"Kalau begitu, katakan tentang masalah yang kamu maksud, Mas. Katakan rahasia yang kamu sembunyikan!"
Salsabila pada akhirnya melayangkan pertanyaan tersebut untuk Alan, dia perlu tahu apakah Alan masih berusaha untuk menyembunyikan atau akan terbuka untuknya. Mungkin, Salsabila akan sedikit memaafkan seandainya saja Alan akan mengatakan sesuatu yang membuatnya tidak kecewa lagi terhadap suaminya tersebut."Sepertinya pertanyaan itu begitu sulit kamu jawab ya, Mas?" Salsabila begitu menikmati wajah Alan yang begitu sendu dan terlihat ada ketakutan di dalamnya. "Baiklah, aku akan mengganti pertanyaannya. Apakah kalian kembali bersama?"Alan mendongak. "Siapa?"Salsabila mendengkus. "Kamu dan mbak Meira. Apakah kalian kembali?"Alan dengan cepat kembali menggeleng. "Tidak, aku tidak akan pernah mengkhianati kamu, Sa."Ingin rasanya Salsabila meneriakkan apa arti dari pendengarannya malam itu. Tidak mungkin Salsabila salah dengar, sSore hari setelah menyusui Edward dan Erland, Salsabila memilih menenangkan diri di taman rumah sakit. Pertengkarannya dengan Alan tadi siang begitu mengganggu psikis Salsabila. Oleh karena itu dokter Angela menyarankan untuk menghirup udara segar sore hari di taman, menikmati semilir angin yang sejak tadi menerbangkan rambutnya, serta menghirup aroma bunga yang semerbak menusuk hidung. Berada di sini, Salsabila memang merasa lebih baik dibandingkan keadaannya tadi siang setelah pertengkarannya dengan Alan yang berujung saling meneriaki.Salsabila senang, karena setelah kejadian tadi Alan tidak lagi memunculkan batang hidungnya. Info dari dokter Angela kalau Alan itu banyak menghabiskan waktu di dalam kamar bayi, sedang berinteraksi dengan anak kembarnya. Pria itu pasti merasa bersalah, Salsabila tahu itu. Tetapi baguslah, Alan memang harus menebus kesalahannya karena telah menelantarkan kedua anaknya. Ya, begitulah Salsabila meyebut Alan. Karena memang benar Alan
Salsabila tentu saja memikirkan masa depan anak kembarnya sebelum mengambil keputusan. Sulit memang, karena Salsabila tumbuh tanpa kasih sayang dari orang tua dan tidak memilikinya. Oleh karena itu, Salsabila tidak ingin kalau anak-anaknya tersebut juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakannya dahulu. Tetapi kalau sudah seperti ini, Salsabila juga masih memikirkan kewarasannya, sekarang saja Salsabila merasa depresi hebat karena terus memikirkan Alan. Lama-kelamaan Salsabila bisa menjadi gila kalau terus bertahan pada hubungan toxic ini.Bahkan ASI-nya sekarang tidak sebanyak pertama Salsabila baru melahirkan. Kedua anaknya bahkan tidak merasa puas mendapatkan ASI berhubung ASI-nya tersebut seketika berkurang. Semua ini tentu saja terjadi karena psikis Salsabila yang terganggu, stres pasca melahirkan, terlebih lagi ditambah dengan masalahnya yang pelik dengan Alan semakin menambah berkurangnya kesehatan Salsabila.Dokter Angela bahkan sudah menyarankan
Setelah melewati pemikiran-pemikiran panjang, akhirnya Alan berniat untuk mendatangi kamar inap Salsabila kembali, setelah beberapa hari tidak memunculkan batang hidung di hadapan wanita itu dan hanya melihatnya dari kejauhan, atau mendatangi kamarnya ketika sudah tidur. Bukan tanpa alasan Alan melakukan ini, hanya saja dia tidak mau lagi mendengar kalimat perceraian yang berkali-kali terus dilontarkan oleh wanita itu. Alan tidak suka Salsabila begitu excited ingin berpisah darinya bahkan sudah merencanakan planning untuk masa depannya jika perpisahan memang sudah terjadi.Apalagi akhir-akhir ini kata dokter Angela, Salsabila kekurangan istirahat saking banyaknya pikiran. Dan yang lebih parah lagi si kembar pun terkena imbasnya juga, ASI Salsabila bermasalah, semua itu tentu saja karena banyaknya hal yang dipikirkan oleh Salsabila. Oleh karena itu, Alan sengaja datang untuk bernegosiasi dengan Salsabila. Dia tidak mau egois lebih lama lagi, kalau memang Salsabila tersiksa d
