu cerdas dan tampan. Tria telah merawatnya dengan baik."Kata Om Thomas, Azka tidak boleh lagi duduk dipangku depan di bawah stir mobil. Azka sudah be

  • Wholehearted Love   Chapter 39

    "Ka--kabar baik Se--Pak Sena." Tria menjawab tergagap pertanyaan Sena seraya terus mundur-mundur karena Sena terus maju mendekati tempatnya berdiri."Bapak tamu kamar ini ya? Saya--saya melihat kalau kamar ini sudah vacant clean, Pak Sena. Door entrance, skirting, desk table, chairs, window frame, coffee table, bed side table, wardrobe, semua sudah dalam keadaan clean. Bahkan wall, furnitures, paintings, lamps, floor, linen, dan ceiling pun dalam keadaan vacant clean. Saya tidak mengerti di mana letak ketidakrapiannya. Saya bahkan sudah double check dengan--""Kalau saya bilang tidak rapi ya tidak rapi, kan saya tamunya." Jawab Sena santai sambil terus maju. Tria sampai terduduk di ujung ranjang karena tidak bisa mundur lagi."Tapi ini sudah rapi semua Pak. Tidak ada lagi yang harus saya kerjakan di-- astaga! Apa yang Bapak lakukan?" Tria kaget saat Sena menariknya berdiri, dan meraih ujung duvet cover secara

  • Wholehearted Love   Chapter 38

    Enam tahun kemudian."Azkaaa... cepetan dong pakai sepatunya. Bunda sudah terlambat ini. Nanti kalau gaji Bunda dipotong kita nggak bisa beli puzzle lagi lho."Seorang wanita muda yang terlihat kerepotan membawa dua bungkus plastik besar yang berisi makanan, meneriaki seorang bocah TK yang terlihat buru-buru memakai sepatunya. Si wanita muda menyerahkan bungkusannya kepada seorang pria gagah berkaca mata yang menunggu ibu dan anak itu di atas sepeda motornya. Si pemuda gagah menerima bungkusan makanan dan menyusunnya rapi agar tidak tumpah atau terbalik-balik isinya. Ketika si ibu kembali berteriak memperingatkan putranya sekali lagi, si pemuda tersenyum geli. Ibu dan anak ini selalu saja ribut setiap pagi."Azka sudah siap kok ini, Nda. Ya sudah kalau kita nggak bisa beli puzzle lagi, kita beli lego aja kali, Nda. Gitu aja kok repot." Si anak TK balas berteriak seraya berlari-lari kecil menyusul om dan bundanya ya

DMCA.com Protection Status