Ini hari pertama Morgan mulai melayani tamunya. Monik mengirim pesan kepada Morgan kalau nanti jam satu siang dia harus melayani tamu yang bernama tante Friska. Dalam aturan Club para PSK tidak boleh banyak berbicara kepada pelanggan. Tugas mereka hanya melayani saja dan tidak boleh menceritakan masalah hidupnya atau seluk beluk kehidupannya. Semua penuh rahasia, hubungan yang terjadi hanyalah hubungan penjual dan pembeli. Hubungan antara psk dan pelanggannya.
Morgan berangkat tepat waktu. Dia juga sudah mengundurkan diri dari hotel tempatnya bekerja. Sesampai di club, Morgan langsung bersiap-siap didalam kamarnya. Pelayan yang mengurus kamar para psk sudah menyiapkan kebutuhan yang dibutuhkan mulai dari minyak Jaitun, alat kontrasepsi, tissu dan peralatan mandi sudah disiapkan untuk para pelanggan. Bahkan Club menyediakan koki khusus untuk memasak makanan pesanan para tamu yang lapar sehabis bercinta.
Masih sisa sepuluh menit dari kedatangan tante Friska, pelanggan pertama Morgan. Dia merasa sangat gugup, padahal ini bukan kali pertama dia melakukan hubungan intim dengan wanita yang bukan istrinya. Morgan sudah pernah melakukannya dengan tante Monik terlebih dulu. Morgan mencoba membangkitkan gairahnya. Dia mencoba membuka situs dewasa hanya untuk membangkitkan gairahnya yang susah untuk dirinya bangkitkan karena gugup. 'semoga saja tante Friska wajahnya dan bentuk tubuhnya lumayan seperti tante Monik' harapnya dalam hati.
Terdengar suara hentakan sepatu hak tinggi mendekati kamar Morgan. Tante Friska menampakkan diri. Wajahnya cantik dan muda sepertinya umurnya hanya terpaut oleh Morgan beberapa tahun menurut penglihatan Morgan.
Morgan melemparkan senyum, "Selamat siang tante!" sapa Morgan ramah. Friska belum menjawab dan dia langsung menarik tangan Morgan, sehingga tubuh Morgan terhempas ke ranjang. Dengan cepat Friska membuka satu persatu kancing kemeja Morgan. Seperti orang yang diburu atau dikejar-kejar waktu. Morgan hanya pasrah saat Friska melucuti pakaiannya. Yang lebih mengagetkan Morgan Friska langsung mengambil posisi bersimpuh dihadapan Morgan serta langsung memainkan senjata milik Morgan dengan semangatnya. Gairah Morgan sudah mulai muncul. Morgan mulai mengerang kuat atas perlakuan Friska yang membabi buta memainkan bagian sensitiv Morgan. Anehnya Friska tidak mau berbicara atau pun memberikan aba-aba sebelum menyerang Morgan.
Morgan harus memberitahu Friska bahwa dirinya sudah memuncak dan siap menyemburkan apa yang seharusnya dikeluarkan oleh tubuhnya, "Tante aku sudah mencapai ujung dan akan keluar!" ucap Morgan sambil terus mengerang. Namun Friska tidak perduli dia tetap memainkan benda sensitiv morgan melalui oral. Akhirnya Morgan sudah tidak dapat menahannya dan Morgan melepaskannya.