Salsabila menyusun perlengkapannya beserta perlengkapan bayinya ke dalam tas. Hari ini Salsabila sudah diizinkan keluar dari rumah sakit, setelah satu minggu lebih terjebak di rumah sakit itu karena keadaannya yang tak kunjung membaik. Tetapi setelah diperiksa oleh dokter Angela semalam, Salsabila sudah dikatakan sehat dan sudah dibiarkan pulang ke rumah. Salsabila tentu saja sangat senang, karena dia memang sudah mulai bosan berada di rumah sakit. Edward dan Erland pasti juga merasa demikian, bosan berada di rumah sakit dan ingin segera pulang ke rumah.“Hai ... bagaimana keadaan kamu?” Sebuah suara mengagetkan Salsabila dan membuatnya menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke arah sumber suara tersebut.Alexa muncul di sana, tengah tersenyum lebar ke arahnya.“Aku baik-baik saja, Al,” balas Salsabila tersenyum, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. “Kamu datang, aku pikir sudah pulang ke Jakarta tanpa pamit padaku.”Alexa se
Setelah Alexa keluar dari ruangan dan meninggalkan keduanya, Salsabila dan Alan malah terpenjara dalam keheningan. Sebenarnya Alan tidak suka dengan suasana seperti ini, tetapi Salsabila terus berusaha menciptakan jarak dan seakan tidak menganggapnya ada di tempat itu.“Sa, kita sarapan dulu sebelum pulang, ya?”Tidak ada tanggapan, Salsabila terus menyibukkan diri dengan pekerjaan melipat baju yang tidak kelar-kelar sejak tadi. Melihat hal itu, Alan gemas sendiri. Rasanya Alan ingin mengambil alih pekerjaan yang sangat gampang tetapi dibuat susah oleh Salsabila.“Sa, pakaian itu nantinya akan pusing sendiri kalau hanya dilipat terus dibongkar lagi. Kenapa menyulitkan diri seperti itu hanya karena tidak ingin menganggapku ada di sini?”Salsabila hanya mendongak sekilas setelah kelakuan absurdnya diketahui oleh Alan. Kemudian dengan kemarahan yang kembali membabi buta, mengambil pakaian tersebut lalu dimasukkan dengan paksa ke dalam tas tanpa beru
“Jadi, bagaimana pendapatmu tentang keinginan bunda?”Salsabila seketika menghentikan aktivitas sarapannya, dan kembali menyimpan sendok dan garpu kembali ke atas piring dengan pelan. Kemudian menarik kedua tangannya ke atas paha, Salsabils meremas kedua tangannya dengan pelan.Kemarin bunda Rena mengunjunginya dan memintanya tetap tinggal bersama mereka di Surabaya paling tidak sampai si kembar berumur lima bulan atau paling lama setahun. Sebenarnya ini adalah keputusan yang begitu berat, Salsabila dilema. Dengan mengikuti keinginan bunda untuk tetap stay di rumah itu, sama saja dengan dia punya banyak waktu kebersamaan dengan Alan dan Salsabila tidak suka itu. Sedangkan kalau menolak permintaan bunda Rena sama saja dengan dia berlaku sangat jahat karena cepat sekali memisahkannya dengan cucu pertama mereka. Dan salah satu yang akan Salsabila lihat adalah kesedihan dan kekecewaan yang diperlihatkan oleh kedua mertua yang sangat menyayanginya bak anak sendiri.
