Beranda / Pernikahan / Wedding Chaos / 124. Harapan yang Pupus

Share

124. Harapan yang Pupus

Penulis: Urbaby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah Alexa keluar dari ruangan dan meninggalkan keduanya, Salsabila dan Alan malah terpenjara dalam keheningan. Sebenarnya Alan tidak suka dengan suasana seperti ini, tetapi Salsabila terus berusaha menciptakan jarak dan seakan tidak menganggapnya ada di tempat itu.

“Sa, kita sarapan dulu sebelum pulang, ya?”

Tidak ada tanggapan, Salsabila terus menyibukkan diri dengan pekerjaan melipat baju yang tidak kelar-kelar sejak tadi. Melihat hal itu, Alan gemas sendiri. Rasanya Alan ingin mengambil alih pekerjaan yang sangat gampang tetapi dibuat susah oleh Salsabila.

“Sa, pakaian itu nantinya akan pusing sendiri kalau hanya dilipat terus dibongkar lagi. Kenapa menyulitkan diri seperti itu hanya karena tidak ingin menganggapku ada di sini?”

Salsabila hanya mendongak sekilas setelah kelakuan absurdnya diketahui oleh Alan. Kemudian dengan kemarahan yang kembali membabi buta, mengambil pakaian tersebut lalu dimasukkan dengan paksa ke dalam tas tanpa beru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wedding Chaos   125. Kenangan Lama

    “Jadi, bagaimana pendapatmu tentang keinginan bunda?”Salsabila seketika menghentikan aktivitas sarapannya, dan kembali menyimpan sendok dan garpu kembali ke atas piring dengan pelan. Kemudian menarik kedua tangannya ke atas paha, Salsabils meremas kedua tangannya dengan pelan.Kemarin bunda Rena mengunjunginya dan memintanya tetap tinggal bersama mereka di Surabaya paling tidak sampai si kembar berumur lima bulan atau paling lama setahun. Sebenarnya ini adalah keputusan yang begitu berat, Salsabila dilema. Dengan mengikuti keinginan bunda untuk tetap stay di rumah itu, sama saja dengan dia punya banyak waktu kebersamaan dengan Alan dan Salsabila tidak suka itu. Sedangkan kalau menolak permintaan bunda Rena sama saja dengan dia berlaku sangat jahat karena cepat sekali memisahkannya dengan cucu pertama mereka. Dan salah satu yang akan Salsabila lihat adalah kesedihan dan kekecewaan yang diperlihatkan oleh kedua mertua yang sangat menyayanginya bak anak sendiri.

  • Wedding Chaos   126. Wellcome Home!

    Setelah menyelesaikan sarapan, akhirnya Salsabila, Alan dan kedua anak kembarnya meninggalkan rumah sakit. Edward dan Erland sangat anteng di dalam pelukan Salsabila, kedua anaknya itu tertidur lelap di dalam dekapan hangat ibunya.“Apakah kamu kesusahan?” tanya Alan berusaha memecah keheningan ketika sejak mobil bergerak meninggalkan rumah sakit, wanita itu belum membuka suara.Salsabila menoleh dan menatap Alan dengan kening berkerut. “Kesusahan bagaimana, Mas?”“Hm ... maksudku apa kamu tidak kesusahan memangku Ed dan Er secara bersamaan?” Alan kembali mengalihkan perhatiaannya dan tetap menyetir mobil dengan tenang lalu kembali bersuara. “Seharusnya tadi aku paksa bunda untuk ikut agar ada yang membantumu membawa anak-anak.”“Tidak apa-apa, bunda juga butuh istirahat. Lagian aku tidak ingin merepotkan bunda lebih banyak lagi, sudah cukup aku akan menumpang di rumah kalian setelah bercerai padahal aku bukan siapa-siapa lagi.”Men

  • Wedding Chaos   127. Kejutan Tak Terduga

    “Jaga kesehatan kalian, ya!” Itu adalah pesan Tante Mely, hari sudah menjelang sore oleh karena itu mereka sudah bergegas pulang.“Iya, Tante. Terima kasih atas kunjungannya!” jawab Salsabila yang tengah dipleuk oleh wanita tersebut.Setelah memberikan beberapa petuah, dan harapan-harapan membahagiakan untuk kehidupan pernikahan mereka untuk ke depannya, keluaga besar kemudian pamit untuk pulang. Tadi mereka banyak mengobrol, bahkan makan siang bersama, Salsabila suka berada di tengah-tengah keluarga Dirgantara, dia merasa sangat diterima. Keluarga yang begitu hangat yang memang Salsabila banggakan sejak dahulu sejak masih kanak-kanak dan baru didapatkan setelah menikah. Namun, kehangatan keluarga itu tidak akan bertahan lama, tinggal menghitug waktu sampai Salsabila benar-benar meninggalkan rumah dan seluruh isinya beserta kekeluargaan yang begitu hangat.Setelah mobil yang mereka tumpangi sudah menjauh, Alan mengajak Salsabila untuk kembali masuk ke dala