Friska tidak marah dia malah tersenyum seolah menikmati apa yang barusan Morgan lakukan. 'Gila!' pikir Morgan ternyata tamu pertamanya kali ini hypersex. Friska mulai berdiri dan menaiki tubuh Morgan, posisi Friska diatas tubuh Morgan. Friska mencumbu seluruh tubuh Morgan. Menciuminya dan menjilatinya seperti kucing yang mendapatkan ikan. Morgan seperti dinodai paksa oleh tante Friska. Tetapi hasrat Morgan sebagai pria normal tidak dapat mengelak nafsu yang dibangkitkan tante Friska. Morgan pun ingin mencumbu tante Friska sebagai lawan jenisnya. Namun Tante Friska tidak ingin dicumbu oleh Morgan. Bahkan berciuman bibir saja tante friska tidak mau. Morgan mencoba meraih bibir Friska yang menggoda, tetapi selalu Friska menolak. Hanya dia yang dapat menyentuh Morgan. Sehabis menjelajahi tubuh Morgan tante Friska langsung menyatukan miliknya dengan Morgan tetap dengan posisi yang sama.Friska memacu cepat gerakannya bercampur dengan rintihan dari mulutnya serta mencakar dada bidang Morgan. Morgan mengerang keras mencoba mengimbangi gerakan Friska. Tangan Morgan mencoba meremas dada Friska yang masih nampak merekah kencang. Friska menepis tangan Morgan dan memasukkan jemari tangan Morgan pada mulutnya. Morgan tidak mengerti maksut Friska. Tubuhnya sama sekali tidak bisa disentuh bahkan bibirnya tidak boleh di cium. Beberapakali Friska mencapai puncaknya dia masih belum juga puas. Mereka mengulanginya lagi beberapa kali. Morgan hampir kewalahan dan hampir menyerah. Namun hal itu akan menjadi teguran atas pekerjaannya yang kurang maksimal. Untunglah sebelum Morgan menyerah Friska sudah ingin menyudahinya dan rebah dia atas tubuh Morgan.
Setelah mereka beristirahat tante Friska meminta Morgan untuk mandi bersamanya. Morgan harus menyetujui apapun permintaan pelanggan selama itu masih wajar. Mereka lalu mandi berdua Friska meminta agar Morgan membersihkan seluruh tubuhnya dengan sabun yang disediakan club. Morgan merasa bingung akan sikap tante Friska tadi ketika mereka bermain diranjang, tante Friska tidak ingin disentuh bagian tubuhnya sama sekali. Tetapi sekarang Friska ingi Morgan membersihkan tubuhnya dengan tangan Morgan. namun Morgan tetap harus melakukan apa yang Friska minta. Friska melenguh saat sabun yang berada ditangan Morgan menyentuh bagian sensitiv dari tante Friska "Morgan, teruslah bermain disana!" perintah Friska sambil memejamkan matanya. Morgan memainkan dengan jemarinya dan mereka bermain kembali sampai Friska merasa puas dan mencapai klimaksnya.
Pekerjaan Morgan kali ini mencapai waktu Ekstra atas permintaan pelangganya. Mereka berada di kamar selama lima jam penuh. Padahal waktu Bekerja Psk saat melayani maximal hanya tiga jam, Selebihnya adalah waktu Ekstra dan pelanggan harus membayarnya.
Friska telah kembali berpakaian rapih dan tak banyak berbicara. Friska membayar sesuai kesepakatan dengan persyaratan Club. Friska memberikan uang tip yang cukup lumayan kepada Morgan dan berkata kalau Friska senang dengan senjata yang Morgan miliki, yaitu bagian tubuh sensitiv Morgan.
Sebelum pulang Friska Meminta kepada Monik agar bulan depan dirinya memberikan Morgan sebagai Psk akan yang melayaninya. Friska tidak mau dengan Psk lain. Monik pun menyetujinya dan mencatat pada agendanya.
Setelah Friska pergi Morgan turun dari kamarnya dan hendak beranjak pulang ke rumah, "Sudah jam lima sore. Michele pasti menunggu ku" ucap Morgan bermonolog sendiri. Saat Morgan ingin menuju gerbang dia melihat kakak seniornya turun dari mobil mewah dengan membawa beberapa tas belanjaan di tangannya, lalu berpamitan dengan seorang wanita sambil berciuman. "Itukan kakak senior kampusku kak Jaxi! Ternyata benar dugaan ku kemarin. Yang dikatakan tante Monik adalah Jaxi yang aku kenal. Berarti selama ini dia bekerja menjadi Psk disini?!" ucap Morgan sambil terus memperhatikan Jaxi dari kejauhan.
Sebelum sampai dirumahnya, Morgan mampir sebentar disebuah toko cemilan sehat. Dimana ditoko tersebut menjual kue dan aneka cemilan yang hanya menggunakan buah-buahan dan susu.serta gula nya alami bukan gula biang semua serba alami. Pasti tentunya harganya sedikit mahal.
Morgan masuk dan melihat-lihat pada etalase. Morgan tertuju pada sepotong cake rasa apel."Sepertinya Michele menyukai cake apel ini, putriku senang apel" ucap Morgan sendiri dan dia segera meminta pelayan toko untuk membungkus cake yang ditunjuknya.