Setelah menyelesaikan sarapan, akhirnya Salsabila, Alan dan kedua anak kembarnya meninggalkan rumah sakit. Edward dan Erland sangat anteng di dalam pelukan Salsabila, kedua anaknya itu tertidur lelap di dalam dekapan hangat ibunya.“Apakah kamu kesusahan?” tanya Alan berusaha memecah keheningan ketika sejak mobil bergerak meninggalkan rumah sakit, wanita itu belum membuka suara.Salsabila menoleh dan menatap Alan dengan kening berkerut. “Kesusahan bagaimana, Mas?”“Hm ... maksudku apa kamu tidak kesusahan memangku Ed dan Er secara bersamaan?” Alan kembali mengalihkan perhatiaannya dan tetap menyetir mobil dengan tenang lalu kembali bersuara. “Seharusnya tadi aku paksa bunda untuk ikut agar ada yang membantumu membawa anak-anak.”“Tidak apa-apa, bunda juga butuh istirahat. Lagian aku tidak ingin merepotkan bunda lebih banyak lagi, sudah cukup aku akan menumpang di rumah kalian setelah bercerai padahal aku bukan siapa-siapa lagi.”Men
“Jaga kesehatan kalian, ya!” Itu adalah pesan Tante Mely, hari sudah menjelang sore oleh karena itu mereka sudah bergegas pulang.“Iya, Tante. Terima kasih atas kunjungannya!” jawab Salsabila yang tengah dipleuk oleh wanita tersebut.Setelah memberikan beberapa petuah, dan harapan-harapan membahagiakan untuk kehidupan pernikahan mereka untuk ke depannya, keluaga besar kemudian pamit untuk pulang. Tadi mereka banyak mengobrol, bahkan makan siang bersama, Salsabila suka berada di tengah-tengah keluarga Dirgantara, dia merasa sangat diterima. Keluarga yang begitu hangat yang memang Salsabila banggakan sejak dahulu sejak masih kanak-kanak dan baru didapatkan setelah menikah. Namun, kehangatan keluarga itu tidak akan bertahan lama, tinggal menghitug waktu sampai Salsabila benar-benar meninggalkan rumah dan seluruh isinya beserta kekeluargaan yang begitu hangat.Setelah mobil yang mereka tumpangi sudah menjauh, Alan mengajak Salsabila untuk kembali masuk ke dala
“Karena hanya kamu yang termasuk dari semua kriteria itu. Aku tidak akan mencari wanita yang lain, karena hanya kamu yang aku inginkan.”Salsabila bungkam, dia tidak tahu ingin mengatakan apa lagi atas kekerasan hati Alan yang masih berharap ada sesuatu di antara mereka yang masih tersisa. Tetapi kenyataannya sudah tidak ada, Salsabila sudah meninggalkan semuanya semenjak ketuk palu perceraian terdengar. Salsabila sudah mengubur cintanya untuk Alan di sana, tak ada lagi yang tersisa. Tetapi kenapa pria itu terus saja mengharapkan sesuatu yang mustahil untuk kembali terjadi sama mereka.“Mas, aku tidak menginginkan menyulut pertengkaran di tengah malam seperti ini. jadi sebaiknya hentikan omong kosong kamu sekarang, karena tidak ada gunanya juga.”Alan mengacak rambutnya dengan kasar. “Kenapa kita tidak mencoba—““Dad?” Edward menggosok kelopak matanya dengan punggung tangan.Salsabila bersyukur karena kedatangan Edward memutus pembicaraa
"Mas!"Sudah waktunya ternyata. Alan akan bersiap untuk memasang lebar-lebar kedua telinganya dan mempersiapkan diri untuk mendengarkan segala rentetan omelan yang akan diledakkan oleh Salsabila.“Kenapa?” tanya Alan, masih sanggup menjawab panggilan Salsabila yang seharusnya itu tidak perlu dijawab.Kau hanya perlu mempersiapkan diri mendengar ocehan itu Alan!“Aku sangat berharap kamu datang membawa si kembar dalam keadaan tertidur. Lalu menidurkannya di kamar. Dan kamu ... pulang.”Jadi Salsabila sekarang mengusirnya? Astaga ... tidak ada halus-halusnya sama sekali.“Apa yang kamu berikan ke mereka sampai jam segini belum tidur dan mata mereka masih segar serta masih sangat aktif, Mas?” Salsabila melotot, menuntut jawaban.Alan berdeham pelan. “Makan malam, seperti biasanya.”"Lalu?"“Snack sehatnya?”“Lalu?”“Hanya itu.” Alan mengucapkannya sambil membuang pandangan, sama sekali ti