  • Wedding Chaos   128. Sisi Melankolis

    Sudah sepekan Salsabila kembali ke rumah bersama si kembar, Salsabila belum juga mendaftarkan berkas perceraiannya ke pengadilan agama karena permintaan bundanya."Kamu tidak perlu terburu-buru mendaftarkan berkas perceraian kalian, kasihan Edward dan Erland, mereka baru saja lahir bahkan masih bayi merah. Bagaimana mungkin kalian tega menyambutnya dengan sebuah perceraian?"Itu adalah perkataan bunda Rena beberapa hari yang lalu, saat satu hari mereka di rumah itu dan Salsabila sudah berencana untuk mendaftarkan berkas perceraiannya agar bisa dengan cepat terbebas dari jerat pernikahannya dengan Alan.Waktu itu Salsabila hanya bisa terdiam. Dalam hati membenarkan perkataan bundanya, bayi mereka tidak salah apa-apa tetapi bagaimana mungkin dia menyambutnya dengan sebuah perceraian. Meskipun belum paham dengan segala sesuatunya, tetapi rasanya tidak patut jika saat besar nanti dan mengetahui bahwa orang tuanya bercerai saat beberapa hari kelahirannya, merek

  • Wedding Chaos   129. Coklat Panas

    Setelah memaku sisi melankolisnya dan kembali mengingat perkataannya tadi sebelum memilih mengurung diri di kamar mandi dibanding mendengar jawaban yang akan diberikan oleh Salsabila atas pernyataannya, Alan pada akhirnya keluar dari kamar mandi tersebut. Yang tidak disangka, Salsabila ternyata sudah menunggu lama tepat di depan pintu.“Jangan begini, Mas. Kalau nanti aku pergi, tidak akan ada yang bisa kamu andalkan untuk urusan-urusan seperti ini kecuali diri kamu sendiri.” Salsabila mencoba kembali menasehati sifat Alan yang sangat kekanakan menyikapi segala masalah yang ada.Alan yang sudah lebih dulu melangkah dan memilih abai dengan keberadaan Salsabila yang sudah menunggunya sejak tadi, menoleh karena kembali mendengar ucapan wanita itu yang begitu menyayat hati. Alan kemudian memijat tulang hidung. Memejam. Sebegitu tidak sabarnya Salsabila untuk pisah darinya? Oke. Alan tahu bahwa keluar dari sini, bercerai, adalah sebuah obsesi terbesar Salsabila saat ini

  • Wedding Chaos   130. Kabar Buruk

    Sudah jalan lima bulan Salsabila berada di Surabaya, di rumah mertuanya. Niatnya untuk menceraikan Alan setelah kedua putranya berumur satu bulan malah terulur. Rencana hanya menjadi wacana, rasa tidak ingin egois terhadap si kembar serta rasa kasihan kepada Alan yang mematahkan segala keinginannya untuk bercerai dari pria itu.Oke. Salsabila sudah berkali-kali mengatakan bahwa mimpinya selama ini adalah memberikan keluarga lengkap dan harmonis untuk si kembar, agar mereka tidak merasakan bagaimana jadi Salsabila semasa kecil hidup tanpa adanya kasih sayang dari orang tua. Perceraian hanya keluar dari mulut, tetapi yang sebenarnya hatinya sangat berat untuk melakukannya. Seandainya saja, mereka belum ada perekat, anak, bisa saja Salsabila sudah melenggang pergi jauh-jauh hari.Tetapi ini tidak sekompleks itu, ada kedua anak yang harus dipertaruhkan dari keegoisan orang tua yang bercerai. Katakanlah Salsabila pling-plang, tidak punya pendirian, lain di mulut lain d