"Nyonya, saya minta tolong anda menghiasi bungkusnya dengan pita berwarna pink. Karena ini hari ulang tahun putri saya," ucap Morgan meminta kepada pelayan toko itu.
Pelayan toko tersenyum.
"Pasti putri anda cantik. Saya turut senang membungkusnya. Boneka mini ini hadiah dari toko kami untuk putri anda sebagai hadiah ulang tahun dari toko kami, " tukas pemilik toko itu sambil membungkus boneka mini pemberiannnya dengan secantik mungkin.Sesampainya dirumah sakit Morgan hendak menuju kamar rawat inap, dimana Michele dirawat. dan disekitar lorong jalan menuju kamar VVIP, Morgan melihat gadis yang bernama Sandra itu sedang menangis dalam pelukan pria yang bersamanya tempo hari. Hati morgan merasa sedikit cemburu melihat mereka berdua. Namun Morgan menyadari dirinya bukanlah siapa-siapa gadis itu. Bahkan kemarin saat mereka bertemu gadis itu marah besar dan sangat membenci Morgan. Pikir Morgan sambil terus memperhatikan keduanya. Ternyata gadis yang bernama Sandra itu sedang menangisi Kakak perempuannya yang bernama Laura itu. Kakaknya sedang mengalami perburukan dan dokter kini sedang menganinya. Morgan mengetahui hal itu dari suster yang barusan keluar dari. Ruang Vip. Rasanya Morgan ingin memeluk gadis itu dan menguatkannya. Morgan terlalu sibuk memperhatikan Sandra, sampai-sampai dia tidak mendengar bibi Febe sudah memanggilnya dari tadi. Karena kebetulan kamar rawat Michele agak berdekatan dengan ruang rawat VVIP.
"Nak Morgan...Nak Morgan!" sapa bibi Febe yang sejak tadi memanggil Morgan.
"Euh ,ap-apa bi?" sahut Morgan dengan pandangan yang terus mengarah kepada Sandra dan kevin. Lalu Morgan bergegas menghampiri bibi Febe yang sejak tadi berdiri didepan ruang rawat inap Michele dan binggung saat memperhatikan Morgan sedang memperhatikan pengunjung pasien lain.
***
Betsambung
"Happy birthday to...you..."Prokk...Prokk...Prokk...Suara tepukan tangan berkumandang setelah menyanyikan lagu ulang tahun untuk Michele. Morgan mencium dan memeluk Michele. Begitu pun bibi Febe turut mengucapkan selamat kepada Michele dan berdoa untuk kesehatannya."Selamat ulang tahun ya sayang. Bibi hanya bisa membuat kan kamu shyal berwarna pink ini sebagai hadiah," bibi Febe langsung melilitkan shyal tersebut ke leher Michele. Agar Michele tetap merasa hangat di musim penghujan ini."Michele harus mengucapkan apa kepada bibi?" Ujar Morgan mengajarkan putrinya."Terimakasih bibi, Michele senang sekali sama warnanya" ucap Michele sambil tersenyum manis.Michele mengambil kado yang ada didalam kotak kue ulang tahunnya."Ini apa pah?" tanya Michele penasaran."Itu tadi diberikan tante pelayan toko kue,tempat papa membeli kue ulang tahun kamu. Tante itu juga mengucapkan ulang tahun untuk Michel
Morgan telah standby dikamar. Tante Tita mulai memasuki kamar yang dipandu oleh petugas Club.'Memang dasar! Para wanita-wanita pemburu kenikmatan. Bahkan disaat mati lampu saja mereka tidak mau membuang waktu' Sungut Morgan dalam hatinya."Hallo, selamat datang tante Tita!" sapa Morgan dalam remangnya lampu kamar."Nama kamu Morgan? Seperti nama salah satu mahasiswa saya dulu. Suara kamu juga hampir sama dengannya?" Sahut Tante Tita. Sesat Morgan menelan salivanya karena takut. Sepertinya tante Tita mulai mencurigainya.Morgan tertawa namun hatinya masih was-was, "Tante mau melucu yah, kita kan baru kenal hari ini. Ok, sebelum kita mulai nama samaran saya adalah Morgan dan itu bukan nama sebenarnya," Jawab Morgan yang mencoba berkelit untuk menghindari jati dirinya dihadapan Tita, pelanggannya."Sudahlah, lagipula mana mungkin anak orang kaya raya itu berada di tempat seperti ini. Ayo sayang, come to mama!" untungnya ta