Hari ini Alan diminta oleh Salsabila untuk menjemput si kembar di daycare. Sebenarnya ini tugas Salsabila, berhubung karena Alan yang mengantar anak-anak tadi pagi, mereka memang membagi tugas seperti ini, supaya adil, mengingat mereka sama-sama sibuk. Tetapi ada pengecualian seperti hari ini, misal ada pekerjaan atau tugas mendesak mereka harus siap direpotkan satu sama lain.Seperti sekarang, Salsabila berkata ada tinjau proyek di luar dan akan melakukan meeting setelahnya sehingga tidak akan sempat menjemput si kembar, oleh karena itu dia meminta agar Alan yang menjemput anak-anak. Alan tentu saja tidak akan menolak, karena itu menjadi perjanjian awal agar saling membantu. Mengingat si kembar juga anak-anaknya, tidak mungkin dia menolak permintaan ibu dari anak-anaknya tersebut.Seperti tadi pagi dan hari-hari sebelumnya, Alan kembali menjadi godaan kanan kiri ibu-ibu yang menjemput atau mengantar anak-anak mereka juga ke daycare. Duda se-hot Alan tentu saja aka
“Bunda titip ini buat sarapan kamu, Mas.” Alexa masuk ke ruang kerja Alan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia lantas duduk di depan meja kerja Alan lalu meletakkan sebuah tote bag di permukaan meja.Alan hanya mendongak sekilas, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. “Tidak perlu, sudah ada.”Alexa yang tidak mengerti, kembali bertanya, “Huh? Apaan, Mas?”“Aku sudah ada bekal sendiri, pemberian bunda biar aku makan saat makan siang saja.” Alan kembali menjawab, tetapi tangannya tetap asyik menari di atas keyborard komputernya. Pagi hari memang sangat hectic bagi Alan, jadi dia harus menyelesaikan pekerjaannya.Tatapan Alexa seketika tertuju pada kotak bekal tepat dekat komputer Alan, benda tersebut sama sekali tidak diperhatikan keberadaannya seandainya Alan tidak mengatakan. Segera tangan Alexa bergerak untuk menyentuh benda tersebut, tetapi kalah cepat dengan tangan Alan yang lebih dahulu menjauhkan kotak tersebut dari jangkauan Alexa.
Satria dan Salsabila berpisah di lantai tiga, berhubung ruangan Salsabila berada di lantai tiga sedangkan ruangan CEO berada satu lantai di atasnya, yaitu lantai empat.“Sekali lagi terima kasih atas bantuannya tadi, Pak,” ucap Salsabila dengan sopan setelah terlebih dahulu keluar dari kotak besi tersebut yang hanya ada mereka berdua.Bagaimana tidak, sekarang sudah pukul sembilan, sudah pasti karyawan lain sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, hanya Salsabila yang masih bebas berkeliaran di jam kerja seperti ini dikarenakan insiden dada tadi pagi.Satria hanya memberikan anggukan pelan, sebelum kotak besi itu kembali tertutup dan membawa Satria ke lantai empat, di ruangannya.Saat memasuki ruangan, semua mata yang tadinya tengah serius menatap komputer, kini satu persatu perhatian mereka semuanya tertuju pada Salsabila. Wanita itu tentu saja merasa malu dan hanya memberikan senyuman sekilas dan melangkah terburu ke mejanya dan menyem