  • Wedding Chaos   131. (Bukan) Pemilik Hati

    “Apa selama kita menikah kamu pernah merasa bahagia hidup bersamaku?” tanya Alan setengah mencicit.“Selama aku hidup bersamamu, aku tidak pernah bahagia!”“A—apa?”Alan tidak mempercayai indera pendengarannya sekarang, ia yakin bisikan nyaris tak terdengar itu seharusnya ‘aku bahagia hidup denganmu, Mas’ bukan justru sebaliknya.“Jangan bohong, Salsa. Jangan bohong!” teriak Alan sambil mengacak rambutnya dengan kasar. Alan kemudian turun ke lantai mengambil tempat di samping Salsabila di lantai. “Aku aku akui selama tiga tahun pernikahan aku tidak pernah berlaku baik padamu. Tetapi beberapa bulan terakhir sampai sekarang aku mencintaimu dan kamu pun juga mencintaiku. Jadi kenapa harus berbohong, Sa?”“Aku berbohong tentang hal itu, Mas! Tetapi sebenarnya aku tidak pernah mencintai apalagi menginginkan kamu, Mas.”Alan berdiri dari tempatnya setelah mendengar penuturan yang dikatakan oleh Salsabila yang begitu menyakitkan itu. Se

  • Wedding Chaos   132. Mari Berpisah

    Selepas peristiwa pada malam di mana Alan meniduri Salsabila selagi hubungan mereka yang sudah di ujung tanduk, membuat hubungan mereka tidak lagi membaik. Penolakan yang ditunjukkan oleh Salsabila membuat Alan merasa seperti pendosa, dia terlihat seorang pemerkosa yang memaksakan kehendak, bahka setelah selesai, tanpa kata dia meninggalkan kamar itu dan Salsabila.Alan merasa sangat hancur, dia tidak bisa berlama-lama satu ruangan dengan perempuan yang sekali lagi dia hancurkan dengan perlakuannya. Wanita itu memang tidak menangis, tidak juga menunjukkan kemarahan, tetapi lebih ke datar. Wanita itu benar-benar tidak punya perasaan lagi terhadapnya, benar-benar ingin mengakhiri pernikahan mereka.Selama beberapa hari ini, Alan mencoba menenangkan diri, menjauh dari Salsabila. Tepat lima hari, Alan kembali ke rumah dia harus menyelesaikan segalanya. Dia tidak bisa bersembunyi terlalu lama dan semakin memperkeruh suasana.Sudah cukup dia berpikir dengan mat

Bab terbaru

  • Wedding Chaos   148. Perhatian-Perhatian Kecil

    “Karena hanya kamu yang termasuk dari  semua kriteria itu. Aku tidak akan mencari wanita yang lain, karena hanya kamu yang aku inginkan.”Salsabila bungkam, dia tidak tahu ingin mengatakan apa lagi atas kekerasan hati Alan yang masih berharap ada sesuatu di antara mereka yang masih tersisa. Tetapi kenyataannya sudah tidak ada, Salsabila sudah meninggalkan semuanya semenjak ketuk palu perceraian terdengar. Salsabila sudah mengubur cintanya untuk Alan di sana, tak ada lagi yang tersisa. Tetapi kenapa pria itu terus saja mengharapkan sesuatu yang mustahil untuk kembali terjadi sama mereka.“Mas, aku tidak menginginkan menyulut pertengkaran di tengah malam seperti ini. jadi sebaiknya hentikan omong kosong kamu sekarang, karena tidak ada gunanya juga.”Alan mengacak rambutnya dengan kasar. “Kenapa kita tidak mencoba—““Dad?” Edward menggosok kelopak matanya dengan punggung tangan.Salsabila bersyukur karena kedatangan Edward memutus pembicaraa

  • Wedding Chaos   147. Kau yang Sempurna

    "Mas!"Sudah waktunya ternyata. Alan akan bersiap untuk memasang lebar-lebar kedua telinganya dan mempersiapkan diri untuk mendengarkan segala rentetan omelan yang akan diledakkan oleh Salsabila.“Kenapa?” tanya Alan, masih sanggup menjawab panggilan Salsabila yang seharusnya itu tidak perlu dijawab.Kau hanya perlu mempersiapkan diri mendengar ocehan itu Alan!“Aku sangat berharap kamu datang membawa si kembar dalam keadaan tertidur. Lalu menidurkannya di kamar. Dan kamu ... pulang.”Jadi Salsabila sekarang mengusirnya? Astaga ... tidak ada halus-halusnya sama sekali.“Apa yang kamu berikan ke mereka sampai jam segini belum tidur dan mata mereka masih segar serta masih sangat aktif, Mas?” Salsabila melotot, menuntut jawaban.Alan berdeham pelan. “Makan malam, seperti biasanya.”"Lalu?"“Snack sehatnya?”“Lalu?”“Hanya itu.” Alan mengucapkannya sambil membuang pandangan, sama sekali ti