Pagi ini Morgan datang ke Club hanya untuk meminta ijin kepada tante Monik. Siang ini Michele akan menjalani operasinya, dirumah sakit tempat michele dirawat selama ini.Tante Monik memberikan cuti kepada Morgan selama empat hari. Tante Monik juga memberikan sedikit uang kepada Morgan untuk kebutuhan Michele selama Morgan tidak bekerja.Morgan kembali kerumah sakit dan berpapasan dengan seorang wanita muda yang sedang duduk di kursi roda. Wanita itu hendak memetik setangkai bunga yang berada tepat dihadapannya, diarea pekarangan taman rumah sakit. Namun wanita itu tidak bisa menggapainya karena kakinya tidak dapat digerakkan. Morgan mencoba memetiknya dan memberikan kepada wanita itu."Ini nona, hati-hati dengan durinya yang tajam!" sapa Morgan dan menyerahkan bunga itu ketangan wanita itu."Terimakasih tuan, anda baik sekali." jawab Wanita itu. "Nama saya Morgan, saya sering melihat anda
Morgan kali ini mendapatkan pelanggan yang cukup ramah dan royal. Setelah pekerjaannya selesai, Morgan segera bergegas ke rumah sakit. Tetapi dia menyempatkan dirinya mampir ke toko langganannya, untuk membeli hadiah kecil yang akan dia berikan kepada Michele putrinya.Biasanya Morgan akan membelikan pie apel kesukaan Michele, namun kali ini Morgan hanya membelikan sebuah mainan sederhana untuk Michele. Karena Michele saat ini dalam masa penyembuhan pasca habis operasi jantung yang dilakukan kemarin lusa. Jadi untuk saat ini Michele tidak diperbolehkan memakan - makananan dari luar rumah sakit.Morgan meminta pegawai toko itu agar membungkus mainan yang Morgan beli dengan kertas kado, serta diikat dengan pita berwarna pink kesukaan Michele.Setelah selesai membelikan hadiah untuk putrinya, Morgan kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit. Morgan lalu menghentikan taksi yang melintas. Baru saja Morgan hendak membuka pintu taksi itu, t
Sisa cuti Morgan masih tinggal satu hari dan kali ini Morgan ingin memanfaatkan waktunya untuk mengajak Michele keluar kamar, untuk menghirup udara segar diluar kamar.Morgan lalu menanyakan kepada dokter yang menangani operasi Michele, apakah Morgan dapat membawa Michele melihat taman pagi ini dibantu dengan kursi roda? Dokter lalu mengijinkan Morgan. Tetapi dengan satu syarat pasien boleh keluar kamar hanya sebentar dan pasien jangan sampai merasa lelah karena itu dapat menyebabkan serangan jantung mendadak, sebab alat yang dipasangkan pada jantung Michele masih belum bekerja secara stabil. Begitulah keterangan dokter yang menangani operasi putrinya itu."Michele ingin melihat bunga-bunga ditaman, tidak?" Tanya Morgan kepada putrinya.Bibir Michele tersenyum lebar, "Michele mau, pa!" Jawabnya riang.Morgan lalu mengambil kursi roda dan menggendong putrinya untuk duduk dikursi roda. Bibi Febe memakaikan sweeter dan melilitkan
Setelah mengatarkan Laura, Morgan segera kembali menuju ruangan Michele. Morgan takut putrinya itu mencari-cari dan menanyakan dirinya. Tetapi Morgan berubah pikiran, dia ingin menenangkan pikirannya sejenak. Morgan lalu pergi ke cafe yang masih berada disekitar area rumah sakit. Morgan mengambil ponselnya dan menghubungi pengasuh Michele yaitu bibi Febe, untuk memberitahukan keberadaannya kini agar Febe dan Michele tidak terlalu menghawatirkan dirinya.Setelah tiba di cafe Morgan segera mengambil posisi duduk di pinggiran cafe, agar dirinya tidak terlalu terganggu dengan suasana lalu-lalang orang yang ingin membeli kopi.Morgan melambaikan tangan memanggil pegawai cafe mengantarkan menu daftar menu cafe tersebut ke mejanya. Jemari telunjuk Morgan menyusuri dan mencari nama Kopi yang ingin dia pesan, "Mbak, saya pesan kopi espreso long machiato satu cangkir saja!" ucap Morgan, pegawai itu menatap Morgan dengan heran.Morgan merasa sedikit risih denga