Salsabila turun dari taksi online dengan tergesa, berlari kecil memasuki pelataran gedung tempatnya mengais uang untuk bertahan hidup. Oke, itu terdengar kasar. Padahal kenyataannya, Salsabila masih bisa hidup berpuluh-puluh tahun tanpa bekerja dan masih bisa berfoya-foya seandainya dia menginginkan hal tersebut. Toh, selama Alan masih hidup dan masih pemilik perusahaan, pria itu tidak akan mungkin membiarkannya melarat di jalanan. Tunjangan dari perceraiannya belum berkurang sepeser pun, belum lagi Alan tiap bulan akan mengirimkan uang dengan alasan uang bulanan untuk si kembar, belum tabungan yang diberikan kedua orang tua Alan untuk masa depan anak-anak, belum lagi dari aunty cantik si kembar, Alexa. Tiap bulan rekeningnya akan membengkak gara-gara mereka, meskipun dengan alasan untuk si kembar.Tetapi sampai kapan Salsabila harus bergantung dengan keluarga Dirgantara, Salsabila bukan siapa-siapa lagi kecuali ibu dari cucu-cucu mereka. Dan suatu saat nanti kala
“Kok Mommy tidak dicium, Daddy?”Salsabila menegang di tempat, begitupun dengan Alan, terlihat jelas dari wajahnya. Memang benar, mereka masih dekat sebagai partner menjaga si kembar seperti janjinya dahulu sebelum berpisah, tetapi untuk melakukan sesuatu yang intim, meskipun hanya sekedar kecupan, itu sudah menjadi sangat haram bagi hubungan mereka. Tetapi kedua putranya itu sepertinya masih belum mengerti akan hubungan orang tuanya, terkadang dia berceloteh dengan polosnya seperti, ‘kenapa Daddy Lan tidak tidur di kamar ini?’ dan pertanyaan yang lebih parah adalah ‘kenapa Daddy Lan tidak pernah mencium dan memeluk Mommy, padahal temanku pernah bercerita kalau orang tuanya sering melakukan hal tersebut.’Entah siapa yang mengotori otak polos kedua putranya itu, yang pasti Edward dan Erland sangat sering mendesak Alan untuk menciumnya, seperti sekarang ini. kemarin-kemarin Salsabila dan Alan berhasil berkelik, tetapi sepertinya hari ini bukan hari keberun
Seperti pagi-pagi sebelumnya, Salsabila akan kelimpungan sendiri menghadapi pagi harinya. Seperti pagi ini, Salsabila sudah sibuk bolak-balik mengecek penampilannya sendiri. Hari ini dia memilih blouse putih, celana panjang berwarna krem dan heels hitam. Oke, sempurna. Lalu, sembari berjalan, ia sedang memasang anting di telinga kanan sedangkan anting yang satu masih dipegang.Namun, sesuatu mengambil perhatiannya, oh astaga … Erland!"Erland …" teriaknya menggelegar saat mendapati anak bungsunya itu sedang memanjat lemari es yang lumayan tinggi itu.Sedangkan kembarannya, Edward tengah mengabaikan keadaan sekitarnya. Bahkan tidak menyadari kalau adiknya sedang menantang maut. Anak berumur empat tahun itu masih setia bermain lego dan sesekali terdengar anak itu bersenandung kecil mengikuti opening song serial kartun di televisi yang sedang menyala.Salsabila yang melihat Erland sama sekali tidak mendengar teriakannya segera berlari, namun nahas, s
Puluhan orang lalu lalang di sekitar Salsabila. Sebagian menuju konter-konter check-in, sebagian lagi buru-buru memasuki boarding room. Raut wajah yang Salsabila lihat berbeda-beda, ada yang bersedih dan ada pula yang bahagia. Mungkin yang bersedih itu adalah orang-orang yang sedang melakukan perpisahan, sedangkan yang berbahagia tengah akan berjumpa dengan keluarga atau seseorang yang disayanginya.Meskipun begitu, segala hingar bingar yang tercipta di sekitarnya sama sekali tidak mengusik Salsabila. Perempuan itu tengah duduk di salah satu kursi tunggu, di sampingnya ada Alexa yang tengah bercanda ria dengan kedua anak kembarnya sehingga sama sekali tidak menyadari kekalutan yang dirasakan oleh Salsabila.Salsabila terus memandangi boarding pass di tangannya, tanpa sadar dia tertawa kecil tanpa tahu apa yang sebenarnya lucu hingga patut ditertawakan.Apakah, karena hari ini adalah waktunya?Tiga tahun pernikahannya selesai dengan cara seperti in