  • Wedding Chaos   146. Kebisingan Terhebat

    Hari ini Alan diminta oleh Salsabila untuk menjemput si kembar di daycare. Sebenarnya ini tugas Salsabila, berhubung karena Alan yang mengantar anak-anak tadi pagi, mereka memang membagi tugas seperti ini, supaya adil, mengingat mereka sama-sama sibuk. Tetapi ada pengecualian seperti hari ini, misal ada pekerjaan atau tugas mendesak mereka harus siap direpotkan satu sama lain.Seperti sekarang, Salsabila berkata ada tinjau proyek di luar dan akan melakukan meeting setelahnya sehingga tidak akan sempat menjemput si kembar, oleh karena itu dia meminta agar Alan yang menjemput anak-anak. Alan tentu saja tidak akan menolak, karena itu menjadi perjanjian awal agar saling membantu. Mengingat si kembar juga anak-anaknya, tidak mungkin dia menolak permintaan ibu dari anak-anaknya tersebut.Seperti tadi pagi dan hari-hari sebelumnya, Alan kembali menjadi godaan kanan kiri ibu-ibu yang menjemput atau mengantar anak-anak mereka juga ke daycare. Duda se-hot Alan tentu saja aka

  • Wedding Chaos   145. Kau Masih Milikku!

    “Bunda titip ini buat sarapan kamu, Mas.” Alexa masuk ke ruang kerja Alan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia lantas duduk di depan meja kerja Alan lalu meletakkan sebuah tote bag di permukaan meja.Alan hanya mendongak sekilas, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. “Tidak perlu, sudah ada.”Alexa yang tidak mengerti, kembali bertanya, “Huh? Apaan, Mas?”“Aku sudah ada bekal sendiri, pemberian bunda biar aku makan saat makan siang saja.” Alan kembali menjawab, tetapi tangannya tetap asyik menari di atas keyborard komputernya. Pagi hari memang sangat hectic bagi Alan, jadi dia harus menyelesaikan pekerjaannya.Tatapan Alexa seketika tertuju pada kotak bekal tepat dekat komputer Alan, benda tersebut sama sekali tidak diperhatikan keberadaannya seandainya Alan tidak mengatakan. Segera tangan Alexa bergerak untuk menyentuh benda tersebut, tetapi kalah cepat dengan tangan Alan yang lebih dahulu menjauhkan kotak tersebut dari jangkauan Alexa.

  • Wedding Chaos   144. Ayah Baru Untuk Si Kembar

    Satria dan Salsabila berpisah di lantai tiga, berhubung ruangan Salsabila berada di lantai tiga sedangkan ruangan CEO berada satu lantai di atasnya, yaitu lantai empat.“Sekali lagi terima kasih atas bantuannya tadi, Pak,” ucap Salsabila dengan sopan setelah terlebih dahulu keluar dari kotak besi tersebut yang hanya ada mereka berdua.Bagaimana tidak, sekarang sudah pukul sembilan, sudah pasti karyawan lain sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, hanya Salsabila yang masih bebas berkeliaran di jam kerja seperti ini dikarenakan insiden dada tadi pagi.Satria hanya memberikan anggukan pelan, sebelum kotak besi itu kembali tertutup dan membawa Satria ke lantai empat, di ruangannya.Saat memasuki ruangan, semua mata yang tadinya tengah serius menatap komputer, kini satu persatu perhatian mereka semuanya tertuju pada Salsabila. Wanita itu tentu saja merasa malu dan hanya memberikan senyuman sekilas dan melangkah terburu ke mejanya dan menyem