Morgan harus kembali bekerja. Wajah Morgan terlihat sangat lesu. Semalam dia tidak dapat tidur hanya bisa memejamkan mata dua jam saja. Semua dikarenakan mimpi buruk yang melanda alam bawah sadarnya.Morgan menatap wajahnya di cermin, ada lingkaran hitam dimatanya. 'Mimpi apa itu tadi malam. Mengingatnya saja aku sudah merinding. Aku dipukuli seorang wanita yang bertubuh tinggi dan dia seakan senang dan puas melakukan hukuman itu terhadapku. Wanita itu bagaikan malaikat pencabut nyawa!' Seru Morgan dalam hatinya. Tetapi pikirnya, Morgan harus melupakan mimpi itu. Itu hanya mimpi dan hanya bunga tidur saja. Hari ini dia harus fokus kepada pekerjaannya.Karena obat-obatan Michele mulai habis sehingga Morgan harus membeli obat itu untuk putrinya dan obat-obatan tersebut harganya tidaklah murah.Morgan mengkancing lengan kemeja panjangnya, pagi ini dia memakai kemeja berwarna biru laut dengan list kotak-kotak halus yang dia pa
Morgan merasa seperti meniduri monster. Dirinya tidak habis pikir kalau saat ini dia sedang tersiksa tetapi sebaliknya pelanggannya merasa puas dan gairahnya semakin membara.Setelah puas melucuti tubuh Morgan dengan cambuk kulit serta mencumbui sekujur tubuh Morgan, Mawar dan Morgan berganti kharakter. Kali ini Morgan yang harus menyiksa tante Mawar dan Mawar adalah korban.Cetar...ceter...Suara cabukan sudah mulai terdengar dan bekas guratan cambukan mulai terlihat pada tubuh Mawar dan tanpak terlihat jelas karena kulit tubuh mawar yang berwarna sedikit kuning langsat. Pelanggannya itu tidak merasa sakit, dia semakin melenguh dan meminta Morgan untuk memperkuat cambukannya.'Gila! Wanita ini sakit?! Dia sama sekali tidak merasakan sakit sedikitpun. Dia menikmatinya dan semakin bergairah. Batin ku tidak kuat melakukan penyiksaan seperti ini kepada perempuan!' Maki Morgan dalam hatinya. Morgan harus memuaskan tante Mawar aga
Morgan merasa seperti meniduri monster. Dirinya tidak habis pikir kalau saat ini dia sedang tersiksa tetapi sebaliknya pelanggannya merasa puas dan gairahnya semakin membara.Setelah puas melucuti tubuh Morgan dengan cambuk kulit serta mencumbui sekujur tubuh Morgan, Mawar dan Morgan berganti kharakter. Kali ini Morgan yang harus menyiksa tante Mawar dan Mawar adalah korban.Cetar...ceter...Suara cabukan sudah mulai terdengar dan bekas guratan cambukan mulai terlihat pada tubuh Mawar dan tanpak terlihat jelas karena kulit tubuh mawar yang berwarna sedikit kuning langsat. Pelanggannya itu tidak merasa sakit, dia semakin melenguh dan meminta Morgan untuk memperkuat cambukannya.'Gila! Wanita ini sakit?! Dia sama sekali tidak merasakan sakit sedikitpun. Dia menikmatinya dan semakin bergairah. Batin ku tidak kuat melakukan penyiksaan seperti ini kepada perempuan!' Maki Morgan dalam hatinya. Morgan harus memuaskan tante Mawar aga
Morgan harus kembali bekerja. Wajah Morgan terlihat sangat lesu. Semalam dia tidak dapat tidur hanya bisa memejamkan mata dua jam saja. Semua dikarenakan mimpi buruk yang melanda alam bawah sadarnya.Morgan menatap wajahnya di cermin, ada lingkaran hitam dimatanya. 'Mimpi apa itu tadi malam. Mengingatnya saja aku sudah merinding. Aku dipukuli seorang wanita yang bertubuh tinggi dan dia seakan senang dan puas melakukan hukuman itu terhadapku. Wanita itu bagaikan malaikat pencabut nyawa!' Seru Morgan dalam hatinya. Tetapi pikirnya, Morgan harus melupakan mimpi itu. Itu hanya mimpi dan hanya bunga tidur saja. Hari ini dia harus fokus kepada pekerjaannya.Karena obat-obatan Michele mulai habis sehingga Morgan harus membeli obat itu untuk putrinya dan obat-obatan tersebut harganya tidaklah murah.Morgan mengkancing lengan kemeja panjangnya, pagi ini dia memakai kemeja berwarna biru laut dengan list kotak-kotak halus yang dia pa
Setelah mengatarkan Laura, Morgan segera kembali menuju ruangan Michele. Morgan takut putrinya itu mencari-cari dan menanyakan dirinya. Tetapi Morgan berubah pikiran, dia ingin menenangkan pikirannya sejenak. Morgan lalu pergi ke cafe yang masih berada disekitar area rumah sakit. Morgan mengambil ponselnya dan menghubungi pengasuh Michele yaitu bibi Febe, untuk memberitahukan keberadaannya kini agar Febe dan Michele tidak terlalu menghawatirkan dirinya.Setelah tiba di cafe Morgan segera mengambil posisi duduk di pinggiran cafe, agar dirinya tidak terlalu terganggu dengan suasana lalu-lalang orang yang ingin membeli kopi.Morgan melambaikan tangan memanggil pegawai cafe mengantarkan menu daftar menu cafe tersebut ke mejanya. Jemari telunjuk Morgan menyusuri dan mencari nama Kopi yang ingin dia pesan, "Mbak, saya pesan kopi espreso long machiato satu cangkir saja!" ucap Morgan, pegawai itu menatap Morgan dengan heran.Morgan merasa sedikit risih denga
Sisa cuti Morgan masih tinggal satu hari dan kali ini Morgan ingin memanfaatkan waktunya untuk mengajak Michele keluar kamar, untuk menghirup udara segar diluar kamar.Morgan lalu menanyakan kepada dokter yang menangani operasi Michele, apakah Morgan dapat membawa Michele melihat taman pagi ini dibantu dengan kursi roda? Dokter lalu mengijinkan Morgan. Tetapi dengan satu syarat pasien boleh keluar kamar hanya sebentar dan pasien jangan sampai merasa lelah karena itu dapat menyebabkan serangan jantung mendadak, sebab alat yang dipasangkan pada jantung Michele masih belum bekerja secara stabil. Begitulah keterangan dokter yang menangani operasi putrinya itu."Michele ingin melihat bunga-bunga ditaman, tidak?" Tanya Morgan kepada putrinya.Bibir Michele tersenyum lebar, "Michele mau, pa!" Jawabnya riang.Morgan lalu mengambil kursi roda dan menggendong putrinya untuk duduk dikursi roda. Bibi Febe memakaikan sweeter dan melilitkan
Morgan kali ini mendapatkan pelanggan yang cukup ramah dan royal. Setelah pekerjaannya selesai, Morgan segera bergegas ke rumah sakit. Tetapi dia menyempatkan dirinya mampir ke toko langganannya, untuk membeli hadiah kecil yang akan dia berikan kepada Michele putrinya.Biasanya Morgan akan membelikan pie apel kesukaan Michele, namun kali ini Morgan hanya membelikan sebuah mainan sederhana untuk Michele. Karena Michele saat ini dalam masa penyembuhan pasca habis operasi jantung yang dilakukan kemarin lusa. Jadi untuk saat ini Michele tidak diperbolehkan memakan - makananan dari luar rumah sakit.Morgan meminta pegawai toko itu agar membungkus mainan yang Morgan beli dengan kertas kado, serta diikat dengan pita berwarna pink kesukaan Michele.Setelah selesai membelikan hadiah untuk putrinya, Morgan kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit. Morgan lalu menghentikan taksi yang melintas. Baru saja Morgan hendak membuka pintu taksi itu, t