  • Wedding Chaos   143. Insiden Dada

    Salsabila turun dari taksi online dengan tergesa, berlari kecil memasuki pelataran gedung tempatnya mengais uang untuk bertahan hidup. Oke, itu terdengar kasar. Padahal kenyataannya, Salsabila masih bisa hidup berpuluh-puluh tahun tanpa bekerja dan masih bisa berfoya-foya seandainya dia menginginkan hal tersebut. Toh, selama Alan masih hidup dan masih pemilik perusahaan, pria itu tidak akan mungkin membiarkannya melarat di jalanan. Tunjangan dari perceraiannya belum berkurang sepeser pun, belum lagi Alan tiap bulan akan mengirimkan uang dengan alasan uang bulanan untuk si kembar, belum tabungan yang diberikan kedua orang tua Alan untuk masa depan anak-anak, belum lagi dari aunty cantik si kembar, Alexa. Tiap bulan rekeningnya akan membengkak gara-gara mereka, meskipun dengan alasan untuk si kembar.Tetapi sampai kapan Salsabila harus bergantung dengan keluarga Dirgantara, Salsabila bukan siapa-siapa lagi kecuali ibu dari cucu-cucu mereka. Dan suatu saat nanti kala

  • Wedding Chaos   142. Dasar Menyebalkan

    “Kok Mommy tidak dicium, Daddy?”Salsabila menegang di tempat, begitupun dengan Alan, terlihat jelas dari wajahnya. Memang benar, mereka masih dekat sebagai partner menjaga si kembar seperti janjinya dahulu sebelum berpisah, tetapi untuk melakukan sesuatu yang intim, meskipun hanya sekedar kecupan, itu sudah menjadi sangat haram bagi hubungan mereka. Tetapi kedua putranya itu sepertinya masih belum mengerti akan hubungan orang tuanya, terkadang dia berceloteh dengan polosnya seperti, ‘kenapa Daddy Lan tidak tidur di kamar ini?’ dan pertanyaan yang lebih parah adalah ‘kenapa Daddy Lan tidak pernah mencium dan memeluk Mommy, padahal temanku pernah bercerita kalau orang tuanya sering melakukan hal tersebut.’Entah siapa yang mengotori otak polos kedua putranya itu, yang pasti Edward dan Erland sangat sering mendesak Alan untuk menciumnya, seperti sekarang ini. kemarin-kemarin Salsabila dan Alan berhasil berkelik, tetapi sepertinya hari ini bukan hari keberun

  • Wedding Chaos   141. Pagi yang Kacau

    Seperti pagi-pagi sebelumnya, Salsabila akan kelimpungan sendiri menghadapi pagi harinya. Seperti pagi ini, Salsabila sudah sibuk bolak-balik mengecek penampilannya sendiri. Hari ini dia memilih blouse putih, celana panjang berwarna krem dan heels hitam. Oke, sempurna. Lalu, sembari berjalan, ia sedang memasang anting di telinga kanan sedangkan anting yang satu masih dipegang.Namun, sesuatu mengambil perhatiannya, oh astaga … Erland!"Erland …" teriaknya menggelegar saat mendapati anak bungsunya itu sedang memanjat lemari es yang lumayan tinggi itu.Sedangkan kembarannya, Edward tengah mengabaikan keadaan sekitarnya. Bahkan tidak menyadari kalau adiknya sedang menantang maut. Anak berumur empat tahun itu masih setia bermain lego dan sesekali terdengar anak itu bersenandung kecil mengikuti opening song serial kartun di televisi yang sedang menyala.Salsabila yang melihat Erland sama sekali tidak mendengar teriakannya segera berlari, namun nahas, s

  • Wedding Chaos   140. Selamat Tinggal!

    Puluhan orang lalu lalang di sekitar Salsabila. Sebagian menuju konter-konter check-in, sebagian lagi buru-buru memasuki boarding room. Raut wajah yang Salsabila lihat berbeda-beda, ada yang bersedih dan ada pula yang bahagia. Mungkin yang bersedih itu adalah orang-orang yang sedang melakukan perpisahan, sedangkan yang berbahagia tengah akan berjumpa dengan keluarga atau seseorang yang disayanginya.Meskipun begitu, segala hingar bingar yang tercipta di sekitarnya sama sekali tidak mengusik Salsabila. Perempuan itu tengah duduk di salah satu kursi tunggu, di sampingnya ada Alexa yang tengah bercanda ria dengan kedua anak kembarnya sehingga sama sekali tidak menyadari kekalutan yang dirasakan oleh Salsabila.Salsabila terus memandangi boarding pass di tangannya, tanpa sadar dia tertawa kecil tanpa tahu apa yang sebenarnya lucu hingga patut ditertawakan.Apakah, karena hari ini adalah waktunya?Tiga tahun pernikahannya selesai dengan cara seperti in

DMCA.com Protection Status