Pagi ini Morgan datang ke Club hanya untuk meminta ijin kepada tante Monik. Siang ini Michele akan menjalani operasinya, dirumah sakit tempat michele dirawat selama ini.Tante Monik memberikan cuti kepada Morgan selama empat hari. Tante Monik juga memberikan sedikit uang kepada Morgan untuk kebutuhan Michele selama Morgan tidak bekerja.Morgan kembali kerumah sakit dan berpapasan dengan seorang wanita muda yang sedang duduk di kursi roda. Wanita itu hendak memetik setangkai bunga yang berada tepat dihadapannya, diarea pekarangan taman rumah sakit. Namun wanita itu tidak bisa menggapainya karena kakinya tidak dapat digerakkan. Morgan mencoba memetiknya dan memberikan kepada wanita itu."Ini nona, hati-hati dengan durinya yang tajam!" sapa Morgan dan menyerahkan bunga itu ketangan wanita itu."Terimakasih tuan, anda baik sekali." jawab Wanita itu. "Nama saya Morgan, saya sering melihat anda
Morgan telah standby dikamar. Tante Tita mulai memasuki kamar yang dipandu oleh petugas Club.'Memang dasar! Para wanita-wanita pemburu kenikmatan. Bahkan disaat mati lampu saja mereka tidak mau membuang waktu' Sungut Morgan dalam hatinya."Hallo, selamat datang tante Tita!" sapa Morgan dalam remangnya lampu kamar."Nama kamu Morgan? Seperti nama salah satu mahasiswa saya dulu. Suara kamu juga hampir sama dengannya?" Sahut Tante Tita. Sesat Morgan menelan salivanya karena takut. Sepertinya tante Tita mulai mencurigainya.Morgan tertawa namun hatinya masih was-was, "Tante mau melucu yah, kita kan baru kenal hari ini. Ok, sebelum kita mulai nama samaran saya adalah Morgan dan itu bukan nama sebenarnya," Jawab Morgan yang mencoba berkelit untuk menghindari jati dirinya dihadapan Tita, pelanggannya."Sudahlah, lagipula mana mungkin anak orang kaya raya itu berada di tempat seperti ini. Ayo sayang, come to mama!" untungnya ta
"Happy birthday to...you..."Prokk...Prokk...Prokk...Suara tepukan tangan berkumandang setelah menyanyikan lagu ulang tahun untuk Michele. Morgan mencium dan memeluk Michele. Begitu pun bibi Febe turut mengucapkan selamat kepada Michele dan berdoa untuk kesehatannya."Selamat ulang tahun ya sayang. Bibi hanya bisa membuat kan kamu shyal berwarna pink ini sebagai hadiah," bibi Febe langsung melilitkan shyal tersebut ke leher Michele. Agar Michele tetap merasa hangat di musim penghujan ini."Michele harus mengucapkan apa kepada bibi?" Ujar Morgan mengajarkan putrinya."Terimakasih bibi, Michele senang sekali sama warnanya" ucap Michele sambil tersenyum manis.Michele mengambil kado yang ada didalam kotak kue ulang tahunnya."Ini apa pah?" tanya Michele penasaran."Itu tadi diberikan tante pelayan toko kue,tempat papa membeli kue ulang tahun kamu. Tante itu juga mengucapkan ulang tahun untuk Michel
Ini hari pertama Morgan mulai melayani tamunya. Monik mengirim pesan kepada Morgan kalau nanti jam satu siang dia harus melayani tamu yang bernama tante Friska. Dalam aturan Club para PSK tidak boleh banyak berbicara kepada pelanggan. Tugas mereka hanya melayani saja dan tidak boleh menceritakan masalah hidupnya atau seluk beluk kehidupannya. Semua penuh rahasia, hubungan yang terjadi hanyalah hubungan penjual dan pembeli. Hubungan antara psk dan pelanggannya.Morgan berangkat tepat waktu. Dia juga sudah mengundurkan diri dari hotel tempatnya bekerja. Sesampai di club, Morgan langsung bersiap-siap didalam kamarnya. Pelayan yang mengurus kamar para psk sudah menyiapkan kebutuhan yang dibutuhkan mulai dari minyak Jaitun, alat kontrasepsi, tissu dan peralatan mandi sudah disiapkan untuk para pelanggan. Bahkan Club menyediakan koki khusus untuk memasak makanan pesanan para tamu yang lapar sehabis bercinta.Masih sisa sepuluh menit dari kedatangan tante Friska,